You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan lingkungan saling berinteraksi,


sehingga tidak menutup kemungkinan untuk terkena penyakit akibat pengaruh
lingkungan. Bronchiectasis adalah keadaaan yang ditandai dengan dilatasi kronik
bronkus dan bronkiolus ukuran sedang (kira-kira generasi percabangan keempat
sampai kesembilan juga merupakan Pelebaran (dilatation) yang tidak dapat diubah lagi
(irreversible) dari bagian saluran pernafasan (bronchi) sebagai hasil dari kerusakan
dinding bronkus.
Dilatasi bronkus (dan bronkiolus) yang abnormal, permanen, dan kronis. Dapat fokal,
melibatkan saluran pernafasan yang menyuplai area parenkim paru-paru yang terbatas,
maupun difus, melibatkan saluran pernafasan dalam distribusinya yang lebih luas.

Penyakit ini memerlukan perawatan dan penanganan yang baik agar komplikasi yang
mungkin terjadi dapat dicegah.

1
B.Tujuan

Ada pun tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami konsep

dasar, teori, dan pelaksanaan asuhan keperawatan yang berkaitan dengan

perawatan pada klien dengan bronchiectasis

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa/i dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan

broncchiectasis

b. Mahasiswa/i dapat mengetahui Penyebab, tanda dan gejala dari

penyakit bronchiectasis

c. Mahasiswa/i dapat mengetahui apa yang menjadi bahan pemeriksaan

d. Mahasiswa/i dapat mengetahui penatalaksanaan medis

e. Mahasiswa/i dapat mengetahui cara pencegahan serta apa saja

penyakit yang terkait dengan bronchiectasis

f. Mahasiswa/i dapat mengetahui cara membuat asuhan keperawatan

2
BAB II

LANDASAN TEORI

BRONCHIECTASIS

A.Pengertian

 Bronchiectasis adalah keadaaan yang ditandai dengan dilatasi kronik bronkus


dan bronkiolus ukuran sedang (kira-kira generasi percabangan keempat sampai
kesembilan)(Sylvia A.Price Edisi 6 halaman 791)
 Bronchiectasis adalah dilatasi bronki dan bronkiolus kronis yang mungkin
disebabkan oleh berbagai kondisi (Brunner dan sudart edisi 8 halaman 601)

B.Etiologi

 Aspirasi benda asing


 Infeksi paru
 Obstruksi bronkus
 Muntahan atau benda dari saluran pernapasan atas
 Tekanan akibat tumor
 Pembuluh darah yang berdillatasi
 Pembesaran nodus limfe
 Campak,influenza
 Tuberkolosis

C.Gejala dan tanda

1. Aktivitas dan isirahat


 Gejala
 Keletihan,kelemahan,malaise
 Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit
bernapas
 Ketidakmampuan untuk tidur,perlu tidur dalam posisi duduk tinggi.
 Dispnea pada saat inspirasi attau respon tergadap aktivitas dan latihan
 Tanda :
 Keletihan

3
 Gelisah,insomnia
 Kelemahan umum,kehilangan masa otot.

2.Sirkulasi

 Gejala : pembengkakan pada ekstrimitas atas


 Tanda :
 Peningkatan frekuensi jantung
 Disfensia vena leher
 Edema dependen
 Bunyi jantung redup
 Warna kulit/mukosa normal
 Pucat dapat menunjukkan anemia.

3.Integritas ego

 Gejala :
 Peningkatan factor resiko
 Perubahan pola hidup
 Tanda :
 Ansietas,,ketakutan,peka rangsangan.

4. Makanan/cairan

 Gejala :
 Mual/muntah
 Nafsu makan buruk/anorexia.
 Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.
 Penurunan berat badan menetap.
 Tanda :
 Turgor kulit buruk
 Edema dependen
 Berkeringat
 Penurunan berat badan,,penurunan masa otot.
 Palpitasi abdominal.

