Professional Documents
Culture Documents
Oleh
AYU WELASEH
NIM. 070 500 123
Oleh
AYU WELASEH
NIM. 070 500 123
Menyetujui,
Mengesahkan,
Direktur
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Wartomo, MP
NIP. 19631028 198803 1 003
Kalimantan Timur tanggal 09 Juni 1990 yang merupakan anak pasangan Darno
(SMP) Negeri 1 Anggana dan lulus pada tahun 2004, selanjutnya meneruskan ke
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Anggana, Kutai Kartanegara dan lulus
pada tahun 2007. Setelah itu melanjutkan pendidikan tingkat tinggi pada tahun
Pada bulan Maret 2010 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Konsentrasi Gula dan Jenis Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Pengolahan
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena atas segala
Ilmiah ini.
Ahli Madya.
Keberhasilan dan kelancaran dalam penulisan Karya Ilmiah ini juga tidak
terlepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu dalam
4. Bapak Edy Wibowo Kurniawan, S. TP., M. Sc. selaku Ketua Program Studi
Hasil Perkebunan yang telah banyak memberikan masukkan baik itu didalam
semangat.
Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis baik Doa maupun
dukungan moral dapat dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dalam penyusunan
laporan Karya Ilmiah ini penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan. Maka dari itu penulis
dapat digunakan sebagai bahan sumber ilmu pengetahuan bagi kita semua,
Amin...
Penulis
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
C. Hasil yang diharapkan .................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Pepaya (Carica papaya L.)................................. 4
B. Tinjauan Umum Gula..................................................................... 7
C. Tinjauan Umum Manisan............................................................... 9
D. Tinjauan Umum Pengeringan ........................................................ 11
E. Tinjauan Umum Organoleptik ....................................................... 14
7. Ansira (Analisa Sidik Ragam) Uji Kadar Air Manisan Pepaya kering...... 28
10. Ansira (Analisa Sidik Ragam) Uji Kadar Gula Manisan Pepaya
kering.......................................................................................................... 32
Nomor Halaman
11. Diagram Rata-Rata Hasil Pengujian Rasa Manisan Pepaya Kering .......... 41
Nomor Halaman
1. Catatan Pengujian Kadar Air Gravimetri ................................................... 59
kering ......................................................................................................... 60
Pepaya kering............................................................................................. 66
Kering......................................................................................................... 77
A. Latar Belakang
aneka jenis tanaman buah-buahan. Salah satu jenis buah asal luar negeri
pepaya.
lengkap, vitamin A yang jarang terdapat pada buah-buahan lain. Di samping itu,
buah pepaya juga merupakan sumber enzim papain dan pektin yang bernilai
olahan yang dihasilkan memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan banyak diminati
oleh konsumen dalam dan luar negeri. Kondisi semacam ini sangat
masyarakat.
Tanaman pepaya berasal dari Meksiko dan Costa Rica. Para pedagang Spanyol
adalah Florida, Hawai, India, Afrika Selatan, dan Australia. Dalam perkembangan
maupun sub-tropis.
mulai banyak ditanam dan dibudidayakan di Cina dan Malaysia. Pada abad ke-
bibit pepaya jenis semangka (1925 - 1930). Pada saat ini, pepaya sudah tersebar
luas di Jawa, mula-mula hanya sebagai tanaman hias atau tanaman pekarangan
Dalam kurun waktu 5 tahun (1989 - 1994), pepaya termasuk dalam daftar
Pada tahun 1986 – 1990, Indonesia sudah mulai mengekspor pepaya ke Singapura
dan Australia. Bahkan akhir-akhir ini, permintaan pasar dunia cenderung terus
untuk dikonsumsi sebagai “buah segar”, juga dapat diolah menjadi bentuk
makanan dan minuman yang diminati pasar luar negeri seperti olahan puree, pasta
pepaya, manisan kering, manisan basah, saus pepaya, dan juice pepaya.
Namun sangat disayangkan saat ini banyak hasil buah pepaya terbuang
begitu saja karena kurang hati-hati dalam penanganan pasca panen. Akibatnya
kita bisa mengolahnya menjadi produk makanan baru serta dapat menjualnya
segar saja, oleh sebab itu menjadikan alasan utama saya untuk mengolah buah
pepaya menjadi manisan pepaya kering yang awalnya hanya buah yang berharga
Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai
kering sebagai bahan penelitian. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas
buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan. Manisan kering adalah
2007).
B. Tujuan Penelitian
dan jenis pepaya (Carica papaya L.) terhadap pengolahan manisan pepaya kering
yang dihasilkan.
konsentrasi gula dan jenis pepaya (Carica papaya L.) terhadap pengolahan
ekonomis tinggi. Hampir semua susunan tubuh tanaman pepaya memiliki daya
dan hasil guna bagi kehidupan manusia. Tanaman ini layak disebut “multi guna”,
yakni sebagai bahan makanan dan minuman, obat tradisional, pakan ternak,
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiosperma
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Caricales
Famili : Caricaceae
Curah hujan yang baik bagi tanaman pepaya adalah 1.500 – 2.000 mm
setahun. Tanaman pepaya dapat tubuh sampai ketinggian 1.000 meter dari atas
permukaan laut. Tapi jelas tanaman ini akan tumbuh lebih baik ditempat-tempat
yang rendah dan rata, dengan suhu udara 22 – 26°C dan cahaya (Kalie, 1996).
Tanaman pepaya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada
produksi yang tinggi dan kualitas hasil yang baik, tanaman pepaya ideal ditanam
pada tanah latosol (tanah merah) dan tanah-tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik (humus), tata udara dan tata iar (aerasi dan drainase)
a. Pepaya semangka
masuk ke Indonesia pada tahun 1930. Di tempat asalnya varietas ini dikenal
dengan nama annabone. Pada awalnya, introduksi varietas ini ditujukan khusus
perkembangannya varietas ini menjadi buah meja yang sangat popular dan
rasanya manis, dan berair banyak. Bila telah masak kulit buahnya berwarna
kuning licin dan terlihat menarik. Bentuk buahnya lonjong berputing dengan
berat buah kurang lebih 1 kg/buah. Varietas pepaya ini agak tahan dalam
pengangkutan.
b. Pepaya jinggo
berwarna merah dan berair banyak, tetapi rasanya masih kalah manis
bercak samar kelabu. Berat buah kurang lebih 1,5 kg/buah. Seperti halnya
pepaya semangka, varietas pepaya ini juga relatif tahan dalam pengangkutan.
c. Pepaya bangkok
Kulit luarnya mirip pepaya cibinong, yaitu kasar dan tidak rata atau berbenjol-
benjol. Demikian juga cara masaknya yang dimulai dari ujung buah. Sedikit
yang membedakannya adalah pepaya bangkok ini bentuknya lebih bulat dan
bersemu merah dan keras. Berat buah kurang lebih 3,5 kg. varietas pepaya ini
berbuah, produksinya tinggi, buah berbentuk mirip buah pir, ukurannya kecil,
daging buah merah, aromanya harum, manis, dan beratnya rata-rata 400
gram/buah.
