Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Manajemen Biaya
(Dosen: Dr. Mathius Tandiontong, S.E., M.M., Ak.))
Disusun oleh:
MELANIA LINTANG KENISAH (1757002)
1
Daftar Isi
I. Pendahuluan .................................................................................................................... 3
A. Judul Artikel dan Identitas Penulis ................................................................................ 3
B. Tujuan Penulisan Artikel ................................................................................................ 3
C. Identifikasi Masalah Artikel ........................................................................................... 3
D. Daya Tarik Artikel .......................................................................................................... 3
II. Pembahasan ................................................................................................................. 5
A. Ringkasan Analitis Artikel .............................................................................................. 5
B. Metodologi Penelitian Artikel ....................................................................................... 6
C. Kekuatan dan Kelemahan Artikel .................................................................................. 7
D. Manfaat Penulisan Artikel ............................................................................................. 8
E. Hal-Hal yang Dapat Dipelajari dari Artikel ..................................................................... 8
III. Kesimpulan .................................................................................................................. 9
Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 9
2
COST BEHAVIOR
I. Pendahuluan
3
No Nama Judul Hasil
3 Teruya, Shimizu, “Sticky Selling, General, and umum, serta HPP.
dan He Administrative Cost Behavior and It’s
Changes in Japan” (2010)
4 Weiss “Cost Behavior and Analysts’ Earning
Forecast” (2010)
5 Widyastuti “Analisis Perilaku Cost: Perilaku Sticky
cost Pemasaran, Administrasi & Umum
pada Penjualan Bersih (Studi Empiris
Perusahaan yang terdaftar di BEJ)”
(2005)
6 Widenmier dan “Additional Evidence on the Sticky
Subramaniam Behavior of Cost” (2003)
7 Nugroho dan “Do the Cost Stickiness in The Selling, Tidak menemukan
Endarwati General and Administrative Costs Occur indikasi perilaku
in Manufacturing Companies in sticky cost pada
Indonesia?” (2013) biaya penjualan,
8 Hidayatullah “Analisis Perilaku Sticky cost dan administrasi dan
Pengaruhnya terhadap Prediksi Laba umum, serta HPP.
Menggunakan Model Cost Variabilitu
dan Cost Stickiness pada Emiten di BEI
untuk Industri Manufaktur” (2011)
4
II. Pembahasan
5
administrasi dan umum akan turun 0,049 persen. Sedangkan bila penjualan bersih
naik sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi dan umum akan naik
sebesar 0,117 persen. Hal ini berarti kenaikan biaya lebih tinggi dibandingkan besaran
penurunan biaya dan perilaku sticky cost terjadi pada biaya penjualan, administrasi
dan umum pada perusahaan manufaktur di BEI.
Perilaku Sticky cost pada Harga Pokok Penjualan
Dalam perusahaan manufaktur, HPP ditentukan oleh beberapa elemen harga
pokok produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik (biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penolong, biaya
penyusutan, biaya pemeliharaan atau reparasi, listrik, air, telepon, dan lain-lain).
Adapun pendapat dari Melina yang tertulis dalam artikel tersebut bahwa biaya-biaya
tersebut timbul ketika perusahaan melakukan proses produksi dari persediaan bahan
baku yang kemudian dikelola dengan bahan baku pembantu untuk menghasilkan
barang jadi yang bernilai jual. Ketika permintaan meningkat, manajer akan
memutuskan untuk menambah kapasitas produksi, sehingga elemen pembentuk HPP
juga akan meningkat. Namun, ketika permintaan menurun, manajer akan
meminimalkan biaya produksi, tetapi tidak seluruh biaya akan turun mengikuti
aktivitas produksi. Apalagi jika perusahaan menerapkan metode full cost/absorption
costing, maka akan ada biaya overhead pabrik yang tidak akan bisa diturunkan dalam
rangka berjaga-jaga jika ada kenaikan produksi kembali.
