You are on page 1of 44

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR

Makalah

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Musculosceletal System yang


diampu oleh Ibu Dian Anggraeni Skep., Ners,,Mkep

disusun oleh:

Linda lindawati : 043315131069

Kelas S1.2B

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA JAWABARAT

BANDUNG

2015

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT.,


karena berkat hidayah-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Fraktur”


di buat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Musculosceletal
System.Adapun bahan yang terdapat dalam makalah diambil dari buku yang
berkaitan dengan pembahasan materi mengenai fraktur.

Penyusun berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca dalam


memberikan gambaran mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien Fraktur

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang


terlibat dalam penyusunan makalah ini baik berupa petunjuk, bimbingan
maupun dorongan moril dan materil.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna.Kritik dan


saran yang membangun dari berbagai pihak penyusun harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah dimasa mendatang.

Bandung, Mei 2015

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ............................................. Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ........................................ Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Masalah ............................................ Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat ......................................................... Error! Bookmark not defined.

1.5 Batasan Masalah ........................................... Error! Bookmark not defined.

BAB II PEMBAHASAN ....................................... Error! Bookmark not defined.

2.1 Anatomi Fisiologi ......................................... Error! Bookmark not defined.

2.2 Definisi .......................................................................................................... 9

2.3 Klasifikasi ...................................................................................................... 9

2.4 Etiologi ........................................................................................................ 13

2.5 Patofisiologi................................................................................................ 15

2.6 Manifestasi Klinis........................................................................................ 17

2.7 Pemerikasaan Diagnostik ............................. Error! Bookmark not defined.

2.8 Komplikasi ................................................. Error! Bookmark not defined.8

2.9 Proses Penyembuhan Luka .......................................................................... 21

2.10 Penatalaksanaan ......................................................................................... 23

2.11 Asuhan Keperawatan ................................................................................. 27

ii
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 43

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 43

3.2 Saran ............................................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah kondisi fisiologis yang dapat diikuti proses patologis

dan dapat mengancam keadaan ibu maupun janinnya (Hutahaean, 2009). Pada

masa kehamilan dapat terjadi masalah- masalah yang tidak diinginkan oleh

seorang ibu (Pudiastuti, 2012). Trimester I keluhan yang muncul meliputi mual

dan muntah, hipersalivasi, pusing, mudah lelah, dada terasa terbakar

(heartburn), peningkatan frekuensi berkemih, konstipasi dan keluhan

psikologis (Irianti, et al 2013). Mual adalah perasaan yang tidak menyenangkan

terkait merasa sakit atau mendorong untuk muntah, sedangkan muntah adalah

pengeluaran isi lambung melalui mulut akibat spasme otot tidak sadar (Tharpe,

Farley & Jordan, 2014).

Mual dan muntah terjadi pada 60-80% ibu hamil pertama (primigravida)

dan 40-60% pada ibu multigravida (Solikhah, 2011). Mual dan muntah terus

menerus akan menimbulkan komplikasi pada ibu dan janinnya. Kondisi ibu

akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah

dan lelah, dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumoni aspirasi,

robekan mukosa esophagus. Sedangkan kondisi janin pertumbuhan dan

1
perkembangan akan terhambat karena nutrisi yang tidak terpenuhi (Setiawan

2007, dalam Anasari, 2012).

Studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Poliklinik Kesehatan Ibu

dan Anak (KIA) Puskesmas Garuda, didapatkan data 47 kunjungan ibu hamil

pada hari Sabtu 13 Januari 2018. Dari 47 kunjungan ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya, 18 diantaranya adalah ibu hamil trimester 1,

terdapat16 ibu hamil yang telah memasuki trimester ke 2 dan 13 ibu hamil pada

trimester ke 3. Rata-rata ibu hamil mengeluhkan sering merasakan mual dan

terkadang muntah di pagi hari, terutama pada ibu hamil primigravida dan

trimester ke 1 yaitu sebanyak 23 ibu hamil. Penatalaksanaan mual dan muntah

pada masa kehamilan dapat secara farmakologi dan non-farmakologi. Terapi

farmakologi sendiri dilukukan dengan pemberian obat antiemetik, antihistamin,

penggunaan steroid, pemberian cairan dan elektrolit. Terapi non-farmakologi

dapat dilakukan dengan cara akupuntur, aromaterapi, pendekatan nutrisional,

terapi manipulatif, dan pendekatan psikologis (Tiran, 2008). Penggunaan terapi

komplementer relatif mudah, relatif murah, efektif mengurangi mual dan

muntah, menarik dan dapat diterima pasien (Hewitt dan Watts, 2009,dalam

Supatmi 2015). Aromaterapi memiliki efek karminatif dan antispasmodik yang

bekerja di usus halus pada saluran pencernaan sehingga mampu mengatasi

atapun menghilangkan mual dan muntah (Tiran, 2008 dalam Pawitasari,

Utami, dan Rahmalia 2014). Mekanisme kerja aromaterapi dalam tubuh

2
manusia berlangsung melalui dua sistem fisiologis yaitu melalui sistem

sirkulasi dan sistem penciuman (Primadiati, 2001)

1.2 Rumusan Masalah

Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang disebabkan oleh

terjadinya konsepsi antara sel sperma dan sel ovum sehingga terjadi

pembuahan. Pada masa kehamilan dapat terjadi masalah- masalah yang tidak

diinginkan oleh seorang ibu khususnya pada usia kehamilan trimester 1 yaitu

dapat terjadi mual dan muntah di pagi hari (Morning Sickness).