B. Tinjauan Umum Tentang Gula
Gula terdapat dalam berbagai bentuk seperti sukrosa, glukosa, fruktosa dan
dekstrosa. Sukrosa adalah gula yang banyak dikenal sehari-hari sebagai gula pasir
dan banyak digunakan dalam industri makanan, baik dalam bentuk kristal halus
Menurut Buckle et al (1987), gula adalah suatu istilah umum yang sering
diartikan bagi setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam
gula utama, dimana rasa manis sukrosa sama dengan seratus, seperti yang terlihat
pada Tabel 2.
pada pabrik-pabrik pembuatan makanan seperti jam, jeli, sari buah pekat, sirup
beku yang dimaniskan, acar manis dan lain-lain. Kadar gula yang tinggi bila
ditambahkan ke dalam bahan pangan, maka air dalam bahan pangan akan terikat
Pemberian gula dalam konsentrasi yang cukup yaitu di atas 70% padatan
kadar asam yang tinggi (pH rendah), perlakuan dengan pasteurisasi, penyimpanan
pada suhu rendah, dehidrasi dan penambahan bahan kimia seperti asam benzoat
dan lain-lain. Kadar gula yang tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut) yang
ditambahkan ke dalam bahan pangan akan menyebabkan sebagian air yang ada
menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air (aw)
Beberapa kapang dan khamir dapat tumbuh pada konsentrasi 60% sukrosa,
penguat terhadap dinding sel buah. Oleh karena itu, konsentrasi gula yang tinggi
akan membuat buah menjadi kaku. Jika buah dimasukkan ke dalam larutan gula
mengkerut dan lemas, serta penyerapan larutan gula ke dalam buah menjadi
lambat. Namun jika dilakukan pemanasan, dinding sel buah akan berubah
sehingga gula mudah diserap. Selain itu buah dapat menyerap gula lebih banyak
sehingga buah mengembang bila didinginkan dalam sirup (Marliyati dkk, 1992).
sebagai bahan manisan karena dagingnya yang berasa manis dan berwarna merah,
arab, Maroko, dan Afrika Utara, pepaya dijadikan sebagai bahan masakan.
konsentrasi tinggi bertujuan selain memberikan rasa manis juga berguna untuk
proses pembuatan manisan buah ini juga digunakan air garam dan air kapur untuk
mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal atau getir pada
mempergunakan gula pasir. Pada manisan buah ini, buah yang telah dikupas,
(Sediaoetama, 1999).
Tabel 3. SNI 01-4443-1998 Manisan Pepaya Kering.
No. Jenis uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
- Bau - Khas
- Rasa - Khas
- Warna - Normal
2 Benda-benda asing - Tidak boleh ada
3 Air, (b/b) % Maks. 20
4 Gula (dihitung sebagai
Sukrosa), (b/b) % Min. 25
5 Bahan Tambahan Makanan
- Pemanis buatan - Tidak boleh ada
- Pengawet - Sesuai SNI 01-0222-1995
- Pewarna tambahan - Sesuai SNI 01-0222-1995
6 Cemaran Logam :
- Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1,0
- Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 10,0
- Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0
- Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,05
7 Arsen (As) Maks. 0,5
8 Cemaran Mikroba
- Angka lempeng total Koloni/g Maks. 1,0 x 102
- Coliform APM/g Maks. 20
- E. Coli APM/g <3
9 Kapang Koloni/g Maks. 50
mengandung kadar gula tinggi, sehingga produk manisan ini dapat disimpan
dalam jangka waktu yang relatif lama. Manisan yang dikemas dalam kaleng dapat
disimpan lebih dari setahun. Oleh karena itu, pembuatan manisan juga merupakan
vitamin. Selain buahnya yang dimakan dalam bentuk segar, dan dapat juga
disajikan sebagai bahan baku untuk suatu produk. Warna buah cepat sekali
berubah oleh pengaruh fisika (jamur) sehingga mudah menjadi busuk. Oleh
karena itu pengolahan buah untuk perpanjangan masa simpannya sangat penting.
Buah dapat diolah menjadi bentuk minuman seperti anggur, sari buah dan sirup
banyak dilkakukan orang sejak dulu. Ada 2 macam bentuk olahan manisan buah,
yaitu manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh setelah
penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila
manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering.
Buah-buahan yang biasa digunakan untuk manisan basah adalah jenis buah yang
adalah jenis buah yang lunak seperti pepaya, sirsak, dan lain-lain.
kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini
kandungan uap air dalam udara lebih sedikit atau dengan kata lain udara
Pengeringan ini dapat berlangsung dengan baik apabila pemanasan terjadi pada
setiap tempat dari bahan tersebut, dan uap air yang diambil berasal dari semua
energi langsung sinar matahari, atau dengan memakai alat pengering (artificial
drying).
matahari. Proses ini sangat tergantung pada kondisi alam saat pengeringan
dilakukan. Pada waktu hujan, pengeringan harus ditunda terlebih dahulu karena
dan melimpah, tetapi juga menimbulkan kerugian karena panas sinar matahari
tidak terus menerus ada sepanjang hari dan kenaikan suhu tidak dapat diatur
panas yang jatuh ke permukaan bumi biasanya tidak tetap. Selain itu
dengan sinar matahari, maka kebersihan bahan yang dijemur sukar diawasi.
radiasi panas yang keluar dari alat, memanaskan bahan, menguapkan air bahan
pengeringan, maka semakin tinggi energi yang disuplai dan semakin cepat laju
pengeringan. Akan tetapi pengeringan yang terlalu cepat dapat merusak bahan,
yaitu permukaan bahan terlalu cepat kering, sehingga tidak sebanding dengan
pengerasan pada permukaan bahan (case hardening) sehingga air dalam bahan
sehingga bahan akan menjadi rusak. Cara mencegah case hardening antara lain
dengan membuat suhu pengeringan tidak terlalu tinggi atau proses pengeringan
dengan bahan yang dikeringkan, maka akan semakin besar pula kecepatan
semakin cepat. Kecepatan penguapan ini hanya tinggi pada awal proses
akan turun dengan cepat dan menjadi sama. Menurut Aminah (2002),
kering adalah 60
E. Tinjauan Umum Tentang Organoleptik
sebagai suatu proses fisio-psikologis yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra
akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang
berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental
(sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan
yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati
atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan.
akan suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenangi,
berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat
sensorik atau kualitas yang dinilai. Untuk melakukan uji organoleptik perlu
adanya penelis. Penelis adalah orang atau sekelompok orang yang bertugas
penelis berjumlah 15-20 orang yang berasal dari panelis yang terlatih.
penampakan dan flavor produk pangan. Hasil tes sensori panelis dapat
bulan yaitu pada bulan Juli 2010. Penelitian ini meliputi berbagai tahapan yaitu
persiapan alat dan bahan, pembuatan manisan pepaya kering, pengujian dan
pengolahan data.
