You are on page 1of 11

I

Teuku Hultti T. E Atresia Koafia

't-i
Atresir koana
Teuku Erstri T.R

Abttrrk Arrcsia koa[s ldslah ouusi membrE atau tulan8 konaenital dari sstu atsu kedur koons skibat
&$lnya oeftbrln h*orusali! udut demb.lah sejat embrio@j.'i Mrnif?stlsi klinis atrcsia lo&s bisa
ent6ior,pos6ior, unilst.ral,bilater6l,membranosa ltau tulang. Atrasia koana bilateral birlanya
borh,brltts3n deryln kchinan kongenitrl lsimys, Bt':gnlom menylt kall hubunSan CHARGE (Coloboras,
Hcart defek choanrl AEesis, Retarded groi*h, Genitouri[iry rbnormslitias, dan Ear ano sli) tarjadi
d€og& barbagai variasi plda s.ridaknya sel. klsus ltrelis korna bilarlral. Dirgnosis dlpd dit"g-u...
dcqgan tcs &d6hanr mclrlrsul*an kste!€r yanS lembut 16 Fr ka nerofaring, dan pomcriksaaa radiologir
foto lsrcrrl &n CT !.ar. PeoaDganrtr ka$s str€ria koltrs dapat dihhkm mcl.lui tidskrn bodrl lccsa
ondosl@pilrtr.nrpahtd,tr.nrn sd ar.u Eanrs€ptrl. (rfis 2m9; 3:115-156)

Xrtr l(ur.l: &€sL lorna, trlclnbrrn hkotDselis, ohrl8c,lndoskopik,tr6nsept!1, tr.nspslet4 F6Bseptd

.ta6.at Choan l atracia is dafinad & en congcnital ocolusio, of Inambranes or booes ofon or both
coanas a! tlo renrh of thc efibryond fsaion failu. of bucaoD.lal nrnifcct tiotrr
nlay ba art dor, poderior, uriLtetzl bihrGrst n&mbntrou3 or bony. 'Ienbr.ne.lt.Clinical
Choansl rtrdie is commo0ly r€lated
to oth.r cotrganit l abnormElity, Bergrtrom proclsimed that a relationship ofCHARGE (Cotobotu4 Eas(
dof€.f, chodrel Atr€si!, Rri.rd€d golltlf G.oiioudn ry lbnoflruliti.s, rnd Esr anomsly) ocorB in
vadou, wiy in d lcan 507o of bihtaal choansl atrBir clser. Diagnock fu by doiog o sinple t6t uling s
loft 15 Fr calhdar irsrrt d into narogharyn:q later,l X-ray iEsaiog lnd CT scsn. Trcstbent is cither
codoscopic, ttnip.l.lrl, tr!n!0!$1, .rd lr.B.cptd $rgrry. PB 2009; 3: Ut-156)

Nqror*: clwpt tuesi4 btccoreet nerrrbt@2, CHARGE, en&xaryic, ,t@rseplal, @latal


n@tssapral.

Pendahuloel

Atesia koans diduga terjadi akibat tedrcntinya hidung psda waktu lahir, seperti ]Eng tsrjadi
Frturtrbrhrn atax gangguan rcsorpsi pads tssus sbesia kooDa bilarcral. Pasicn
membr&re nasobukal s€lama kchamilan. atresia koana unilateral dspat Eempunyai
Biasaq,s atrcsia koambilateral bcrmanifcstasi seha hidrmg mukopuruletr urilatcral dis€rtai
pada waku lahir. Pasien dapat meujadi rinole persisten daa gejala obstrutsi
sianosis dan gagal bernafrs, karenr bal harus I
intermiten.
bcmaes nelrlui hidutrg sggr daFt hcnghisap
secara efektif. Aresia koana bilatcrat Detinisi
merupstsn suatu k€adaan grwst &ruat drtr Menurut kaEus kcdotteru Dorlatr4 I(ooDa
ter8pi hsrus scgera dilahrkan. berarti setiap rongg! yang berb€ntuk oorong
Atesia koana milaleral mugkin terlevdlan atau s€pssaug lubang di anlara ronggs nsssl
selama bebcrapa tahun, tarena pasien dan nasofaring disebut juga choanae ossae
biasanya tidak mempunyai mssalah rcspirasi &n posteriq ru?es, Prinary choara ,A.lah
tubang kelu8r dari kaatong olfahoria
embrionik kcdalam mul*, sedangkan koara
Teufu Husni T-R adolah Dosen llmu Penya*it sekun&r adalah koare defirilrf sctelah
Telinga Hidung dan Tenggoiokan Fahita p€mb€ntukau pelatum. Atcsia berarti sutu
Kedoberqn lJniwrsitas Syiah Kula keadaa! tidat sdarys stEu tsrtIupnya lubtng

