Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
NIM. 160611033
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHCIREBON
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
CAD adalah penyakit pada artery coroner dimana terjadi penyempitan atau
sumbatan pada liang artery coroner oleh karena proses artherosklerosis. Pada
proses artherosklerosis terjadi perlemakan pada dinding artery coroner yang sudah
terjadi sejak usia muda sampai usia lanjut. Proses ini umumnya normal pada setiap
orang. Terjadinya infark dapat disebabkan beberapa faktor resiko, hal ini tergantung
dari individu. Dua artery coronaria yang mengalami myocardium muncul dari sinus
katup aorta pada pangkal aorta. Sirkulasi coroner ini terdiri dari artery coronaria
kanan dan kiri. Artery coronaria kiri mempunyai dua cabang besar, arteria
desendens anterior kiri dan arteria sirkumfleksa kiri. Arteria-arteria ini berjalan
melingkari jantung dalam dua celah anatomi eksterna : suklus atrioventrikularis,
yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, dan suklus interventrikularis
yang memisahkan ke dua ventrikel.
Efesiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenisasi otot
jantung. Sirkulasi coroner meliputi seluruh permukaan jantung, membawa oksigen
dan nutrisi ke miocardium melalui cabang-cabang intermiocardial yang kecil-kecil
untuk dapat mengetahui akibat-akibat dari penyakit jantung coroner, maka kita
harus mengenal terlebih dahulu distribusi arteria coronaria ke otot jantung dan
sistem penghantar. Morbilitas dan mortalitas pada CAD tergantung pada derajat
gangguan fungsi yang di timbulkan nya, baik mekanis maupun elektris.
B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam laporan ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab ini. Beberapa masalah tersebut antaralain :
1. Bagaimana dan seperti apa pola asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan CAD ?
2. Apa saja yang jadi penyebab utama CAD ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan laporan ini
bertujuan agar kami memahami dan mengaplikasikannya langsung dalam proses
keperawatan tentang gejalanya serta penanganan utamanya.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam pembuatan makalah ini adalah :
Bab I : berisi tentang Pendahuluan
Bab II : berisi tentang Tinjauan Teoritis
Bab III : berisi tentang Asuhan Keperawatan
Bab IV : berisi tentang Kesimpulan dan Saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Coronary Artery Disease(CAD) adalah suatu proses dimana serabut otot dan
lapisan endotel arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan. Coronary Artery
Disease (CAD) merupakan proses yang berbeda yang menyerang tunika intima
arteri besar dan medium. Proses tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium,
komponen darah, karbohidrat dan jaringan fibrosa pada tunika intima arteri.
Penimbunan tersebut dikenal sebagai “ateroma” atau “ plak”.
B. Etiologi
Coronary Artery Disease bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit,
pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang
mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini
akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri. Setaiap
daerah penebalan ( yang disebut plak atau ateroma ) yang terisi dengan bahan
lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-
sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang
dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin
karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cidera pada dinding arteri, sehingga
disini lebih mudah terbentuk ateroma.
C. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala klinis akibat CAD tergantung pada organ atau jaringan yang
terkena. Bila terjadi oklusi atau sumbatan pada arteri perifer maka akan timbul
gejala seperti nyeri saat aktifitas dan hilang saat istirahat, nyeri yang terus menerus
(saat istirahat) dapat terjadi jika oklusi semakin berat dan terjadi iskemia kronis.
Perubahan warna kulit seperti menjadi pucat atau sianosis dan pada palpasi terasa
dingin.
Akibat suplai nutrisi yang kurang akan terjadi tanda-tanda hilangnya rambut,
kuku rapuh, kulit kering dan bersisik, atropi dan ulserasi. Bisa juga terjadi edema
bilateral atau unilateral akibat posisi ekstremitas yang terlalu lama menggangtung
D. Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan Coronary Artery Disease secara tradisional tergantung pada
modifikasi factor resiko, obat-obatan dan prosedur bedah tandur (penggabungan
dua pembuluh darah yang masih memilki aliran bagus). Pemberian obat-obatan
untuk menurunkan kadar lemak darah disertai modifikasi diet dan latihan. Jenis
obat yang digunakan antara lain :
Bila obstruksi terletak setinggi aorta atau arteri iliaka, diperlukan inflow darah
yang baru. Prosedur bedah pilihan adalah tandur aorta iliak. Bila mungkin
anastomosis bagian distalnya disambungkan pada arteri iliaka, sehingga seluruh
prosedur pembedahan dapat dikerjakan seluruhnya dalam abdomen. Namun bila
arteri iliaka mengalami penyumbatan atau aneurisma, anastomosis distalnya harus
disambungkan ke arteri femoralis (aora bifemoral). Bila dilakukan inflow pada
pasien namun kondisi pasien tersebut tidak memungkinkana untuk pembedahan
abdomen, yang dapat menyebabkan berbagai variasi tekanan darah dan
memerlukan waktu pembedahan yang lama, maka dapat dilakukan prosedur inflow
dari arteri aksilaris ke arteri femoralis.