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala morning

sickness adalah dengan memberikan terapi farmakologi (obat-obatan) dan non-

farmakologi (komplementer), salah satu terapi non-farmakologi yang dapat

dilakukan mandiri oleh perawat adalah penggunaan aromaterapi untuk

menurangi gejala morning sickness. Beberapa aromaterapi yang dapat

mengurangi gejala morning sickness antara lain adalah aromaterapi peppermint

oil, lemon inhalation, mint oil, ginger oil dan lavender. Hasil studi pendahuluan

menunjukan sebagian ibu hamil yang datang memeriksa kehamilannya di

Poliklinik KIA mengeluhkan mual dan muntah. Penulis dalam fenomena

tersebut ingin membandingkan aromaterapi mana yang lebih efektif dan dapat

diaplikasian dalam mengurangi gejala mual dan muntah pada ibu hamil.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

3
Penulis bertujuan untuk menjelaskan aromaterapi yang lebih efektif

untuk mengurangi gejala mual dan muntah (Morning sickness) pada ibu

hamil yang memeriksakan kehamilannya di Poliklinik KIA Puskesmas

Garuda ?

1.3.2 Tujuan Khusus

Penulis bertujuan untuk mengidentifikasi

a. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan aromaterapi peppermint

oil, lemon inhalation, mint oil, ganger oil dan lavender ?

b. Mengidentifikasi seberapa efektif kelima aromaterapi diatas untuk

mengurangi gejala mual dan muntah (Morning Sickness) ?

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Untuk Institusi Rumah Sakit

Diharapkan dengan adanya Evidence Based Nursing ini dapat

memberikan masukan yang positif dalam memodifikasi standar asuhan

keperawatan atau kebindanan di Poliklinik KIA Puskesmas Garuda untuk

membantu menurunkan gejala mual dan muntah (Morning Sickness)

dengan menggunakan terapi non-farmakologi (aromaterapi)

dibandingkan dengan terapi farmakologi (obat-obatan).

1.4.2 Manfaat Untuk Pasien dan Keluarga

4
Ibu dan keluarga dapat mengaplikasikan aromaterapi yang efektif untuk

menurunkan gejala mual dan muntah (Morning sickness) pada ibu hamil

secara mandiri.

5
BAB II
TINJAUAN JURNAL
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang
menandai awal periode antepartum. (Helen Varney, 2007 ; 49).
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri
dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010 ; 84).
Kehamilan normal adalah dari konsepsi sampai lahirnya janin dengan
kehamilan 280 hari ( 40 minggu ) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
(Sarwono, 2007; 84)
2.1.2 Etiolog
1.Proses Kehamilan
a. Fertilisas
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum
dan sperma paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum
keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
b. Tahap penembusan korona radiate
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang
bisa menembus korona radiata karena sudah mengalami proses
kapasitasi.
c. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi
hanya satu terlihat mampu menembus oosit.
d. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis
kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki)

2. Pembelahan

6
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8
sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk
sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan
membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim,
cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel
yang ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu
dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut
blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar
disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga
trofoblast bisa masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari)
dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.

3. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars
superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi
selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah
ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi
berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung banyak cairan.
(Marjati,dkk.2010 ; 37)

2.1.3 Manifestasi Klinis


1. Tanda presumtif kehamilan
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama

7
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk
menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya
kehamilan.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan
menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
g. sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormone estrogen.

8
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
1) Pipi : - Cloasma gravidarum
2) Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
3) Perut : - Striae livide
4) Striae albican
5) Linea alba makin menghitam
6) Payyudara : - hipepigmentasi areola mamae
k. Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai
bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis erta payudara.

2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)


a. Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
b. Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
c. Tanda Goodel
Pelunakan serviks
d. Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
e. Tanda Piskacek

9
Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin
didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak
nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
g. Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang
diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini
disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi
pada urine ibu.

3. Tanda Pasti (Positive Sign)


a. Gerakan janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf ( misalnya doppler)
c. Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan
lebih tua (trimester akhir)
d. Kerangka janin

10
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
(Marjati dkk, 2010:72-75)

2.1.4 Perubahan Psikologis Ibu Hamil


1. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron
dalam tubuh maka akan segera muncul berbagai ketidaknyamanan
secara fisiologis pada ibu misalnya mual muntah , keletihan dan
pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi
seperti berikut ini.
a. Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan
b. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar – benar hamil
dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali
memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya
c. Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita. Ada
yang meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami
penurunan. Pada wanita yang mengalami penurunan libido,
akan menciptakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara
terbuka dan jujur dengan suami.
d. Bagi calon suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggan,
tetapi bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk
mencari nafkah bagi keluarga.
2. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan
kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat
kehamilan sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar
sehingga belum terlalu dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah
menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan

11
pikirannya secara lebih kontruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai meraskaan kehadiran
bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak
ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti
yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan
meningkatnya libido.
3. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu
akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan
pada ibu. Seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalu – kalau bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa
saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai
merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
waktu melahirkan. Trimester juga saat persiapan aktif untuk kelahiran
bayinya dan menjadi orang tua.keluarga mulai menduga – duga apakah
bayi mereka laki – laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan
sudah mulai memilih nama unutk bayi mereka. (Marjati dkk, 2010 ; 68 -
69)