4
5. pernapasan

 Gejala :
Napas pendek khususnya pada cuaca atau episode berulangnya sulit
napas,rasa dada tertekan,ketidakmampuan untuk bernapas.Batuk menetap
dengan produksi sputum setiap hari.Produksi sputum
(hyper,putih,kuning).Episode batuk hilang timbul,biasanya tidak produktif.faktor
keluarga atau keturunan .penggunaan oksigen pada malam hari.
 Tanda : Biasanya napas cepat,,memanjang, dan mendengkur,lebih memilih
(tripot) untuk bernapas. Dada dapat terlihat hyperinplantasi bunyi napas mungkin
redup dan ekspirasi bunyi perkusi,hyperreonan pada paru.

6.Keamanan

 Gejala :
 Riwayat alergi atau sensitive terhadap zat / tingkat lingkungan
 Adanya riwayat infeksi.

Manifestasi klinik

Karakteristik gejala dari bronkhiekstasis antara lain:

1) Batuk kronis dan produksi sputum purulen kehitaman


2) Sejumlah besar pasien mengalami hemoptisis.
3) Hampir semua pasien mengalami infeksi pada paru.

Bronkhiekstasis tidak dapat didiagnosis dengan cepat karena gejala-gejalanya


mungkin menyerupai dengan bronchitis kronis.Tanda yang defenitif dari
bronkhiekstasis adalah riwayat batuk produktif dalam jangka waktu
lama.Diagnosis ditegakkan bberdasarkan hasil
bronchography,bronchoscopy,dan CT-scan yang akan menunjukkan ada atau
tidaknya dilatasi bronchial.

D.patofisiologi

Infeksi masuk melalui dinding bronchial,menyebabkan kehilangan struktur


pendukungnya dan menghasilkan sputum kental yang akhirnya dapat menyumbati
bronki .Dinding bronki menjadi teregang secara permaanen akibat batuk hebat,infeksi
meluas kejaringan bronchial,sehingga brochiekstasis secular,setiap tuba yang
berdilatasi adalah abses paru,yang eksudatnya mengalir bebas melalui bronkus.
Bronchiectasis biasanya setempat,menyerang lobus atau segmen paru , lobus yang
paling bawah sering terkena. Resistensi sekresi dan obstruksi yang diakibatkan pada
akhirnya menyebabkan alveoli disebelah distal obstruksi mengalami kolaps.Jaringan

5
parut / tibrosis akibat reaksi inflamasi menggantikan jjaringan paru yang berfungsi pada
waktunya pasien mengalami infuffisiensi pernapasan dengan penurunan kapasitas vital.

Penurunan ventilasi dan peningkatan resiko volume residual terhadap


kapasitas paru total.Terjadi kerusakan campuran gas yang diinspirasi dan hipoksomia.

6
Bagan patofisiologi
Aspirasi benda asing obstruksi bronkus infeksi paru tumor muntahan TBC

campak/influenza

Inffeksi dinding bronchial

Sputum kental menyumbat bronkus

Akomodasi secret & bronkus jalan napas tidak efektif

Terjadi batuk hebat,infeksi meluas ke jaringan

Gangguan rasa nyaman nyeri resiko infeksi skunder

Resistensi sekresi dan obstruksi

Alveoli distal obstruksi mengalami kolaps gangguan prtukaran gas

Pasien mengalami infufisiensi pernapasan

Penurunan ventilasi dan peningkatan volume residual

Terjadi kerusakan campuran gas saat inspirasi

Hipoksemia

Jalan napas tidak efektif resiko terhadap infeksi intoleransi aktifitas nyeri

Perubahan nutrisi kekurangan volume cairan kurangnya pengetahuan

7
PEMERIKSAAN FISIK

Aukskultasi bunyi napas pada pasien bronkchiectasis

Inspeksi warna kulit

E.penatalaksanaan medis dan keperawatan

Objektif dari pengobatan adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi


serta untuk meningkatkan drainage bronchial untuk membersihkan bagian paru yang
sakit atau paru-paru dari sekresi yang berlebihan.

