Professional Documents
Culture Documents
NIM : P0714211151017
PRASEKOLAH
Defenisi
Transisi atau proses adaptasi bayi baru lahir yang paling dramatis dan
cepat terjadi pada empat aspek, yaitu pada sistem pernapasan, sistem
sirkulasi/kardiovaskular, kemampuan termoregulasi, dan kemampuan
menghasilkan sumber glukosa. Selain itu, pada sistem tubuh lainnya juga
terjadi perubahan, walaupun tidak jelas terlihat.
1. Sistem Pernapasan
Perkembangan Paru
Paru berasal dari titik tumbuh (jaringan endoderm) yang muncul dari
faring yang kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan
bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8
tahun, sampai jumlah bronkiolus dan alveolus sepenuhnya berkembang,
walaupun janin memperlihatkan gerakan nafas sepanjang trimester ke2 dan
ke3 Ketidakmatangan paru mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi
baru lahir sebelum usia 24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan
permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru, dan tidak
mencukupinya jumlah surfaktan
Pernapasan pertama pada bayi baru lahir terjadi dengan normal dalam
waktu 30 detik setelah kelahiran. Tekanan pada rongga dada bayi saat bayi
melalui jalan lahir per vaginam mengakibatkan cairan paru yang jumlahnya
80-100 ml, berkurang sepertiganya sehingga volume yang hilang ini diganti
dengan udara. Paru mengembang sehingga rongga dada kembali ke bentuk
semula. Pernapasan pada neonates terutama pernapasan diafragmatik dan
abdominal. Biasanya, frekuaensi dan kedalaman pernapasan masih belum
teratur.
1. Sistem Kardiovaskular
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan bersirkulasi ke seluruh tubuh guna menghantarkan
oksigen ke jaringan. Agar terbentuk sirkulasi yang baik guna mendukung
kehidupan luar rahim, terjadi dua perubahan besar, yaitu :
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh darah tubuh. Jadi, perubahan tekanan tersebut langsung
berpengaruh paada aliran darah. Oksigen menyebabkan system pembuluh
mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan
resistensinya sehingga mengubah aliran darah
Total volume darah yang bersirkulasi pada saat bayi lahir adlah 80
ml/kg berat badan. Akan tetapi, jumlah ini dapat meningkat jika tali pusat
tidak dipotong pada waktu lahir. Kadar hemoglobin tinggi (15-20 gr/dl),
70% adalah Hb janin. Perubahan Hb janin menjadi Hb dewasa yang
terjadi di rahim selesai dalam 1-2 tahun kehidupan.
3. Termoregulasi
4. Metabolisme Glukosa
1. Melalui pemberian air susu ibu (bayi baru lahir yang sehat harus
didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).
2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)
3. Melalui pembentukan glukosa dari sumber lain, terutama lemak
(glukoneogenesis)
Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah
yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika
bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang
sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam hati,
selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Bayi yang
mengalami hipotermia pada saat lahir, yang kemudian mengakibatkan
hipoksia, akan menggunakan persediaan glikogen dalam satu jam
pertama kelahiran.
5. Sistem Ginjal
6. Sistem Gastrointestinal
7. Sistem Imun
Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus
rentan mengalami infeksi dan alergi. Sistem imun yang matur akan
memberi kekebalan alami maupun kekebalan dapatan. Kekebalan alami
terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan
infeksi. Beberapa contoh kekebalan alami meliputi:
9. Sistem Neorologi
Sistem saraf bayi baru lahir masih sangat muda baik secara anatomi
maupun fisiologi ini menyebabkan kegiatan reflek spina dan batang otak
dengan control minimal oleh lapisan luar serebrum pada beberapa bulan
pertama kehidupan, walaupun interaksi sosial terjadi lebih awal.
1. Refleks moro, reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap
rangsangan mendadak. Reflek ini dapat di munculkan dengan cara
menggendong bayi dengan sudut 45o, lalu biarkan kepalanya turun
sekitar 1-2 cm. Reflek ini simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama
setelah lahir.
2. Refleks rooting, dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi
atau sisi mulut, bayi menoleh kearah sumber rangsangan dan
membuka mulutnya siap untuk mengisap.
3. Refleks mengedip atau reflexs mata, melindungi mata dari trauma.
4. Refleks menggenggam, reflek ini di munculkan dengan menempatkan
jari atau pensil atau pensil di dalam telapak tangan bayi, dan bayi akan
menggenggamnya dengan erat.
5. Refleks berjalan dan melangkah. Jika bayi di sangga pada posisi
tegap dan kakinya mennyentuh permukaan yang rata, bayi akan
terangsang untuk berjalan.
6. Refleks leher tonik asimetris. pada posisi terlentang, jika kepala bayi
menoleh ke satu arah, lengan di sisi tersebut akan ekstensi sedangkan
lengan sebelahnya fleksi. Jika di dudukkan tegak, kepala bayi pada
awalnya akan terkulai ke belakang lalu bergerak ke kanan sesaat
sebelum akhirnya menunduk ke depan.
