You are on page 1of 2

Menguji Pembekuan Darah

Pada praktikum menguji pembekuan darah, dilakukan dua percobaan yakni dengan
antikoagulan yang berupa Na Oksalat dan tanpa antikoagulan. Praktikum dilakukan
dengan cara menusuk ujung jari yang telah dibersihkan dengan alkohol dengan blood
lancet. Darah yang pertama keluar dibuang dan darah yang keluar selanjutnya
diteteskan pada kaca penutup pada dua tempat, dimana satu tempat terdapat
antikoagulan dan tempat yang tidak terdapat antikoagulan. Waktu pembekuan dihitung
saat darah keluar dari ujung jari. Hasil pengamatan yang didapatkan yakni pada darah
yang tidak diberi antikoagulan menggumpal pada 3 menit 26 detik. Sedangkan pada
darah yang telah diberi antikoagulan berupa Na Oksalat menggumpal pada jangka
waktu 17 menit 9 detik. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa darah tanpa
antikoagulan akan lebih cepat membeku daripada darah dengan antikoagulan. Pada
darah normal atau tanpa antikoagulan akan membeku pada waktu berkisar 15 detik
sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit, gumpalan darah
normal akan mengkerlit menjadi sekitar 40% dari volume semula dalam waktu 24 jam
(Frandson, 1992). Sedangakan darah yang mengandung antikoagulan waktu
pembekuan berkisar 15 menit lebih.
Darah adalah cairan kental, empat sampai lima kali lebih kental daripada air
(Soewolo, 2003). Pembekuan darah adalah proses untuk mencegah kehilangan darah
dari badan melalui luka (Kartolo, 1993). Reaksi utama yang terjadi pada proses
pembekuan darah adalah perubahan fibrinogen (protein yang larut) menjadi fibrin
(protein yang tidak larut). Perubahan fibrinogen menjadi fibrin dipengaruhi oleh suatu
enzim yang disebut trombin. Proses pengaktifan protrombin dipengaruhi oleh ion
kalsium (Ca++), faktor yang berasal dari jaringan yang luka, trombosit yang pecah,
komponen-komponen darah itu sendiri.
Proses penggumpalan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor intrinsik
(contohnya fibrinogen, protrombin, proconvertin dan lain-lain) dan ekstrinsik darah
(tromboplastin jaringan, tromboplastin pembuluh, luka, permukaan kasar/halus, suhu
lingkungan, pengenceran, dan bahan antikoagulan dan lain-lain). Permukaan kasar,
suhu lingkungan panas, dan pengadukan mempercepat penggumpalan, sedangkan
permukaan halus, suhu lingkungan dingin, dan pengenceran menghambat proses
koagulasi. Sementara itu antikoagulan seperti EDTA, heparin, natriumsitrat / oxalate
akan menghentikan proses koagulasi (Sadikin, 2001). Proses koagulasi secara ringkas
sebagai berikut :
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Kartolo, Wulangi S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Bandung: Depdikbud
Soewolo. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sadikin, M., 2001, Biokimia Darah, Widya Medika, Jakarta

You might also like