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam analisa kadar air dan kadar gula
saring, pipet, pipet tetes, labu takar, cawan, oven, penjepit, desikator, corong,
2. Bahan
Na2S 2O3 (Na-Thio Sulfat), H2SO4 26,5%, larutan Pati 1%, Na Oksalat,
tepung, Pb Asetat ½ basa, Na2HPO4 50%, HCL 25%, NaOH 50%, KI 15%,
C. Prosedur Penelitian
b. Siapkan alat-alat yang terdiri dari pisau, pisau pemotong manisan, baskom,
2. Cara kerja
b. Kupas kulit buah pepaya dan dibuang bijinya. Kemudian dicuci dengan air
tiriskan.
j. Didihkan sekali lagi sekitar 1 – 1,5 jam, usahakan daging buah pepaya
Kupas kulit buah pepaya dan dibuang bijinya, cuci dan timbang 500 g
Rendam selama 15-30 menit ke dalam larutan kapur sirih 15 g dalam 750 liter air
Cuci
Tiriskan
Masukan potongan daging dalam larutan gula dan didihkan sekali lagi sekitar 1-1,5 jam
Tiriskan
Dinginkan
Dikemas
pepaya kering yang berkualitas baik. Dengan kombinasi jenis pepaya yang
3 kali.
rancangan dasar Rancang Acak Lengkap (RAL). RAL digunakan untuk percobaan
yang mempunyai media sama atau homogen, maka tempat percobaan tidak
sangat cocok untuk penelitian klinik atau penelitiaan lain dalam laboratarium dan
Yij = µ + Ti +
Keterangan :
Yij : Nilai pengamatan karena pengaruh jenis pepaya dan konsentrasi gula,
i : Perlakuan
j : Ulangan
i = 1,2………t
j = 1,2………r
Pada penelitian ini parameter yang diamati adalah kadar air dan kadar gula
(dalam bentuk sukrosa) serta uji Organoleptik yang terdapat pada manisan pepaya
kering.
1. Kadar Air
Cara penentuan kadar air adalah dengan cara menguapkan air dari dalam
A = B – C X 100%
B
Keterangan :
Menurut Sudarmadji (1997), langkah kerja untuk uji kadar gula (Gula
b. Tambah Pb Asetat jenuh 4 tetes, aduk sampai terjadi endapan. Tera sampai
dengan aquadest.
Menurut Sudarmadji (1997), langkah kerja untuk uji kadar gula (total
c. Tera hingga100 ml dalam labu takar dan saring dengan kertas saring.
79 oC).
merah jambu.
ml H2 + 25 ml Luff Schrool.
h. Reflux selama 10 menit pada suhu 50oC, dan setelah selesai tunggu hingga
dingin.
i. Tambah 15 ml KI 25%, 25 ml H2SO4 25%, setengah perjalanan titrasi,
j. Titrasi dengan buret 25 ml (Na Thio 0,1 N), titik akhir titrasi ditandai
Note
3. Uji Organoleptik
manisan kering pepaya. Parameter pada uji organoleptik meliputi warna, rasa,
aroma, dan tekstur. Pengujian ini dilakukan oleh panelis yang berjumlah 15
2. Siapkan sampel yang akan diuji dengan memberikan kode pada setiap
dibuat.
4. Pengujian siap untuk dilakukan dengan cara bergantian antara panelis yang
2 Rasa
3 Aroma
4 Tekstur
Keterangan :
2. Tidak suka
3. Agak suka
4. Suka
5. Sangat suka
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kadar Air
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada uji kadar air manisan
pepaya kering maka diperoleh rata-rata kadar air yang paling banyak yaitu
pada perlakuan A1B1 adalah sebesar 13,885 pada jenis pepaya buah dengan
penambahan gula 375 gr, kandungan kadar air yang paling sedikit yaitu pada
perlakuan A2B2 adalah sebesar 10,027 pada jenis pepaya taiwan dengan
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
Rata-rata kadar air dengan hasil perlakuan A1 (jenis pepaya buah) lebih
tinggi dari kadar air dengan perlakuan A2 (jenis pepaya taiwan). Hal ini dapat
13,885 13,837
14,000
11,312
12,000 10,027
10,000
8,000
6,000 Kadar Air (%)
4,000
2,000
0
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
rancangan percobaan analisis sidik ragam untuk Uji Kadar Air sebagai
berikut :
Tabel 6. Tabel Ansira (Analisis Sidik Ragam) Uji Kadar Air Manisan Pepaya
kering.
F tabel
SK db JK KT F hitung
5% 1%
Ulangan 3 0,133
Perlakuan 3 33,05 11,016 8,332 tn 19,16 99,17
A 1 30,57 30,57 23,124* 18,51 98,49
tn
B 1 1,332 1,332 1 18,51 98,49
AB 1 1,148 1,148 0,861 tn 18,51 98,49
Galat 2 2,644 1,322
Total 11 35,827
Keterangan :
* = berbeda nyata
tn
= tidak nyata
13,861
14,000
10,669
12,000
10,000
8,000
Kadar Air (%)
6,000
4,000
2,000
0
A1 A2
15,500
5,500
500
B1 B2
pepaya kering tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air yang dihasilkan.
Dari tabel ansira diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh perlakuan A yaitu
jenis buah yang digunakan dalam pengolahan manisan pepaya kering berbeda
nyata terhadap jumlah kadar air yang dihasilkan dari setiap perlakuan. Buah
mengikat gula sehingga kadar air yang dihasilkan sedikit. Namun pada tabel
ansira diperoleh hasil yang tidak berpengaruh nyata pada perlakuan B dan
terikatnya sebagian kandungan air dalam bahan sehingga air bebas menjadi
berkurang. Semakin tinggi jumlah gula yang ditambahkan maka semakin
tinggi jumlah air bebas yang terikat, sehingga kadar air dalam bahan menjadi
rendah. Kadar air manisan pepaya kering yang dihasilkan masih dalam
relatif dan mengikat air sehingga menyebabkan kadar air dalam bahan pangan
gula) tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air dari manisan pepaya kering
yang dihasilkan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada uji kadar gula manisan
pepaya kering maka diperoleh rata-rata kadar gula yang paling banyak yaitu
pada perlakuan A2B2 adalah sebesar 44,372% pada jenis pepaya taiwan
dengan penambahan gula 500 gr, kandungan kadar gula yang paling sedikit
yaitu pada perlakuan A2B1 adalah sebesar 33,176% pada jenis pepaya taiwan
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
Keterangan :
lebih tinggi dari kadar gula dengan perlakuan A1 (jenis pepaya buah). Hal ini
15,000
10,000
5,000
0
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
rancangan percobaan analisis sidik ragam untuk Uji Kadar Gula sebagai
berikut :
Tabel 8. Tabel Ansira (Analisis Sidik Ragam) Uji Kadar Gula Manisan
Pepaya kering.
