You are on page 1of 6

PEMERIKSAAN FISIK GENITALIA

Pemeriksaan genetalia pria dilakukan mula-mula pada pasien dalam posisi


berbaring kemudian berdiri. Perubahan sikap tubuh ini penting karena hernia atau
massa scrotum mungkin tidak terlihat jelas dalam posisi berbaring.
Pemeriksaan genetalia pria terdiri atas:
 Inspeksi dan palpasi dengan pasien berbaring
 Inspeksi dan palpasi dengan pasien berdiri
 Pemeriksaan hernia

INSPEKSI DAN PALPASI DENGAN PASIEN BERARING


Inspeksi Kulit dan Rambut
Sementara pasien berbaring, kulit lipat paha harus diperiksa untuk melihat
adanya infeksi jamur superfisial, eksoriasi, atau ruam lainnya. Eksoriasi mungkin
menunjukkan infeksi skabies.
Perhatikan distribusi rambut. Periksalah rambut pubis untuk melihat adanya
kutu rambut atau nits yang melekat pada rambut itu.
Inspeksi Penis dan Skrotum
Pada pemeriksaan penis dan skrotum, perhatikanlah hal-hal berikut ini:
 Apakah pasien ini di sirkumsisi?
 Perhatikanlah ukuran penis dan skrotum
 Apakah ada lesi di penis? Apakah ada edema di penis?
Skrotum diperiksa untuk melihat adanya luka atau ruam. Lesi
teleangiektasis kecil, merah tua, agak menonjol pada skrotum lazim ditemukan
pada individu diatas usia 50 tahun. Keadaan ini disebut angiokeratoma dan
bersifat jinak. Ada suatu penyakit yang disebut penyakit fabry, yang merupakan
kesalahan bawaan metabolisme glikofosfolipid.
Skrotum diangkat oleh pemeriksa untuk memeriksa perineum dengan
cermat, untuk melihat adanya peradangan, ulserasi, kutil, abses, atau lesi lain.
Palpasi Nodus Inguinal
Dengan menggerakkan jari secara memutar sepanjang ligamentum inguinal,
pemeriksa dapat menentukan adanya adenopati inguinal. Biasanya nodus-nodus
limfe berukuran kecil (0,5 cm) dan dapat digerakkan dengan bebas ditemukan di
daerah ini. Karena pembuluh limfe dari perineum, tungkai, dan kaki bermuara ke
dalam daerah ini, tidak mengherankan bahwa nodus-nodus limfe berukuran kecil
sering dijumpai disini.
Inspeksi Massa di Lipatan Paha
Suruhlah pasien untuk batuk atau mengejan sementara kita memeriksa lipat
paha. Suatu tonjolan yang timbul secara tiba-tiba mungkin menunjukkan suatu
hernia inguinal atau femoral.