2.2 Aromaterapi Menurut Evidence Based Nursing


2.2.1 Pengertian
Aromaterapi didefinisikan dalam dua kata yaitu aroma yang berari wangi-
wangian(fragrance) dan therapy yang berarti perlakuan pengobatan, jadi
secara ilmiah diartikan sebagai wangi-wangan yang yang memiliki
pengaruh terhadap fisiologis manusia. Buchbauer menetapkan definisi
universal untuk aromaterapi, yaitu terapi menggunakan senyawa aromatic

12
atau senyawa yang mudah menguap (volatile) untuk mengobati,
mengurangi atau mencegah suatu penyakit, infeksi dan kegelisahan dengan
cara menghirupnya (Muchtaridi, 2003).
Buckle (2002) mendefinisikan aromaterapi klinis sebagai pemakaian
minyak esensial untuk hasil tertentu yang dapat diukur. Orang Mesir Kuno
menggunakan aromaterapi untuk meredakan nyeri dan pada abad ke-19,
daun rosemary dibakar di rumah sakit untuk pengasapan. Sekarang, ahli
aromaterapi menggunakan minyak esensial untuk meningkatkan hasil
kesehatan yang positif, termasuk perbaikan alam perasaan, edema, jerawat,
alergi, memar, dan stress.
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak
murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan,
membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga.
Aromaterapi memiliki manfaat yang sangat beragam, mulai dari
pertolongan pertama sampai membangkitkan rasa gembira (Hutasoit,
2002).

2.2.2 Manfaat Aromaterapi

1. Membantu meringankan Stress

Senyawa aromatik dari berbagai minyak esensial yang berbeda

dikenal sebagai relaksan dan bisa membantu untuk menenangkan

pikiran dan menghilangkan kecemasan. Beberapa minyak esensial

terbaik untuk menghilangkan stres adalah minyak lemon, minyak

esensial lavender, bergamot, peppermint, vetiver, dan ylang. Beberapa

studi telah menunjukkan bahwa minyak lemon bisa meningkatkan

mood dan mengurangi kemarahan (Yuli, 2014).

2. Antidepresan

Aromaterapi juga sangat umum digunakan untuk

menghilangkan perasaan depresi, karena efek sampingnya lebih ringan

13
daripada antidepresan farmasi. Sementara aromaterapi berguna untuk

pengobatan, psikiater juga tetap diperlukan untuk menilai apakah

depresi masih berlanjut atau memburuk. Minyak esensial yang

digunakan untuk mengurangi depresi yang banyak disarankan ahli

adalah minyak peppermint, chamomile, lavender, dan melati (Yuli,

2014).

3. Meningkatkan memori

Alzheimer masih dianggap sebagai penyakit yang tak

tersembuhkan, namun ada cara tertentu untuk mengurangi atau

memperlambat perkembangannya. Aromaterapi juga sering menjadi

sebagai alternatif untuk pengobatan tambahan bagi pasien demensia

Alzheimer. Studi telah menunjukkan khasiat aromaterapi pada pasien

yang lebih muda dapat meningkatkan kapasitas memori mereka dalam

jangka waktu tertentu setelah perawatan. Minyak Sage adalah minyak

yang paling sering direkomendasikan untuk efek meningkatkan memori

(Yuli, 2014).

4. Meningkatkan jumlah Energi

Stimulan seperti kafein, nikotin, pil energi, atau zat lain bisa

menmberikan efek yang sangat merusak pada tubuh, sedangkan diet dan

olahraga juga meningkatkan kesehatan tubuh, namun banyak orang

menggunakan aromaterapi untuk memperoleh sedikit rasa lebih

semangat. Banyak minyak esensial yang dikenal berguna untuk

14
meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan energi, dan merangsang

tubuh dan pikiran tanpa efek samping yang berbahaya. Minyak esensial

yang terbaik untuk mendorong energi termasuk lada hitam, kapulaga,

kayu manis, minyak cengkeh, angelica, melati, pohon teh, dan rosemary

(Yuli, 2014).

5. Penyembuhan dan Pemulihan

Banyak minyak esensial yang bermanfaat untuk menstimulasi

peningkatan penyembuhan luka atau penyakit. Hal ini bisa disebabkan

oleh karena peningkatan aliran oksigen dan peredaran darah kepada

luka yang perlu disembuhkan. Sifat anti mikroba dari minyak esensial

tertentu juga bisa menjaga tubuh terlindungi selama tahap

penyembuhan. Beberapa minyak esensial yang paling populer untuk

mempercepat proses penyembuhan termasuk lavender, calendula,

rosehip, everlasting, dan minyak buckthorn. Sejumlah orang bahkan

menggunakan aromaterapi lebih dari sekedar menyembuhkan luka, tapi

juga untuk mengurangi tingkat keparahan dan ketidaknyamanan karena

masalah kulit seperti psoriasis dan eksim (Yuli, 2014).

6. Sakit kepala

Aromaterapi bisa menjadi solusi yang bagus untuk

menghilangkan sakit kepala, sekaligus mengurangi stres, kecemasan,

atau untuk mencegah sakit kepala. Beberapa minyak esensial yang

terkait dapat mengurangi sakit kepala dan migrain adalah peppermint,

15
eucalyptus, minyak esensial cendana, dan minyak rosemary. Pasien

juga dapat mencampur minyak ini dengan minyak pembawa dan

menyebarkannya ke kulit, kulit kepala, leher, dan pelipis. Beberapa

minyak pembawa terbaik untuk sakit kepala termasuk minyak almond,

alpukat, kelapa, aprikot, dan minyak wijen (Yuli, 2014).

