Professional Documents
Culture Documents
TEGANGAN PERMUKAAN
KELOMPOK : KPBI
ANGGOTA :
Muhammad Ihsan Sarva 260110152004 Tujuan, Prinsip,
Pooranam a/p Suppramanieyam 260110152019 TeoriDasar
Lolindah Chin Mai Yen 260110152018 Data Pengamatan&Hasil
Loshieni Shri 260110152020 Pembahasan
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
ABSTRAK
ABSTRACT
I. Tujuan
1. Menentukan viskositas cairan dengan metode Oswald.
2. Mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas
II. Prinsip
a) Stole law’s
Menggunakan metode bola jatuh menjelaskan bahwa berat bola
dipengaruhi oleh gaya gesek antara bola dan cairan.
F=6π n rV
Where,
V= speed of light
r=radius
n= viscosity
F=force
(Castellan, 1983)
b) Poiserille metode
Metode ini merupakan pengukuran waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
pengencer tertentu untuk lulus pipa kapiler yang disebabkan oleh berat
badan pengenceran.
V= πr4pt / 8ni
i= length of pipe
r= radius
n= viscosity c.
(Farrington, 1978)
d) Oswald’s metode
Metode Ostwald Salah satu cara lain untuk mengukur viskositas adalah
dengan mengukur waktu aliran volume yang sama dari 2 cairan melalui
kapiler yang sama. Viskositas cairan ditentukan dengan membandingkan
viskositas cairan yang memiliki viskositas tertentu dengan air suling.
(Castellan, 1983)
Teoridasar
Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid
dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase disperse dengan viskositas rendah,
sedang system disperse yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih
tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi
dari partikel (Respati, 1981).
Viscometer hoppler
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu.Suatu benda karena
adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas (seperti cairan
misalnya), dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan
maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitasi sama dengan
frictional resistance medium (Bird,1993).
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk
zat cair. Jarak antara molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah
molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling
bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya
kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang
menempati volume tertentu terus menerus berubah (while, 1988).
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol
sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai
kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar
dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak
bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan
kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer.
Aliran zat cair akan bersifat laminar apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak
terlalu cepat (Sudarjo, 2008).
Zat cair mau pun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih
kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar
mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan
masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat
untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008).
Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan
luncur itu relative kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan
viskositasnya juga relative kecil, dan begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).
Alat Bahan
Aquades
Bola hisappipa
Larutan 3%
Labu Erlenmeyer
Larutan 7%
Piknometer
Larutan 12%
Pipadenganskala
Stopwatch
Thermostat
Viscometer ostawald
Gambar alat
Gelaskimia
Pemanas air
Labu Erlenmeyer
Stopwatch
Viscometer ostawald
Prosedur :
Perhitungan density:
𝟒. 𝟒𝟔𝒈⁄
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒚 𝒐𝒇 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟏% = 𝟓𝒎𝒍 = 𝟎. 𝟖𝟗𝒈/𝒎𝒍
𝟒. 𝟒𝟕𝒈⁄
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒚 𝒐𝒇 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟑% = 𝟓𝒎𝒍 = 𝟎. 𝟖𝟗𝒈/𝒎𝒍