F table
SK db JK KT F hitung
5% 1%
Ulangan 3 3,857
Perlakuan 3 267,769 89,563 15,128tn 19,16 99,17
tn
A 1 0,053 0,053 0,0089 18,51 98,49
B 1 256,262 256,262 43,287* 18,51 98,49
tn
AB 1 11,454 11,454 1,934 18,51 98,49
Galat 2 11,84 5,92
Total 11 283,466
Keterangan :
* = berbeda nyata
tn
= tidak nyata
Dari analisis sidik ragam diketahui bahwa perbedaan perlakuan B
penambahan gula berbeda nyata terhadap kadar gula manisan pepaya kering
yang dihasilkan.
38,641 38,774
40,000
35,000
25,000
20,000
A1 A2
64,993
70,000
60,000 51,130
50,000
40,000
Kadar Gula (%)
30,000
20,000
10,000
0
B1 B2
diperoleh dari perlakuan A2B2 adalah sebesar 44,372% (jenis pepaya taiwan
dengan penambahan gula 500 gr), kandungan kadar gula yang paling sedikit
yaitu pada perlakuan A2B1 adalah sebesar 33,176% (jenis pepaya taiwan
dengan penambahan gula 375 gr). Kandungan jumlah kadar gula tidak sama
juga berbeda sehingga setelah dilakukannya uji kadar gula kita dapat
mengetahui berapa persentase kadar gula yang dimiliki oleh setiap sampel.
Pada tabel ansira diperoleh hasil yang berbeda nyata pada perlakuan B
kering, sehingga bisa dikatakan ada pengaruh dari perlakuan yang diberikan.
kering maka jumlah persentase uji kadar gula sukrosa dengan metode Luff
Schrool menghasilkan kadar gula yang tidak sama pada setiap perlakuan
maka semakin tinggi pula jumlah persentase uji kadar gula dalam manisan
manisan pepaya kering. Bila nilai tingkat kesukaan terhadap warna kurang
baik terhadap manisan pepaya kering karena disebabkan oleh warna yang
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
diperoleh rata-rata nilai kesukaan terhadap warna yang paling banyak disukai
adalah perlakuan A2B2 sebesar 3,444 (suka) jenis pepaya taiwan dengan
penambahan gula 500 gr, dan perlakuan yang paling sedikit disukai panelis
adalah perlakuan A1B1 sebesar 2,288 (agak suka) jenis pepaya buah dengan
penambahan gula 375 gr. Perbandingan akan tingkat kesukaan warna dapat
3,377 3,444
3,500
3,000
2,466
2,500 2,288
2,000
1,500 Uji Organoleptik Warna
1,000
500
0
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
sebagai berikut :
Tabel 10. Tabel Ansira (Analisis Sidik Ragam) Uji Organoleptik Warna
Manisan Pepaya kering.
F tabel
SK db JK KT F hitung
5% 1%
Ulangan 3 0,09
tn
Perlakuan 3 3,258 1,086 13,923 19,16 99,17
tn
A 1 0,047 0,047 0,602 18,51 98,49
B 1 3,204 3,204 41,076* 18,51 98,49
tn
AB 1 0,007 0,007 0,089 18,51 98,49
Galat 2 0,156 0,078
Total 11 6,762
Keterangan :
* = berbeda nyata
tn
= tidak nyata
2,955
2,832
2,900
2,400
1,900
Uji Organoleptik Warna
1,400
900
400
A1 A2
2,000
1,000
0
B1 B2
langsung pada suatu produk dengan menggunakan manusia sebagai alat ukur.
Pengujian organoleptik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji hedonik
yang disebut juga dengan uji kesukaan. Dalam uji hedonik panelis dimintakan
diantaranya citarasa, warna dan nilai gizinya. Tetapi faktor warna tampil lebih
Dari tabel ansira diketahui bahwa faktor A (jenis buah pepaya) tidak
nyata atau tidak berpengaruh terhadap uji organoleptik warna yang dihasilkan
dari manisan pepaya kering, sedangkan untuk faktor B (konsentrasi
kering memberikan warna yang berbeda pula dari setiap perlakuan, untuk
perlakuan A2B2 (jenis pepaya taiwan dengan penambahan gula 500 gr) warna
yang dihasilkan lebih menarik yaitu kuning sangat cerah sedangkan untuk
perlakuan A1B2 (jenis pepaya buah dengan penambahan gula 500 gr) warna
yang dihasilkan yaitu kuning cerah. Untuk perlakuan A1B1 (jenis pepaya
buah dengan penambahan gula 375 gr) dan perlakuan A2B1 (jenis pepaya
taiwan dengan penambahan gula 375 gr) warna yang dihasilkan yaitu kuning
manisan pepaya kering. Bila nilai tingkat kesukaan terhadap rasa kurang baik
terhadap manisan pepaya kering karena disebabkan rasa yang kurang
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
diperoleh rata-rata nilai kesukaan terhadap rasa yang paling banyak disukai
adalah perlakuan A1B2 sebesar 3,199 (suka) jenis pepaya buah dengan
penambahan gula 500 gr, dan perlakuan yang paling sedikit disukai panelis
adalah perlakuan A1B1 sebesar 2,244 (agak suka) jenis pepaya taiwan dengan
penambahan gula 375 gr. Perbandingan akan tingkat kesukaan rasa dapat
3,199 3,177
3,020 2,577
2,520 2,244
2,020
1,520 Uji Organoleptik Rasa
1,020
520
20
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Gambar 11. Diagram Rata-Rata Hasil Pengujian Rasa Manisan Pepaya Kering
sebagai berikut :
Tabel 12. Tabel Ansira (Analisis Sidik Ragam) Uji Organoleptik Rasa
Manisan Pepaya kering.