7. Mengatasi Insomnia

Kurang tidur bisa memperburuk atau menyebabkan sejumlah

masalah medis, serta dapat menyebabkan rasa lelah dan kurang

berenergi. Denngan demikian, aromaterapi bisa membantu untuk

mengatasi masalah sulit tidur atau insomnia, sehingga bisa tidur lelap

dan berkualitas. Beberapa minyak esensial terbaik untuk mengatasi

gangguan insomnia termasuk lavender, chamomile, melati, benzoin,

neroli, mawar, cendana, dan minyak esensial ylang ylang (Yuli, 2014).

8. Sistem kekebalan tubuh

Sebagian besar medis mengatakan, aromaterapi bisa

memberikan peningkatan sistem kekebalan tubuh jika digunakan

dengan benar. Efek antimikroba, efek anti jamur atau antibakteri dari

minyak esensial aromaterapi dapat melindungi dari sejumlah penyakit

dan infeksi. Beberapa minyak yang paling efektif untuk meningkatkan

sistem kekebalan tubuh termasuk oregano, kemenyan, lemon,

peppermint, kayu manis, dan minyak esensial eucalyptus (Yuli, 2014).

9. Menghilangkan rasa nyeri

16
Analgesik yang biasa digunakan untuk mengobati rasa nyeri

memiliki banyak efek samping pada tubuh. Nyeri adalah salah satu

kondisi umum yang bisa diatasi dengan aromaterapi. Minyak esensial

termasuk lavender, chamomile, clary sage, juniper, kayu putih,

rosemary, dan minyak peppermint bisa digunakan untuk tujuan

menghilangkan rasa nyeri (Yuli, 2014).

10. Pencernaan

Masalah pencernaan tertentu dapat diobati dengan aromaterapi, seperti

meringankan sembelit, gangguan pencernaan, kembung, dan

mempercepat metabolisme sehingga makanan bisa lebih cepat dicerna.

Minyak esensial jeruk biasanya yang terbaik untuk mengobati kondisi

pencernaan, termasuk lemon. Tetapi ada juga beberapa studi yang

menyarankan jahe, adas, chamomile, clary sage, dan lavender (Yuli,

2014).

2.2.3 Jenis-Jenis Aromaterapi

Beberapa jenis aromaterapi yang dapat membantu menurunkan gejala mual

dan muntah pada ibu hamil;

1. Aromaterapi ginger

Aromaterapi ginger berfungsi untuk melindungi tubuh dari rasa

kedinginan, demam, mual-mual, masalah pencernaan dan

menghancurkan segala jenis parasite usus dan menormalkan tekanan

darah

17
Cara Pembuatan Aromaterapi Ginger

Teknik Pengukusan Jika Anda tertarik untuk menggeluti produksi

minyak jahe skala kecil, berikut langkah pembuatan yang bisa Anda

lakukan. Langkah pertama tentu adalah menyiapkan bahan. Adapun

bahan yang dibutuhkan adalah:

a. Rimpang jahe. Pilihlah yang memiliki kualitas unggul. Agar

produksi lebih banyak, gunakan rimpang jahe merah sebab

mengandung minyak atsiri yang lebih banyak dibandingkan jenis

lainnya.

b. Kertas saring dengan lapisan magnesium karbonat.

c. Sementara itu, peralatan yang digunakan adalah :

d. Alat suling pengukus. Alat ini terdiri atas ketel suling, penampung

hasil dan pengembun uap atau biasa disebut kondesor.

e. Botol berwarna gelap atau jerigen berkualitas tinggi.

Cara Pembuatan Minyak Atsiri:

Pertama cuci rimpang jahe. Setelah itu potong-potong dalam ukuran

kecil atau dirajang dengan ketebalan 2 hingga 4 milimeter. Jauh lebih

baik lagi jika jahe dimemarkan sampai gepeng. Tidak perlu mengupas

kulit jage karena akan mengurangi hasil produksi minyak jahe. Langkah

selanjutnya adalah menyiapkan alat suling. Pertama bersihkan alat

penyulingan. Selanjutnya isi dengan air bersih sampai mencapai

18
ketinggian 3 sampai 5 cm dari dasar alat penyulingan. Sebaiknya

gunakan air hujan sebab tidak akan meninggalkan lapisan kerak pada

alat penyulingan Anda. Selanjutnya, masukkan jahe ke dalam ketel.

Pastikan susunannya teratur dan menyisakan rongga untuk jalur uap.

Setelah tersusun baik, ketel dipanaskan. Usahakan agar api tidak terlalu

besar dan menyentuh dinding ketel. Sebab akan membuat bahan

gosong.

Gambar Ginger

Jika proses dilakukan secara benar, uap akan menuju bagian ketel yakni

penampung hasil. Biasanya minyak yang dihasilkan berwarna kuning

kecoklatan. Jika minyak masih mengandung air, pakailah kertas magnesium

karbonat untuk memisahkan secara sempurna air dan minyak. Terakhir adalah

langkah pengemasan. Minyak jahe mudah menguap jadi gunakan botol atau

jerigen dengan penutup rapat.

19
2.Aromaterapi Lavender

Aromaterapi lavender adalah aromaterapi yang berasal dari ekstrak

tanaman lavender yang mempunyai fungsi yaitu mencegah infeksi

paru-paru, sinus dan peradangan lain. Meningkatkan daya tahan tubuh,

meregenerasi sel, luka terbuka, infeksi kulit dan sangat nyaman untuk

kulit

Cara pembuatan aromaterapi lavender

a. Potong batang lavendel segar atau beli lavendel kering.

