Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
didalamnya alkoholisme antisosial, adalah lebih umum terjadi di kalangan para ibu
dan ayah yang memiliki anak-anak penderita ADHD versus para ibu dan ayah yang
memiliki anak-anak normal (tidak menderita ADHD). Metode: Para ibu (312 orang
dikelompok yang memiliki anak-anak penderita ADHD, 235 orang dikelompok yang
memiliki anak-anak normal) dan para ayah (291 orang dikelompok yang memiliki
dengan para anak mereka yang masih remaja dan yang sudah beranjak di usia dewasa
muda. Hasil: Alkoholisme maternal dan paternal, dengan atau tanpa antisosialitas
komorbid, adalah lebih umum muncul pada mereka yang memiliki anak penderita
tinggi untuk proban (proban = di dalam penelitian ini adalah anak / individu/ subjek
penelitian yang berperan sebagai titik awal untuk penelitian genetika di dalam
dari seluruh ayah proban dan 25% dari seluruh ibu proban diketahui mengalami
masalah penyalahgunaan alkohol dengan atau tanpa antisosialitas, yang dimana hal
ini dapat menjadi kontributor yang cukup signifikan terhadap kerentanan di tingkat
outcome anak-anak jangka panjang sebagai satu fungsi komorbiditas alkohol parental
adanya hubungan yang kuat antara alkoholisme pada orang tua dengan perilaku
eksternalisasi anak-anak (Pelham & Lang, 1993; Sher, 1991; Waldron, Martin, &
Heath, 2009; Zucker, Heitzeg, & Nigg, 2011). Faktor-faktor genetik, dan juga
dapat memberikan kontribusi (Haber, Jacob, & Heath, 2005; Hicks, Foster, Iacono,
& McGue). ADHD yang mencakup gejala inti impulsifitas yang bersifat ‘diturunkan/
dengan alkohol (Barkley, 2015; Lee, Humphreys, Flory, Liu, & Glass, 2011), dan hal
ini memiliki kaitan dengan alkoholisme parental. Namun, beberapa penelitian dalam
jumlah yang sedikit telah melakukan pengujian akan hubungan yang spesifik antara
alkoholisme parental dengan ADHD pada anak. Dengan menggunakan registri anak-
anak dan dewasa berbasis populasi di Swedia, Skoglund dkk menemukan fakta
bahwa 6,5% dari anak-anak penderita ADHD yang memiliki orang tua penyalahguna
alkohol (AUD/ alcohol use disorders) vs hanya 3% dari seluruh anak-anak kendali
(Skoglund, Chen, Franck, Lichtenstein, & Larsson, 2015). Tingkat masalah alkohol
parental yang didasarkan pada sampel klinik (Barkley, Fischer, Edelbrock, &
Smallish, 1990; Biederman dkk, 1992) dan sampel masyarakat (August, Realmuto,
Tamara, & Hektner, 1999) adalah lebih tinggi. Barkley dkk (1990) menemukan fakta
bahwa 34,2% dari seluruh ayah biologis anak-anak penderita ADHD diketahui
ketergantungan alkohol yang lebih tinggi lagi pada saudara derajat-pertama anak-
anak penderita ADHD (18%) dibandingkan pada subjek kendali (11%). August dkk
(1999) menemukan fakta bahwa 65% sampai 85% anak-anak penderita ADHD
diketahui memiliki orang tua dengan diagnosis alkoholisme (Panduan Diagnostik dan
Statistik Gangguan Jiwa edisi ke-4, DSM-IV; Himpunan Psikiatrik Amerika, 1994)
jika dibandingkan dengan 48% pada subjek kendali. Namun, selain laporan-laporan
ini, beberapa penelitian pun telah gagal untuk mendeteksi tingkat alkoholisme yang
lebih tinggi pada saudara biologis anak-anak yang secara klinis terdiagnosa ADHD
(Biederman dkk, 2008; Cadoret & Stewart, 1991; Lahey dkk, 1988; Milberger,
dengan alkoholisme parental) jumlahnya tidak banyak, dan hal ini telah secara
atas ekspresi yang beragam akan gangguan perilaku diantara anak-anak, karena tidak