Sebaiknya ibu atau siapa pun yang kontak dengan bayi harus
memiliki kewaspadaan akan terjadinya penularan infeksi.kewaspadaan
tersebut dapat dibangun melalui hal-hal berikut:
1. Cuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan cairan pembersih
tangan berbasis alkohol, pada saat sebelum dan sesudah merawat
bayi, sesudah melepas sarung tangan, dan setelah memegang
instrument atau barang yang kotor.
2. Beri petunjuk pada ibu dan anggota keluarga lainnya untuk cuci
tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
3. Basahai kedua tangan dengan cairan alkohol yang dibuat dari 2 ml
gliserin dan 100 ml alkohol 60%. Caranya basahi seluruh permukaan
tangan dan jari dengan cairan pembersih tangan dan basuh atau
gosok cairan ke tangan sampai kering.
4. Basahai kedua tangan dengan mencuci tangan selama 10-15 detik
dengansabun dan air mengalir, setelah itu biarkan tangan kering di
udara atau keringkan dengan kertas bersih / handuk pribadi.
5. Gunakan alat-alat perlindungan pribadi.
6. Bila kemungkinan pakailah sepatu tertutup, jangan bertelanjang kaki.
7. Gunakan sarung tangan untuk melakukan tindakan berikut:
8. Memegang atau kontak dengan kulit yang lecet, jaringan di bawah
kulit, atau darah (gunakan sarung tangan steril atau sarung DTT).
9. Memegang atau kontak dengan membran mukosa atau cairan tubuh
(gunakan sarung tangan bersih).
10. Memegang atau kotak dengan barang yang terkontaminasi serta akan
membersihkan atau membuang kotoran (gunakan sarung tangan tebal
dari baha karet atau lateks).
11. Sarung tangan sekali pakai sangat dianjurkan, tetapi dapat juga
dipakai ulang. Langkah-langkah adalah sebagai berikut:
12. Dekontaminasi dengan merendam didalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit.
13. Cuci dan bilas.
14. Sterilkan dengan autoclaf atau DTT lalu di rebus atau dikukus.
15. Sarung tangan tidak boleh dipakai ulang lebih dari 3 kali.
16. Jangan gunakan sarung tangan yang robek, terkelupas atau
berlubang.
Perawatan Umum
1. Gunakan sarung tangan atau celemek plastic atau karet waktu
memegang bayi baru lahir sampai dengan kulit bayi bersih dari darah
dan mekonium dan cairan.
2. Bersihkan darah dan cairan tubuh bayi lainnya dengan menggunakan
kapas yang direndam dalam air hangat kemudian keringkan.
3. Bershkan pantat dan daerah sekitar anus bayi setiap selesai
mengganti popok atau setiap diperlukan dengan menggunakan kapas
yang direndam air hangat, air larutan sabun dan kemudian dikeringkan
dengan hati-hati.
4. Gunakan sarung tangan waktu merawat tali pusat.
5. Ajari ibu merawat payudara dan cara mengurangi trauma pada
payudara dan putting susu agar tidak terjadi mastitis (Sudarti dan
Khoirunnisa, 2010.
Teknik Aseptik untuk Melakukan Tindakan
c. rawat gabung
Menurut Muslihatun (2010) menyatakan bahwa rawat gabung adalah
satu cara perawatan ibu beserta bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan,
melainkan ditempatkan dalam sebuah ruang, kamar, atau tempat bersama-
sama selama 24 jam penuh dalam seharinya.
2. Ekonomi
Beberapa wanita memilih bekerja di luar rumah. Hal ini dilakukan bukan
karena tuntutan ekonomi, melainkan karena status prestise atau memang
dirinya dibutuhkan.
3. Peranan tata laksanan RS/RB
Peranan tata laksana yang menyangkut kebijakan RS/RB sangat penting,
mengingat saat ini banyak ibu menginginkan untuk bersalin di pelayanan
kesehatan yang lebih baik.
4. Dalam diri ibu sendiri
Keadaan gizi ibu
Pengalaman/sikap ibu terhadap menyusui
Keadaan emosi
Keadaan payudara
Peran masyarakat dan pemerintah
Kebijakan pemerintah RI
1. Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6
bulan kecuali atas indikasi medis (pasal 128 ayat 1 UU No.36 tahun 2009
tentang kesehatan).
2. Selama pemberian ASI, baik pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah
dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan
penyediaan waktu dan fasilitas khusus (pasal 128 ayat 2 UU No.36 tahun
2009 tentang kesehatan).
3. Pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM. Modal dasar
pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan
disertai dengan pemberian ASI sejak usia dini (GBHN 1999-2004 dan
Program Pembangunan Nasional-Propernas).
4. Menganjurkan menyusui secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan
pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun.
5. Melaksanakan rawat gabung di tempat persalinan milik pemerintah maupun
swasta.
6. Meningaktkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal peningkatan
pemberian ASI (PP ASI) sehingga petugas tersebut terampil dalam
melaksanakan penyuluhan pada masyarakat luas.
7. Pencanangan peningkatan penggunaan ASI secara nasional pada peringatan
hari ibu ke-62 (tahun 1990).
8. Upaya penerapan sepuluh langkah untuk berhasilnya program menyusui di
semua RS, RB, dan puskesmas dengan tempat tidur (Dewi, 2010).