Potong batang lavendel bersama bunganya sepanjang 15 cm atau

lebih. Daun dan batang baru serta bunga lavendel bisa digunakan

untuk membuat minyak infus lavendel, walaupun batang yang

tebal di dekat dasar tanaman ini harus dihindari. Anda bisa

menggunakan kuncup bunga atau bunga yang berbau sangat kuat.

Anda mungkin perlu memetik lavendel lebih banyak dari yang

Anda perkirakan. Sehingga jika minyak yang Anda buat tidak

cukup kuat untuk Anda, Anda tidak harus menunggu lavendel

lainnya hingga kering.

b. Biarkan lavendel mengering.

Jika Anda menggunakan lavendel segar, keringkan terlebih

dahulu untuk memperkuat aromanya dan mengurangi

kemungkinan minyak yang Anda buat menjadi berbau tengik. Ikat

batang lavendel dengan karet gelang atau benang dan gantung

20
terbalik pada area yang kering dan hangat. Menjemur lavendel di

bawah sinar matahari akan mempercepat pengeringannya, tetapi

dapat merusak beberapa minyak aromatiknya. Lavendel segar

mungkin akan memerlukan waktu hingga dua minggu hingga

kering sempurna. Beberapa pembuat minyak infus

mengeringkannya hanya selama tiga hari, hanya hingga mengerut

tetapi tidak renyah; cara ini akan menurunkan kemungkinan

minyak rusak tetapi tidak benar-benar menghilangkannya.

c. Hancurkan lavendel perlahan-lahan dan letakkan dalam wadah.

Hancurkan lavendel dengan tangan yang bersih, atau tekan dengan

benda berat hingga aromanya keluar. Jika menggunakan kuncup

bunga, bukalah dengan pisau atau jari terlebih dahulu. Kemudian

letakkanlah di dalam wadah bersih. Cuci tangan dan wadah yang

Anda gunakan terlebih dahulu jika kotor, dan keringkan dengan

sempurna sebelum menyentuh lavendel. Sisa air akan

mengganggu proses infusi minyak.

d. Tuangkan air ke atas bunga.

Tuangkan minyak yang tidak berbau atau berbau lemah ke dalam

wadah, hingga menutupi lavendel seluruhnya, tapi dengan tetap

menyisakan 1.25–2.5 cm tempat untuk menampung pertambahan

volume.[7] Minyak almon, minyak zaitun, atau minyak safflower

adalah minyak yang banyak digunakan untuk infus lavendel,

21
walaupun mungkin Anda perlu mencium baunya terlebih dahulu

dan menghindari botol berbau tajam yang mungkin merusak

aroma lavendel.

e. Rendam lavendel jika ada waktu dan sinar matahari.

Tutup rapat wadah dan biarkan campuran terendam di dalam

lokasi yang cerah. Biasanya waktu yang diperlukan hingga

minyak Anda cukup beraroma adalah 48 jam, dan lebih kuat lagi

jika minyak dibiarkan selama tiga hingga enam minggu. Jika Anda

tingga di tempat yang tidak cukup sinar matahari atau tidak

memiliki banyak waktu untuk melakukan langkah ini, maka

segera lanjutkan ke langkah selanjutnya.

f. Jika Anda tidak memiliki waktu atau sinar matahari, panaskan

minyak perlahan-lahan.

Cara yang lebih cepat dari menggunakan sinar matahari adalah

dengan memanaskan minyak dan lavendel di dalam panci ganda

selama 2 - 5 jam, dengan suhu tetap antara 38–49ºC. Cara ini

hanya disarankan jika Anda memiliki termometer masak, dan

sumber panas rendah, karena suhu yang terlalu panas dapat

merusak aroma lavendel dan masa penggunaan minyak tersebut.

g. Saring minyak.

22
Letakkan muslin atau kain penyaring keju di atas mangkuk dan

tuangkan minyak rendaman lavendel ke atasnya. Buang bunga dan

batang lavendel ke dalam kompos atau ke kebun.

h. Ulangi proses ini jika Anda ingin membuat minyak yang lebih

kuat.

Minyak yang sama bisa dimasukkan kembali ke dalam wadah

yang berisi lavendel baru. Seperti dijelaskan di atas, biarkan

wadah di bawah sinar matahari, atau panaskan dengan suhu

rendah untuk membuat infus yang lebih kuat. Cara ini bisa

diulangi hingga delapan kali jika Anda ingin membuat minyak

yang sangat kuat.

i. Tambahkan beberapa tetes vitamin E (pilihan).

Vitamin E bisa ditambahkan pada akhir proses infusi untuk

memperpanjang masa penggunaan minyak. Vitamin E disarankan

untuk ditambahkan jika Anda tidak memiliki tempat gelap yang

dingin untuk menyimpan minyak, atau jika Anda menggunakan

minyak lama dengan masa penggunaan yang pendek. Berikan

beberapa tetes vitamin E, atau buka kapsul vitamin E dan

tuangkan isinya ke dalam minyak lalu aduk hingga rata.

j. Simpan minyak buatan Anda di dalam wadah atau botol gelap.

Tekan muslin untuk mendapatkan minyak sebanyak mungkin.

Pindahkan minyak dari dalam mangkuk ke dalam botol atau

23
wadah kaca gelap sehingga mencegah minyak terpapar sinar

matahari dan rusaknya aroma minyak. Masa penggunaan minyak

lavendel bergantung pada jenis dan kesegaran minyak yang Anda

gunakan, tetapi biasanya bisa bertahan beberapa bulan jika

disimpan di tempat yang kering dan gelap.