semua anak-anak yang memiliki orang tua pecandu alkohol yang mengalami masalah
dari orang tua penderita alkoholisme yang mengalami kesulitan/ gangguan ini, dapat
demikian, tingkat alkoholisme yang memiliki pengaruh yang berbahaya bagi anak-
anak mungkin tidak ditentukan oleh AUD parental, namun pola akan faktor-fakto
merupakan salah satu komorbiditas fenotipik yang paling umum yang memiliki
kaitan dengan awal kemunculan gangguan dan tingkat keparahan kronis. ASPD
(Herndon & Iacono, 2005). Beauchaine dan McNulty (2013) berpendapat bahwa
impulsivitas yang bersifat ‘genetik/ dapat diruturunkan’, yang merupakan gejala inti
ADHD, mungkin berperan sebagai indikator jelas yang paling awal muncul akan
dengan pemikiran ini, kombinasi akan alkoholisme orang tua dan ASPD
(alkoholisme antisosial) merupakan suatu indikator yang kuat akan resiko anak-anak
tidak terkendali, dan lingkungan asuh yang buruk untuk anak. Zucker, Elllis, dan
antisosial diketahui memiliki hubungan dengan kemunculan dini dan tingkat gejala
penyalahgunaan alkohol komorbid serta gejala akoholisme komorbid pada ayah, dan
hal ini menunjukkan bahwa resiko parental yang berkontribusi ini telah dapat
penelitian mereka, anak laki-laki dari para pecandu alkohol antisosial akan
cenderung memiliki masalah perilaku dibandingkan dengan anak-anak dari orang tua
alkoholik non-anti sosial dan anak-anak dari orang tua non-alkoholik (Wong, Zucker,
Puttler, & Fitzgerald, 1999). Beberapa penelitian yang meneliti anak-anak penderita
ADHD telah menemukan hubungan yang cukup signifikan antara ASPD orang tua
dengan ADHD anak, yang menunjukkan bahwa tingkat ASPD familial yang lebih
tinggi untuk anak-anak penderita ADHD, dibandingkan dengan anak-anak yang tidak
menderita ADHD (Biederman dkk, 1992), dan juga tingkat masalah perilaku anti
sosial orang tua yang lebih tinggi seperti contohnya urusan dengan kepolisian,
perkelaihan, dan kekerasan pada anak dibandingkan dengan anak-anak yang tidak
menderita ADHD (Barkley dkk, 1990). Dalam hal sejauh mana alkoholisme, yang
merupakan sudah diketahui dapat muncul dengan ASPD pada masa dewasa, dapat
apakah masalah-masalah alkohol parental dapat terjadi dengan tingkat yang lebih
tinggi pada keluarga yang menderita ADHD, yang tergantung pada kemunculan
ini.
hubungannya dengan alkoholisme pada para orang tua yang ditangani untuk
Lidral, & Reich, 1999). Dibandingkan dengan anak-anak dari orang tua yang bukan
alkoholik (5,9%), resiko ADHD diketahui secara signifikan adalah lebih tinggi pada
anak-anak dengan keluarga pecandu alkohol (13,2%), dan tingkat resiko ini menjadi
lebih tinggi pada anak-anak dari orang tua alkoholik dengan ASPD (19,0%). Namun,
memiliki hubungan dengan ADHD pada anak ketika diuji pada satu model
multivariat. Dengan demikian, data awal ini, yang terbatas pada penelitian yang
adanya hubungan antara alkoholisme parental dengan ADHD anak, namun hal ini
antisosialitas komorbid di kalangan para orang tua. Baru-baru ini, Chronis dkk
Pertanyaan lain yang penting yang telah secara minimal dievaluasi adalah
apakah jenis kelamin dari orang tua pecandu alkohol dapat menjelaskan bagian dari
anak seperti ADHD atau tidak. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa
(Chassin, Curran, Hussong, & Colder, 1996). Knopik dkk (Knopik dkk, 2006;
antara ketergantungan alkohol parental dengan ADHD pada anak, dengan melibatkan
anak-anak yang berjenis kelamin perempuan (Knopik dkk, 2006) dan rancangan