145
JURNAL KEDOKTEMN SYUH KUAU yolune 9 Nobtot 3 Desernber 2009

badaa normal atau organ tubular secam Keadaan ini dapat terjadi pada salu sisi htd@g
mauDun Dada keduatrvs- 66..1" lorna a&-14
2
kongenital.
(afl
Atresia koana adalal suatu kasus Fng jarang oklusi membran 8ta; tdang kongeool
dan telah ada sejak kelahiran. Dimana alirau
udara hidung terhambat oleh adanya jaringan
tulang maupun jaring8o lurak (membran).
;X,X".**X,lf***,"'#f
ernbrional.2i

Gambar 1: Anrtoml Koaaa

Scjarah Epideniologi

Pada tahuo 1755, Roedcrer pcrtsma kali At€sia koano mcrupakan kondisi ,,gS-i$fi
mcnjelaskan tcdang atresia koana jadi ditemulon detrgan aagka kejadial bcr
kesdsaao ini Elah dikcml sclama lebih dari Leu't"frUt"r.
disatEra Tooo-io.ooo
200 tahrm. Pa& rahun 1t54, Emmcr pelbadingu pria dan wB ts $1'
2:1'
kcberhasilan perhma dari Derbandiumn unilstersl drn bilatrlral
prosedur pembcdahan pada kasus atrcsia ffi-d,rrd-'6d;*ff* T*"'-appotlo'
ko6na yang dialami seorang auk lski-k8li
bcrusia 7 tahun deryan mengguna&8n tokar
;";."fi ,;;;"';; ffi,ra
prcadminan parla
aoPl
sisi hnan. sembilsn Plu"
bcngkok sccare tansnasal. Beberapa tahul ixrsen oantaranya tipc- olane'
-.d"1+
berikuhya, diketahui secara jelas kebutuhan ;.d-sk;-lo,;- ;;r tiP€
rmtuk melslarhr dilesi secara bcrulang ,"lnian*" terdapot fi.ikit rx,oY*zY
o4
unalk merdaga patensi dari koana,6 resiko oada t v i.cni"r. urii Ou
i"i,'ll'-d?' i#t,i;- u*","'
il;ffi:dffi'd;ffiffi',v,"Pe
t46
Teyht lllsni T. p- ,Atresia Koana

