Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Formalin
2.1.1 Definisi
dari campuran formaldehid, metanol dan air dengan rumus kimia CH2O. Formalin
tentang Pangan dan UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Hal ini
berwarna atau hampir tidak berwarna dengan bau yang menusuk, uapnya
merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Berat jenis formalin sekitar
1,08 gr/ml. Formalin dapat bercampur dalam air dan alkohol, tetapi tidak
bercampur dengan kloroform dan eter. Sifat formalin mudah larut dalam air
ikatan hidrogen molekul air. Struktur bangun dari formalin dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Struktur kimia formalin (Cahyadi, 2011)
Keterangan:
Dalam udara bebas formalin berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut
dalam air biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merek dagang
menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih
reaktif daripada aldehida lainnya. Formalin bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer
menjadi asam format, karena itu larutan formalin harus ditutup serta diisolasi
vegetatif, jamur atau virus, tetapi kurang efektif melawan spora bakteri. Formalin
Larutan formalin 0,5% dalam waktu 6-12 jam dapat membunuh bakteri dan waktu
2-4 hari dapat membunuh spora. Sedangkan larutan 8% dapat membunuh spora
dalam waktu 18 jam. Sifat antimikrobial dari formalin merupakan hasil dari
pabrik sutera sintetik, fenilin resin, selulosa ester, bahan peledak, mengeraskan
bahan menjadi kusut dan meningkatkan ketahanan bahan tenunan. Dalam bidang
virus, bakteri, jamur, dan benalu yang efektif pada konsentrasi tinggi. Ganggang,
amuba (binatang bersel satu), dan organisme uniseluler lain, relatif sensitif
3. Bahan pembuat sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak.
dan kertas.
11. Dalam konsentrasi yang sangat kecil (<1%) digunakan sebagai pengawet,
pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampo mobil, lilin dan karpet
dipasaran zat ini dikenal dengan nama formalin. Senyawa ini dipasaran dikenal
dengan nama formalin dengan rumus H2CO. Formalin adalah nama komersil dari
senyawa formalin yang mengandung 35-40 % dalam air. Formalin termasuk
kelompok senyawa desinfektan kuat yang sering dipakai sebagai bahan pengawet
mayat tetapi dapat juga digunakan sebagai pengawet makanan, walaupun formalin
tidak diizinkan untuk bahan pengawet makanan serta bahan tambahan (Laksmiani,
2015).
Formaldehida mudah larut dalam air, sangat reaktif dalam suasana alkalis,
serta bersifat sebagai pereduksi yang kuat. Secara alami formaldehida juga dapat
ditemui dalam asap pada proses pengasapan makanan, yang bercampur dengan
fenol, keton, dan resin. Bila menguap di udara, berupa gas tidak berwarna, dengan
bau yang tajam menyengat. Pengawet ini memiliki unsur aldehida yang bersifat
tahu, formalin akan mengikat unsur protein mulai dari bagian permukaan tahu
hingga terus meresap kebagian dalamnya. Dengan matinya protein setelah terikat
unsur kimia dari formalin maka bila ditekan tahu terasa lebih kenyal. Selain itu
protein yang telah mati tidak akan diserang bakteri pembusuk yang menghasilkan
senyawa asam, itulah sebabnya tahu atau makanan berformalin lainnya menjadi
manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia
dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan
2011). Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan
menguap di udara, berupa gas tidak berwarna, dengan bau yang tajam
2011).
batas formalin dalam tubuh adalah 1 mg dalam pangan, formalin yang boleh
masuk dalam tubuh antara 1,4 sampai 14 mg. Apabila formalin masuk kedalam
tubuh melebihi ambang batas dapat mengakibatkan gangguan pada organ dan
bereaksi ke hampir semua zat di dalam sel dan menekan fungsi sel kemudian
organ tubuh. Formalin yang tidak termetabolisme single atom karbon. Atom
karbon yang dihasilkan merupakan elektrofilik dan dapat bereaksi kuat terhadap
Tikus yang diberi larutan formalin 100 ppm selama 1 minggu akan menyebabkan
radikal hidroksil (OH-) menyebabkan terjadinya peroksidasi asam lemak tak jenuh
pada membran sel, sehingga terjadi kerusakan oksidatif sel hepar (Guyton dan
Hall, 2007).
alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut
dan pusing.
jangka waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkinan parah, mata
2.2.1 Definisi
perikanan air tawar, air asin (laut), dan air payau atau tambak. Ikan yang baik
adalah ikan yang masih segar. Ikan segar yang masih mempunyai sifat sama
seperti ikan hidup, baik rupa, bau, rasa, maupun teksturnya. Ikan segar dapat
diperoleh jika penanganan dan sanitasi yang baik, semakin lama ikan dibiarkan
(Mareta, 2011).
Ikan dikenal sebagai suatu komoditi yang mempunyai nilai gizi tinggi
namun mudah busuk karena mengandung kadar protein yang tinggi dengan
komponen sulfur. Sumber gizi yang bagus tersebut dapat diperoleh jika kondisi
ikan dalam keadaan segar. Namun karena ikan dikenal sebagai bahan pangan yang
shelf-life ikan. Tingginya suhu pada negara tropis termasuk Indonesia dan
dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein ikan
aminonya dan kemudahan dicerna. Ikan juga mengandung asam lemak, terutama
asam lemak omega-3 yang sangat penting bagi kesehatan dan perkembangan otak
bayi untuk potensi kecerdasanya. Oleh karena itu, ikan merupakan pilihan yang
tepat untuk diet. Dibandingkan dengan lemak hewani lainnya, lemak ikan sangat
pembuluh darah dan penyakit jantung koroner. Selain protein tinggi ikan juga
banyak terdapat pada ikan adalah vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A dan
D), sedangkan mineral yang dominan adalah kalsium, fosfor, iodium, besi, dan
degeneratif. Kandungan iodium ikan laut hampir dua puluh delapan kali
bahan-bahan yang dilarang (formalin) pada ikan segar yang didaratkan di Pantai
menangkap ikan termasuk biaya pembelian es. Formalin merupakan bahan yang
secara visual, yaitu dengan membandingkan warna yang terbentuk dari hasil
reaksi antara sampel dengan pereaksi siap pakai dengan rangkaian beberapa warna
standarnya. Maka hasil yang didapat adalah merupakan hasil pendekatan antara
nilai yang sebenarnya dengan nilai standar yang ada, sehingga dari temuan awal
alat penguji, untuk mendeteksi adanya formalin dibutuhkan alat penguji (kit test)
sulfat jenuh pada suasana asam (Mahrus, 2014). Analisis kualitatif menggunakan
reagen kit test yang memiliki batas deteksi visual yang relatif rendah terhadap