akan ADHD pada anak diketahui memiliki hubungan dengan ketergantungan alkohol
maternal, dan hal ini pun didukung oleh kedua penelitian, namun pencarian
hubungan ini dikendalian untuk ADHD maternal, yang merupakan satu pengganggu
parsial (Knopik dkk, 2009). Di dalam satu sampel yang berukuran lebih kecil yang
untuk psikopatologi), alkoholisme pada relatif/ saudara biologis derajat pertama dan
kedua, diketahui memiliki hubungan dengan perilaku eksternalisasi pada anak laki-
laki, bukan pada anak-anak perempuan (Molina, Donovan, & Belendiuk, 2010);
ADHD parental tidak dikendalikan, namun kesehatan kejiwaan ibu dan bukan
dkk, 2011) dan kompleksitas hubungan-hubungan ini dan kebutuhan untuk penelitian
tambahan pun dijelaskan dalam penelitian tersebut (Knopik dkk, 2009). Terakhir,
tidak jelas apakah alkoholisme antisosial maternal bertanggungjawab atau tidak akan
kemunculan masalah perilaku pada anak. Dengan demikian, tujuan utama dari artikel
ini adalah untuk meneliti hubungan antara alkoholisme maternal dan paternal dan
sejauh mana hubungan-hubungan familial ini tercakup, atau terlepas dari ADHD
Mental edisi ke-3, DSM-III-R, Himpunan Psikiatrik Amerika, 1987), dan para pasien
pun diikuti secara prospektif selama masa remaja dan dewasa muda (Molina,
Pelham, Gnagy, Thompson, & Marshal, 2007; Molina dkk, 2014). PALS mencakup
wawancara dengan para orang tua dan memberikan kesempatan untuk menguji
hipotesis yang menyatakan bahwa alkoholisme antisosial umum terjadi pada orang
tua yang memiliki anak penderita ADHD. Penelitian ini, dengan mengumpulkan data
wawancara dengan para ibu dan ayah, juga memberikan kesempatan untuk menguji
hipotesis yang menyatakan bahwa hubungan ini terjadi pada ibu dan ayah yang
memiliki anak dengan dan tanpa ADHD, dan bahwa anak proban yang memiliki
masalah perilaku (ADHD plus gangguan prilaku) diketahui memiliki tingkat tertinggi
Metode
Tinjauan Umum
PALS menyertakan 364 orang anak yang terdiagnosa dengan DSM-III-R atau
DSM-IV ADHD, dan anak-anak ini difollow up secara longitudinal selama masa
remaja dan dewasa muda (proban), penelitian ini juga menyertakan 240 individu
sehat (tidak mengidap ADHD) yang sama secara geografis, para anak ini direkrut
Para Partisipan
1987 sampai 1996. Para subjek penelitian pun layak untuk mendapatkan follow up
longitudinal pada basis (a) diagnosis ADHD di masa kanak-kanak, (b) partisipasi
pada program penanganan musim panas selama 8 minggu untuk anak-anak penderita
ADHD (Pelham & Hoza, 1996), dan (c) kriteria inklusi/ eksklusi tambahan yang
gangguan perilaku disruptif (Pelham, Gnagy, Greenslade, & Milich, 1992) pada guru
dan orang tua. Para orang tua diminta untuk mengikuti wawancara diagnostik semi-
terstruktur dengan para dokter dengan gelar PhD yang terdiri dari deskriptor DSM-
III-R atau DSM-IV untuk ADHD, Gangguan Ingkar Oposisional (ODD), dan CD,
mengikuti panduan DSM, diagnosis pun dilakukan jika terdapat sejumlah gejala-
informasi dari para orang tua dan guru). Setidaknya terdapat dua dokter yang
memiliki gelar PhD untuk secara independen meninjau semua rating dan wawancara
untuk mengkonfirmasi diagnosis DSM. Kriteria eksklusi juga dinilai pada anak-anak
yang mencakup IQ skala penuh yang kurang dari 80, riwayat sawan atau masalah-
skizofrenia, atau gangguan psikotik mental organik lainnya. Usia rata-rata pada
evaluasi awal adalah 9,40 tahun, SD (Simpangan Baku) = 2,27 tahun; para partisipan