F tabel
SK db JK KT Fhitung
5% 1%
Ulangan 3 0,086
tn
Perlakuan 3 1,980 0,660 4,125 19,16 99,17
tn
A 1 0,072 0,072 0,450 18,51 98,49
tn
B 1 1,813 1,813 11,331 18,51 98,49
tn
AB 1 0,095 0,095 0,593 18,51 98,49
Keterangan :
tn
= tidak nyata
2,271 2,877
2,200
1,700
700
200
A1 A2
3,616 4,782
3,700
3,000
2,300
Uji organoleptik Rasa
1,600
900
200
B1 B2
Gambar 13. Diagram Rata-Rata Faktor B Hasil Pengujian Rasa Manisan Pepaya
Kering
untuk empat jenis rasa dasar yaitu manis, asin, asam dan pahit.
kering yang dihasilkan dan masih dalam satu range yang sama yaitu agak
lihat dengan melihat range dari penilian secara organoleptik dimana nilai
faktor B2 memiliki nilai yang masuk dalam range sangat suka dan nilai faktor
uji organoleptik rasa tapi berdasarkan tabel ansira yang bisa kita lihat diatas
dengan kata lain dengan penggunaan jenis pepaya yang berbeda dan
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
diperoleh rata-rata nilai kesukaan terhadap aroma yang paling banyak disukai
adalah perlakuan A2B2 sebesar 3,244 (suka) jenis pepaya taiwan dengan
penambahan gula 500 gr, dan perlakuan yang paling sedikit disukai panelis
adalah perlakuan A1 B1 sebesar 1,755 (tidak suka) jenis pepaya buah dengan
penambahan gula 375 gr. Perbandingan akan tingkat kesukaan rasa dapat
3,244
3,100 2,666
2,600 2,288
2,100 1,755
1,100
600
100
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
sebagai berikut :
Tabel 14. Tabel Ansira (Analisis Sidik Ragam) Uji Organoleptik Aroma
Manisan Pepaya kering.
F tabel
SK db JK KT F hitung
5% 1%
Ulangan 3 0,072
Perlakuan 3 3,539 1,179 16,842tn 19,16 99,17
tn
A 1 0,926 0,926 13,228 18,51 98,49
tn
B 1 2,612 2,612 0,014 18,51 98,49
AB 1 0,001 0,001 0,593 tn 18,51 98,49
Galat 2 0,140 0,160
Total 11 7,290
Keterangan :
tn
= tidak nyata
2,766
2,210
2,015
1,515
515
15
A1 A2
2,600
2,100
1,100
600
100
B1 B2
makanan. Aroma tidak hanya ditentukan oleh satu komponen, tetapi oleh
beberapa komponen tertentu yang menimbulkan bau yang khas. Aroma yang
diterima oleh hidung dan otak lebih banyak merupakan berbagai ramuan atau
campuran empat bau utama yaitu harum, asam, tengik, dan hangus
(Winarno, 1997).
kering yang dihasilkan dan masih dalam satu range yang sama yaitu agak
lihat dengan melihat range dari penilian secara organoleptik dimana nilai
faktor B2 memiliki nilai yang masuk dalam range sangat suka dan nilai faktor
uji organoleptik aroma tapi berdasarkan tabel ansira yang bisa kita lihat diatas
dengan kata lain dengan penggunaan jenis pepaya yang berbeda dan
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
diperoleh rata-rata nilai kesukaan terhadap tekstur yang paling banyak disukai
adalah perlakuan A2B2 sebesar 4,633 (sangat suka) jenis pepaya taiwan
dengan penambahan gula 500 gr, dan perlakuan yang paling sedikit disukai
panelis adalah perlakuan A1B1 sebesar 1,933 (tidak suka) jenis pepaya buah
dengan penambahan gula 375 gr. Perbandingan akan tingkat kesukaan rasa
4,633
2,666 2,555
2,700
2,200 1,933
1,700
Uji organoleptik Tekstur
1,200
700
200
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
sebagai berikut :
Tabel 16. Tabel Ansira (Analisis Sidik Ragam) Uji Organoleptik Tekstur
Manisan Pepaya kering.
F tabel
SK db JK KT F hitung
5% 1%
Ulangan 3 0,045
tn
Perlakuan 3 2,055 0,685 3,374 19,16 99,17
tn
A 1 0,818 0,818 4,029 18,51 98,49
tn
B 1 1,204 1,204 5,931 18,51 98,49
tn
AB 1 0,033 0,033 0,162 18,51 98,49
Galat 2 0,407 0,407
Total 11 4,562
Keterangan :
tn
= tidak nyata
3,594
2,299
2,020
1,520
Uji Organoleptik Tekstur
1,020
520
20
A1 A2
4,316
3,366
3,100
2,500
700
100
B1 B1
yang dihasilkan dan jenis pepaya buah (A1) masuk dalam range agak suka
sedangkan untuk jenis pepaya buah (A2) masuk dalam range suka.
dengan melihat range dari penilaian secara organoleptik dimana nilai faktor
B2 memiliki nilai yang masuk dalam range sangat suka dan nilai faktor B1
pepaya kering dari jenis pepaya buah (A1). Untuk faktor penambahan gula
dapat dilihat dari data dan range penilaian panelis bahwa dimana penambahan
gula B2 (500 gr) lebih disukai oleh panelis bila dibandingkan dengan B1 (375
gr), ini dikarenakan penambahan gula 500 gr lebih banyak sehingga manisan
pepaya kering juga mempunyai tekstur yang khas dari manisan pepaya kering
tersebut. Untuk penambahan gula B2 (500 gr) masuk dalam range sangat suka
terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah
satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat
mempengaruhi tekstur.
Meskipun berdasarkan diagram batang menunjukkan pengaruh terhadap
uji organoleptik tekstur tapi berdasarkan tabel ansira yang bisa kita lihat
tekstur dengan kata lain dengan penggunaan jenis pepaya yang berbeda dan
A. KESIMPULAN
menggunakan jenis pepaya yang berbeda yaitu pepaya buah dan pepaya taiwan
dan juga konsentrasi gula yang digunakan untuk pengolahan manisan pepaya
dihasilkan. Kadar air yang dihasilkan dari setiap perlakuan masih memenuhi
2. Faktor B (penambahan gula) berpengaruh nyata terhadap uji kadar gula yang
dihasilkan. Kadar gula yang dihasilkan dari setiap perlakuan masih memenuhi
nyata terhadap uji organoleptik rasa, aroma dan tekstur dari manisan pepaya
kering.
B. SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap daya simpan dari manisan
pepaya kering.
air yang sedikit akan mempengaruhi daya simpan dari manisan pepaya
kering.
yang lainnya agar dapat mengetahui kandungan kadar air, kadar gula, uji
Aminah, 2002. Teknologi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian. Ditjen
BPPHP Departemen Pertanian. Jakarta.
Baker, R.C., P.W. Hahn dan K.R. Robbin, 1998. Fundamental of New Product
Development. Elseiver. Amsterdam.
Buckle, K.A., R.A. Edward., G.H. Fleet dan M. Wooton, 1987. Ilmu Pangan.
UI Press. Jakarta.
Muchtadi, T.R., dan Sugiyono, 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Pusat
Antar Universitas dan Gizi IP. Bogor.
Purnomo, H., 1995. Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan. UI
Press. Jakarta.
Rukmana, R., 1995. Pepaya Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta.
Sediaoetama, A.D., 1999. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa Profesi Jilid II. Dian
Rakyat. Jakarta.