606 bayi dengan arresia koana. Lima prsen Klssifikssi


{J'd'?
pasien memiliki sindrom monogenik. Atresia koana bisa anterior, posterior,
Ditemukan adanya kecenderungan hubungan unilateral atau brlaleral, membranosa atau
keluarga, dan 50% dari semua kasus terdapat trl"ng.'
kelainan sistemik lainl:,ya seperti Sytdrcm
Treacher Collins, atresn esofazeal dan Eobriologi datr teori pembetrtukrtr
tr ache o e s ofa ge al ft st ul a - #1
a
Selama minggu kelima gestasi, lubang hidung
Atresia koana bilateral biasanya berhubugas terbentuk pada wajah yang sedang
dengan kelahan koogenital lainnya. berkembang. Lubang hidung mengalami
Bergstrom menyatakan hubugan CIZRG, invaginasi di sekitar mesenkim untuk
(Colobona. Heart defek, choanal Aliesia, membentuk kantung hidung (nasal sac).
Retqded grcwth, Genilou nary Membran oronasal memisahkan rta,ral sac dari
abnonnqlities, dan Ear aio,fiali) teqadi rongga mulut primitif Koana hidurg primitif
dengal berbagai r"riasi pade setidaknya 50% berhubungan detrga[ rolgga mulut saat
kasus atresia koana bilateral. Atesia koana membran oronasal robek selama mhggu
bilateral juga dilaporkan berhubungan dengaa ges&si ke 8. SEat dasar palatum lar€ral b€rsatu
dengan sindrom kaniofasial dan defek pada utltuk membentuk palatum sekunder, koana
dasar tengkorsk lainnya termasuk ensefalokel. definitif berada pada junclion an&ra kavitas
Sedangkan kebanyakan kssus atesia unilateral nasal dan nasofaring. Selama perkembangan
koana terjadi sebagai kelqinan tunggal t8rrpa membran kavitas n8sal, sel bulan sabit neursl
disertai kelaioan laimya. s67 beryindah dsri daerah basr'.s qanifil ailefiot
menuju lros€s p€mbentukan wajah. Sel ini
Etiologi berprolifensi untuk membentuk tulang
Ada kepustakaan yang morlyatatan bahwB maupun tulsng rawar dari basis qanii dan
atesia koana merupa&ao suatu kelainan lengkung Das8l. kngkung nasal dan koana
genetik yang dituunkan melalui rantai dibentuk secara sempuma pada mioggu
autosomal resesif.
t gestEsi ke 10. Ossifikasi bdsis ctanii arrte ot
tidak terbeDtuk - -secan semputDa hingga
setelah kelahiran"'

Gambr 2 : perkemhangar anatomi wajrh dstr kryitrs trrll (m!sr gert si minggu $10).

