You are on page 1of 14

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEGANGAN PERMUKAAN

HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : SELASA, 29 SEPTEMBER 2015

KELOMPOK : KPBI

ANGGOTA :
Muhammad Ihsan Sarva 260110152004 Tujuan, Prinsip,
Pooranam a/p Suppramanieyam 260110152019 TeoriDasar
Lolindah Chin Mai Yen 260110152018 Data Pengamatan&Hasil
Loshieni Shri 260110152020 Pembahasan

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2015
ABSTRAK

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan koefisien viskositas bermacam-macam


cairan dengan menggunakan Hukum Stokes dan menyelidiki pengaruh temperatur
terhadap viskositas cairan. Viskositas merupakan gesekan antara bagian-bagian
atau lapisan-lapisan cairan atau fluida pada umumnya, yang bergerak satu
terhadap yang lain. Gesekan atau hambatan tersebut ditimbulkan oleh gaya tarik
menarik antara molekul-molekul di suatu lapisan dengan molekul-molekul di
lapisan lain. Viskositas zat cair akan berkurang dengan cepat bila temperatur
bertambah.
Percobaan ini dilakukan dengan menjatuhkan bola baja dengan ukuran
yang berbeda ke dalam viskosimeter yang berisi cairan dengan pengukuran waktu
dan jarak tertentu. Fluida yang digunakan adalah minyak goreng dan oli yang
memiliki kerapatan jenis yang berbeda. Bola baja yang digunakan adalah bola
baja berkuran besar dan kecil yang memilki kerapatan jenis yang bebeda.
Penggunaan bola baja bertujuan untuk mengimbangi kekentalan minyak goreng
dan oli sehingga berat dari bola baja dapat melawan gaya apung fluida yang lebih
besar. Luas permukaan bola baja besar yang lebih luas daripada luas permukaan
bola baja kecil mengakibatkan bola baja besar memiliki kecepatan bergerak yang
lebih lambat daripada bola kecil dalam suatu fluida. Minyak goreng memiliki
koefisien viskositas yang lebih kecil daripada oli, sehingga bola dapat bergerak
lebih cepat dalam minyak goreng daripada dalam oli.

Kata kunci: viskositas, Hukum Stokes, fluida.

ABSTRACT

This experiment was conducted to determine the coefficient of viscosity


fluid manifold using Stokes Law and investigate the effect of temperature on the
viscosity of the liquid. Viscosity is the friction between parts or layers of liquid or
fluid in general, moving one against the other. Friction or resistance is caused by
attractive forces between the molecules in a layer with a layer of molecules on the
other. The viscosity of the liquid will decrease rapidly as the temperature
increases.
This experiment was carried out by dropping a steel ball with different sizes into a
fluid-filled viscometer with measuring time and distance. The fluid is used
cooking oil and oil that has a density of different types. Steel balls used are steel
balls handmade large and small that have the density of the different types. The
use of steel balls intended to offset the viscosity of cooking oil and grease so that
the weight of the steel ball against the buoyant force of the fluid can be larger. The
surface area of the steel balls larger than the surface area of the small steel balls
resulting in a large steel ball moves slower pace of a small ball in a fluid. Cooking
oil has a viscosity coefficient smaller than oil, so that the ball can move faster in
the cooking oil from the oil.

Keywords: viscosity, Stokes Law, fluid.

I. Tujuan
1. Menentukan viskositas cairan dengan metode Oswald.
2. Mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas
II. Prinsip
a) Stole law’s
 Menggunakan metode bola jatuh menjelaskan bahwa berat bola
dipengaruhi oleh gaya gesek antara bola dan cairan.
F=6π n rV

Where,

 V= speed of light
 r=radius
 n= viscosity
 F=force
(Castellan, 1983)
b) Poiserille metode
 Metode ini merupakan pengukuran waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
pengencer tertentu untuk lulus pipa kapiler yang disebabkan oleh berat
badan pengenceran.
V= πr4pt / 8ni

Where, V= the volume across the pipe

t= time which i needed acros the capillary pipe

i= length of pipe

r= radius

r= differ from shore in the top of pipe

n= viscosity c.
(Farrington, 1978)

c) Pengaruh suhu terhadap viskositas


 Nilai viskositas berubah apabila berlaku peningkatan suhu. Semakin
meningkat suhu cairan, vikositas cairan menurun.
Log π = A + B/T d.
(Farrington, 1978)

d) Oswald’s metode
 Metode Ostwald Salah satu cara lain untuk mengukur viskositas adalah
dengan mengukur waktu aliran volume yang sama dari 2 cairan melalui
kapiler yang sama. Viskositas cairan ditentukan dengan membandingkan
viskositas cairan yang memiliki viskositas tertentu dengan air suling.
(Castellan, 1983)

Teoridasar

Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid
dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase disperse dengan viskositas rendah,
sedang system disperse yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih
tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi
dari partikel (Respati, 1981).