Gambar lavender

3. Aromaterapi lemon

Selain untuk baik untuk kulit berminyak, lemon berguna sebagai zat

antioksidan, antiseptik dan melawan virus dan juga infeksi bakteri,

mencegah himpertensi, memperbaiki metabolisme, menunjang system

kekebalan tubuh serta memperlambat kenaikan berat badan.

Cara Pembuatan Aromaterapi Lemon

24
a. Kupas kulit lemon menggunakan tangan atau alat pengupas jika

diperlukan. Tempatkan kulit lemon ke dalam gelas bersih.

b. Tuangkan minyak zaitun (extra virgin olive oil) ke dalam gelas

sampai kulit lemon benar-benar terendam. Kemudian tutup botol

erat-erat.

c. Diamkan campuran selama dua sampai tiga minggu. Kocok

campuran tiap hari agar larutan tidak mengendap.

d. Setelah 2 hingga 3 minggu, buang kulit lemon dan saring larutan

untuk memisahkannya dari kotoran dan endapan.

Gambar lemon

4. Aromaterapi peppermint berfungsi untuk membasmi bakteri dan virus

dan parasite yang bersarang di system pencernaan. Dan dapat

25
mengurangi mual dan muntah serta dapat mengaktifkan produksi minyak

di kulit.

Cara Pembuatan Aromaterapi peppermint

a. Langkah pertama, ambil beberapa helai daun mint pada bagian

pucuknya yang masih segar

b. Cuci dengan air bersih dengan tujuan untuk mebersihkannya dari

debu atau kotoran dan kuman

c. Kemudian rebus daun mint sebanyak 5 – 8 helai yang telah di

bersihkan tadi dengan air sebanyak 1 – ½ gelas sampai menyisakan

1 gelas air

d. Setelah itu tuangkan pada gelas bersih, dan tunggu sampai hangat

e. Anda bisa mencampurkan ramuan ini dengan beberapa bahan alami

lainnya sepertii madu alami, jeruk nipis, gula batu, atau teh untuk

menambah citra rasa yang lezat dan nikmat

f. Konsumsilah minuan ramuan ini secara rutin dan teratur 2 – 3 kali

dalam satu hari untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

26
Gambar peppermint

5. Aromaterapi mint oil

Berfungsi menyembuhkan gangguan pencernaan dan membantu

mengatasi sulit tidur dan menciptakan ketenangan hati.

Cara pembuatan aromaterapi oil mint

a. Pertama ambil daun peppermint segar. Anda bisa menanam

peppermint atau membelinya dari pasar sayur atau toko. Dapatkan

segelas daun peppermintuntuk batch pertama. Begitu Anda menjadi

ahli dalam membuat minyak peppermint, Anda bisa membuat

sejumlah minyak peppermint lainnya.

b. Jadi, ambil daun peppermint segar dan hancurkan. Anda bisa

menghancurkannya dalam mixer atau hanya dengan tangan atau

sendok besar.

27
c. Setelah selesai menghancurkan daunnya, masukkan ke dalam toples

gelas. Stuff sebanyak daun yang Anda bisa di toples. Isi toples penuh

dengan daun yang hancur.

d. Sekarang, ambil minyak untuk membuat infus. Minyak harus

bertindak sebagai minyak pembawa. Pilih minyak yang tidak

memiliki aroma atau warna jika memungkinkan. Ini akan membuat

aroma peppermint lebih menonjol. Ada banyak minyak pembawa

Anda bisa memilih beberapa pilihan yaitu minyak jojoba, minyak

zaitun, minyak almond, dll.

e. Mulailah mengisi toples kaca dengan minyak, terus menuangkan

minyak sampai botolnya terisi dengan minyaknya, sampai tingkat

leher. Sekarang ambil film cling dan letakkan di atas bukaan jar.

Kemudian letakkan tutupnya di toples dan kencangkan.

f. Sudah saatnya untuk membiarkan minyak curam sekarang. Jika

musim panas maka biarkan minyak terjal selama 2 hari. Jika musim

dingin biarkan terjepit selama sebulan. Pastikan Anda terus

mengocok stoples setiap 12 jam.

g. Setelah periode sedekah selesai, saring minyak dengan menggunakan

kain katun tipis lipat ganda atau gunakan saringan plastik halus.

Saring daunnya dengan benar, dan tekan daun di saringan dengan

sendok untuk mengeluarkan sisa minyak.

28
h. Simpan minyak peppermint ke dalam botol kaca berwarna kuning.

Simpan di tempat yang kering, sejuk dan hangat. Ini akan bertahan

selama 3-6 bulan.

Gambar mint oil

2.2.4 Cara Pemberian Aromaterapi

Cara pemberian aromaterapi dapat dilakukan dengan beberapa cara;

1. Kertas tissue

Pada pengguaan ini minyak ekstra yang dijadikan aromaterapi

dituangkan kepada selembar kertas tissue, kemudian langsung dihirup.

Perlu diperhatikan bahwa penuangan tidak boleh terlalu banyak untuk

menghindari aroma yang menusuk.

2. Tangan

29
Metode ini dinilai paling praktis karena minyak esensial langsung

dioleskan kepada tangan pengguna, diusap hingga merata, dan langsung

dihirup atau dibiarkan saja terhirup sendiri. Hal ini memberikan efek

yang secara langsung dan tanpa disadari karena tidak perlu melakukan

sesuatu untuk menghirup aromanya, dapat dilakukan sambil beraktifitas

kita dapat merasakan aroma yang membangitkan semangat.