147
JURNAL KEDOKIERAN SYIAE KUALA Vatutue 9 Nc,nor 3 Desember 2A09

A. p€rkembangao wajah membelab, dengan perkembangan nasal dan


B. potongsn sagilal pada perkembangar prosesus palatum yang abnormal. I{asilnya,
kavias nasi atetic pldte be'3,da 1-2 mm lebih amerior dari
C: potongan koronal Pada Pada sebelah posiedor palatum durum, ditutupi oteh
perkembangan koana normal mukosa pada setiap sisinya,. dan 90% aya
D. potongan koronal pada pelkembarya,i tersusun atas hIang. Palatum se.irykali
a&esia koana ierbentuk tinggi dan melengkung, dengaa
pergeseran ke medial dari dinding nasal
Teori terkini ientang embriogenosis atresia lateral. Sehingga setelah pengangkat8tr yaog
koana mengatakan hd fui dapot terJadi baik tengkap dan sempuna pads tulang mauprm
karena kegagalan ruptw membran oronasel membran yatg menimbulkar obsfitlsi,
maupuo perpindahan png abnormal dari sel khoana tidak akau membentuk ukural
bulan sabit neural ke lengkung nssal. normal.6
Hengerer dat:. Oar metryatakan teori adaaya Sejumlah kondisi nasat krouis sspeti
aliran mesodermal yang salah arah terhrdap rhinosklerom4 dapat menyebabkan st_emsis
&ktor lokal. Teori membran oooasal yaag khoana, baik anterior msupuD posterior "
p€rsisten mernbedkan penjelasan yaag Beberapa keadaan yary dapat m€nyebabkan
sederhans tentatrg penutupon koaoe. Teori atresia kosoa antSra lai[ adanya membran
aliran mesodermal seoam lebih kuat bukoftringeal yang peNisteL kegagatau
meojelaskan konfgurasi tulaag pada tengkung membelah dari membran Hoclrstetter,
nasal povterior dan berhubwgao dengan perkembangaa ke mediat dari proses tulang
defortjrts basis cra i..x palatun vertikal dan horizontal, pembcntukan
adhesi mesodermal yang abnormal p6da axea
Patolisiologi koan4 dan kesalahan arah aliran mesodermal
Ksvitas nasi meluas ke posterior s€lama masa yang be*aita[ dengan fakor lokal.6
pckeabangaa dalan pengwuh firsi posterior
secara langsung dari proses pembentukaa Gsmbarea klinis
palatum. P€nipisaE membran pun terjadi, yang Atesia koana bilateral menyebabkan
memisahkan kavitas Drsi deagan rongga obstruksi pernapasan dan problema pemberian
mulutpada perkernbargan hari makanan pada neonatus. Neonntus mutlak
ke-38, dua lapisal membrar yaog masing- bemapas metatui hiduug. Iaring Grletak
masing terdiri atas epitEl Dasal d8tr olal sedemikian tinggi sehingga tidak muclah
m€mbelah dan membentuk koana (Brcs bernapas melalui mulut. Jadi, obstruki hidutrg
posterior). KegsgElatr memb,elab inilab ysng menrpekan masalah serius.
tJ'
menyebabkan atresia koana-
t Atesia lfioana kongenital bilateral daFt
Nares anterior tertufirp oleh sumbatan epiielial mengancam jiwa, terutama berperan pada
antara bulatr ke 2 dan ke 6. kegagalan kematiar perioatal di banyak belahaa &aia.
sumbatan ini untuk te6uka menFbabkan Neonatus mutlak bemafas melalui hidung
terjadinys atresia atau stenosis, mEun knrena selama ,l-6 minggu pertama, tsryilan
hal ini t€rjadi secara wajar pada fase laqiut" klasitrrya adalah distres pemapasan siklik
kavitas nasi dan sitrus tidak terpnganrh.6 dengan sianosis dan apnea atau sering pula
Meskipun beberapa sumber masih kotrtrovemi, disebut sianosis siklik, yaitu $iatu keadaan
penjelasan yang paliry muEgki! adalah dimana saat mulut tedutup, bayi tidat bisa
kegagalan membran butonasel untuk bemapas dan terjadilah sianosis. Pada saat

148
Teu.ku Husni T, R !4ttesia Koana

bayi tersebut menangis, maka rongga mulut meDciptaka! daelah yalC vakum t
tertuka dan uclara meagalir masuk melalui metryebattan obstruksi jalan mpss "g drpet
pada
mulut sehingga siamsis berakhir. Gejala ini atresia korra bilateral. Pemapassn rDelalui
terutana seksli mengkhal atirkan selama mulut, rcspon tubuh yang dipelajari oleh
pemberian makana& saal bayi tidak mampu neonatus, dspat terjadi sckitar 4{
minggu
uatuk meajrusu dan bemsfas secara setelah kelahiran, kepustakaan lair
krssmsa!- Gejala lainnya yang mungkiu mcnyebutkan bayi dapat bernapas dengn
tampak adalah adalya retraksi dada meskipun mulut saat berusia 8-12 bulsn. Atesia
bayi tersebut sedang b€rnapas mclalui mulut udlareral janog Denyebabksn distres
atau menangis,
t69 pernapasan aht, )€ng paling sering
Atscsia u! lsteral hanya menimbulkan sedikir ditemulan haovalah adanva cairal mukoid
gejala rn€skipur satu sisinys metrgalami unilatenl.'
petrJrumbatan, dan bisa jadi tidak diketahui Ketidakmampuan untuk meleilrtkan katekr
sampai anak ters6br$ b€rusia lebih tu& Csiran ysng lcmbut ke m-sofaring merupotan t€s
puulen yang kronis, sumbatan hidung yaag yang paliry sederhana, yang kemudian dapat
meEstBp, dao hiposmi8 d8pat muncul diikuti oleh radiografi larersl s€tdah pctrgisia!
kemudian. Pada atesia koana unilalEral dapat zat wama radioopaque pada pasieo dalan
teqadi deviali s€Furn yang mengarah ke sisi posisi Jt?ire. Namun bagainrnrP'r, 61-
yang mengatami atresia kosn& r# Scrn ssat iri merupakan pemedksaan stsndar
untuk menunjukkan ketebalan dan komposisi
DirgnoJ! plate, D€mbedat trny& dari penyenab
Atresis koaDa bilateral menyebablan obstruksi nasal yang lain pada bayi baru lahir
obstruksi hidung komplit pads neoDaos, s€perti e6efrlok€1, glioma dan dermoid. Bila
deryan distr€s pcnupassn yalg memiliki kateter Fr.l6 atau dilator yaag diletakkao di
orbe, c,epat dan kemungkinan kematiao karena hidung tirlak bisa lewat hingga kc orofaring
asfilsia kccuali jika segem dilahrkan menunjukkan suatu af€sia kmna" Irmpeng
intervensi dengao pemaslngan jalan nafas ysf,tg abetic dapat tsuhat secara langsung
mclalui oral. IIal ini tedadi karrrs lconatus deogan rinoskopi liberoptik CT-Scan
mutlak b€rnspas dengar. hidung. Seluruh merupekan rDodditas pilihan
permutaan lidah n€oratus terletak b€rdck8tz1 menggambarkaa ketainal ini.
)
dengan pal8tum mole dan palatum duruq