Soekarto, S. T., 1985. Penilaian Organoleptik, Untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
Sudarmadji, S., Bambang H dan Suhardi, 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah
Mada Yogyakarta Liberty. Yogyakarata.
Suprapti, M.L., 2005. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal. Kanisius.
Yogyakarta.
Winarno, F.G., 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno, F.G., 1995. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Alat : Oven
A = B – C X 100%
B
Keterangan :
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
Faktor A
Faktor B Total Rata-Rata
A1 A2
B1 41,657 33,936 75,593 18,898
B2 41,513 30,081 71,594 17,898
Total 83,170 64,017 147,187 36,796
Rata-rata 13,861 10,669 12,265 18,398
Keterangan :
A1 = Jenis pepaya buah
Kadar Air = Berat sampel sebelum dioven - Berat sampel sesudah dioven X 100%
Berat sampel sebelum dioven
1). Kadar air (A1B1)1 = 2,19 – 1,89 X 100% = 13, 689%
2,19
Kadar air (A1B1)2 = 2,13 – 1,83 X 100% = 14,084%
2,13
Kadar air (A1B1)3 = 2,09 – 1,80 X 100% = 13, 875%
2,09
2). Kadar air (A1B2)1 = 2,07 – 1,79 X 100% = 13, 526%
2,07
Kadar air (A1B2)2 = 2,14 – 1,86 X 100% = 13, 084%
2,14
Kadar air (A1B2)3 = 2,08 – 1,77 X 100% = 14, 903%
2,08
3). Kadar air (A2B1)1 = 2,03 – 1,80 X 100% = 11, 330%
2,03
Kadar air (A2B1)2 = 2,03 – 1,79 X 100% = 11, 822%
2,03
Kadar air (A2B1)3 = 2,04 – 1,82 X 100% = 10,784%
2,04
4). Kadar air (A2B2)1 = 2,01 – 1,80 X 100% = 10,447%
2,01
Kadar air (A2B2)2 = 2,19 – 1,98 X 100% = 9,589%
2,19
Kadar air (A2B2)3 = 2,19 – 1,97 X 100% = 10,045%
2,19
Analisis Kadar Air
1. FK = Tij2
abr
= 147,1872
2x2x3
= 21.664,012
12
= 1.805,334
2. JKP = TK2 – FK
r
= (41,6572 + 41,513 2 + 33,9362 + 30,081 2) – 1.805,334
3
= (1.735,305 + 1.723,329 + 1.151,652 + 904,866) – 1.805,334
3
= 5.515,152 – 1.805,334
3
= 1.838,384 – 1.805,334
= 33,05
3. JKT = T(Yij2) – FK
= (13,6982 + 14,0842 + 13,8752 + 13,526 2 + 13,084 2 + 14,903 2 + 11,3302
+ 11,822 2 + 10,784 2 + 10,4472 + 9,5892 + 10,045 2) – 1.805,334
= (187,635 + 198,359 + 192,515 + 182,952 + 171,191 + 222,099
+128,368 + 139,759 + 116,294 + 109,139 + 91,948 + 100,902 ) –
1.805,334
= 1.841,161 – 1.805,334
= 35,827
4. JKU = 49,001 2 + 48,5792 + 49,6072 – FK
4
= 2.401,098 + 2.359,919 + 2.460,854 – 1.805,334
4
= 1.805,467 – 1.805,334
= 0,133
5. JKG = JKT – JKP – JKU
= 35,827 – 33,05 – 0,133
= 2,644
6. JK (A) = T taraf faktor A)2 – FK
rb
= 83,1702 + 64,017 2 – 1.805,334
3x2
= 6.917,248 + 4.098,176 – 1.805,334
6
= 11.015,424 – 1.805,334
6
= 1.835,904 – 1.805,334
= 30,57
7. JK (B) = T taraf faktor B)2 – FK
ra
= 75,5932 + 71,594 2 – 1.805,334
3x2
= 5.714,301 +5.125,700 – 1.805,334
6
= 10,840,001 – 1.805,334
6
= 1.806,666 – 1.805,334
= 1,332
8. JK (AB) = JKP – JK (A) – JK (B)= 33,05 – 30,57 – 1,332 = 1,148
9. db perlakuan = ab – 1 = (2 x 2) – 1 = 4 – 1 = 3
10. db galat = ab (r – 1) = 2 x 2 (3 – 1) = 4 – 2= 2
11. db total = (r x ab) – 1= (3 x 2 x 2) –1 = 12 – 1 = 11
12. db faktor A = (a – 1)= 2 – 1 = 1
13. db faktor B = (b – 1)= 2 – 1 = 1
14. db interaksi AB = (a – 1) (b – 1)= (2 – 1) (2 – 1) = 1 x 1 = 1
15. KTP = JKP = 33,05 = 11,016
db perlakuan 3
16. KTG = JKG = 2,644 = 1,322
db galat 2
17. KT (A) = JK (A)= 30,57 = 30,57
db (A) 1
18. KT (B) = JK (B)= 1,332 = 1,332
db (B) 1
20. KT (AB) = JK (AB)= 1,148 = 1,148
db (AB) 1
21. Fhitung Perlakuan = KTP = 11,016 = 8,332
KTG 1,322
22. Fhitung (A)= KT (A)= 30,57 = 23,124
KTG 1,322
23. Fhitung (B)= KT (B)= 1,332 = 1
KTG 1,332
24. Fhitung (AB)= KT (AB) = 1,148 = 0,861
KTG 1,332
a. Jika Fhitung > F tabel 1% maka dinyatakan berbeda sangat nyata (**)
b. Jika Fhitung > F tabel 5% maka dinyatakan berbeda nyata (*)
c. Jika Fhitung tabel 5% maka dinyatakan tidak berbeda nyata ( tn)
F tabel
SK db JK KT Fhitung
5% 1%
Ulangan 3 0,133
Perlakuan 3 33,05 11,016 8,332tn 19,16 99,17
A 1 30,57 30,57 23,124 * 18,51 98,49
tn
B 1 1,332 1,332 1 18,51 98,49
tn
AB 1 1,148 1,148 0,861 18,51 98,49
Galat 2 2,644 1,322
Total 11 35,827
GP (Gula pereduksi)
Lampiran 4. Perhitungan RAL Faktorial Uji Kadar Gula Sukrosa Manisan
Pepaya Kering.
