You are on page 1of 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TANDA-TANDA BAHAYA IBU NIFAS

Disusun Oleh:

1. Agus Budi Mulyono (017901003)

2. Aimatus Sholikhah (017901007)

3. Fitri Nur Azizah (017901018)

4. Lutfi Andi Fransiska (017901024)

5. Widya Saraswati Nurida (017901039)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES INSAN CENDEKIA HUSDSA BOJONEGORO
Jl. Dr. Wahidin No. 68 A, No. Fax/Phone. 035389333
2018

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 1


LEMBAR PENGESAHAN

“SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TANDA-TANDA BAHAYA


PADA IBU NIFAS DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEGIRI
LAMONGAN”

Disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Ruang : Ruang Melati

Mengetahui,
Perceptor Akademik, Perceptor Klinik,

(…………………………………) (……………………………….)

Kepala Ruang Melati,

(……………………………….)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 2


TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS

Masalah : Kurangnya pengetahuan tentang tanda-tannda bahaya

pada ibu nifas.

Pokok bahasan : Tanda-tanda Bahaya pada Ibu Nifas.

Sub Pokok Bahasan : Tanda-tanda Bahaya pada Ibu Nifas

Sasaran : Keluarga pasien

Hari /Tanggal : Jum’at, 13 April 2018

Waktu/Tempat : 20 menit/ Ruang Melati

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga pasien mampu memahami tentang

tanda-tanda bahaya pada ibu nifas.

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan semua keluarga

pasien dapat:
a. Menyebutkan pengertian tanda bahaya ibu nifas
b. Menyebutkan jenis-jenis tanda bahaya ibu nifas
c. Menyebutkan pencegahan tanda bahaya ibu nifas
d. Menyebutkan penanganan tanda bahaya ibu nifas.

C. Materi Penyuluhan
a. Pengertian tanda bahaya ibu nifas
b. Jenis-jenis tanda bahaya ibu nifas
c. Pencegahan tanda bahaya ibu nifas
d. Penanganan tanda bahaya ibu nifas.

D. Metode Pembelajaran
a. Metode: Ceramah dan diskusi
b. Langkah-langkah kegiatan
1) Kegiatan pra pembelajaran
- Mempersiapkan materi, media dan tempat
- Kontrak waktu
2) Kegiatan membuka pembelajaran (5 menit)
- Memberi salam
- Perkenalan
- Menyampaikan pokok bahasan

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 3


- Menjelaskan tujuan
3) Kegiatan inti (10 menit)
- Pemateri memberikan materi
- Sasaran menyimak materi
- Sasaran mengajukan pertanyaan
- Pemateri menjawab pertanyaan
4) Kegiatan menutup pembelajaran (5 menit)
- Memberikan pertanyaan secara lisan tentang materi
- Menyimpulkan materi
- Memberi salam.
E. Setting Tempat Penyuluhan
Keterangan :
∆ : Penyaji
● : Moderator
○ : Peserta
F. Pengorganisasian ♦ : Fasilitator
Penyaji : Widya Saraswati Nurida ♥ : Observer
Fasilitator : Aimatus Shoikhah, Agus Budi Mulyono, ♥
Moderator : Fitri Nur Azizah
Observer : Lutfi Andi Fransiska.

G. Media dan Sumber


Media : leaflet, dan lembar balik.

H. Evaluasi
Memberikan pertanyaan secara lisan tentang materi. Butir pertanyaan :
a. Sebutkan pengertian tanda bahaya ibu nifas
b. Sebutkan jenis-jenis tanda bahaya ibu nifas
c. Sebutkan pencegahan tanda bahaya ibu nifas
d. Sebutkan penanganan tanda bahaya ibu nifas.

MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN
Masa nifas (puerpenum) adalah masa yang dimuai setelah plasenta
keluar dan berakhir kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yaitu
pemulihan dan perubahan anatomis dan fisiologis yang berlangsung
selama kira-kira 6-12 minggu setelah kelahiran anak (Sulistyawati, 2009).
Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal
yang mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 4


selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).
B. JENIS TANDA-TANDA BAHAYA IBU NIFAS
Beberapa hal yang dapat terjadi selama masa nifas, antara lain:
1. Perdarahan pasca persalinan (post partum)
Pengertian Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah
perdarahan yang melebihi 500 – 600 ml setelah bayi lahir (Eny, 2009).
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu :
a. Perdarahan post partum primer (Early post partum
hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa plasenta
dan robekan jalan lahir.
b. Perdarahan post partum sekunder (Late post partum
hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam. Penyebab utamanya
adalah sub involusi, infeksi nifas dan sisa plasenta. Menurut
Manuaba (2005), perdarahan post partum merupakan penyebab
penting kematian maternal.
Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum:
a. Paritas lebih dari 5
b. Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
c. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan kala
uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun,
persalinan dengan tindakan paksa (Notoatmodjo, 2008).
Penanganan: Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan
penanganan umum dengan perbaikan keadaan umum dengan
pemasangan infuse, transfuse darah, pemberian antibiotic, dan
pemberian uterotonika. Pada kegawatdaruratan dilakukan rujukan ke
rumah sakit (Manuaba, 2008).

2. Lochea yang berbau busuk


a. Pengertian
Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Sedangkan lochea yang berbau busuk adalah

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 5


sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas
yang berupa cairan seperti nanah yang berbau busuk
(Prawirohardjo, 2007).
b. Faktor penyebab
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest
merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan
sehingga pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 – 10 hari.
Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal,
dan dapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi
pemeriksaan dalam terdapat pembukaan dan masih dapat diraba
sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi
dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).
c. Penanganan
Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus profilaksis,
pemberian antibiotik adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin
atau metergin), dan tindakan definitif dengan kuretase dan
dilakukan pemeriksaan patologi-anatomik (Notoatmodjo, 2008).

3. Pengecilan rahim terganggu (Sub involusi uterus)


a. Pengertian
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim
dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin menjadi
40-60 gram 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik
atau terganggu disebut sub involusi (Eny, 2009).
b. Faktor penyebab
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest
merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan
sehingga pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 – 10 hari.
Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal,
dan dapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi
pemeriksaan dalam terdapat pembukaan dan masih dapat diraba

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 6


sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi
dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).
c. Penanganan
Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap
hari ditambah ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan
kuretase. Berikan antibiotika sebagai pelindung infeksi
(Prawirohardjo, 2005).

4. Nyeri pada perut dan pelvis


a. Pengertian
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi
nifas seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada
peritonium.
b. Faktor penyebab
Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi
dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan
sellulitis pelvika. Selanjutnya pada kemungkinan bahwa abses pada
sellulitis mengeluarkan nanahnya ke rongga paritonium dan
menyebabkan peritonitis (Prawirihardjo, 2007). Gejala klinik
peritonoitis dibagi 2 yaitu :
1) Peritonitis terbatas pada daerah pelvis Gejala-gejalanya tidak
seberapa berat seperti pada
peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi
keadaan umum tetap baik. Pada pelvio peritonitis bisa terdapat
pertumbuhan abses (Prawirohardjo, 2007).
2) Peritonitis umum Peritonitis umum disebabkan oleh kuman
yang sangat pathogen dan merupakan penyakit berat.Suhu
meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung
dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita yang mula-
mula kemerahan menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin,
terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas
peritonitis umum tinggi (Prawirohardjo, 2007).

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 7


c. Penanganan Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik,
pasang infuse intravena, berikan kombinasi antibiotic sampai ibu
tidak demam selama 48 jam ( ampisilin 2 g melalui intravena setiap
6 jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan melalui intravena
setiap 24 jam, ditambah metronidazol 500 mg melalui intravena
setiap 8 jam) (Pamilih, 2006).

5. Pusing dan lemas yang berlebihan


Menurut Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya
pada masa nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena darah tinggi
(sistol >140 mmHg dan diastole >110 mmHg). Lemas yang berlebihan
juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas
disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori
sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah (sistol <100
mmHg diastole <60 mmHg).
Penanganan gejala tersebut adalah:
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
b. Makan dengan diit berimbang untuk mandapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama
40 hari pasca bersalin.
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
kadar vitaminnya pada bayinya.
f. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

6. Suhu tubuh ibu > 380C


Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit
baik antara 37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam
rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi.
Hal itu adalah normal. Namun apabila terjadi peningkatan melebihi
380C beturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 8


nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat
genetalia dalam masa nifas (Mochtar, 2002).
Penanganan umum bila terjadi demam:
a. Istirahat baring.
b. Rehidrasi peroral atau infuse.
c. Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.
d. Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala
syok harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat
memburuk dengan cepat (Prawirohardjo, 2002).