Gbr 3 ; Arial CT6can ysng Eetrurjukk n rtresia ko.trr rtrilat€rsl


.ruRN'AL KE.X)KTERAN SAUH KUAIA Volrne 9 Nonor 3 Desenber 2009

Hamer membagi deformitas anatomi dari obstruki mcmbmnosa. Sclain itu dapst pul&
atresia kongedtal berdasarkan CT"Sca[ dm dignrka& x-ruy sinus dan endoskopi nasal
pcnerikssaD klinis menjadi 4 kategori: sebegai rDodalitas unruk neEegskaal
penyempitan kawm nasi, obstruksi h ang diagnosis atresia koana. '
tateral, obstnrksi medial hiagp ke vomer, dan

GrDbr. 4 : glmbamn trlm[slrl crddrkopi pads rtr6i{ korni


Diagnorir banding' terbuka aisu dengatr iEtubasi. Tetdapot
- deviasi septum nasal berbagai variasi metode semeftara, baik
- dislokasi scpom nrsal menggu&krn jalan na&s orsl maupun
- s€ptal hematoma orofaringeat, dengan bentuk puting ktusus
- pembcngkakan mukosa yang dilengkspi dcngu lubang yatrg cukup
- hipeftopi tubiusi lebsr dibsgian ujt[g untuk merjaga aliran
- enscfalokel udara, datr tube nasogastric *bdhtm
- nasal dermoid dilakukan pembcdahar. bdottocheal tube
- hamartoma ditcmpatkan melalui mulut hinSga ke csofag[s
- chondroma untuk membuta mutrn sekatigus sebagei
- Gratoma saluran l€wahya makanan. ff{ael li&Gwem
(sebuah puting besu dengan lubang dibagian
Trtdrtsstrr ujul8nya) yang memuagkinkaa bsyi ulr$k
Mcmpertahankan jatan nafas merupekan bemspas melalui mului diatrtan menelstr ssst
prioritas utama, dan mcrupakan tindaku ma&an Untuk menjags kedua slat tersebut
emcrgensi pada kasus bilrteral. Awalnya" tet8p ber0dE dimulut bayi dspat digEakan
dilakukan dengan secara cepst memhdahkan plester uatuk melekatkanrya. 6P
jdar napas melalui Dulut, d€ogan
mempenahaDlaD mulut berada pa& posisi