di kelompok ADHD pun dihubungi untuk di follow up pada kira-kira 8,35 tahun
kemudian, SD = 2,79. Tingkat partisipasi mencapai 70,5% (364/516), dan hanya satu
penelitian ini diambil dari kunjungan follow up pertama ketika proban berusia rata-
rata 17,74 tahun (SD = 3,38 tahun). Hampir dari seluruh subjek penelitian adalah
anak laki-laki (89,6%) dan ber-ras kulit putih (84,6%). Hampir dari seluruh minoritas
Mereka direkrut pada basis bergilir untuk membentuk kelompok ADHD/ non-ADHD
dengan proporsi yang sama tiap karakteristik demografis. Para partisipan tanpa
iklan di surat kabar lokal dan nawala staf rumah sakit universitas (27,5%),
para proban, dan satu daftar periksa gejala-gejala ADHD. Para individu yang
memenuhi kriteria DSM-III-R untuk ADHD – baik baru-baru ini ataupun menurut
dalam hal usia, jenis kelamin, ras, ataupun tingkat pendidikan orang tua. Persentase
ADHD yang lebih tinggi daripada para partisipan kelompok non-DHD adalah dari
rumah tangga dengan orang tua tunggal, 33,2% versus 23,6%, p < 0,05; tingkat
pendapatan orang tua di kelompok ADHD adalah lebih rendah, M = US$ 63.000
versus US$ 76.000, p < 0,01; dan jumlah proban yang diadopsi adalah lebih tinggi
Subsampel untuk penelitian saat ini. Tujuan utama untuk penelitian ini adalah
satu subsampel dari sampel PALS yang berukuran lebih besar pun digunakan untuk
penelitian saat ini untuk memastikan bahwa alkoholisme dan informasi ASPD dapat
menjelaskan orang tua biologis saja. Setelah mentidaksertakan keluarga yang data
parsial nya saja yang tersedia, ukuran subsampel untuk analisis menyertakan 312 ibu
di kelompok ADHD, 291 ayah di kelompok ADHD, 235 ibu di kelompok non-
ADHD, dan 227 ayah di kelompok non-ADHD. Jumlah ini mencerminkan 90% (n =
547/604) dari para ibu dan 86% (n = 518/604) dari para ayah para partisipan pada
sampel PALS yang berukuran lebih besar. Usia rata-rata adalah 45,6 (SD = 5,7)
untuk para ibu di kelompok ADHD, 49,5 (SD = 6,6) untuk para ayah di kelompok
ADHD, 46,3 (SD = 5,4) untuk para ibu di kelompok non-ADHD, dan 49,4 (SD =
Prosedur Wawancara
kantor program ADD oleh staf penelitian pasca sarjana. Para pewawancara
pengumpulan data. Izin dan pernyataan kebersediaan dari para partisipan pun
didapatkan, dan kerahasiaan subjek penelitian pun dijamin tidak akan disebarkan
atau diungkapkan kecuali jika bersifat dapat berbahaya atau membahayakan subjek
Ukuran
alkoholisme pada orang tua biologis dinilai dengan menggunakan Wawancara Klinis
Terstruktur untuk DSM-IV dengan para orang tua (SCID-IV; First, Spitzer, Gibbon,
& Williams, 1998). Wawancara ini memilki tingkat reliabilitas dan validitas yang
tinggi dan merefleksikan versi DSM yang digunakan pada waktu pengumpulan data,
dapat menuai diagnosis akan penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol untuk ibu
dan ayah. Dengan tidak adanya wawancara langsung, masalah akan alkohol pada
orang tua biologis yang tidak diwawancarai diukur dengan laporan pasangan nya
(suami atau istrinya) pada Uji Skrining Alkoholisme Michigan Singkat (SMAST;
Selzer, Vinokur, & van Rooijen, 1975). Untuk SMAST, alkoholisme dianggap
sebagai adanya tiga dari masalah-masalah yang berkaitan dengan alkohol atau satu
ASPD (SCID-II; Spitzer, Williams, & Gibbon, 1987) yang dilakukan pada para
orang tua biologis tentang dirinya dan tentang orang tua biologis lain. Diagnosis
ASPD ditentukan ada jika laporan orang tua biologis dapat memenuhi kriteria
diagnostik.