Viscometer hoppler

Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu.Suatu benda karena
adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas (seperti cairan
misalnya), dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan
maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitasi sama dengan
frictional resistance medium (Bird,1993).
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk
zat cair. Jarak antara molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah
molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling
bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya
kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang
menempati volume tertentu terus menerus berubah (while, 1988).

Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol
sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai
kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar
dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak
bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan
kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer.
Aliran zat cair akan bersifat laminar apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak
terlalu cepat (Sudarjo, 2008).

Pengertian viskositas fluida (zatcair) adalah gesekan yang ditimbulkan


oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak di dalam fluida.
Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi
semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak di
dalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya
kohesi antara partikel zat cair (Martoharsono, 2006).

Zat cair mau pun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih
kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar
mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan
masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat
untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008).

Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan
luncur itu relative kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan
viskositasnya juga relative kecil, dan begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).
Alat Bahan
 Aquades
 Bola hisappipa
 Larutan 3%
 Labu Erlenmeyer
 Larutan 7%
 Piknometer
 Larutan 12%
 Pipadenganskala
 Stopwatch
 Thermostat
 Viscometer ostawald

Gambar alat

Bola hisappipa Piknometer

Gelaskimia
Pemanas air

Labu Erlenmeyer
Stopwatch
Viscometer ostawald

Prosedur :

Zat X telah diencerkan kepada beberapa variasi konsentrasi. Letakkan viscometer


dalam bak yang telah dipasang thermostat secara vertikal. Selepas itu, masukkan
(10-15ml) zat X ke dalam reservoir A sehingga larutan zat itu sampai dibawah
garisan M. Seterusnya thermostatnya pada suhu tertentu, biarkan viscometer dan
isinya selama 10 menit untuk mencapai suhu thermostat. Dihisap melalui
sepotong selang karet cairan dibawa ke B sampai sedikit diatas garisan M. Setelah
itu, biarkan cairan mengalir secara bebas. Catat waktu yang diperlukan oleh cairan
untuk mengalir dari M ke N. Lakukan langkah kerja ini sebanyak dua kali.
Tentukan kerapatan cairan pada suhu yang bersangkutan dengan pikometer.
Selepas itu, ulangi lagi langkah kerja diatas untuk cairan pembanding (air suling),
dengan menggunakan viscometer yang sama. Seterusnya, hitung viskositas cairan
yang sudah diukur pada suhu 25°C, 40°C, 60°C.
Data pengamatan:

Zat Time (s) Viskositas, η


25°C 40°C 60°C 25°C 40°C 60°C
aquadest 43.62 35.53 37.55 0.89 0.66 0.47
Glycerine
43.10 37.50 43.80 0.92 0.73 0.57
1%
Glycerine
49.90 42.50 34.80 1.10 0.82 0.46
3%
Glycerine
42.50 45.30 49.20 0.92 0.89 0.70
5%

Pikometer (5mL) Massa (g) Density, ρ


Empty 11.99 -
+ aquadest 16.23 0.85
+ glycerine 1% 16.45 0.89
+ glycerine 3% 16.46 0.89
+ glycerine 5% 16.49 0.90

Perhitungan density:

𝒎𝒂𝒔𝒔 𝒂𝒒𝒖𝒂𝒅𝒆𝒔𝒕 = 𝟏𝟔. 𝟐𝟑 − 𝟏𝟏. 𝟗𝟗 = 𝟒. 𝟐𝟒𝒈


𝟒. 𝟐𝟒𝒈⁄
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒚 𝒐𝒇 𝒂𝒒𝒖𝒂𝒅𝒆𝒔𝒕 = 𝟓𝒎𝒍 = 𝟎. 𝟖𝟓𝒈/𝒎𝒍

𝒎𝒂𝒔𝒔 𝒐𝒇 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟏% = 𝟏𝟔. 𝟒𝟓 − 𝟏𝟏. 𝟗𝟗 = 𝟒. 𝟒𝟔𝒈

𝟒. 𝟒𝟔𝒈⁄
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒚 𝒐𝒇 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟏% = 𝟓𝒎𝒍 = 𝟎. 𝟖𝟗𝒈/𝒎𝒍

𝒎𝒂𝒔𝒔 𝒐𝒇 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟑% = 𝟏𝟔. 𝟒𝟔 − 𝟏𝟏. 𝟗𝟗 = 𝟒. 𝟒𝟕𝒈