INSPEKSI DAN PALPASI DENGAN PASIEN BERDIRI


Inspeksi Penis
Jika pasien tidak di sirkumsisi, maka preputiumnya harus diretraksikan.
Sebagian pemeriksa lebih suka agar pasien yang melakukannya, namun sebagian
lagi lebih suka melakukan sendiri untuk menentukan keketatan preputium
tersebut. Ditemukannya smegma dibawah lipatan preputium adalah normal.
Fimosis ada kalau preputium tidak dapat diretraksikan dan menghalangi
pemeriksaan glans secara memadai. Karena glans juga tidak dapat dibersihkan,
smegma akan terakumulasi didaerah tersebut, sehingga dapat menimbulkan
peradangan glans dan preputium yang disebut balanopostitis. Peradangan glans
penis saja disebut balanitis. Iritasi kronis ini dapat menjadi faktor penyebab
kanker penis.
Glans diperiksa untuk melihat adanya ulkus, kutil, nodulus, parut, atau
tanda-tanda peradangan.
Inspeksi Meatus Urethrae Eksternus
Pemeriksa harus memperhatikan posisi meatus urethrae eksternus. Letaknya
harus ditengah glans. Meatus diperiksa oleh pemeriksa dengan meletakkan kedua
tangan disisi glans penis dan membuka meatus.
Meatus harus diperiksa untuk melihat adanya sekret, kutil, atau stenosis.
Kutil venereal, yang disebut kondiloma akuminata, dapat ditemukan di dekat
meatus, glans, perineum, anus, atau di batang penis. Secara khas, kutil ini
mempunyai permukaan verukosa yang menyerupai kembang kol.
Kadang-kadang meatus urethrae eksternus akan bermuara pada permukaan
ventral penis, suatu keadaan yang disebut hipospadia. Keadaan yang kurang
sering ditemukan adalah epispadia, suatu keadaan dimana meatus urethrae
eksternus terletak pada permukaan dorsal penis.
Palpasi penis
Palpasi penis mulai dari glans sampai basis penis. Adanya parut, ulkus,
nodulus, induransi, atau tanda-tanda peradangan harus dicatat. Palpasi korpora
kavernosa dilakukan dengan memegang penis di antara jari-jari kedua tangan dan
memakai jari telunjuk untuk memeriksa indurasi.
Adanya indurasi yang tidak nyeri tekan atau daerah fibrotik di bawah kulit
batang penis mengarah ke penyakit peyronie. Pasien dengan keadaan ini mungkin
mengeluh deviasi penis selama ereksi.
Palpasi Urethrae
Urethrae harus dipalpasi mulai dari meatus urethrae eksternus, melalui
korpus spongiosum sampai ke pangkalnya. Untuk palpasi pangkal urethrae,
pemeriksa mengangkat penis dengan tangan kiri sementara jari telunjuk kanan
menekan skrotum di garis tengah dan mempalpasi jauh ke pangkal korpus
spongiosum. Bantal jari telunjuk harus mempalpasi seluruh korpus spongiosum
mulai dari meatus urethrae eksternus sampai pangkalnya. Jika ada sekret harus
dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada objek glass.
Preputium, jika diretraksikan, harus dikembalikan ke posisi semula.
Parafimosis adalah keadaan dimana preputium dapat diretraksikan tapi tidak
dapat dikembalikan seperti posisi semula dan tertahan dibelakang korona glandis.
Inspeksi Skrotum
Sekarang skrotum diperiksa kembali dalam posisi berdiri. Perhatikan kontur
dan isi skrotum. Harus ada dua testis. Biasanya testis kiri lebih rendah
dibandingkan yang kanan. Adanya massa yang tidak terlihat ketika pasien
berbaring harus dicatat.
Palpasi Testis
Tiap testis dipalpasi secara terpisah. Pakailah kedua tangan untuk
memegang testis. Sementara tangan kiri memegang kutub superior dan inferior
testis, tangan kanan melakukan palpasi pemukaan anterior dan posterior.
Perhatikanlah ukuran, bentuk dan konsistensi tiap testis. Nyeri tekan dan
nodularitas tidak boleh ada. Testis normal mempunyai konsistensi seperti karet.
Ukuran dan konsistensi testis satu dibandingkan dengan testis lainnya. Apakah
satu tetsis terasa lebih berat dibandingkan lainnya? Jika ada massa, dapatkah jari
pemeriksa masuk di atas massa di dalam skrotum? Karena hernia inguinalis
berasal dari rongga perut. Anda tidak dapat memasukkan jari di atas massa itu.
Sebaliknya, jari pemeriksa sering kali dapat masuk di atas massa yang berasal dari
dalam skrotum.
Palpasi Epididimis dan Vas Deferens
Selanjutnya, tentukan lokasi dan palpasi epididimis pada aspek posterior
testis. Caput dan cauda epididimis harus dipalpasi secara cermat untuk
menentukan adanya nyeri tekan, nodularitas atau massa.
Korda spermatika dipalpasi mulai dari epididimis sampai cincin abdomen
eksternal. Pasien diminta untuk mengangkat penisnya dengan hati-hati. Jika
penisnya diangkat terlalu tinggi, kulit skrotum akan berkurang dan pemeriksaan
akan lebih sulit. Pemeriksa harus memegang skrotum di garis tengah dengan
meletakkan kedua ibu jari didepan dan kedua telunjuk pada posisi perineal
skrotum. Dengan memakai kedua tangan, pemeriksa secara serentak harus
melakukan palpasi pada kedua korda spermatika di antara ibu jari dan jari telunjuk
ketika jari-jari itu digerakkan ke arah lateral pada permukaan skrotum. Struktur
yang paling menonjol pada korda spermatika adalah vas deferens. Vasa ini teraba
sebagai tali yang keras kira-kira berdiameter 2-4mm. Ukurannya dibandingkan
satu dengan lainnya, dan setiap nyeri tekan atau benjolan harus dicatat. Tidak
adanya vas deferens pada satu sisi sering berkaitan dengan tidak adanya ginjal
pada sisi yang sama.
Pembesaran korda spermatika yang lazim dijumpai yang disebabkan oleh
dilatasi pleksus pampiniformis adalah varikokel. Varikositas ini biasanya terjadi
pada sisi kiri. Karena varikokel bergantung pada gravitasi, maka hanya terlihat
ketika pasien berdiri atau mengejan. Pasien diminta memutar kepalanya dan batuk
sementara korda spermatika dipegang diantara jari-jari. Adanya denyutan secara
tiba-tiba terutama pada sisi kiri, memastikan diagnosis varikokel. Meskipun
diagonsis ini biasanya dibuat berdasarkan palpasi, varikokel besar dapat
ditemukan dengan inspeksi saja.
Transiluminasi setiap Massa Skrotum
Jika pada saat pemeriksaan ditemukan massa skrotum, lakukanlah
transiluminasi. Didalam suatu ruangan yang gelap, sumber cahaya diletakkan
pada sisi pembesaran skrotum. Struktur vaskular, tumor, darah, hernia, dan testis
normal tidak dapat ditembus sinar. Transmisi cahaya sebagai bayangan merah
menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti hidrokel atau
spermatokel. Hidrokel adalah kumpulan abnormal cairan jernih didalam tunika
vaginalis. Tertis terdapat didalam massa kistik ini, sehingga menghalangi palpasi
testis itu sendiri. Spermatokel adalah massa tidak nyeri tekan berukuran sebesar
kacang polong yang mengandung spermatozoa, biasanya melekat pada kutub atas
epididimis. Pasien dengan hidrokel, yang hanya terlihat sebagai pembesaran
skrotum secara masif.