parental dan ADHD pada anak. Para orang tua akan dinyatakan terdiagnosa
mengalami atau pernah mengalami ADHD jika mereka menunjukan setidaknya satu
dari hal-hal berikut ini: (a) enam gejala hiperaktifitas/ impulsifitas atau lebih di masa
Disruptif (Pelham dkk, 1992); (b) empat atau lebih gejala-gejala yang lebih baru
ADHD yang dilaporkan oleh diri sendiri. Ambang batas yang lebih rendah untuk
gejala-gejala pada masa dewasa, relatif terhadap ambang batas lima gejala atau lebih
terbaru dengan data PALS yang disesuaikan dan inklusif ketika pengujian variabel
dengan menggunakan kombinasi laporan dari orang tua, guru, dan laporan subjek itu
sendiri tentang DBD yang diadaptasi untuk para remaja, dan orang tua serta laporan
diri subjek pada Panduan Wawancara untuk Anak-Anak (DISC-IV; Shaffer, Fisher,
Lucas, Dulcan, & Schwab-Stone, 2000). Jika tiap gejala akan gangguan perilaku
ditemukan dan disahkan oleh penilai, maka akan dihitung dan para remaja yang
perilaku. Untuk para subjek yang berusia dewasa muda (diatas 18 tahun), diagnosis
Kuisioner Delikuensi Yang Dilaporkan Oleh Pasien (Elliot, Huizinga, & Ageton,
1985) dan Modul SCID-II ASPD (SCID-II; Spitzer dkk, 1987) yang diberikan
kepada pasien dan orang tua. Dari ukuran-ukuran ini, para individu dewasa muda
yang diketahui memiliki kesesuaian dengan dua atau lebih dari sembilan item yang
CD/ gangguan perilaku. (Ambang batas yang lebih rendah akan dua, bukan tiga,
gejala CD digunakan untuk diagnosis untuk menyesuaikan sejumlah gejala-gejala
Tabel 1. Tingkat Alkoholisme Antisosial pada Para Orang Tua Biologis yang
Memiliki Anak Dengan atau Tanpa ADHD dan Dengan Komorbiditas CD Pada Saat
Follow Up
Kelompok Non-ADHD
dilaporkan pada Tabel 1 untuk ibu dan untuk ayah, secara terpisah untuk kelompok
ADHD dan kelompok non-ADHD, dan secara terpisah untuk proban dengan atau
tanpa gangguan perilaku pada periode follow up. Dengan menggunakan analisis
bivariat, tingkat alkoholisme pada ibu (dengan atau tanpa ASPD) adalah lebih tinggi
pada kelompok ADHD (25%; 79/312) versus kelompok non-ADHD (13%; 31/235),
X2 (1, N = 547) = 12,3, p < 0,01, dan tingkat alkoholisme paternal adalah lebih tinggi
pada kelompok ADHD (44%; 128/291) versus kelompok non-ADHD (28%; 63/227),
X2 (1, N = 518) = 14,4, p < 0,01.Juga, tingkat alkoholisme antisosial maternal adalah
lebih tinggi pada kelompok ADHD (7%; 23/312) jika dibandingkan dengan
kelompok non-ADHD (1%; 3/235), X2(1, N = 545) = 11,1, p < 0,01, dan tingkat
= 13,9, p < 0,01. Para ayah di kelompok ADHD diketahui memiliki tingkat tertinggi
akan alkoholisme antisosial (27%), hampir dua kali lipat dari para ayah di kelompok
non-ADHD (14%), dan hampir empat kali lipat dari tingkat ibu di kelompok ADHD
(7%).
Analisis Bivariat Untuk Membandingkan Kelompok ADHD dengan dan tanpa
(gangguan perilaku) (28%; 22/80) dibandingkan dengan mereka yang memiliki anak
yang normal (25%; 56/228), X2(1, N = 308) = 0,27. Hal ini juga sama untuk para
antara mereka yang memiliki anak dengan gangguan perilaku (47%; 35/75) versus
mereka yang tidak memiliki anak penderita gangguan perilaku (43%; 92/214), X2(1,
N = 289) = 0,30. Tingkat alkoholisme antisosial maternal adalah sama untuk anak-
anak dengan atau tanpa gangguan perilaku komorbid (masing-masing 5% vs. 8%).