𝟒. 𝟒𝟕𝒈⁄
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒚 𝒐𝒇 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟑% = 𝟓𝒎𝒍 = 𝟎. 𝟖𝟗𝒈/𝒎𝒍
𝒎𝒂𝒔𝒔 𝒐𝒇 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟓% = 𝟏𝟔. 𝟒𝟗 − 𝟏𝟏. 𝟗𝟗 = 𝟒. 𝟓𝒈

𝟒. 𝟓𝒈⁄
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒚 𝒐𝒇 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟓% = 𝟓𝒎𝒍 = 𝟎. 𝟗𝒈/𝒎𝒍

Perhitungan Viskositas :

Pada suhu 25°C

𝒙 𝟎. 𝟖𝟗 × 𝟒𝟑. 𝟏𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟏% = = = 𝟎. 𝟗𝟐 𝜼
𝟎. 𝟖𝟗 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟒𝟑. 𝟔𝟐

𝒙 𝟎. 𝟖𝟗 × 𝟒𝟗. 𝟗𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟑% = = = 𝟏. 𝟏𝟎 𝜼
𝟎. 𝟖𝟗 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟒𝟑. 𝟔𝟐

𝒙 𝟎. 𝟗𝟎 × 𝟒𝟐. 𝟓𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟓% = = = 𝟎. 𝟗𝟐 𝜼
𝟎. 𝟖𝟗 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟒𝟑. 𝟔𝟐

Pada suhu 40°C,

𝒙 𝟎. 𝟖𝟗 × 𝟑𝟕. 𝟓𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟏% = = = 𝟎. 𝟕𝟑 𝜼
𝟎. 𝟔𝟔 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟑𝟓. 𝟓𝟑

𝒙 𝟎. 𝟖𝟗 × 𝟒𝟐. 𝟓𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟑% = = = 𝟎. 𝟖𝟐 𝜼
𝟎. 𝟔𝟔 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟑𝟓. 𝟓𝟑

𝒙 𝟎. 𝟗𝟎 × 𝟒𝟓. 𝟑𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟓% = = = 𝟎. 𝟖𝟗 𝜼
𝟎. 𝟖𝟗 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟑𝟓. 𝟓𝟑

Pada suhu 60°C,

𝒙 𝟎. 𝟖𝟗 × 𝟒𝟑. 𝟖𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟏% = = = 𝟎. 𝟓𝟕 𝜼
𝟎. 𝟒𝟕 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟑𝟕. 𝟓𝟓

𝒙 𝟎. 𝟖𝟗 × 𝟑𝟒. 𝟖𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟑% = = = 𝟎. 𝟒𝟔 𝜼
𝟎. 𝟒𝟕 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟑𝟕. 𝟓𝟓

𝒙 𝟎. 𝟗𝟎 × 𝟒𝟗. 𝟐𝟎
𝝆, 𝒈𝒍𝒚𝒄𝒆𝒓𝒊𝒏 𝟓% = = = 𝟎. 𝟕𝟎
𝟎. 𝟒𝟕 𝟎. 𝟖𝟓 × 𝟑𝟕. 𝟓𝟓

Grafik viskositas, η vs konsentrasi


1.2

0.8

25°C
0.6
40°C
60°C
0.4

0.2

0
konsentrasi 0% konsentrasi 1% konsentrasi 3% konsentrasi 5%

Pembahasan:

Visikositas ialah indeks hambatan aliran cairan.Visikositas dapat diukur dengan


mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder yang dikenal
sebagai viscometer.Visikositas juga dikenali sebagai kekentalan sesuatu
zat.Makin kental suatu cairan, makin besar daya yang diperlukan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu.

Alat yang digunakan dalam percobaan ini ialah viscometer Oswald.Visikometer


Ostwald merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menentukan kekentalan
suatu cairan. Alat ini perbuat dari kaca berbentuk U yang mampu menampung
sejumlah tertentu zat cair.
Pengukuran viskositas didasarkan pada waktu yang dibutuhkan untuk
mengalirkan zat cair dari batas m sampai batas n.Sebelum percobaan dilakukan,
harus dipastikan bahwa visikometer harus benar-benar kering agar zat yang teliti
kekentalannya tidak terkontaminasi dengan zat sebelumnya dan hasilnya juga
valid.

Dalam percobaan ini, bahan yang telah digunakan ialah gliserin sebab gliserin
merupakan suatu senyawa turun analkohol dengan tiga gugus hidroksil
(polihidroksil) berbentuk cairan dengan kekentalan yang cukup tinggi jika
dibandingkan dengan air. Larutan gliserin digunakan dalam tiga konsentrasi yang
berbeza iaitu sebanyak 1% , 3% dan 5%, Di dalam percobaan ini, sebuah larutan
yang sudah diketahui visikositasnya harus digunakan sebagai larutan pembanding.
Akuadest telah digunakan sebagai cecair pembanding kerana visikositas air dalam
suhu 25C, 40C, dan 60C sudah diketahui.