Tabel Bantu Hasil Uji Organoleptik Kadar Gula Sukrosa
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
Faktor A
Faktor B Total Rata-Rata
A1 A2
B1 104,991 99,529 204,520 51,130
B2 126,856 133,118 259,974 64,993
Total 231,847 232,647 464,494 116,123
Rata-rata 38,641 38,774 38,707 58,061
Keterangan :
A1 = Jenis pepaya buah
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
Keterangan :
A1 = Jenis pepaya buah
3x2
= 288,898 + 314,423 – 100,508
6
= 603,330 – 100,508
6
= 100,555 – 100,508
= 0,047
7. JK (B) = T taraf faktor B)2 – FK
ra
= 14,2642 + 20,465 2 – 100,508
3x2
= 203,461 + 418,816 – 100,508
6
= 622,277 – 100,508
6
= 103,712 – 100,508
= 3,204
8. JK (AB) = JKP – JK (A) – JK (B)= 3,258 – 0,047 – 3,204 = 0,007
9. db perlakuan = ab – 1 = (2 x 2) – 1 = 4 – 1 = 3
10. db galat = ab (r – 1) = 2 x 2 (3 – 1) = 4 – 2= 2
11. db total = (r x ab) – 1= (3 x 2 x 2) –1 = 12 – 1 = 11
12. db faktor A = (a – 1)= 2 – 1 = 1
13. db faktor B = (b – 1)= 2 – 1 = 1
14. db interaksi AB = (a – 1) (b – 1)= (2 – 1) (2 – 1) = 1 x 1 = 1
15. KTP = JKP = 3,258 = 1,086
db perlakuan 3
16. KTG = JKG = 0,156 = 0,078
db galat 2
17. KT (A) = JK (A)= 0,047 = 0,047
db (A) 1
18. KT (B) = JK (B)= 3,204 = 3,204
db (B) 1
19. KT (AB) = JK (AB)= 0,007 = 0,007
db (AB) 1
20. Fhitung Perlakuan = KTP = 1,086 = 13,923
KTG 0,078
21. Fhitung (A)= KT (A)= 0,047 = 0,602
KTG 0,078
22. Fhitung (B)= KT (B)= 3,204 = 41,076
KTG 0,078
23. Fhitung (AB)= KT (AB) = 0,007 = 0,089
KTG 0,078
d. Jika Fhitung > F tabel 1% maka dinyatakan berbeda sangat nyata (**)
e. Jika Fhitung > F tabel 5% maka dinyatakan berbeda nyata (*)
f. Jika Fhitung tabel 5% maka dinyatakan tidak berbeda nyata ( tn)
F tabel
SK db JK KT Fhitung
5% 1%
Ulangan 3 0,09
Perlakuan 3 3,258 1,086 13,923tn 19,16 99,17
A 1 0,047 0,047 0,602 tn 18,51 98,49
B 1 3,204 3,204 41,076* 18,51 98,49
tn
AB 1 0,007 0,007 0,089 18,51 98,49
Galat 2 0,156 0,078
Total 11 6,762
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
Keterangan :
A1 = Jenis pepaya buah
3x2
= 266,734 + 298,080 – 94,063
6
= 564,814 – 94,063
6
= 94,135 – 94,063
= 0,072
7. JK (B) = T taraf faktor B)2 – FK
ra
= 14,4662 + 19,131 2 – 94,063
3x2
= 209,265 + 365,995 – 94,063
6
= 575,260 – 94,063
6
= 95,876 – 94,063
= 1,813
8. JK (AB) = JKP – JK (A) – JK (B)= 1,980 – 0,072 – 1,813 = 0,095
9. db perlakuan = ab – 1 = (2 x 2) – 1 = 4 – 1 = 3
10. db galat = ab (r – 1) = 2 x 2 (3 – 1) = 4 – 2= 2
11. db total = (r x ab) – 1= (3 x 2 x 2) –1 = 12 – 1 = 11
12. db faktor A = (a – 1)= 2 – 1 = 1
13. db faktor B = (b – 1)= 2 – 1 = 1
14. db interaksi AB = (a – 1) (b – 1)= (2 – 1) (2 – 1) = 1 x 1 = 1
15. KTP = JKP = 1,980 = 0,660
db perlakuan 3
16. KTG = JKG = 0,320 = 0,160
db galat 2
17. KT (A) = JK (A)= 0,072 = 0,072
db (A) 1
18. KT (B) = JK (B)= 1,813 = 1,813
db (B) 1
19. KT (AB) = JK (AB)= 0,095 = 0,095
db (AB) 1
20. Fhitung Perlakuan = KTP = 0,660 = 4,125
KTG 0,160
21. Fhitung (A)= KT (A)= 0,072 = 0,450
KTG 0,160
22. Fhitung (B)= KT (B)= 1,813 = 11,331
KTG 0,160
23. Fhitung (AB)= KT (AB) = 0,095 = 0,593
KTG 0,160
a. Jika Fhitung > F tabel 1% maka dinyatakan berbeda sangat nyata (**)
b. Jika Fhitung > F tabel 5% maka dinyatakan berbeda nyata (*)
c. Jika Fhitung tabel 5% maka dinyatakan tidak berbeda nyata ( tn)
F tabel
SK db JK KT Fhitung
5% 1%
Ulangan 3 0,086
Perlakuan 3 1,980 0,660 4,125tn 19,16 99,17
A 1 0,072 0,072 0,450tn 18,51 98,49
tn
B 1 1,813 1,813 11,331 18,51 98,49
tn
AB 1 0,095 0,095 0,593 18,51 98,49
Galat 2 0,320 0,160
Total 11 4,366
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
Keterangan :
A1 = Jenis pepaya buah
1. FK = Tij2
abr
= 29,863 2
2x2x3
= 891,798
12
= 74,316
2. JKP = TK2 – FK
r
= (5,2662 + 7,9992 + 6,866 2 + 9,732 2) – 74,316
3
= ( 27,730 + 63,984 + 47,141 + 94,711) – 74,316
3
= 233,566 – 74,316
3
= 77,855 – 74,316
= 3,539
3. JKT = T(Yij2) – FK
= (1,8002 + 1,733 2 + 1,7332 + 2,6662 + 2,533 2 + 2,8002 + 2,466 2 +
2,200 2 + 2,200 2 + 3,133 2 + 3,066 2 + 3,5332) – 74,316
= (3,240 + 3,003 + 3,003 + 7,107 + 6,416 + 7,840 + 6,081 + 4,840 +
4,840 + 9,815 + 9,400 + 12,482) – 74,316
= 78,067 – 74,316
= 3,751
4. JKU = 10,0652 + 9,5322 + 10,266 2 – FK
4
= 101,304 + 90,859 + 105,390 – 74,316
4
= 74,388 – 74,316
= 0,072
5. JKG = JKT – JKP – JKU
= 3,751 – 3,539 – 0,072
