You are on page 1of 10

Perbandingan Keragaman Flora Normal Tenggorok Pada Orang Yang

Menggunakan Mouthwash dan Tidak Menggunakan Mouthwash

Comparison of Throat Microbiome Diversity From Two Different Groups:


Mouthwash Users and Non - Users

Rezky Dwiputra Felany1*, Dian Widiyanti2


1
Student of Faculty of Medicine, YARSI University
2
Centre of Medical Education, Faculty of Medicine, YARSI University
*
Korespondensi : E-mail: fellanys@yahoo.com

KATA KUNCI mouthwash, flora normal, Chlorhexidine, methyl salicylate


KEYWORDS mouthwash, normal flora, Chlorhexidine, methyl salicylate

ABSTRAK Keberadaan flora normal pada bagian tubuh tertentu mempunyai peranan
penting dalam pertahanan tubuh karena menghasilkan suatu zat yang
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Pertumbuhan flora normal
dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, nutrisi dan adanya zat penghambat.
Akan tetapi flora normal tidak selalu menguntungkan karena dapat berubah
menjadi bakteri patogen. Penggunaan obat kumur yang bersifat antiseptik
seperti chlorhexidine, hexetidine, tricolosan, saliflour, methyl salicylate dan
povidone iodine 1% dapat menjaga kebersihan rongga mulut serta tenggorok.
Namun pemakaian obat kumur akan mengganggu pertumbuhan flora normal
jika digunakan dalam jangka panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui keragaman flora normal tenggorok pada pengguna mouthwash
dan tidak menggunakan mouthwash dan melihat sudut pandang Islam dalam
penggunaan mouthwash yang mengandung alkohol. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analitik dengan sampel yang diambil dari
swab tenggorok mahasiswa pra-koas Universitas Yarsi dalam keadaan sehat.
Analisis statistik dengan menggunakan uji Mann-Whitney pada program
SPSS 23. Didapatkan hasil flora normal yang paling dominan pada pengguna
mouthwash adalah Neisseria sp sebanyak 31% kemudian Streptoccocus 
17% dan yeast sebanyak 15%. Sedangkan Streptococcus , S. epidermidis,
dan Coryneform bacteria merupakan flora normal dengan presentasi terkecil
yaitu 1%. Dan pada tenggorok bukan pengguna mouthwash didapatkan
Streptoccocus  dan Neisseria sp yaitu 20% dan S. epidermidis sebanyak
14%. Sedangkan presentase terkecil adalah Streptococcus  dan Bacillus sp
yaitu 2%. Pada penelitian ini tidak didapatkan perbedaan bermakna (p>0.05)
pada flora normal tenggorok pengguna mouthwash dengan bukan pengguna
mouthwash.

ABSTRACT The presence of normal flora in certain part of the body plays an important
role in the immune system, which hampers the growth of other
microorganisms. The growth of normal flora is influenced by temperature,
REZKY DWIPUTRA FELANY, DIAN WIDIYANTI 2

humidity, nutrition, and the presence of inhibitor. However normal flora is


not always beneficial, because it can turn into a pathogen bacteria. Usage of
mouthwash with antiseptic property, for instance chlorhexidine, hexetidine,
triclosan, saliflour, methyl salicylate and povidone iodine 1%, could keep oral
cavity and throat clean. Though if used for long term could disrupt the growth
of normal flora. The purpose of this research is to determine the diversity of
normal flora in the throat between groups of mouthwash user and non-user
and to see Islam’s perspective on usage of mouthwash that contains alcohol.
This research follows the descriptive analytic method based on samples taken
from throat swab of healthy pre-practical year students of Yarsi University.
Statistical analysis through Mann-Whiney test in SPSS 23 program shows
that on mouthwash user group, Neisseria sp is the most dominant type of
normal flora at 31%, followed by Streptococcus  at 17% and yeast at 15%.
While Streptococcus , S. epidermidis, and Coryneform bacteria are the least
dominant placing at 1% each. At the other hand Streptoccocus  and
Neisseria sp at 20% and S. epidermidis at 14% are the most dominant type of
normal flora found in the group of non-user. The least dominant types are
Streptococcus  and Bacillus sp at 2%. This research shows that there is no
significant difference (p>0.05) between the two groups of user and non-user.