1J0
feuku Husni T. R Anesia Koanl

Gbr 5: PcE8lstrgan Endotru*heol a.be

Jika bal sudah bisa menggunskan mulut Stent ye-rlg digunakan biasanya dibiarkan
scbagai ja{an rapas, make bayi terseba dapat hingga bcberapa minggu setclah opeBsi uotuk
diberi uukanau melaui goage yaitu menghindari penutupa! maupun stenosis.
pemberian malanan mclalui pipa ya.r8 Trakeotomi perlu dipcrtimbanglan pads kasus
dimasukkan kedalam lambullg hitrgg bilatonl poda snak dengan gnngguaa lain yang
mcmr'ngtinkrn untuk bemaprs dan makan meDgsncam nyawa msupun pa& pasicn yang
tanps bsntuan jrlrn mlEs laimya. Pada kasus sulit utttuk dilakukan operasi rcpan aGsia
bilatcral, mungkin diperlukan intubasi atau koaos dcngan segera. Operasi korcki pada
takeotomi. Jila psda assk tlrsebut tidsk obstuksi unil*eral dasat dituda hingg8
didapati mlsalah medis serius laiDnya, operasi bebsrspa tahu Baik pada kasus udlatetal
intervosi memerlukan pertinbangan pada maupun bilaleEl, tazim terjadi penyempitsr
neonatrs; s88t ini metode transoasal lebih hiusa pcrlu dilakukatr pelcbaru E au.op€rasi
umum dilakukan dengu menggunakan ulangarL maupun gabungan keduanya.
$
crbskopi kecil yang dilengkspi kacs
pembesar, slat opcrasi yang kecil, dan bor.

151
JURNAL KEDOKIERAN SYUH KUAI"A' t/olume 9 Nomot 3 Dese tbet 2009

Gaober 6: Pema*ngrn selang Okrigen rcteleh diLkukrn TnNkeoctomi

Teloik p€mbed8hetr lebih banyak ruang yang bisa diguoskaD untuk


Terdspat beberap teknik paDbeddun- flap tLkos,,l, deryBn jadngsn porut yang
tansnasal, transpalatal, kanscptal, d8n lebih sedikit, Srezr masih tetap dibutuhkan,
transantal, dua tcknik yang disebut&atr diawal namua hanya rmtuk beberapa minggu. a
paling sering digunakan. Jalur taDsms8l Pada bayi, tcknik operasi urtuk anEsis
paling sesuai unutk neonatus. P/are dilubaagi membranosa meliputi melubangi membran
fuigafi so*d, dan bila membran dargan koana daa mclctakkan gsr, sclams 6 miDggu,
l8ser, atau bila hrlang rnsta di bor, semeotara nanun jika yang, tr,rlani edalah afesia hrlEng
jali tetEp berads di nasofaring. Sedikifi,a maka dinding tulaq tersebut harus
Grpissh I ctn a ara khosD& postorior dcngen dengpn telrik bcdah miko
korptls vcrtebrsl, prosedur ini bukrtrlah tsnpo transaasal yarg juga diihsi dcngrn
,esiko, kerusatan sum-sum spinal maupul pencmpalatr srenl, Apobila operasi yang
kebocomn I,cS pqmah dilapodon dilaknkaE hrang sempum, Etau k€oboli
Penasangan stefit poly,herc tube crjadi penycmpitan koana mokaperbaikan
dipertatnnkan selama 24 bulan. Kedua sisi trsnsD8latal dilshkan Dada usi8 3 stau 4
hidung &pst diledaatr disaat yaag bcrsomsa& rah';
namul harus dipe*stikan slat mcogamanl(atr "
Satu kcpustaloan menyalskan bila atesia
,,rre urtuk mengindari kqwatan colunella. koara diikuti &ng" CHARGE, Mb
Bcberapa pcnulis nenyarantan diikrti dengao crodfiung disaratrta[ rmtuk lrlahrkan
dilatasircguler.', traktrcostomi s6agai tindakan ew8l,
Tckuik transpalital dikedakatr pads snak yang s€dtrglon
be{usia lebih na, s€ring dilahfatr bila grC pertsikao atrsis koam itu s€odfui diruda
dengan tcknik transms8t. Kuugiannya adalah hingga anak berusia sckirar 2 trhurl"
banyalnya perdarahan dan kerusakan
potensial pada pusat pcrtumbublq n mutr
---!!FE--