Infeksi dikendalikan dengan terapi anti mikroba didasarkan pada hasil


pemeriksaan sensitivitas pada pada organisme yang dikultur dari sputum.Drainage
postural dari tuba bronchial mendasari semua rencana pengobatan karena drainage
areal bronchietasis oleh pengaruh gravitasi menurangi jumlah jumlah sekresi dan
tingkat infeksi.Daerah dada yang sakit ditepuk-tepuk untuk membantu melepaskan
sekresi. Bronkodilator dapat diberikan pada individu yang juga mengalami penyakit
obstruksi jalan napas.

Untuk meningkatkan pengeluaran sputum. Kandungan air dari sputum


ditingkatkan dengsn tindakan aerosolized nebulizer dan dengan meningkatkan
masukan caairan peroral.

8
Intervensi bedah meskipun tidak sering dilakukan. Mungkin tidak perlu
dilakukan bagi pasien dengan kontinu mengeluarkan sputum dalam jumlah yang
sangat besar . Tujuan tindakan pembedahan adalah untuk menjaga jaringan paru
normal dan menghindari komplikasi infeksius.

F.pemeriksaan Diagnostik

a. Sinar X dada : dapat menyatakan hyperinflasi paru-paru


b.Test fungsi paru : dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea
b. TLC peningkatan pada luasnya bronchitis dan kadang-kadang pada asma..
c. Kimia darah : alfa I antitripsi dilakukan untuk meyakinkan difisiensi dan
Diagnose emfisema primer.

e. sputum : kultur untuk menentukan adanya infeksi,, untuk


mengetahui keganasan atau ganggguan alergi.

f. EKG latihan tes stress: membantu dalam mengkaji derajat disfungsi paru.

G.komplikasi

 Gagal/insufisiensi pernapasan.
 Atelektasis
 Pneumonia.
 Pneumothoraks.
 Hypertensi pernapasan (hipoksia,obstruksi jalan napas,edema trakea)
 Hemporagi.

9
BAB III

Asuhan keperawatan
Dengan
Bronchiectasis

A.pengkajian

I. Identitas
Nama :
Umur :
Jenis kelamin : Laki/laki perempuan
Pekerjaan : bekerja didaerah industry,kontak langsung dengan
bahan kimia.
Alamat : didaerah pabrik,daerah yang berpolusi.
II. Keluhan utama
 Batuk-batuk dengan mengeluarkan sputum banyak dan berbau
 Hemoptisis
 Sesak napas (dispnea)
 Demam berulang.
 Suhu meninggi jika pengeluaran sputum tidak baik.
 Mulut berbau.
 Napsu makan berkurang
 Muntah.
III. Riwayat penyakit dahulu
 Pernah menderita penyakit campak
 Pernah menderita batuk rejan.
 Pernah menderita influenza.
IV. Riwayat penyakit sekarang
 Batuk berdahak
 Hemoptisis
 Sesak napas.
 Demam berulang.
V. Penatalaksanaan.
 Mengontrol infeksi dengan antibiotic
 Drainage bronchial
 Hydrasi penyebab
 Rehidrasi cairan mengencerkan secret.

10
VI. Data-data pengkajian fisik
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan/kelelahan
Tanda : penurunan toleransi terhadap aktivitas
2. Makanan/cairan
Gejala :kehilangan napsu makan / mual muntah.
Tanda : penampilan kaheksia (malnutrisi).
3. Nyeri / kenyamanan
Gejala :Nyeri dada (pleuritik) meningkat oleh
batuk,nyeri dada subternal (influenza).
Tanda :melindungi area yang sakit (pasien umumnya
tidur pada posisi yang sakit untuk membatasi
gerakan).
4. Pernapasan
Gejala : Riwayat penyakit paru kronis.
Tanda : lapar udara/dispnea
Batuk (basah/kering atau sputum berdarah
produktif).
5. Keamanan
Gejala :demam misalnya 38,5-39,6ºC
Tanda : berkeringat,menggigil berulang,gemetar.