Mulut sebagai salah satu pintu mempunyai peranan penting dalam

masuk utama dari bahan asing ke dalam pertahanan tubuh karena menghasilkan

tubuh, merupakan habitat yang baik bagi suatu zat yang menghambat pertumbuhan

pertumbuhan mikroorganisme. Rongga mikroorganisme lain.3

mulut berhubungan dengan bagian faring Salah satu cara menjaga kebersihan

yang membuatnya berhubungan dengan rongga mulut dan tenggorok adalah dengan

nasal dan tenggorok, sehingga mikrobiota menggunakan obat kumur. Obat kumur

dari bagian bagian tersebut mempunyai yang baik setidaknya harus memenuhi

hubungan yang kuat peranannya terhadap beberapa syarat, yaitu tidak menyebabkan

satu sama lain.1 iritasi, tidak mengubah indra perasa, tidak

Flora normal merupakan mengganggu keseimbangan flora mulut,

mikroorganisme yang menghuni tubuh tidak meningkatkan resistensi mikroba.

manusia tanpa menimbulkan penyakit pada Bahan – bahan obat kumur yang bersifat

kondisi normal.2 Pertumbuhan flora antiseptik diantaranya adalah

normal pada bagian tubuh tertentu chlorhexidine, hexetidine, tricolosan,

dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, nutrisi saliflour, dan povidone iodine 1%. 4

dan adanya zat penghambat. Keberadaan Obat kumur ada yang berfungsi

flora normal pada bagian tubuh tertentu sebagai penyegar atau pembunuh bakteri
PERBANDINGAN KERAGAMAN FLORA NORMAL TENGGOROK PADA ORANG YANG
MENGGUNAKAN MOUTHWASH DAN TIDAK MENGGUNAKAN MOUTHWASH 3

yang sangat kuat, tergantung pada Fakultas Kedokteran Universitas


komposisi bahan yang dikandungnya. Yarsi yang menggunakan mouthwash
Pemakaian obat kumur tidak dianjurkan dan tidak menggunakan mouthwash.
setiap hari dikarenakan kandungan Sampel swab, dicelupkan atau
antiseptik yang ada didalamnya akan disuspensikan dalam tabung berisi
membunuh flora normal dalam rongga kaldu BHI. Suspensi kemudian
mulut sehingga infeksi bila digunakan diinkubasi selama 18 – 24 jam pada
setiap hari dalam jangka panjang.5 suhu 37o C. Bakteri yang ada di
Dalam beberapa penelitian suspensi tersebut kemudian
didapatkan perubahan pada flora normal diidentifikasi secara kualitatif dengan
tenggorok akan tetapi tidak dijelaskan cara mengidentifikasi jenis-jenis kuman
secara jelas genus dari flora normal mana di dalam sampel menggunakan metode
yang lebih dominan pada pengguna identifikasi yang sudah biasa dilakukan
mouthwash dan pada bukan pengguna di laboratorium mikrobiologi. meliputi
mouthwash. Penelitian tentang flora pemeriksaan mikroskopis, isolasi
normal tenggorok pada mahasisa pra koas kuman pada media manitol salt agar
jarang dilakukan. Oleh karena itu (MSA), agar darah plat (ADP) dan
penelitian yang akan dilakukan adalah nutrien agar plat (NAP), kemudian
membandingkan keragaman flora normal diikuti dengan uji sifat biokimia. Dari
tenggorok pada mahasiswa pra-koas yang data yang didapat akan dilakukan uji
menggunakan mouthwash dan tidak analitik dengan menggunakan uji
menggunakan mouthwash. Mann-Whitney dengan progam SPSS
23.
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah HASIL

penelitian deskriptif analitik. Dengan Dari hasil penelitian didapatkan

rancangan penelitian meliputi 11 genus flora normal pada tenggorok

pengambilan sampel, identifikasi pengguna mouthwash (Gambar. 1).

flora normal, skrining, pengolahan Neisseria sp. merupakan flora normal

dan analisis data, yang disertai paling dominan pada tenggorok


pengguna mouthwash yaitu sebanyak
kuesioner sebagai data pendukung.
Sampel diambil dari swab tenggorok 31%, kemudian Streptococcus  17 %