𝒎𝒂𝒔𝒔 𝒐𝒇 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟓% = 𝟏𝟔. 𝟒𝟗 − 𝟏𝟏. 𝟗𝟗 = 𝟒. 𝟓𝒈
𝟒. 𝟓𝒈⁄
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒚 𝒐𝒇 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟓% = 𝟓𝒎𝒍 = 𝟎. 𝟗𝒈/𝒎𝒍
Perhitungan Viskositas :
𝒙 𝟎. 𝟖𝟗 × 𝟒𝟑. 𝟏𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟏% = = = 𝟎. 𝟗𝟐 𝜼
𝟎. 𝟖𝟗 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟒𝟑. 𝟔𝟐
𝒙 𝟎. 𝟖𝟗 × 𝟒𝟗. 𝟗𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟑% = = = 𝟏. 𝟏𝟎 𝜼
𝟎. 𝟖𝟗 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟒𝟑. 𝟔𝟐
𝒙 𝟎. 𝟗𝟎 × 𝟒𝟐. 𝟓𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟓% = = = 𝟎. 𝟗𝟐 𝜼
𝟎. 𝟖𝟗 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟒𝟑. 𝟔𝟐
𝒙 𝟎. 𝟖𝟗 × 𝟑𝟕. 𝟓𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟏% = = = 𝟎. 𝟕𝟑 𝜼
𝟎. 𝟔𝟔 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟑𝟓. 𝟓𝟑
𝒙 𝟎. 𝟖𝟗 × 𝟒𝟐. 𝟓𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟑% = = = 𝟎. 𝟖𝟐 𝜼
𝟎. 𝟔𝟔 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟑𝟓. 𝟓𝟑
𝒙 𝟎. 𝟗𝟎 × 𝟒𝟓. 𝟑𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟓% = = = 𝟎. 𝟖𝟗 𝜼
𝟎. 𝟖𝟗 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟑𝟓. 𝟓𝟑
𝒙 𝟎. 𝟖𝟗 × 𝟒𝟑. 𝟖𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟏% = = = 𝟎. 𝟓𝟕 𝜼
𝟎. 𝟒𝟕 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟑𝟕. 𝟓𝟓
𝒙 𝟎. 𝟖𝟗 × 𝟑𝟒. 𝟖𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟑% = = = 𝟎. 𝟒𝟔 𝜼
𝟎. 𝟒𝟕 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟑𝟕. 𝟓𝟓
𝒙 𝟎. 𝟗𝟎 × 𝟒𝟗. 𝟐𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟓% = = = 𝟎. 𝟕𝟎
𝟎. 𝟒𝟕 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟑𝟕. 𝟓𝟓
0.8
25°C
0.6
40°C
60°C
0.4
0.2
0
konsentrasi 0% konsentrasi 1% konsentrasi 3% konsentrasi 5%
Pembahasan:
Dalam percobaan ini, bahan yang telah digunakan ialah gliserin sebab gliserin
merupakan suatu senyawa turun analkohol dengan tiga gugus hidroksil
(polihidroksil) berbentuk cairan dengan kekentalan yang cukup tinggi jika
dibandingkan dengan air. Larutan gliserin digunakan dalam tiga konsentrasi yang
berbeza iaitu sebanyak 1% , 3% dan 5%, Di dalam percobaan ini, sebuah larutan
yang sudah diketahui visikositasnya harus digunakan sebagai larutan pembanding.
Akuadest telah digunakan sebagai cecair pembanding kerana visikositas air dalam
suhu 25C, 40C, dan 60C sudah diketahui.
Dalam percobaan ini, kita telah menyiapkan gliserin dengan variasi konsentrasi,
iaitu sebanyak 1%, 3% dan 5%. Setelah itu, kerapatan dikira dengan menimbang
massa piknometer kosong, dan massa piknometer dengan setiap konsentrasi
larutan gliserin yang berlainan dan juga dengan akuadest. Kemudian kerapatan
gliserin dan akuadest dikira dengan menggunakan formula
𝑀
P= 𝑉
𝑛1 𝑃1𝑡1
=
𝑛2 𝑃0𝑡0
Pada percobaan ini sebenarnya ditentukan hubungan visikositas terhadap
konsentrasi.Visikositas berbanding lurus dengan konsentrasi. Jika konsentrasi
larutan tinggi, akan memiliki visikositas yang tinggi. Ini adalah kerana konsentrasi
yang tinggi bermaksud larutan tersebut mempunyai banyak partikel zat yang
terlarut dalam setiap satuan volume.Semakin banyak partikel yang terlarut,
gesekan antara partikel semakin tinggi dan visikositasnya juga lebih tinggi.
Hasil yang didapati daripada percobaan ini ialah pada 25C, 40C dan 60C, masa
yang diambil untuk larutan sampai dari M ke N semakin meningkat apabila
konsentrasinya semakin meningkat.Begitu juga dengan visikositasnya.Tetapi,
dalam percobaan dengan 5 % gliserin pada 25C, masa yang diambil untuk larutan
sampai dari M ke N berkurang, Ini mugkin disebabkan viscometer tidak
dikeringkan dengan baik atau masih mempunyai impurity.Jadi telah memberi
kesan terhadap hasil percobaan. Oleh itu, harus sentiasa dipastikan bahawa
viscometer selalu kering dan bersih.
Kesimpulan:
𝑛1 𝑃1𝑡1
=
𝑛2 𝑃0𝑡0
Bila temperature sesuatu zat meningkat, viskositasnya akan menurun karena
kenaikan energy kinetic rata-rata.
Daftar pustaka:
Wesley Publishing.
UniversitasSriwijaya.Inderalaya