Tingkat alkoholisme antisosial paternal juga sama untuk anak dengan atau tanpa
meneliti apakah alkoholisme orang-tua dengan atau tanpa ASPD secara independen
berkaitan dengan ADHD pada anak atau tidak. Pertama, hanya alkoholisme, hanya
alkoholisme dan dengan ASPD saja. ADHD pada anak (ya/ tidak) merupakan
kelompok ADHD untuk mengetahui hubungan antara diagnosis pada orang tua
dengan ADHD pada anak plus diagnosis CD (gangguan perilaku. Kami
mengestimasi semua model yang mengendalikan untuk ADHD parental, yang terjadi
pada 18,4% dari para ibu proban penderita alkoholisme dan 18,7% pada para ayah
proban penderita alkoholisme, versus tidak ada dari para ibu non-ADHD yang
menderita alkoholisme dan 1% dari para ayah penderita alkoholisme yang memiliki
mengendalikan untuk ADHD parental, para ibu dari anak penderita ADHD akan
lebih cenderung untuk mengidap alkoholisme dibandingkan dengan para ibu yang
tidak memiliki anak penderita ADHD, dengan atau tanpa ASPD. Mereka juga akan
lebih cenderung untuk memiliki resiko ASPD tanpa alkoholisme. Namun, mereka
untuk para ayah adalah sama, dengan pengecualian bahwa kemungkinan untuk
mengidap alkoholisme saja yang hanya secara marginal meningkat untuk para ayah
ADHD Pada Anak Mereka dan Gangguan Perilaku Diantara Anak-Anak Penderita
ADHD
dan 297 untuk analisis CD anak (dalam kelompok ADHD), dan untuk model
paternal, adalah 505 untuk analisis kelompok ADHD dan 290 untuk analisis CD anak
variabel ADHD parental, ras/ etnisitas dan gender anak, status sosial ekonomi
keluarga (SES; tingkat pendidikan orang tua), dan keberadaan akan satu atau dua
orang tua biologis di dalam keluarga saat ini. Dengan pengecualian ADHD parental,
tidak ada kovariat yang signifikan dan tidak secara signifikan merubah interpretasi
hasil, dan kovariat ini diambil dari model akhir. CD = gangguan perilaku.
Analisis Regresi Logistik Multivariat Untuk Membandingkan Kelompok ADHD
para ibu proban yang tidak menderita gangguan perilaku, dan para ibu proban
penderita gangguan perilaku akan lebih cenderung untuk mengidap ASPD daripada
alkoholisme antisosial jika dibandingkan dengan para ibu proban yang tidak
menderita gangguan perilaku. Para ayah proban yang menderita gangguan perilaku
juga akan cenderung untuk mengidap ASPD dibandingkan dengan para ayah proban
yang tidak menderita gangguan perilaku. Para ayah proban penderita gangguan
Pembahasan
Hasil dari penelitian ini adalah konsisten/ sama dengan beberapa penelitian
yang menunjukkan akan adanya hubungan antara alkoholisme parental dan perilaku
eksternalisasi anak, dan hal ini sesuai dengan hipotesis kami yang menduga akan
fakta bahwa alkoholisme adalah lebih umum terjadi di kalangan para orang tua anak
penderita ADHD dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki anak penderita
akan ADHD di masa kanak-kanak dan untuk para ibu dan ayah secara terpisah.