Kedua arteri aksilaris dapat dipakai untuk inflow. Hal ini penting karena
kebanyakan pasien tersebut juga mengalami penyumbatan pembuluh daeah seperti
gagal ginjal kronis yang memerlukan cuci darah. Misalnya bila digunakan arteri
aksilaris kanan, maka dapat disambungkan ke tandur yang disambungkan arteri
femoralis kiri (bila arteri femoralis ini adekuat)untuk meyuplai kedua tungkai. Jadi
paseien menerima tandur aksiler-femoral dari kanan ke kiri. Apabila kedua sisi
memerlukan darah, maka tandur aksiler-bifemoral lebih diutamakan.
Berbagai teknik Sinar-X terbukti sebagai terapi yang dianjurkan pada prosedur
pembedahan. Angioplasti laser adalah teknik dimana gelombang cahaya yang kuat
disalurkan melalui kateter serat optic. Gelombbang laser akan memanaskan ujung
kateter perkutan dang menguapkan plak. Alat artektomi rotasional dapat
mengangkat lesi dengan mengabrasi plak yang telah menyumbat arteri secara total.
Kelebihan laser, angioplasty dan artektomi adalah waktu untuk dirawat di rumah
sakit menjadi singkat.
E. Discharge Planning
Untuk membantu mencegah Coronary Artery Disease yang harus dihilangkan
adalah faktor-faktor resikonya. Jadi tergantung kepada factor resiko yang
dimilikinya, seseorang hendaknya :
Atero/Arteriosklerosis
Suplai O2 dan Nutrisi
Sirkulasi darah terganggu terganggu
Kurang informasi
Post op Pre op
Defisiensi pengetahuan
Luka operasi Prosedur tindakan yang
komplek
- nyeri akut
Ansietas
- resiko infeksi
- kerusakan integritas kulit
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn. S
Umur : 53 thn
Tanggal lahir : 4 Januari 1965
Agama : Islam
Alamat : Jayapura
Tanggal masuk RS : Rabu, 7 maret 2018
Tanggal pengkajian : Rabu, 7 maret 2018
Diagnose medis : Coronary artery disease
c. Keluhan utama
Kliem mengatakan nyeri dada sebelah kiri
d. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatak sudah 2 hari mengatakan nyeri dada sebelah kiri seperti
terbakar, pusing, lemas, mual, sulit BAB, tidak nafsu makan, badan
terasa dingin.
Palliative : Klien merasa nyeri dada sebelah kiri
Quantity & Quality : Nyeri dada bertambah saat klien
melakukan aktivitas
Region & Radiation : Nyeri dada sebelah kiri
Skala : Skala nyeri 4
Time : Nyeri dada sudah 2 hari
e. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Compos mentis
Eyes : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 58 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 34,7 c
SPO2 : 98 %
f. Pemeriksaan fisik
I. Kulit, rambut, kuku
a. Kulit
Warna kulit pucat, turgor kulit tidak elastis, tidak ada lesi.
b. Rambut
Warna rambut hitam sedikit beruban, keadaan rambut kotor dan
tidak ada lesi dan oedema
c. Kuku
Warna kuku sianosis, bentuk kuku normal. Keadaan kuku kotor
dan panjang
II. Kepala
a. Mata
Bentuk mata simetris, sklera putih, pupil normal, tidak ada lesi dan
oedema
b. Hidung
Bentuk hidung normal, tidak ada sinus, lesi dan oedema
c. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada lesi dan oedema
d. Mulut
Bentuk mulut normal, mukosa mulut kering, tidak ada lesi dan
oedema
e. Leher
Tidak ada lesi, refleks menelan normal
III. Dada dan paru
Bentuk dada simetris, tidak ada lesi dan nyerti tekan sebelah kiri
IV. Abdomen
Tidak ada lesi dan oedema
V. Genetalia
Bentuk normal tidak ada lesi
VI. Ekstermitas
Tidak ada lesi dan oedema
2. Elektrocardiogram
ANALISA DATA
Ekstermitas / perifer
↓
suplai oksigen dan nutrisi
terganggu
↓
penumpukan metabolit
otot dan asam laktat
nyeri
2 DS: CAD Ketidak efektifan
perfusi jaringan b.d
- Klien mengatakan pusing ↓
ischemia
dan lemas
Faktor resiko : usia, jenis
kelamin, diet, tinggi
DO: lemak, DM, merokok
Ekstermitas / perifer
↓
sirkulasi perifer
terganggu
P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
CAD adalah penyakit pada artery coroner dimana terjadi penyempitan atau
sumbatan pada liang artery coroner oleh karena proses artherosklerosis. Pada
proses artherosklerosis terjadi perlemakan pada dinding artery coroner yang sudah
terjadi sejak usia muda sampai usia lanjut. Proses ini umumnya normal pada setiap
orang. Terjadinya infark dapat disebabkan beberapa faktor resiko, hal ini tergantung
dari individu. Dua artery coronaria yang mengalami myocardium muncul dari sinus
katup aorta pada pangkal aorta. Sirkulasi coroner ini terdiri dari artery coronaria
kanan dan kiri..
B. Saran
Diharapkan mahasiswa bisa memahami dan mampu memonitor mengenai gejala
coronary artery disease ( CAD ) dan menerapkan asuhan keperawatan yang baik
dan benar pada pasien gangguan CAD .
DAFTAR PUSTAKA