60 mahasiswa/I tingkat akhir dan yeast sebanyak 15%. Sedangkan


flora normal dengan presentasi terkecil
REZKY DWIPUTRA FELANY, DIAN WIDIYANTI 4

Streptococcus alfa
15% Streptococcus beta
17%
2% Streptococcus gamma
4%
S. aureus
2% 7%
S. epidermidis
2% Neisseria sp.
5% Klebsiella sp.
Pseudomonas sp.
11% Streptococcus Pneumoniae
31%
Coryneform bacteria
yeast

Gambar 1. Grafik keragaman Flora Normal Tenggorok Pada Pengguna Mouthwash.

7%
Streptococcus alfa
3%
20% Streptococcus beta
8% Streptococcus gamma
S. aureus
3% S. Epidermidis
Neisseria sp.
9%
7%
Bacillus sp.

2% 2% Klebsiella sp.
Pseudomonas sp.
5%
Streptococcus pneumoniae
Coryneform bacteria
20%
14% Yeast

Gambar 2. Grafik keragaman Flora Normal Tenggorok Pada Bukan Pengguna


Mouthwash.

pada tenggorok pengguna mouthwash normal paling dominan adalah


adalah Streptococcus , S. epidermidis, Streptococcus  dan Neisseria sp.
dan Coryneform bacteria sebesar 1%. yaitu sebanyak 20% kemudian S.
Pada tenggorok bukan epidermidis sebanyak 14%. Sedangkan
pengguna mouthwash didapatkan 12 presentasi terkecil adalah Streptococcus
genus flora normal (Gambar. 2). Flora  dan Bacillus sp yaitu 2%.
PERBANDINGAN KERAGAMAN FLORA NORMAL TENGGOROK PADA ORANG YANG
MENGGUNAKAN MOUTHWASH DAN TIDAK MENGGUNAKAN MOUTHWASH 5

Perbedaan paling besar terdapat Kolonisasi flora normal yang


pada kolonisasi Neisseria sp., pada lebih dominan dari tenggorok bukan
pengguna mouthwash didapatkan 31% pengguna mouthwash adalah kolonisasi
sampel positif terdapat Neisseria sp.
sedangkan pada yang bukan pengguna Streptococcus  yaitu sebesar 20%
mouthwash ditemukan sebanyak 20% positif Streptococcus  sedangkan pada
dari sampel. Kolonisasi yeast (Candida pengguna mouthwash hanya 17%
sp.) juga lebih dominan pada pengguna sampel yang positif Streptococcus .
mouthwash yaitu 14% dari jumlah Beberapa flora normal tenggorok
sampel sedangkan pada bukan lainnya juga didapatkan lebih dominan
pengguna mouthwash hanya 7% dari pada yang bukan pengguna mouthwash
jumlah sampel. hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

18 17
16
14 12 12
12
10 9
8 8
8 6
6 5 5
4 4 4
4 3 3
2 2 2 2 2
2 1 1 1 1
0
0

Pengguna Mouthwash Bukan Pengguna Mouthwash

Gambar 3. Grafik Perbandingan Jumlah Tiap Flora Normal Tenggorok Pada


Pengguna Mouthwash dan Bukan Pengguna Mouthwash
p<0.05 pada semua flora normal dari
Dari data pada Gambar 3 kedua kelompok. Maka analisis
dilakukan uji analisis menggunakan dilakukan dengan menggunakan uji non
SPSS untuk masing- masing bakteri parametrik yaitu uji Mann-Whitney
flora normal dengan nilai kemaknaan p pada setiap kolonisasi dari kedua
< 0.05 (tingkat kepercayaan 95%). Pada kelompok dan didapatkan hasil seperti
uji normalitas (Tabel 2) didapatkan tertera pada Tabel 3.
REZKY DWIPUTRA FELANY, DIAN WIDIYANTI 6