B.Diagnosa keperawatan

1. jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum

2. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan


sekunder (adanya infeksi, penekanan imun) penyakit kronis, malnutrisi.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, kelemahan umum.
4. Nyeri berhubungan dengan batuk menetap, reaksi seluler terhadap sirkulasi
toksin
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
toksin bakteri, baud an rasa sputum.
6. Resiko kekurangan volume ccairan berhubungan dengan demam, panas
mulut/hiperventilasi, muntah.
7. Kurang pengetahuan tentang keadaan penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi mengenai kondisinya, terapi dan rencana pengobatan.

11
C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa I

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum.

Tujuan : - mengidentifikasi/ menunjukan perilaku mencapai bersihan jalan nafas.

- Menunjukan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih tidak ada
dispenea, sianosis.

Intervensi Rasional
1. Penghisapan sesuai indikasi 1. Merangsang batuk atau
pembersihan jalan nafas secara
mekanik pada pasien yang tidak
mampu melakukan karena batuk
tak efektif atau penurunan tingkat
kesadaran.
2. aukskultasi 2. Mendengar suara napas

3. Cairan (khususnya yang hangat)


memobilisasi dan mengeluarkan
secret
3. Berikan pasien sedikitnya 2500 ml/
hari (kecuali kontra indikasi)
tawarkan air hangat dari pada air 4. Nafas dalam memudahkan ekspasi
dingin maksimum paru-paru/ jalan nafas
lebih kecil. Batuk adalah
4. Bantu pasien llatihan nafas sering, mekanisme pembersihan jalan
tunjukan/ bantu pasien mempelajari nafas alami, membantu silia untuk
melakukan batuk,, misalnya: mempertahankan jalan nafas paten.
menekan dada dan batuk efektif Penekanan menurunkan ketidak
sementara posisi duduk tinggi nyamanan dada posisi duduk
memungkinkan upaya nafas lebih
dalam dan lebih kuat.

5. Memudahkan mengencerkan secret


drainase postural tidak efektif pada
Kolaborasi pneumonia interstisial atau
5. Bantu mengawasi efek pengobatan menyebabkan eksudat alvester
nebulizer dan fisioterafi
6. Alat untuk menurunkan spasme

12
bronkus dengan mobilasasi secret.
Analgesic dibberikan untuk
6. Berikan obat sesuai indikasi memperbaiki batuk dengan
ekspektoran, analgesic. menurunkan ketidaknyamanan
tetapi harus digunakan secara hati-
hati karena dapat menurunkan
upaya batuk

Diagnosa 2

Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder
(adanya, infeksi penekanan imun) penyakit kronis, malnutrisi.

Tujuan : - mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa konflikasi.

- Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/ menurunkan resiko infeksi

Intervensi Rasional
1. Anjurkan pasien memperhatikan 1. Meskipun pasien dapat
pengeluaran secret dan melaporkan menemukan pengeluaaran dan
perubahan warna/ jumlah dan bau upaya membatasi atau
secret menghindarinya, penting bahwa
sputum harus dikeluarkan dengan
cara aman

2. Dorong/ tunjukan teknik mencuci 2. Efektif berarti menurunkan


tangan yang baik. penyebaran/ tambahan infeksi

3. Ubah posisi dengan sering dan 3. Meningkatkan pengeluaran/


berikan pembuangan paru yang pembersihan infeksi.
baik.

4. Dorong keseimbangan istirahat 4. Memudahkan proses penyembuhan


adekuat dengan aktifitas sedang, dan meningkatkan tahanan
tingkatkan masukan nutrisi alamiah.