3. Alat penguap

Alat penguap minyak esensial memiliki prinsip dibakar yaitu minyak

aromatic diletakan pada sebuah botol yang dapat memanaskan minyak

tersebut. Botol diletakan diatas meja atau dekat dengan seseorang

sehingga mudah terhirup.

4. Botol penyemprot

Alati ini biasanya digantungkan pada dinding rumah atau perkantoran.

Selain berfungsi sebagai parfum ruangan juga terdapat minyak esensial

yang dapat merubah emosi seseorang yang menghirupnya, alat ini dapat

deprogram dengan timer, maka setiap 5 menit atau 10 menit minyak

esensial akan disemprotkan

2.3 Jurnal Evidence Based Nursing

No Judul dan Tujuan Populasi Instrumen Hasil penelitian


peneliti dan kesimpulan

30
1 Study of the Mengidentifika Populasi Metode Hasil penelitian
Effect of Mint si efektifitas dalam penelitian ini menunjukan
Oil on Nausea Mint oil penelitian ini menggunakan terjadi
and Vomiting terhadap mual melibatkan randomized penurunan mual
During dan muntah 60 responden clinical trial dan muntah
Pregnancy pada ibu hamil yang terdiri pada kelompok
dari 30 intervensi
Researcher : kelompok dibandingkan
(Hajar Pasha, intervensi dan kelompok
Fereshteh 30 kelompok kontrol (P value
Behmanesh, kontrol = 0,000)
2012) Kesimpulan
dari penelitian
ini Mint Oil
sangat aman
diberikan pada
ibu hamil yang
mengalami
mual dan
membantu
menurunkan
gejala mual.
2. The Effect of Mengetahui Populasi Metode Hasil penelitian
Lemon efektivitas dalam penelitian ini menunjukan
Inhalation pemberian penelitian ini menggunakan bahwa terjadi
Aromatherapy aromaterapi melibatkan 20 Quasi penurunan
on Nausea and lemon terhadap responden Eksperimen gejala mual dan
mual dan yang terdiri muntah pada

31
Vomiting of muntah ibu dari 10 dengan post- kelompok
Pregnancy hamil kelompok test design intervensi
intervensi dan dibandingkan
Peneliti: 10 kelompok dengan
(Parisa Yavari kontrol kelompok
kia, Farzaneh kontrol dengan
Safajou, 2013) nilai (P value =
0,000)
Kesimpulan
penelitian ini
pemberian
lemon
inhalation
efektif dalam
menurunkan
gejalan mual
dan muntah
pada ibu hamil
3. Pengaruh Mengidentifika Teknik Penelitian ini Hasil penelitian
pemberian si pengaruh sampling pada menggunakan ini
aromaterapi pemberian penelitian ini rancangan menunjukkan
peppermint aromaterapi menggunakan quasi uji Mann
terhadap peppermint purposive experiment Whitney
kejadian mual terhadap sampling dengan desain diperoleh nilai ρ
dan muntah ibu kejadian mual dengan penelitian 0,001<0,05.
hamil trimester dan muntah ibu Sampel posttest only Terdapat
1 Puskesmas hamil trimester berjumlah 32 control group pengaruh
Melati 2 1 Puskesmas responden pemberian

32
Seleman Melati 2 yang terdiri aromaterapi
Yogyakarta Seleman dari 16 peppermint
Yogyakarta kelompok terhadap
Peneliti: intervensi dan kejadian mual
(Renggonowati, 16 kelompok dan muntah ibu
Machmudah, kontrol hamil
2014)
4. Pengaruh Mengidentifika Populasi Penelitian ini Hasil penelitian
Aromaterapi si pengaruh dalam menggunakan ini
Blended aromaterapi penelitian ini desain menunjukkan
Peppermint blended melibatkan penelitian secara statistik
dan Ginger Oil Peppermint 120 quasy (p 0.311).
terhadap Rasa dan ginger oil responden eksperimen kesimpulan
Mual pada Ibu terhadap rasa yang terdiri dengan one pada penelitian
Hamil mual pada Ibu dari 60 group pre- ini bahwa giger
Trimester Satu hamil trimester kelompok post test oil lebih
di Puskesmas satu di intervensi dan control design berpengaruh
Rengel puskesmas 60 kelompok menurunkan
Kabupaten rengel kontrol gejala mual dan
Tuban kabupaten muntah pada
tuban ibu hamil
Researcher: trimester 1
(abadi et all,
2017)

5. The Effect of Mengidentifika Penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian


Aromatherapy si Efektifitas tidak menggunakan menunjukan

33
lavender aromaterapi menggunakan rancangan terjadi
Inhalation on lavender teknik systematic penurunan mual
Nausea and terhadap mual sampling riview dengan dan muntah
Vomiting dan muntah ibu menganalisa pada kelompok
in Early hamil pada 84 jurnal intervensi
Pregnancy trimester 1 dibandingkan
Researcher: kelompok
(Cevik, Baser, kontrol (P value
2016) = 0,000)
kesimpulan dari
penelitian ini
aromaterapi
lavender sangat
efektif
diberikan pada
ibu hamil yang
mengalami
mual dan
membantu
menurunkan
gejala mual.

34
BAB III
PEMBAHASAN

Analisis jurnal yang dilakukan penulis, penulis mengambil 5 aromaterapi untuk

mengurangi gejala mual dan muntah (Mornig sickness) pada ibu hamil. Pada kelima

jurnal yang peneliti analisa yaitu mengenai aromaterapi lemon inhalation, mint oil,

ganger oil, peppermint dan lavender, peneliti melihat masalah yang muncul yaitu

terjadinya mual dan muntah akibat efek fisiologis dari ibu hamil.