PEMERIKSAAN COLOK DUBUR


Pemeriksaan colok dubur (Rectal Toucher) adalah memasukkan jari
telunjuk yang sudah diberi pelicin kedalam lubang dubur. Pemeriksaan ini
menimbulkan rasa sakit dan menyebabkan kontraksi sfinggter ani sehingga dapat
menyulitkan pemeriksaan. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu
kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan, agar pasien dapat
bekerja sama dalam pemeriksaan ini.
Pada pemeriksaan colok dubur, yang dinilai adalah:
 Tonus sfingter ani dan BCR (Bulbocavernosus reflex)
 Mencari kemungkinan adanya massa di dalam lumen rektum
 Menilai keadaan prostat
Penilaian BCR dilakukan dengan cara merasakan adanya refleks jepitan
pada sfingter ani pada jari akibat rangsangan sakit yang kita berikan pada glans
penis atau klitoris. Pada wanita yang sudah berkeluarga selain pemeriksaan colok
dubur, perlu juga diperiksa colok vagina guna melihat kemungkinan adanya
kelainan di dalam alat kelamin wanita, antara lain: massa di serviks, darah di
vagina, atau massa di buli-buli.

PEMERIKSAAN NEUROLOGI
Pemeriksaan neurologi ditujukan untuk mencari kemungkinan adanya
kelainana neurologik yang mengakibatkan kelainan pada sistem urogenitalia,
seperti pada lesi motor neuron atau lesi saraf perifer yang merupakan penyebab
dari buli-buli neurogen.

You might also like