Dalam percobaan ini, kita telah menyiapkan gliserin dengan variasi konsentrasi,
iaitu sebanyak 1%, 3% dan 5%. Setelah itu, kerapatan dikira dengan menimbang
massa piknometer kosong, dan massa piknometer dengan setiap konsentrasi
larutan gliserin yang berlainan dan juga dengan akuadest. Kemudian kerapatan
gliserin dan akuadest dikira dengan menggunakan formula

𝑀
P= 𝑉

Setelah itu,percobaan untuk menghitung visikositas latutan dalam suhu yang


berbeza mula dilakukan.Suhu yang digunakan dalam percobaan ini ialah 25C,
40C, dan 60C.Dalam percobaan ini, air dipanaskan di dalam gelas beaker
sehingga sampai suhu yang ditetapkan diukur menggunakan thermometer.
Sebanyak 10-15 ml larutan diambil menggunakan pipet dan dimasukkan ke
reservoir A viscometer dan kemudian visikometernya diletak di dalam beaker
berisi air dan dibiarkan selama 10 minit agar suhu air dalam beaker sama dengan
suhu larutan di dalam visikometer. Kemudian, mulut reservoir B ditutup
menggunakan bola pipet dan larutan disedut sehingga ketitik M. Kemudian bola
pipet dikeluarkan dan masa yang diambil untuk larutan turun dari titik m ke n
dikira. Percobaan ini diulang untuk konsentrasi gliserin 3%, 5% dan akuadest
dalam suhu 25C, 40C, dan 60C. Kemudian visikositas setiap larutan dalam tiga
suhu yang berbeza dihitung menggunakan formula

𝑛1 𝑃1𝑡1
=
𝑛2 𝑃0𝑡0
Pada percobaan ini sebenarnya ditentukan hubungan visikositas terhadap
konsentrasi.Visikositas berbanding lurus dengan konsentrasi. Jika konsentrasi
larutan tinggi, akan memiliki visikositas yang tinggi. Ini adalah kerana konsentrasi
yang tinggi bermaksud larutan tersebut mempunyai banyak partikel zat yang
terlarut dalam setiap satuan volume.Semakin banyak partikel yang terlarut,
gesekan antara partikel semakin tinggi dan visikositasnya juga lebih tinggi.

Hasil yang didapati daripada percobaan ini ialah pada 25C, 40C dan 60C, masa
yang diambil untuk larutan sampai dari M ke N semakin meningkat apabila
konsentrasinya semakin meningkat.Begitu juga dengan visikositasnya.Tetapi,
dalam percobaan dengan 5 % gliserin pada 25C, masa yang diambil untuk larutan
sampai dari M ke N berkurang, Ini mugkin disebabkan viscometer tidak
dikeringkan dengan baik atau masih mempunyai impurity.Jadi telah memberi
kesan terhadap hasil percobaan. Oleh itu, harus sentiasa dipastikan bahawa
viscometer selalu kering dan bersih.

Melalui keputusan percoban ini, dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi


viskositas, semakin sulit suatu jenis cairan mengalir, semakin rendah viskositas,
semakin mudah suatu jenis cairan mengalir.Selainitu, kenaikan suhu juga
mempengaruhi visikositas cairan.Semakin tinggi suhu, semakin kurang
visikositas.Hal ini kerana, suhu tinggi menyebabkan kenaikan energy kinetic rata-
rata, maka dari itu daya intermolecular dapat ditahan.

Kesimpulan:

Viskositas cairan (glycerine) dapat ditentukan dengan method Ostwald dan


dikira/dihitung dengan formulanya

𝑛1 𝑃1𝑡1
=
𝑛2 𝑃0𝑡0
Bila temperature sesuatu zat meningkat, viskositasnya akan menurun karena
kenaikan energy kinetic rata-rata.

Daftar pustaka:

Bird, Tony. 1993. Kimia FisikUntukUniversitas. Jakarta : PT Gramedia

Castellan, Gilbert. 1983. Physical Chemistry Third Edition. USA. Addison-

Wesley Publishing.

Farrington, Robert.1978. Kimia FisikaJilid 2. Jakarta Erlangga

Lutfy, Stokes. 2007. FisikaDasar I. Erlangga. Jakarta

Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.

Respati, H. 1981. Kimia DasarTerapan Modern.Jakarta :Erlangga

Sudarjo, Randy. 2008. ModulPraktikumFisikaDasar I.

UniversitasSriwijaya.Inderalaya

While, Frank.M. 1988. MekanikaFluidaedisi ke-2 jilid I. Jakarta :Erlangga

You might also like