You are on page 1of 3

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Gingigevitis
Gingivitis merupakan peradangan gingva dimana belum terjadi kehilangan
perleketan dan kerusakan tulang alveolar . Gingivitis ditandai dengan kemerahan pada
gingival, pembesaran gingival, perdarahan, perubahan kontur dan peningkatan gingival
crevicular fleoid (cacf) (Corranza, 2002).
Gingivitis merupakan suatu kondisi yang reversible, jika tidak dirawat dapat
bertahan selama beberapa tahun atau dapat berkembang menjadi periodontitis (The
American Academy of Periodental, 2001).
Gingivitis adalah suatu proses peradangan jaringan periodonsium yang terbatas
pada papilla interdental dan menyebar ke sekitar leher gigi (Mustaqimah, 2002).

B. Etiologi
Penyebab utama gingivitis adalah plak gigi, plak gigi merupakan suatu lapisan
masa lunak yang menempel pada permukaan gigi atau permukaankeras lainya dalam
rongga mulut, Penelitian – penelitian terdahulu membuktikan bahwa plak gigi
mengandung >500 strain bakteri.
Faktor resiko, yaitu :
 daerah mulut yang tidak normal dan kotor
 usia
 jenis kelamin
 penyakit sistemik antara lain diabetes.
 perubahan hormonal pada wanita
 pengobatan sistemik
Faktor predisposisi lokal yang turut berperan dalam gingivitis adalah banyaknya
kalkulus gigi, tambahan gigi yang buruk, gigi karies gigi holing dan tidak di gantikan
susunan gigi yang tidak beraturan, impaksi makanan.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. adanya perdarahan pada gingival
2. Terjadi perubahan warna pada gingival
3. Perubahan tekstur permukaan gingiva
4. Perubahan posisi gingiva
5. Perubahan kontur dari gingival
6. Adanya rasa nyeri
7. Pembesaran gingival

D. Klasifikasi Gingivitis
Berdasarkan perjalanan dan lamanya di klasifikasikan atas 4 jenis, yaitu:
1. Gingivitis akut : rasa sakit timbul secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu yang
pendek.
2. Gingivitis sub akut : tahap yang tidak hebat dari kondisi gingivitis akut.
3. Gengivitis rekuresi : peradangan gusi yang dapat timbul kembali setelah di
bersihkan dengan perawatan atau hilang secara spontan dan dapat timbul kembali.
4. Gingivitis kronis: Peradangan gusi yang paling umum ditemukan, timbul perlahan-
lahan dilain waktu lama, dan tidak terasa sakit apabila tidak ada komplikasi dari
gingivitis akut dan subakut yang semakin parah (Caranza, 2002).

E. PATOFISIOLOGI
Penyebab paling utama dari rasang gusi adalah akumulasi plak. Akumulasi plak
berkaitan dengan bakteri yang jumlahnya meningkat hal ini terjadi dari sisa-sisa
makanan yang tertinggal di antara sela-sela gigi atau di gusi. jika dalam waktu 24jam.
sis makan itu belum tersikat maka akan berbentuk plak. Hanya dalam beberapa hari
plak yang tidak tersikat atau tidak terganggu sudah menimbulkan radang gusi tahap
inisial. Ada 3 tahap radang gusi yaitu tahap inisial (2-4 hari) tahap lesi dini (4-7hari),
dan tahap lesi mantap (2-3 minggu), pada tahap lesi ini sudah terjadi kerusakan
jaringan penyangga gigi.
Perkembangan gingivitis membutuhkan keberadaan bakteri dan plak yang dapat
menginduksi perubahan patologis pada jaringan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Plak mulai bersifat pathogen setelah 48jam setelah pembersihan gigi terakir.
Jika pembentukan plak sama sekali tidak di ganggu selama beberapa hari mergin
gingivitis akan radang dan bengkak.
Reaksi peradangan gingival tergangtung pada jumlah akumulasi plak, jenis mikro
organisme (virulensi) dan resistensi host (keadaab imun). Perubahan patologis pada
gingivitis di sebabkan oleh keberadaan bakteri plak pada sulkus gingival,
Mikroorganisme tersebut memiliki kemampuan untuk mensintesis produk-produk
misalnya kolagenase liyaluranisade, protease kondroitin sulfatase atau endotoksin yang
dapat merusak jaringan epitel dan konektif matrix interseluler, seperti kolagen subtansi
dasar dan glukokalitis. tubuh akan mengeluarkan reaksi imun untuk melindungii
jaringan periendotel terhadap serangan mikroorganisme dan produksi toksiknya,
Reaksi respon imun ini sering kali menyebabkan inflamasi yang dapat juga meruak sel
dan jaringan ikat pendukung.

F. Phatofisiologi

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. CBC (Compleks blood couns) menunjukan kenaikan jumlah leukosit dan rata-
rataa sedimentasi eritosit. Sehingga mengiindikasi adanya infeksi bakteri.
2. BUN Level
3. Creatinum Level
4. Kultur darah
5. Membuat apusan gram dan mengkultur daerah yang radang.

H. Komplikasi
1. Abses pada gingival
2. Abses di tulang rahang
3. infeksi pada tulang rahang maupun gusi
4. Periodentitas ini adalah kondisi sertus yang menyebabkan kehilangan gigi
5. berulang gingivitis
6. palung mulut viserasi pada gusi yang di sebabkan infeksi bakteri.

I. Penatalaksanaan Medis
Untuk pencegahan radang gusi itu sebenarnya sangat mudah, cukup dengan
menjaga kebersihan mulut kita. Karen penyebab utama radang gusi adalah plak, maka
terapi keadaan tersebut diserahkan pada pembersihan plak serta mencegah
pembentukannya Disebut sebagai mengontrol plak adalah dengan prosedur mekanik
termasuk penyikatan gigi, dan tindakan pembersihan plak dan karang gigi. Kebersihan
mulut yang buruk,caries serta adanya caritas pada gigi akan menjadi predisposisi untuk
terjadinya nekrosis, rasa nyeri serta perdarahan pada gusi. Dengan sikat gigi yanglunak
dan perlahan, anjurkan kumur-kumur dingin antiseptic yang mengandung klorheksidin
0,2% untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Pembersihan karang gigi
supragingiva dapat dilakukan bertahap.

You might also like