Pada akhirnya, penulis artikel tersebut melakukan pengujian terkait perilaku
sticky cost pada harga pokok penjualan dan memberikan hasil apabila penjualan
bersih naik sebesar 1 persen maka harga pokok penjualan akan turun sebesar 0,033
persen. Sedangkan bila penjualan bersih naik sebesar 1 persen maka harga pokok
penjualan akan naik sebesar 1,063 persen. Hal ini berarti kenaikan HPP pada saat
penjualan bersih naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan HPP pada saat
penjualan bersih turun dan perilaku sticky cost terjadi pada HPP pada perusahaan
manufaktur di BEI.
6
2009 – 2012. Teknik pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan sektor manufaktur yang tercatat pada Bursa efek Indonesia periode
tahun 2009 hingga 2012 secara terus-menerus.
2. Perusahaan sektor manufaktur yang mencatat biaya penjualan, administrasi
dan umum, HPP serta penjualan bersih dari tahun 2009 hingga 2012.
3. Biaya penjualan, administrasi dan umum, serta HPP tidak melebihi
pendapatan penjualan bersih.
Selanjutnya, teknik analisis yang digunakan adalah menggunakan sebuah
model yang diberi nama Anderson, Banker, Janakiraman (ABJ) untuk menemukan
indikasi perilaku sticky cost pada biaya penjualan serta biaya administrasi dan umum.
Model ini selanjutnya akan digunakan untuk melihat perilaku sticky cost pada biaya
penjualan, administrasi dan umum, serta HPP terhadap perubahan dari penjualan
bersih dan mendiskriminankannya antara periode pendapatan penjualan naik dan
periode pendapatan penjualan menurun. Data ini selanjutnya akan diuji menggunakan
asumsi klasik, yaitu uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heterokedasitas, dan uji
normalitas. Setelah itu barulah dilakukan analisis regresi untuk pengujian hipotesis.
7
yaitu penelitian selanjutnya dapat menggunakan sektor selain manufaktur, seperti
sektor keuangan, pertanian, pertambangan, perdagangan, jasa dan investasi.
8
digunakan daripada mengeluarkan biaya penyesuaian ketika permintaan
menurun. Hal ini akan menimbulkan biaya tetap yang membuat total
biaya sulit untuk berubah sehingga muncul indikasi perilaku sticky cost.
5. Di dalam melakukan penelitian, khususnya dalam pengujian hipotesis
diperlukan jumlah sampel yang cukup besar. Jumlah sampel dapat
diperbanyak dengan cara menambah jumlah objek penelitian atau
memperluas jumlah pengambilan data dengan menggunakan rentang
waktu. Semakin banyak sampel yang diuji, maka hasil pengujian akan
lebih akurat.
III. Kesimpulan
Berikut ini adalah kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan di bagian
sebelumnya:
1. Setiap penelitian memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan dari suatu
penelitian dapat dijadikan contoh dalam menerapkan penelitian selanjutnya
dan kelemahan dari suatu penelitian dapat dijadikan bahan perbaikan agar
penelitian selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi.
2. Setiap penelitian memiliki tujuan dan manfaat, baik itu memperkaya
khasanah ilmu, maupun memberi masukan dalam penerapan teknis di
lapangan. Dari sisi khasanah ilmu, artikel penelitian ini menambah keluasan
literatur mengenai biaya bagi dunia ekonomi dan bisnis. Sementara dari sisi
penerapan teknis di lapangan, artikel penelitian ini memberikan
input/masukan bagi manajer dalam mempertimbangkan pengambilan
keputusan dan perencanaan biaya apabila perilaku sticky cost terbukti terjadi
di perusahaan.
Daftar Pustaka
Ratnawati, L. dan Nugrahanti, Y. W. (2015). Perilaku Sticky cost Biaya Penjualan,
Biaya Administrasi dan Umum serta Harga Pokok Penjualan pada Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana,
Vol. XVIII, No.2, 65 – 80.