You are on page 1of 2

PEMBAHASAN

Leonita Yuliana

161411015

Pada praktikum ini dilakukan proses saponifikasi dengan menggunakan Reaktor


Tangki Bepengaduk Kontinyu (CSTR). Reaksi saponifikasi adalah reaksi hidrolisis dari suatu
minyak atau trigliserida dengan menggunakan suatu basa atau antacid. Bahan yang digunakan
pada percobaan adalah larutan Etil Asetat 0,1 N dan juga Natrium hidroksida (NaOH) 0,1 N
yang direaksikan pada temperatur ruang (25oC) menghasilkan produk yaitu Natrium asetat
(CH3COONa) dan etanol (C2H5OH). Berdasarkan literatur, reaksi ini merupakan reaksi orde
dua. Reaksi dilakukan pada Reaktor Tangki Bepengaduk Kontinyu (CSTR) agar pencampuran
terjadi secara sempurna. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + C2H5OH(aq)

Pada percobaan ini hidrolisis dari senyawa asetat dapat dilihat dari perubahan
konduktansi larutan hasil reaksi terhadap waktu. Konduktivitas adalah ukuran seberapa kuat
suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Nilai konduktivitas merupakan ukuran terhadap
konsentrasi total elektrolit di dalam air. Nilai konduktivitas pada reaktor diukur setiap 2 menit
hingga mencapai kondisi steady state. Keadaan steady state akan bervariasi tergantung dari laju
alir, konsentrasi reaktan dan volume reaktan.

Laju alir yang digunakan pada run 1 dan run 2 yaitu NaOH sebesar 8,13 x 10-4 L/s serta
etil asetat 8,33 x 10-4 L/s. Konduktivitas NaOH adalah 18,74 mS sedangkan pada Etil Asetat
sebesar 0,04 mS . Ion hidroksil memiliki nilai konduktivitas spesifik jauh lebih besar
dibandingkan ion asetat.

Pada percobaan pertama dengan kecepatan pengadukan 40 %, konduktivitas awal


larutan adalah 7,12 dan semakin lama waktunya maka konduktivitas larutan semakin menurun
hingga mencapai kondisi steady state setelah 34 menit dengan konduktivitasnya menjadi 6,47.
Konversi dari reaktan menjadi produk semakin lama waktunya, maka nilai konversi semakin
besar hingga mencapai 0,987. Grafik yang ada pada run 1, menunjukan tidak selalu
konduktivitasnya turun namun ada kalanya mengalami kenaikan kemudian turun kembali. Hal
ini diakibatkan karna adanya kebocoran pada selang aliran G1 NaOH sehingga laju alir yang
masuk tidak sama dengan laju alir keluar dan juga NaOH yang dimasukan kedalam tangki
tidak diaduk terlebih dahulu sehingga bisa saja belum homogen.
Pada percobaan kedua dilakukan reaksi dengan kecepatan pengadukan 50 %.
Konduktivitas awal dari larutan adalah 7,21 dan mengalami penurunan hingga keadaan steady
state pada 6,47. Konversi reaktan menjadi produk terus mengalami kenaikan mendekati 1.
Reaksi hingga mencapai steady state berlangsung selama 14 menit.

Berdasarkan grafik yang diperoleh antara konduktivitas terhadap waktu, konduktivitas


ion pada reaktor berbanding terbalik dengan waktu. Semakin lama waktu reaksi, maka
konduktivitas ion semakin menurun. Sedangkan, waktu reaksi dengan konversi reaksi
berbanding lurus dimana semakin lama waktu reaksi semakin banyak pula reaktan yang
terkonversi menjadi produk. Hal ini dapat dilihat pada percobaan 1 dan 2 konsentrasi NaOH
semakin mengalami penurunan karena semakin banyaknya NaOH yang terkonversi menjadi
produk.

Keadaan steady state pada pengadukan 50 % lebih singkat dicapai dengan waktu reaksi
14 menit sedangkan pada pengadukan 40 % dicapai dengan waktu 34 menit. Hal ini
dikarenakan kecepatan reaksi bergantung pada frekuensi tumbukan dan efffisiensi tumbukan
partikel dari larutan yang bereaksi. Faktor-faktor ini didukung dengan pengadukan reaktan
dengan menggunakan stirred (pengaduk) dan baffle di dalam reaktor. Pengadukan yang cepat
maka kecepatan reaksi semakin meningkat. Nilai konversi reaksi yang terjadi pada run 1 dan
run 2 adalah sama mencapai 0,987.

Kesimpulan

 Reaksi yang terjadi pada hidrolisis etil asetat adalah sebagai berikut.
CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + C2H5OH(aq)
 Konduktivitas ion pada reaktor berbanding terbalik dengan waktu dimana semakin
lama waktu reaksi, maka konduktivitas ion semakin menurun. Sedangkan, waktu
dengan konversi reaksi berbanding lurus dimana semakin lama waktu reaksi semakin
banyak pula reaktan yang terkonversi menjadi produk.
 Semakin cepat pengadukan pada tangki, maka kecepatan reaksi semakin besar dan
waktu reaksi yang terjadi semakin singkat untuk mencapai kondisi steady state. Nilai
konversi reaksi pada run 1 dan 2 adalah sama mencapai 0,987.

You might also like