Pada jurnal yang berjudul Study of the Effect of Mint Oil on Nausea and

Vomiting During Pregnancy responden dipilih secara random oleh peneliti, setelah

35
terpilihnya responden, peneliti membagi responden kedalam 2 kelompok, yaitu

sebanyak 30 kelompok intervensi dan 30 kelompok kontrol. Setelah membagi ke dalam

2 kelompok atau grup, peneliti melakukan informed concent kepada responden. Setelah

semua pasien mengerti mengenai tindakan yang akan dilakukan, peneliti memberikan

intervensi pada kelompok intervensi dengan memberikan mint oil dan dihirup oleh

responden selama 15 menit. Selanjutnya peneliti mengobservasi responden dengan

cara observasi mual dan muntah setelah tindakan, penggunaan mint oil sangatlah

mudah dugunakan namun untuk diteapkan di Indonesia cukup sulit menemukan esesial

mint oil.

Pada jurnal yang berjudul The Effect of Lemon Inhalation Aromatherapy on

Nausea and Vomiting of Pregnancy peneliti pada jurnal ini melakukan pemilihan

sampel secara accidental sample yaitu pengambilan sampel secara kebetulan. Setelah

didapatkan sampel, peneliti membagi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan

kelompok kontrol. Untuk kelompok intervensi diberikan ensensial lemon dan

ditetaskan ke tissue dan diberikan kepada ibu hamil. Prosedur tindakan yang dilakukan

ialah peneliti melakukan informed concent kepada responden terlebih dahulu, lalu

menganjurkan ibu hamil untuk menghirup selama 10 menit dan setelah itu oleh peneliti

dilakukan observasi mual dan muntah.

Pada jurnal yang berjudul Pengaruh pemberian aromaterapi peppermint

terhadap kejadian mual dan muntah ibu hamil trimester 1 Puskesmas Melati 2 Seleman

Yogyakarta hal yang dilakukan peneliti ialah membagi sampel kedalam 2 kelompok

36
yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Selanjutnya peneliti melakukan

informed concent kepada responden dan menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan,

setelah itu pasien diberikan terapi selama 15 menit dengan menghirup aromaterapi.

Pada terapi ini kelebihannya adalah klien mengatakan merasa nyaman dan mual dan

muntah berkurang.

Jurnal mengenai Pengaruh Aromaterapi Blended Peppermint dan Ginger Oil

terhadap Rasa Mual pada Ibu Hamil Trimester Satu di Puskesmas Rengel Kabupaten

Tuban tindakan yang dilakukan peneliti adalah membagi responden kedalam 2

kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi

diberi tindakan aromaterapi pada pasien selama 15 menit menggunakan inhaler.

Pada jurnal yang berjudul The Effect of Aromatherapy lavender Inhalation on

Nausea and Vomiting in Early Pregnancy, penelitian ini menunjukan bahwa sebagian

besar responden merasa bahwa gejala mual dan muntah berkurang.

37
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ibu dengan gejala mual dan muntah dapat diberikan aromaterapi untuk

menurunkan gejala mual dan muntah, perawat sebagai pemberi asuhan

keperawatan mempunyai wewenang untuk mengajarkan atau memberi

aromaterapi kepada ibu hamil, dari jurnal diatas didapatkan bahwa ibu hamil lebih

nyaman dengan aromaterapi giger oil yang dapat menurunkan mual dan muntah.

Penulis menyarankan giger oil diajarkan kepada ibu hamil untuk dapat dipraktekan

dirumah.

4.2 Saran

38
4.2.1 Pelayanan keperawatan di rumah sakit

Penulis dalam hal ini menyarankan memberikan aromaterapi giger oil

untuk mengurangi dampak mual dan muntah.

4.2.2 Keluarga pasien

Keluarga pasien harus dapat membuat dan mempraktekan aromaterapi di

rumah agar mual dan muntah dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Abd-El-Maeboud KHI, Ibrahim MI, Shalaby DAA, Fikry MF. Gum Chewing
Stimulates

Early Return of Bowel Motility After Caesarean Section. BJOG 2009;116:1334-1339.


http://dx.doi.org/10.1111/j.1471-0528.2009.02225.x

Carpenito, I.J. 2001. Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta : EGC

Çevik S. Effect of bed exercises and gum chewing on abdominal sounds, flatulence
and
early discharge in the early period after cesarean section.Unpublished
doctoral dissertation,

Kayseri: Erciyes University, Institute of Health Sciences; 2014. P. 1-45

Craven & Hirnle. 2002. Fundamnental of Nursing : Human Health and

39
Function 3rd ed. Philadephia :Lippincot

Doengoes, Marylinn. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi. Jakarta :


EGC

El-Maebud, A et al. 2009. International Journal of Obstetrics and Gynecology. Gum


Chewing Stimulates Early Return of Bowel Motility After Caesarean
Section. BJOG. 2009 Sep; 116 (10):1334-9. Doi: 10.1111 /j.1471-
0528.2009.0225.x.EpubN 2009. PIMD: 19523094 [PubMed-Indexed for
MEDLINE]

Hegner,B.R & Caldwell,E. (2003). Asisten Keperawatan Pendekatan Keperawatan


Edisi 6. Jakarta : EGC

Manuaba, I.B. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB. Jakarta : EGC

Manuaba, I.B. 1999. Operasi Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk
Dokter Umum. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 2. Jakarta : EGC

Sarwono, Prawiroharjo,. 2005. Ilmu Kandungan, Cetakan ke-4. Jakarta : PT Gramedi

40

You might also like