Kolaborasi
5. Berikan antimikroba sesuai dengan 5. Obat ini digunakan untuk
hasil kultur sputum dari darah, membunuh kebayakan microbial
misalnya penisilin eritromisin, pneumonia
tetrasiklin, amikain, sefalosforin.

13
Diagnosa 3

Intoleransi aktifiras berhubungan dengan ketidak seimbangan antara supply dan


kebutuhan O2, kelemahan umum

Tujuan : - melaporkan/ menunjukan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang


dapat di ukur dengan tidak adanya dispenea kelemahan berlebihan dan
tanda vital dalam rentang normal

intervensi Rasional
1. Evaluasi respon tehadap 1. Menetapkan kemampuan/
aktivitas kebutuhan pasien dan
memudahkan pilihan
intervensi

2. Berikan lingkungan tenang 2. Menurunkan stress dan


dan batasi pengunjung rangsangan berlebihan,
selama fase akut sesuai meningkatkan istirahat.
indikasi. Dorongan
penggunaan manajemen
stress dan pengalih yang
tepat

3. Bantu pasien memilih posisi 3. Pasien mungkin nyaman


nyaman untuk istirahat/ tidur dengan kepala tinggi tidur di
kursi/ menunduk kedepan
meja/ bantal

4. Membantu aktivutas 4. Meminimalkan kelelahan dan


perawatan diri yang membantu keseimbangan
diperlukan. Berikan suplay dan kebutuhan o2
kemajuan peningkatan
aktivitas selama fase
penyembuhan.

Diagnosa 4

Nyeri berhubungan dengan batuk menetap reaksi seluler terhadap sirkulasi toksin.

Tujuan : - menyatakan nyeri hilang

- Menunjjukkan relaks,istirahat/tidur dan peningkatan aktivitas dengan


tepat.

14
intervensi rasional
1. Berikan tindakan nyaman 1. Tindakan nonanalgesik
diberikan dengan sentuhan
lembut dan menghilangkan
ketidaknyamanan.

2. Tawarkan pembersihan mulit 2. Pernapasan mulut dan terapi o2


dengan sering. dapat mengiritasi dan
mengeringkan dan membrane
mukosa.

3. Anjurkan dan bantu pasien dalam 3. Alat untuk mengontrol


teknik menekan dada selama ketidaknyamanan dada
episode batuk. sementara meningkatkan
keefektifan upaya buruk.
Kolaborasi

4. Berikan analgenik dan antitusif 4. Obat ini dapat digunakan untuk


sesuai indikasi. menekan batuk nonproduktif
atau menurunkan mukosa
kelebihan.

Diagnose 5

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anorexia,ttoksin,bbakteri,baud an rasa sputum.

Tujuan : - menunjukkan peningkatan nafsu makan.

- mempertahankan berat badan.

Intervensi rasional
1. Identifikasi factor yang 1. Pilihan intervensi tergantung
menimbulkan mual/muntah. pada penyebab masalah.

2. Memberikan wadah tertutup 2. Menghillangkan tanda


untuk sputum dan buang bahaya ,rasa,bau,dari
sesering mungkin bantu lingkungan pasien dan dapat
kebersihan mulut setelah menurunkan mual.
muntah.
3. Berikan makanan porsi kecil dan 3. Tindakan ini meningkatkan
sering termasuk makan kering masukan meskipun napsu

15
dan makanan menarik untuk makan mungkin lambat
pasien. untuk kembali.

4. Timbang berat badan 4. Untuk mengetahui


perubahan berat badan
5. Diskusikan tentang
penyyusunan menu 5. Agar tujuan tercapai

Diagnose 6

Resiko tinggi kehilangan volume cairan berhubungan dengan demam,napas


mulut/hiperventilasi,muntah.

Tujuan : -menunjukkan keseimbbangan cairan,turgor kulit baik,jumlah urin,,balance


cairan 24 jam,mukosa bibir.