Empat puluh persen dari para ayah dan 25% dari para ibu yang memiliki anak
penderita ADHD, dan versus 28% dari para ayah dan 13% para ibu yang tidak
yang berkaitan dengan alkohol di dalam hidup mereka. Perbedaan pada kelompok-
kelompok ini secara statistik adalah signifikan dan didasarkan pada ukuran sampel
yang besar terhadap kebanyakan penelitian yang mengkaji hal ini di dalam literatur
(sekitar 300 keluarga yang memiliki anak penderita ADHD dan diatas 200 keluarga
yang tidak memiliki anak penderia ADHD di dalam penelitian kami vs. dibawah 200
per kelompok pada sampel klinis yang secara luas dikaji). Walaupun persentase pada
Biederman dkk, 1992), namun persentase pada penelitian kami adalah lebih rendah
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang lainnya (August dkk, 1999), dan
lebih rendah daripada nilai yang sudah kami kira-kira, yang didasarkan pada data
nasional yang dikumpulkan di dalam jendela penelitian kami (42% individu dewasa
laki-laki, dan 19,5% wanita dewasa diketahui mengalami/ pernah mengalami AUD,
hal ini didasarkan pada Survey Epidemiologis Nasional Tentang Alkohol dan
Grant, 2007). Dengan demikian, tingkat pada penelitian kami untuk orang tua indeks
adalah tinggi, namun hal ini tidak sesuai dengan angka perkiraan pada individu
saat ini dengan diagnosis yang dilakukan jauh hari sebelumnya; pembedaan tersebut
dapat menurunkan tingkat tersebut secara dramatis, hal ini menunjukkan tanda
anak di dalam keluarga ini. Sebagai contoh, hanya 3,8% individu dewasa yang
berusia-menengah (30-44 tahun) di dalam survey NESARC diketahui terdiagnosa
yang lalu (Hasin dkk, 2007). Bersamaan dengan hal ini, temuan-temuan kami dan
juga temuan-temuan dari penelitian yang lain (contohnya: penelitian yang dilakukan
oleh August dkk, 1999; Barkley dkk, 1990; Biederman dkk, 1992; Skoglund dkk,
2015) dapat memberikan bukti lanjutan/ tambahan akan pentingnya upaya skrining
untuk riwayat keluarga akan masalah-masalah yang berkaitan dengan alkohol pada
individu-individu yang diperiksa akan kondisi ADHD, dan resiko ini harus
gangguan eksternalisasi (Beauchaine & McNulty, 2013), walaupun orang tua pasien
anak tidak secara aktif mengalami masalah yang berkaitan dengan alkohol, namun
diketahui faktor-faktor resiko turunan, pra-natal, dan faktor lingkungan lain terhadap
lagi, walaupun kecenderungan ini mengalami pergeseran, para ibu masih dianggap
sebagai individu yang lebih berperan dalam hal tanggung jawab pengasuhan
yang menunjukkan bahwa terdapat satu hubungan genetik antara alkoholisme orang
tua dengan ADHD yang diderita oleh anak (Knopik dkk, 2006; Knopik dkk, 2005)
yang dimana hubungan ini diketahui cukup kuat/ signifikan di kalangan para ayah.
para ayah secara marginal signifikan untuk alkoholisme tanpa antisosialitas dan
secara statistik signifikan untuk alkoholisme antisosial. Menurut faktanya, 62% dari
para ayah proban yang mengalami permasalahan yang berkaitan dengan alkohol
diketahui memiliki antisosialitas komorbid. Dengan demikian, kita dapat melihat apa
yang dijelaskan oleh Knopik dkk sebagai kovariasi genetik generasi-silang (Knopik
dkk, 2009), dimana orang tua dapat menurunkan kerentanan genetik kepada anak-
anak mereka untuk berbagai gangguan yang mencakup alkoholisme, ADHD, dan
antisosialitas. Para peneliti telah meneliti tentang resiko familial alkoholisme yang
yang lebih umum (Zucker dkk, 2011). Beberapa temuan kami mendukung hipotesis
yang menyatakan bahwa alkoholisme antisosial dapat secara khusus penting di dalam
dan ADHD di kalangan individu yang berjenis kelamin laki-laki. Dua puluh tujuh
(subkelompok diagnostik parental tertinggi di dalam semua analisis untuk para ibu
dapat menjadi paling lazim untuk proband penderita gangguan perilaku tidak
terdukung oleh temuan ini. Lima persen proband penderita CD (gangguan perilaku)
diketahui memiliki ibu alkoholik antisosial versus 8% proban yang tidak menderita
minoritas anak yang substansial diketahui ada di kedua pembandingan ini, dan
perbedaannya hanya secara marginal dapat dikatakan signifikan. Tiga puluh dua
25% proban tanpa CD memiliki ayah penderita alkoholik antisosial. Satu penjelasan
disamping ukuran sampel yang tidak besar, dapat berada pada kontribusi akan
dengan perilaku). Walaupun komorbiditas parental yang serius ini harus secara
teoritis dapat menentukan outcome anak yang terburuk (Zucker dkk, 1993), yaitu
tingkat perceraian yang tertinggi di dalam sampel kami (Wymbs dkk, 2008) dan para
ibu penderita antisosial dengan jumlah yang kecil dapat menyebabkan penghilangan
pengaruh sosialisasi negatif dari para orang tua yang paling mengalami gangguan
(khususnya ayah). Namun, kami melihat, bahwa ASPD di kalangan para orang tua –
baik itu ayah ataupun ibu – adalah secara statistik memiliki hubungan dengan
gangguan perilaku pada proban ketika mereka remaja atau dewasa muda. Temuan-
LeMoine dkk (2015) yang mengkaji para ibu, dengan menunjukkan hubungan antara
antisosialitas parental (ayah dan ibu) dengan masalah perilaku di dalam ADHD anak.