7. Payudara berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit


Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim
kelenjar payudara (mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah
minggu pertama pascasalin, tetapi biasanya tidak sampai melewati
minggu ke 3 atau ke 4 (Prawirohardjo, 2008).
Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai menggigil,
nyeri dan takikardia. Pada pemeriksaan payudara membengkak,
mengeras, lebih hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai
rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008).
Penanganan utama mastitis adalah :
a. Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu
bernanah (abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan
terlambat, tidak cepat, atau kurang efektif.
b. Susukan bayi sesering mungkin.
c. Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.
d. Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.
e. Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) untuk
mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa
agar nanah dapat keluar terus.

8. Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 9


Ada kalanya ibu mengalami parasaan sedih yang berkaitan
dengan bayinya. Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan
oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit
menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan
respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu juga karena
perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan kehamilan
(Eny, 2009).
Gejala-gejala baby blues antara lain :
a. Menangis
b. Mengalami perubahan perasaan
c. Cemas
d. Kesepian
e. Khawatir mengenai sang bayi
f. Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap
kemampuan menjadi seorang ibu.
Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa
pengobatan, pengobatan psikologis dan antidepresan, konsultasi
psikiatrik untuk pengobatan lebih lanjut (3 bulan) (Manuaba, 2008).

9. Depresi masa nifas (depresi postpartum)


Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini
disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum
kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri,
seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah (Eny, 2009).
Gejala-gejala depresi masa nifas adalah :
a. Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur
b. Nafsu makan hilang
c. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol
d. Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi
e. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 10


f. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g. Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi
h. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan
berdebar-debar.
Penanganan:
a. Meningkatkan peran suami dan keluarga untuk menciptakan
komunikasi terapeutik.
b. Berikan dukungan mental pada ibu.
c. Berikan perhatian lebih pada ibu.
d. Bila depresi berlanjut segera konsultasi ke psikiater.

C. PENCEGAHAN TANDA-TANDA BAHAYA NIFAS


1. Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama pada daerah genetalia.
2. Mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari.
3. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan
daerah genetalianya.
4. Jika ibu mempunyai luka episiotomi, hindari menyentuh daerah vulva.
5. Setelah melahirkan, segera meneteki bayi.
6. Lakukan mobilisasi dini.
7. Meneteki lebih sering secara bergantian pada kedua payudara.
8. Mengompres hangat sebelum meneteki untuk bendungan asi, kompres
dingin untuk mastitis dan abses mamae.
9. Memeras susu secara manual sebelum meneteki dan basahi puting
agar bayi mudah menetek.
10. Menggunakan bebat atau kutang.
11. Ibu tetap meneteki kecuali jika terjadi abses pada payudara.
12. Istirahat cukup.
13. Rutin cek kesehatan ibu dan anak ke fasilitas kesehatan.

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 11


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia


Press.
Depkes. 2009. Menkes Buka Rakernas : Kebersamaan Pusat dan Daerah dalam
Kemandirian Pembangunan Kesehatan Menuju Rakyat Sehat dan
Negara Kuat. Available from : http : // www.google.co.id.
Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press. Manuaba,
I.B.G. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 12


DAFTAR ABSENSI PESERTA PENYULUHAN TANDA BAHAYA IBU
NIFAS DI RUANG MELATI DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

Pada: …………………………………..
NO. NAMA TANDA TANGAN

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 13


Lamongan, 28 Maret 2018
Perceptor Klinik Ruang
Melati,

(………………………………)
DAFTAR ABSENSI ANGGOTA PENYULUHAN
“TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS”
DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

NO. NIM NAMA TANDA


TANGAN
1. 017901003 Agus Budi Mulyana 1.
2. 017090107 Aimatus Sholikhah 2.
3. 017901018 Fitri Nur Azizah 3.
4. 017901024 Lutfi Andi Fransiska 4.
5. 017901039 Widya Saraswati Nurida 5.

Lamongan, 28 Maret 2018


Perceptor Klinik Ruang
Melati,

(………………………………)

SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 14


SAP TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS STIKes ICSADA Bojonegoro 1

You might also like