Dari gambar 3 diatas tidak mouthwash dan bukan pengguna


didapatkan perbedaan yang bermakna mouthwash.
secara analisis statistik antara flora
normal pengguna mouthwash dan Tabel 2. Perbandingan jumlah flora
bukan pengguna mouthwash. Dari normal antara pengguna mouthwash
seluruh flora normal didapatkan dan bukan pengguna mouthwash
p>0.005. Bukan
Pengguna
Sampel Pengguna
Sedangkan perbandingan Mouthwash
Mouthwash
berdasarkan tiap sampel seperti pada 1 2 2
2 2 3
tabel 2 didapatkan perbedaan total flora
3 2 2
normal antara tenggorok pengguna 4 3 2
5 1 2
mouthwash dan bukan pengguna
6 2 1
mouthwash, yang kemudian dilakukan 7 2 2
8 2 1
uji statistik menggunakan uji Mann-
9 2 1
Whitney seperti dibawah ini 10 1 2
11 2 2
12 1 1
Tabel 1. Uji Mann Whitney Pada 13 2 2
Perbandingan Flora Normal 14 2 2
Tenggorok Pengguna Mouthwash 15 2 3
dan Bukan Pengguna Mouthwash 16 1 2
Flora Normal 17 2 3
Mann- 381.000 18 2 1
Whitney U 19 3 3
Wilcoxon 846.000 20 1 1
W 21 1 2
Z -1.116 22 2 3
Sig. 0.244 23 2 2
24 2 2
25 2 2
Dari tabel 1 didapatkan p= 0.244
26 1 2
(p>0.05) maka dapat disimpulkan tidak 27 1 3
28 2 3
ada perbedaan bermakna secara statistic
29 2 2
antara jumlah flora normal dari tiap 30 2 1
sampel.  54 60

PEMBAHASAN
Flora normal yang paling
Dari Hasil penelitian ini
dominan adalah Neisseria sp.
didapatkan perbedaan keragaman flora
Kemudian dijumpai juga flora normal
normal tenggorok antara pengguna
tenggorok lainnya seperti Streptococcus
PERBANDINGAN KERAGAMAN FLORA NORMAL TENGGOROK PADA ORANG YANG
MENGGUNAKAN MOUTHWASH DAN TIDAK MENGGUNAKAN MOUTHWASH 7

, , dan , serta pertumbuhan yeast negative Gram memiliki


juga cukup dominan pada tenggorok lipopolsakarida pada permukaannya,
baik dari pengguna mouthwash maupun Lipopolisakarida ini akan
tidak. mempengaruhi molekul-molekul dari
obat kumur sehingga akan membatasi
Neisseria sp. efektifitas kerjanya. Oleh Karena itu
Didapatkan 31% flora normal Neisseria sp. pada pengguna
dari pengguna mouthwash adalah mouthwash tidak lebih rendah
Neisseria sp. dan 20% dari bukan dibandingkan yang bukan
pengguna mouthwash menghasilkan menggunakan mouthwash.8
hasil yang sama yaitu Neisseria sp.
Neisseria sp. yang merupakan flora Streptoccocus dan Staphylococcus
normal dan berhabitat di daerah
orofaring adalah Neisseria sicca, Hasil penelitian ini
Neisseria flava, Neisseria subflava dan Streptococcus  pada bukan pengguna
Neisseria lactamica.6 Pada studi NGS mouthwash lebih besar dibandingkan
dengan sampel saliva dari 71 orang, pada pengguna mouthwash serta
didapatkan bahwa Neisseria sp sebesar 7% dari pengguna mouthwash
merupakan flora normal tertinggi pada dan 9% dari bukan pengguna
rongga mulut dan memiliki 8.2% (425 mouthwash terdapat Streptococcus 
phylotypes).7 pada tenggoroknya. Staphylococcus
Menurut penelitian yang epidermidis merupakan flora normal
dilakukan Betadion pada tahun 2014 tenggorok. Hasil penelitian didapatkan
salah satu mekanisme kerja obat kumur bahwa S. epidermidis pada bukan
diantaranya dengan merusak membran pengguna mouthwash lebih dominan
sel, sebagai contoh adalah Povidone 3% dibandingkan dengan yang
iodine yang dapat merubah struktur dan menggunakan mouthwash. Sedangkan
fungsi dari protein dan enzim sel dan untuk kolonisasi S. aureus tidak
merusak fungsi sel bakteri dengan jalan terdapat perbedaan jumlah dari kedua
menghambat perlekatan hidrogen dan kelompok. Berdasarkan kuisioner dari
merubah struktur membran sel, selain penelitian ini listerin merupakan obat
itu juga menghambat terjadinya sintesis kumur yang paling banyak digunakan.
protein oleh bakteri Akan tetapi pada Listerin merupakan golongan obat
Neisseria sp. yang merupakan bakteri kumur fenol dimana mekanisme
REZKY DWIPUTRA FELANY, DIAN WIDIYANTI 8