Intervensi Rasional
1. Kaji turgor kulit,kelebapan 1. Indicator langsung keadekuatan
membrane mukosa. vvolume cairan , meskipun
membrane mukosa mungkin kering
karena napas mulut dan o2
tambahan.
2. Catat laporan mual/muntah. 2. Adanya gejala ini menurunkan
masukan oral.

3. Tekankan cairan sedikitnya 2500 3. Pemenuhan kebutuhan dasar


ml/hari atau sesuai indikasi cairan menurunkan resiko
individual. dehidrasi.

Kolaborasi

4. Beri obat sesuai indikasi. 4. Untuk menurunkan kehilangan


cairan.
5. Beri cairan tambahan IV sesuai 5. Adanya penurunan masukan/
keperluan banyak kehilangan,penggunaan
perenteral dapat memperbaiki
kekurangan.

Diagnose 7

Kurang pengetahuan tentang keadaan penyakit berhubungan dengan kurangnya


informasi mengenai kondisinya terapi dan rencana pengobatan.

Tujuan : -menyatakan pemahaman kondisi ,proses penyakit daan pengobatan.

16
- melakukan perubahan polla hidup dan berpartisipasi daalam program
pengobatan .

Intervensi Rasional
1. Berikan informasi dalam 1. kelemahan dan depresi dapat
bentuktertuis dan verbal. mempengaruhi kemampuan untuk
mengasimilasi infformasi.
2. Identifikasikan tanda/gejala yang 2. Upaya evaluasi dan intervensi tepat
memerlukan pelaporan pemberi waktu dapat
perawatan kesehatan. mencegah/meminimalkan
komplikasi.

3. Kaji fungsi normal paru,patologi 3. Meningkatkan pemahaman situasi


kondisi. yang ada dan penting
menghubungkan dengan program
pengobatan

D.Implementasi

Sesuai dengan intervensi

E.evaluasi

Sesuai dengan tujuan.

17
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Bronchiectasis adalah Pelebaran (dilatation) yang tidak dapat diubah lagi


(irreversible) dari bagian saluran pernafasan (bronchi) sebagai hasil dari
kerusakan dinding bronkus.
Dilatasi bronkus (dan bronkiolus) yang abnormal, permanen, dan kronis.
melibatkan saluran pernafasan yang menyuplai area parenkim paru-paru yang
terbatas, maupun difus, melibatkan saluran pernafasan dalam distribusinya yang
lebih luas.penyebabnya adalah Aspirasi benda asing,Infeksi paru,Obstruksi,
bronkus. Muntahan atau benda dari saluran pernapasan atas,Tekanan akibat
tumor, Pembuluh darah yang berdillatasi, Pembesaran nodus limfe, Campak,
influenza, Tuberkolosis, Imuno defesienssi

Pencegahan
1. Pengenalan dini (early identification) dan perawatan berbagai kondisi yang
cenderung menyebabkan bronkiektasis dapat mencegah berkembangnya bronkiektasis
atau mengurangi tingkat keparahannya.
2. Penggunaan antibiotik yang tepat, imunisasi campak di masa anak-anak,
meningkatkan kualitas hidup dan nutrisi juga mengurangi jumlah penderita
bronkiektasis secara signifikan.
3. Mengawasi benda (mainan) apa yang diletakkan oleh anak-anak kecil di mulutnya
agar tidak tertelan.
4. Tetes obat cuci perut (drops of mineral oil) atau minyak lainnya jangan pernah
diletakkan di mulut atau hidung karena dapat terhirup oleh paru-paru.

18
B.SARAN

Sekiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswi untuk


memahami dan mengetahui tentang pengertian penyakit bronchiectiasis dan konsep
dasar asuhan keperawatan broncchiectasis pada pasien.dan diharapkan bagi
mahasiswa dapat memudahkan dalam penanganan penyakit bronchiactiasis sebagai
perawat.

19
LAMPIRAN

GAMBAR BRONCHIECTASIS

20

You might also like