Kami secara khusus tertarik pada pengaruh yang berkaitan dengan jenis
kelamin orang tua, dan kami pun berhipotesa bahwa para ibu (seperti halnya para
ayah) dari anak-anak yang menderita ADHD juga akan memiliki resiko yang lebih
tinggi untuk mengidap alkoholisme jika dibandingkan dengan para ibu yang
memiliki anak-anak yang tidak menderita ADHD. Hasil ini menunjukkan bahwa
alkoholisme dan ASPD yang diderita oleh para ibu (tidak hanya paternal) dapat
resiko alkoholisme paternal, hal ini sebagian karena tingkat alkoholisme yang lebih
rendah yang ditemui pada wanita jika dibandingkan dengan laki-laki, temuan-temuan
maternal dapat menjadi faktor resiko untuk kualitas kesehatan psikologis pada anak.
penelitian yang dilakukan oleh Chassin dkk, 1996) dan perilaku eksternalisasi seperti
contohnya ADHD (contohnya: Knopik dkk, 2006). Terdapat juga bukti yang
narkoba pada anak (Chassin dkk, 1996), dan arah yang dimediasi ini (untuk
alkoholisme maternal atau paternal) dapat menjadi lebih kuat pada anak-anak
Pelham, & Cheong, 2007). Data kami mengindikasikan bahwa para ibu yang
memiliki anak penderita ADHD diketahui hampir dari dua kali lebih tinggi
ibu yang memiliki anak normal atau anak yang tidak menderita ADHD (25% vs.
13%), yang dimana hal ini mengindikasikan kemungkinan (yang masih harus diuji)
sebelumnya kami menemukan fakta bahwa para anak yang dilatih untuk
kooperatif, mudah teralihkan, dll) dapat menyebabkan peningkatan tingkat stres, dan
konsumsi alkohol, oleh para ibu di dalam setingan laboratorium (Pelham dkk, 1997).
Pelham, Atkeson, & Murphy, 1999). Pengasuhan dapat menjadi mediator yang
yang memiliki anak penderita ADHD. Ini merupakan satu hipotesis yang penting
untuk diuji di dalam analisis longitudinal di kemudian hari, dan juga melakukan
diantara para anak muda penderita ADHD yang berkaitan dengan outcome individu
alkoholisme parental, alkoholisme antisosial, dan ADHD pada anak, untuk para ayah
dan para ibu. Terdapat beberapa kekurangan/ keterbatasan dalam hal temuan-temuan
kami yang mencakup sifat dari sampel dan pewaktuan penilaian kami. Kami tidak
mampu untuk meneliti arah alkoholisme parental atau ADHD secara prospektif, yang
dapat memberikan informasi yang lebih mendalam dan lebih akurat tentang
kronisitas alkoholisme dan ADHD, yang dapat memberikan informasi yang lebih
mendalam dan akurat tentang kronisitas alkoholisme dan ADHD di dalam keluarga.
Penilaian kami akan outcome anak pun terbatas pada CD pada follow up awal untuk
berbagai rentang usia. Pemeriksaan outcome anak diatas usia remaja akhir dan awal
perilaku yang terbatas mengalami penurunan, dan masalah alkohol kronis merupakan
hal yang menjadi paling jelas terlihat – adalah sangat penting. Beberapa penelitian di
masa mendatang yang mencakup proporsi yang besar akan anak perempuan yang
menderita ADHD, dan yang menjelaskan mediator dan moderator-moderator
hubungan antara alkoholisme antisosial orang tua dengan semua outcome anak yang
masuk usia dewasa, akan meningkatkan pemahaman akan hubungan antara alkohol
dengan ADHD di dalam keluarga. Sementara itu, hasil dari penelitian saat ini
keluarga yang dapat mencakup beberapa kombinasi akan ADHD, alkoholisme, dan