You are on page 1of 3

ANALISIS KRITIS ARTIKEL JURNAL

Identifikasi Makrobentos sebagai Bioindikator Pencemaran Air


di Daerah Aliran Air Sungai Bedadung

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pencemaran Lingkungan


Yang dibimbing oleh Frida Kunti Setiowati, ST, M.Si

Oleh:
Kelompok 3
Off GHK / 2015
Raudhatur Fatiha (150342600367)
Solichatul Afifah (150342603789)
Zefry Okta Wardana (150342600433)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
JURUSAN BIOLOGI
Maret 2017
ANALISIS KRITIS ARTIKEL

A. Judul dan Identitas Artikel :


Ambarukmi, Nela, Anita Dewi Moelyaningrum, dan Ellyke. 2012. Identifikasi Makrobentos
sebagai Bioindikator Pencemaran Air di Daerah Aliran Air Sungai Bedadung
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa. Jember : Kesehatan Lingkungan FKM
UNEJ.
B. Tujuan Penelitian :
1. Mengidentifikasi sumber pencemar di Daerah Aliran Sungai Bedadung
2. Mengidentifikasi penyakit terkait waterborne disease
3. Mengidentifikasi jenis makrobentos yang terambil
4. Menganalisis makrobentos sebagai bioindikator pencemaran air di Daerah Aliran Sungai
Bedadung
5. Menganalisis perbedaan pencemaran di stasiun I dan stasiun II
C. Fakta-fakta Unik
1. Limbah padat yang tidak disimpan dengan baik dapat menjadi tempat bersarangnya
vektor penyakit seperti tikus dan lalat
2. Arus air berpengaruh terhadap sumber makanan dan substrat dasar yang merupakan
habitat makrobentos kemudian kondisi air yang keruh juga kurang disukai oleh
komunitas bentos
D. Pembahasan
Air Sungai Bedadung dan Jompo, menunjukkan nilai DO sudah melebihi baku mutu
lingkungan yang ditetapkan yaitu 5,67mg/l dari tiga titik sampel. Berdasarkan uraian tersebut
perlu penelitian lebih lanjut terkait bagaimana kualitas air sungai Bedadung. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode analitik. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling dan melakukan wawancara pada tokoh masyarakat dan masyarakat
sekitar dengan menggunakan teknik Snow ball.
Sumber pencemar sungai Bedadung berasal dari limbah domestik dan limbah industri.
Limbah domestik merupakan limbah padat yang berupa sampa dan limbah cair dari buangan
kamar mandi, dapur, dan juga berasar dari aktivitas masyarakat yang dilakukan di sungai,
yaitu mandi, cuci dan kakus. Limbah industri berupa limbah kulit seafood, cat, thinner, oli,
laundry dan limbah cair dari proses pembuatan tempe. Selain itu ditemukan penyakit terkait
waterborne disease yang diderita oleh masyarakat sekitar adalah penyakit menular yaitu tifus,
hepatitis A, diare dan disentri.
Jenis makrobentos yang dapat ditemui, diantaranya : Bithynia, Pleurocera, Euthyplocia,
Goniobasis, Rotaria, Heptagenia, Ophiogompus, Philopotalamus, dan Spesies A pada stasiun
1, sedangkan pada stasiun II ditemukan hanya tiga spesies, yaitu Bithynia, Pleurocea dan
Spesies A. Sehingga kualitas air sungai Bedadung berdasarkan indeks diversitas atau indeks
keragaman di stasiun I termasuk dalam kategori tercemar ringan dengan nilai H’=2,19 dan
stasiun II termasuk kategori tercemar berat dengan nilai H’=0,92. Selain itu juga
menggunakan metode uji statistik yang menunjukkan ada perbedaan pencemaran di stasiun I
dengan II.
E. Pertanyaan yang Diajukan
1. Apakah faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil banyaknya makrobentos yang
ditemukan? Padahal 2 stasiun tersebut dalam perairan yang sama.
2. Apakah dari pemerintah tidak memberikan sosialisasi tentang bahaya dari waterborne
disease terhadap kesehatan? Kemudian apakah sanksi dan peraturan belum dibuat oleh
pemerintah Kabupaten Jember?
3. Bagaimanakah respon masyarakat sekitar terkait dengan tingkat pencemaran yang
tergolong sudah amat berat?
4. Bagaimanakah tindak lanjut dari pemerintah tentang industri di sekitar Sungai Bedadung
yang juga menyumbang mencemari air sungai?
F. Refleksi
1. Kelebihan artikel jurnal
Artikel jurnal ini memberikan informasi kepada para pembaca bahwa metode
untuk mengetahui kualitas pencemaran air di suatu lingkungan dapat dengan mudah
dilakukan, salah satunya dapat diketahui dengan indikator biologis, dimana dengan
melihat kehadiran makrobentos di suatu perairan, kehadiran makrobentos mampu
digunakan sebagai identifikasi sungai tersebut tergolong tercemar apa tidak. Semakin
banyaknya makrozobentos maka kondisi perairan tersebut tergolong tidak tercemar,
begitupun sebaliknya.
2. Kekurangan artikel jurnal
Artikel jurnal ini hanya bertujuan untuk mengidentifikasi apakah sungai tersebut
tergolong tercemar atau tidak dengan adanya makrobentos yaitu sebagai indikator
biologis. Sedangkan untuk indikator fisika dan kimia tidak diidentifikasi. Karena
apabila menggunakan indikator biologis saja, data yang ditampilkan belum terdukung
oleh indikator fisika dan kimia, sehingga pembaca masih ragu apabila ingin merujuk
pada hasil penelitian di dalam artikel jurnal ini.

You might also like