= 0,140
6. JK (A) = T taraf faktor A)2 – FK
rb
= 13,265 + 16,598 2 – 74,316
2
3x2
= 175,960 + 275,493 – 74,316
6
= 451,453 – 74,316
6
= 75,242 – 74,316
= 0,926
7. JK (B) = T taraf faktor B)2 – FK
ra
= 12,1322 + 17,731 2 – 74,316
3x2
= 147,185 + 314,388 – 74,316
6
= 461,573 – 74,316
6
= 76,928 – 74,316
= 2,612
8. JK (AB) = JKP – JK (A) – JK (B)= 3,539 – 0,926 – 2,612 = 0,001
9. db perlakuan = ab – 1 = (2 x 2) – 1 = 4 – 1 = 3
10. db galat = ab (r – 1) = 2 x 2 (3 – 1) = 4 – 2= 2
11. db total = (r x ab) – 1= (3 x 2 x 2) –1 = 12 – 1 = 11
12. db faktor A = (a – 1)= 2 – 1 = 1
13. db faktor B = (b – 1)= 2 – 1 = 1
14. db interaksi AB = (a – 1) (b – 1)= (2 – 1) (2 – 1) = 1 x 1 = 1
15. KTP = JKP = 3,539 = 1,179
db perlakuan 3
16. KTG = JKG = 0,140 = 0,070
db galat 2
17. KT (A) = JK (A)= 0,926 = 0,926
db (A) 1
18. KT (B) = JK (B)= 2,612 = 2,612
db (B) 1
19. KT (AB) = JK (AB)= 0,001 = 0,001
db (AB) 1
20. Fhitung Perlakuan = KTP = 1,179 = 16,842
KTG 0,070
21. Fhitung (A)= KT (A)= 0,926 = 13,228
KTG 0,070
22. Fhitung (B)= KT (B)= 0,001 = 0,014
KTG 0,070
23. Fhitung (AB)= KT (AB) = 0,095 = 0,593
KTG 0,160
a. Jika Fhitung > F tabel 1% maka dinyatakan berbeda sangat nyata (**)
b. Jika Fhitung > F tabel 5% maka dinyatakan berbeda nyata (*)
c. Jika Fhitung tabel 5% maka dinyatakan tidak berbeda nyata ( tn)
F tabel
SK db JK KT Fhitung
5% 1%
Ulangan 3 0,072
Perlakuan 3 3,539 1,179 16,842tn 19,16 99,17
A 1 0,926 0,926 13,228tn 18,51 98,49
tn
B 1 2,612 2,612 0,014 18,51 98,49
tn
AB 1 0,001 0,001 0,593 18,51 98,49
Galat 2 0,140 0,160
Total 11 7,290
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
Keterangan :
A1 = Jenis pepaya buah
1. FK = Tij2
abr
= 30,729 2
2x2x3
= 944,271
12
= 78,689
2. JKP = TK2 – FK
r
= (5,7992 + 7,9992 + 7,665 2 + 9,266 2) – 78,689
3
= ( 33,638 + 63,984 + 58,752 + 85,858) – 78,689
3
= 242,232 – 78,689
3
= 80,744 – 78,689
= 2,055
3. JKT = T(Yij2) – FK
= (1,9332 + 1,866 2 + 2,0002 + 2,6662 + 2,533 2 + 2,8002 + 2,866 2 +
2,533 2 + 2,266 2 + 2,800 2 + 3,000 2 + 3,4662) – 78,689
= (3,736 + 3,481 + 4,000 + 7,107 + 6,416 + 7,840 + 8,213 + 6,416 +
5,134 + 7,840 + 9,000 + 12,013) – 78,689
= 81,196 – 78,689
= 2,507
4. JKU = 10,2652 + 9,9322 + 10,532 2 – FK
4
= 105,370 + 98,644 + 110,923 – 78,689
4
= 78,734 – 78,689
= 0,045
5. JKG = JKT – JKP – JKU
= 2,507 – 2,055 – 0,045
= 0,407
6. JK (A) = T taraf faktor A)2 – FK
rb
= 13,798 + 16,931 2 – 78,689
2
3x2
= 190,384 + 286,658 – 78,689
6
= 477,042 – 78,689
6
= 79,507 – 78,689
= 0,818
7. JK (B) = T taraf faktor B)2 – FK
ra
= 13,4642 + 17,265 2 – 78,689
3x2
= 181,279 + 298,080 – 78,689
6
= 479,359 – 78,689
6
= 79,893 – 78,689
= 1,204
8. JK (AB) = JKP – JK (A) – JK (B)= 2,055 – 0,818 – 1,204 = 0,033
9. db perlakuan = ab – 1 = (2 x 2) – 1 = 4 – 1 = 3
10. db galat = ab (r – 1) = 2 x 2 (3 – 1) = 4 – 2= 2
11. db total = (r x ab) – 1= (3 x 2 x 2) –1 = 12 – 1 = 11
12. db faktor A = (a – 1)= 2 – 1 = 1
13. db faktor B = (b – 1)= 2 – 1 = 1
14. db interaksi AB = (a – 1) (b – 1)= (2 – 1) (2 – 1) = 1 x 1 = 1
15. KTP = JKP = 2,055 = 0,685
db perlakuan 3
16. KTG = JKG = 0,407 = 0,203
db galat 2
17. KT (A) = JK (A)= 0,818 = 0,818
db (A) 1
18. KT (B) = JK (B)= 1,204 = 1,204
db (B) 1
19. KT (AB) = JK (AB)= 0,033 = 0,033
db (AB) 1
20. Fhitung Perlakuan = KTP = 0,685 = 3,374
KTG 0,203
21. Fhitung (A)= KT (A)= 0,818 = 4,029
KTG 0,203
22. Fhitung (B)= KT (B)= 1,204 = 5,931
KTG 0,203
23. Fhitung (AB)= KT (AB) = 0,033 = 0,162
KTG 0,203
a. Jika Fhitung > F tabel 1% maka dinyatakan berbeda sangat nyata (**)
b. Jika Fhitung > F tabel 5% maka dinyatakan berbeda nyata (*)
c. Jika Fhitung tabel 5% maka dinyatakan tidak berbeda nyata ( tn)
F tabel
SK db JK KT F hitung
5% 1%
Ulangan 3 0,045
Perlakuan 3 2,055 0,685 3,374tn 19,16 99,17
A 1 0,818 0,818 4,029tn 18,51 98,49
tn
B 1 1,204 1,204 5,931 18,51 98,49
tn
AB 1 0,033 0,033 0,162 18,51 98,49
Galat 2 0,407 0,407
Total 11 4,562
NAMA =
NIM =
Keterangan :
2. Tidak suka
3. Agak suka
4. Suka
5. Sangat suka
1 (A1B1)1
2 (A1B1)2
3 (A1B1)3
4 (A1B2)1
5 (A1B2)2
6 (A1B2)3
7 (A2B1)1
8 (A2B1)2
9 (A2B1)3
10 (A2B2)1
11 (A2B2)2
12 (A2B2)3
Lampiran 14. Gambar Jenis Pepaya
Gambar 23. Pepaya buah yang sudah dikupas dan dibuang bijinya
Gambar 24. Pepaya Taiwan yang sudah dikupas dan dibuang bijinya