kerjanya adalah merusak dinding sel segera setelah lahir. Sehingga Candida
dan menghambat enzim bakteri sp. sangat mudah ditemukan pada
sehingga hal ini akan berdampak bagian mukosa.3 Seperti yang telah
dengan menurunnya bakteri-bakteri dibahas salah satu efek obat kumur
patogen pada rongga mulut serta adalah dengan merubah struktur
tenggorok terutama bakteri positif Gram membrane sel bakteri. Salah satunya
seperti Streptococcus , Streptococcus adalah Chlorhexidine yang memiliki
, S. aureus, S. Epidermidis serta S. muatan positif (kation) dan sebagian
Pneumoniae.9 besar muatan molekul bakteri adalah
Hal ini diperkuat dengan negatif (anion). Hal ini menyebabkan
penelitian Andiana Nareswari mengenai perlekatan yang kuat dari chlorhexidine
perbedaan pertumbuhan koloni bakteri pada membran sel bakteri.
pada rongga mulut setelah berkumur Chlorhexidine akan menyebabkan
menggunakan Chlorhexidine tanpa perubahan pada permeabilitas membran
alkohol dan setelah berkumur dengan sel sehingga menyebabkan keluarnya
Chlorhexidine beralkohol terjadi sitoplasma sel dan komponen sel
penurunan koloni bakteri positif Gram dengan berat molekul rendah dari dalam
yang bermakna yakni sebesar 77,4 % sel menembus membran sel sehingga
pada kelompok yang berkumur dengan menyebabkan kematian bakteri.8
Chlorhexidine tanpa alkohol dan
92,61% pada kelompok yang berkumur Jika dilihat dari morfologinya
dengan Chlorhexidine beralkohol.10 yeast mempunyai permeabilitas
membrane sel yang kuat dan
Yeast mempunyai ukuran yang lebih besar
Pada penelitian ini menunjukan dari bakteri, membrane yeast juga tidak
yeast cukup dominan pada penggunaan terpengaruh oleh antimikroba yang
mouthwash yaitu dua kali dari jumlah merupakan kandungan dari beberapa
yeast pada tenggorok bukan pengguna obat kumur bahkan beberapa yeast
mouthwash. erdapat perbedaan 8% dari memiliki sifat antimikroba sehingga
keseluruhan sampel yang positif mempengaruhi bakteri pathogen
terdapat yeast di tenggoroknya secara disekitarnya. Yeast juga memiliki sifat
normal terdapat pada rongga mulut. tahan terhadap lingkungan yang stress
Candida sp. membentuk koloni (asam, garam, gula) maka dalam
dipermukaan mukosa semua manusia
PERBANDINGAN KERAGAMAN FLORA NORMAL TENGGOROK PADA ORANG YANG
MENGGUNAKAN MOUTHWASH DAN TIDAK MENGGUNAKAN MOUTHWASH 9