Teuk:.t Husni T. R Ahesia NoonL

Gbr 7. Grmbrrrlr irtrrop€rrtiftrsBpdalal prdr kosns poEterlor

Cbr EA. Operrll pcrbrilrn trurprltrl atrc.h koane. Pengangkrtetr Flap mukote prlctu&
I{rp mutosa diengk,i ncnuju iBpi post€d$ palattr drlIum dsn lapisan otot Fldrtr mole diiosisi
untuk dimasuktan ke i.pi posteriot pslatun duIum (Gtr.sA)

153
JURNAL KEDOKTER''I{ SYLAH KIIAI- Valune 9 Nomo? 3 Deternbet 2009

Gbr.9 : Airesis kosrr, Grmbarstr rhltrognm Denltriukkln 8d8trys peryuEbrtu


barra redioooak pada kosns

Gbr.10: CT-Scol ncnunjukkrn r0€ir koror hhrg drtr membrrno0l

154
T "*fE@
I
!
I

t ?euku Husni T. k Att.sia Koana

Gbr Il: Gambarao ilustrrsi operssi p€rblikatr trs[!prl;tal pade glresia kosas

Komplihsi 7. http://er.rvikipcdlr.orgt{iki'Chornd_rtrsh*P
Berbagai komplikasi yarg dapat muncul lt3aolrlror
aDtara lain: aspirasi saat pemberisn makanan
Blueslono, Stool, Kenn, PEDIATRTC
OTOLARYNGOLOGY VOLUME ONE.IIIIRD
maupu saat hrusaha bemapas melalBi mulut, EDmON, WB Saundcrs ComFny, Ncw Yorlq
henti napas, maupun penyempilan kembal 1996, Hal: 840-845, 770.77 l, 754-7 55
8
daenh oierasi setelah diiahrkan operasi. 9. www.nlm. nih-qov/medlinepluvdcv/articky'0o I 64
2.hrm

Pro8tr6i3
10. B!il.y, J, Brro4 I{EAD AND NECK
SURGERY.OTOLARYNGOLOGY, SECOND
Bila petaikan dilakukan secaa total
I EDIION, Volume IB, Lipincott-Ravn Publish.r,
diharapkan memberikan prognosis yaag baik. USA 1998, Hdr 383, 889,1072, 1244.

P€rcegrhrD
Ssmpai saat i b€lum diketahui car8
utuk kelainan ini.3
pencegahan

Drftsr p[!tsk!
1. Th6.0e R Cody, Evaenc B Kol4 Brucr W Parrso4
PENYAKIT TEUNGAT HIDIJNG DAN
rENG@RoxAN, EGc, ,.lrrt& 1993, Hrl 208,

2. IGru! trodokt rro Dod.td,.lih b!b3s., Titrr


Pcnorjcmah EGC€disi 26, EGC, ,.ksrt, 1996,
116l: 366
3. S<rh R Thsll.r, l"{r!* S Gr.nich DIAGRAM
D1AGNOSTIK PENYAKIT TELINGA,
HIDT NG DAN TENC,COROKAN, EC,C, ,.kan ,
1995, Hsl: 8l
4. htto://www.ich.ucl r. uk/sodl familievinformatio
n:.h.€tJcho&sl ltiBircbosnsl_rtr6ia frmitici
.htrpl
5. htt!://childdoc.orsfaltgS/chouiychoanal.!5n
6.
o.hl *h.ctlotr-AulhorrudEditorr

155

You might also like