persaingan dengan bakteri lain yeast seminggu. Hal ini mempengaruhi


lebih dapat bertahan hidup.11 perbandingan jumlah flora normal pada
pengguna mouthwash dan yang tidak
Negatif Gram menggunakan.
Pertumbuhan basil negatif Gram
tidak terlalu signifikan pada tenggorok. SIMPULAN
Hanya didapatkan 6% dari flora normal Berdasarkan hasil penelitian ini
tenggorok pengguna mouthwash yang maka tidak didapatkan perbedaan
merupakan Klebsiella sp. dan bermakana antara flora normal
Pseudomonas sp. sedangkan pada tenggorok pengguna mouthwash dan
bukan pengguna mouthwash didapatkan bukan pengguna mouthwash. Perbedaan
11% flora normal tenggoroknya basil yang tidak bermakna bisa dipengaruhi
negatif Gram. Klebsiella sp. Merupakan beberapa faktor seperti intensitas
flora normal biasanya terdapat pada pemakaian mouthwash, kandungan dari
saluran napas dan feses pada sekitar 5% mouthwash yang digunakan, dan jumlah
dari individu normal.12 flora normal dari tiap individu masing-
masing dan kondisi saliva.
Dalam sebuah penelitian,
didaptkan perbedaan bermakna antara KEPUSTAKAAN
pengguna obat kumur yang [1] Tortora Gerard J. et. al. 2001.
mengandung Chlorhexidine (CHX) Microbiology : An Introduction. 7th
dengan bukan pengguna obat kumur ed. Pearson Education, USA.
tersebut penelitian pertama dilakukan [2] Vasanthakumari,R. 2007. Textbook
dalam 2 minggu dengan intensitas of Microbiology. New Delhi: BI
pemakaian 2 kali sehari. Selain faktor Publications.
bakterisid dari Chlorhexidine, Intensitas [3] Brooks GF., Butel JS, Morse
pemakaian obat kumur 2 kali sehari juga SA.2013. Mikrobiologi kedokteran.
mempengaruhi perbedaan dari jumlah (alih bahasa oleh H. Hartanto, C.
bakteri yang menyebabkan plak pada Rachman, A. Dimanti, A. Diani).
rongga mulut.13 Dalam penelitian ini Jakarta : EGC.p.199 – 200 : 233.
[4]
intensitas pemakaian obat kumur pada Elley, B. M., dan Manson, J. D.,
pengguna mouthwash tidak lebih dari 2 2004. Periodontics, 5th Edition,
kali sehari beberapa hanya Wright, Toronto.
menggunakan 1 kali sehari atau 4 kali
REZKY DWIPUTRA FELANY, DIAN WIDIYANTI 10

[5]
Kowitz GM, Lucatorto FM, Cherrick bakteri rongga mulut [Skripsi].
HMJ . 1976 Effects of mouthwashes Surakarta: Universitas Sebelas
on the oral soft tissues. Oral Maret.
[11]
Med.;31(2):47-50. Barnett, J.A., Payne, R.W. & Yarrow
[6]
Evans, C. M., Pratt, C. B., Matheson, D. 2002. Yeast: Characteristic and
M., Vaughan, T. E., et al. 2011. identification. 3rd ed. Cambridge
Nasopharyngeal colonization by University Press, Cambridge: IX.
[12]
Neisseria lactamica and induction of Murray, P.R., Rosenthal, K.S.,
protective immunity against Pfaller, M.A., 2009, Medical
Neisseria meningitidis. Clin Infect Microbiology, Elsevier Mosby,
Dis 52, 70–77. Philadelphia 221-258
[7] [13]
Keijser, B. J. F., Zaura, E., Huse, S. Cholil, Sari D.N., Sukmana B.I.
M. et al. 2008. Pyrosequencing 2014. Perbandingan Efektifitas
analysis of the oral microflora of Obat Kumur Bebas Alkohol yang
healthy adults. J Dent Res 87, 1016– Mengandung Cetylpyridinum
1020. Chloride dengan Chlorhexedine
[8]
Sinaredi B.R., Pradopo S., Wibowo Terhadap Penurunan Plak. Dentino
T.B, 2014. Daya antibakteri obat Jurnal Kedokteran Gigi. 2(2): 179-
kumur chlorhexidine, povidone 183
iodine, fluoride suplementasi zinc
terhadap, Streptococcus mutans dan
Porphyromonas gingivalis. Dental
Jurnal. 47 (4) : 211-215
[9]
Rose LF, Mealey BL, Genco RJ,
Cohen DW. 2004. Periodontics:
Medicine,
Surgery, and Implants. St. Louis
Missouri. Elsevier Mosby. h. 189.
[10]
Nareswari A. 2010. Perbedaan
efektivitas obat kumur
chlorheksidine tanpa alkohol
dibandingkan dengan
chlorheksidine beralkohol dalam
menurunkan kuantitas koloni

You might also like