You are on page 1of 9

COST BEHAVIOR

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Manajemen Biaya
(Dosen: Dr. Mathius Tandiontong, S.E., M.M., Ak.))

Disusun oleh:
MELANIA LINTANG KENISAH (1757002)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
2017

1
Daftar Isi

I. Pendahuluan .................................................................................................................... 3
A. Judul Artikel dan Identitas Penulis ................................................................................ 3
B. Tujuan Penulisan Artikel ................................................................................................ 3
C. Identifikasi Masalah Artikel ........................................................................................... 3
D. Daya Tarik Artikel .......................................................................................................... 3
II. Pembahasan ................................................................................................................. 5
A. Ringkasan Analitis Artikel .............................................................................................. 5
B. Metodologi Penelitian Artikel ....................................................................................... 6
C. Kekuatan dan Kelemahan Artikel .................................................................................. 7
D. Manfaat Penulisan Artikel ............................................................................................. 8
E. Hal-Hal yang Dapat Dipelajari dari Artikel ..................................................................... 8
III. Kesimpulan .................................................................................................................. 9
Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 9

2
COST BEHAVIOR

I. Pendahuluan

A. Judul Artikel dan Identitas Penulis


Artikel yang akan dianalisis merupakan artikel yang berhubungan dengan topik Cost
Behavior atau Perilaku Biaya dengan judul “Perilaku Sticky cost Biaya Penjualan,
Biaya Administrasi dan Umum serta Harga Pokok Penjualan pada Perusahaan
Manufaktur”. Adapun artikel tersebut bersumber dari Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana dan ditulis oleh Lea Ratnawati dan Yeterina Widi
Nugrahanti.

B. Tujuan Penulisan Artikel


Tujuan dari penulisan artikel tersebut adalah untuk menyajikan bukti empiris indikasi
perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum serta HPP di
perusahaan manufaktur. Adapun yang dimaksud dengan sticky cost adalah terjadi
ketika kenaikan biaya lebih besar dibandingkan dengan penurunannya pada
perubahan aktivitas dengan jumlah yang ekuivalen.

C. Identifikasi Masalah Artikel


Masalah yang ingin diteliti oleh penulis dari artikel tersebut terdiri dari 2 hal, yaitu:
1. Bagaimana besaran kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum pada
saat penjualan bersih naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan biaya
penjualan, administrasi dan umum pada saat penjualan bersih turun?
2. Bagaimana kenaikan HPP pada saat penjualan bersih naik lebih tinggi
dibanding besaran penurunan HPP pada saat penjualan bersih turun?

D. Daya Tarik Artikel


Penulis artikel tersebut tertarik untuk melakukan penelitian kembali tentang topik ini
dikarenakan terdapat hasil yang berbeda-beda dari penelitian-penelitian terdahulu.
Berikut ini adalah penelitian-penelitian terdahulu beserta dengan hasilnya:
No Nama Judul Hasil
1 Anderson, Banker, “Are Selling, General, and Menemukan adanya
dan Janakiraman Administrative Cost ‘Sticky’? (2003) sticky cost pada
2 De Medeiros dan “Cost Stickiness in Brazilian Firm” biaya penjualan,
Costa (2004) administrasi &

3
No Nama Judul Hasil
3 Teruya, Shimizu, “Sticky Selling, General, and umum, serta HPP.
dan He Administrative Cost Behavior and It’s
Changes in Japan” (2010)
4 Weiss “Cost Behavior and Analysts’ Earning
Forecast” (2010)
5 Widyastuti “Analisis Perilaku Cost: Perilaku Sticky
cost Pemasaran, Administrasi & Umum
pada Penjualan Bersih (Studi Empiris
Perusahaan yang terdaftar di BEJ)”
(2005)
6 Widenmier dan “Additional Evidence on the Sticky
Subramaniam Behavior of Cost” (2003)
7 Nugroho dan “Do the Cost Stickiness in The Selling, Tidak menemukan
Endarwati General and Administrative Costs Occur indikasi perilaku
in Manufacturing Companies in sticky cost pada
Indonesia?” (2013) biaya penjualan,
8 Hidayatullah “Analisis Perilaku Sticky cost dan administrasi dan
Pengaruhnya terhadap Prediksi Laba umum, serta HPP.
Menggunakan Model Cost Variabilitu
dan Cost Stickiness pada Emiten di BEI
untuk Industri Manufaktur” (2011)

Selain itu, penulis artikel tersebut berfokus kepada biaya penjualan,


administrasi dan umum, serta HPP karena penulis berpendapat bahwa pos-pos biaya
inilah yang merupakan komponen terbesar yang erat kaitannya dalam aktivitas operasi
dan produksi pada perusahaan manufaktur. Pemilihan jenis perusahaan manufaktur
untuk diteliti pun dikarenakan penulis berpendapat bahwa fungsi bisnis perusahaan
manufaktur lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan dagang dan jasa,
sehingga pos-pos biaya tersebut dapat tergambar dengan jelas.

4
II. Pembahasan

A. Ringkasan Analitis Artikel


Sticky cost
Di dalam artikel tersebut terdapat pernyataan dari Anderson, et al., yaitu sticky
cost muncul sebagai akibat dari manajer yang cenderung untuk menunda upaya
pengurangan sumber daya sampai diperoleh kepastian tentang permintaan yang
menurun. Penulis artikel pun mengungkapkan pernyataan serupa dari Yasukata dan
Kajiwara, yaitu sticky cost muncul akibat keputusan yang sengaja dan penyesuaian
yang ditunda oleh manajer. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa manajer, yang memprediksi penjualan akan meningkat di masa datang, akan
mengambil keputusan untuk mempertahankan sumber daya yang tidak digunakan
daripada melakukan penyesuaian biaya ketika permintaan menurun. Dengan
demikian, hal ini akan menimbulkan biaya tetap yang membuat total biaya sulit untuk
berubah, sehingga muncul indikasi perilaku sticky cost.
Perilaku Sticky cost pada Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum
Di dalam artikel tersebut terdapat pernyataan dari Anderson, et al, yaitu
komponen terbesar dalam biaya penjualan, administrasi dan umum adalah fixed cost,
maka biaya tidak akan mudah mengikuti pergerakan penjualan. Dapat disimpulkan
bahwa kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum lebih besar dibandingkan
dengan penurunannya pada volume yang sama. Komponen pembentuk biaya
penjualan, administrasi dan umum antara lain biaya gaji karyawan kantor, biaya
penyusutan gedung kantor dan pemeliharaan aset kantor. Penghentian karyawan
kantor ketika penjualan menurun pada perusahaan akan berakibat kekurangan tenaga
kerja ketika penjualan meningkat, sehingga membuat cost penggantian tenaga kerja
atau biaya gaji karyawan kantor naik. Dalam hal ini, perilaku sticky cost akan menjadi
lebih tinggi. Perilaku sticky cost juga terjadi ketika penjualan meningkat, sehingga
biaya pemeliharaan aset juga ikut meningkat seiring peningkatan kapasitas
penggunaan, tetapi ketika penjualan menurun, maka perusahaan pun mengeluarkan
biaya pemeliharaan aset untuk mempertahankan aset jika sewaktu-waktu penjualan
meningkat dan tidak mungkin dilakukan penghentian aset begitu saja.
Pada akhirnya, penulis artikel tersebut melakukan pengujian terkait perilaku
sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum dan memberikan hasil
bahwa apabila penjualan bersih turun sebesar 1 persen maka biaya penjualan,

5
administrasi dan umum akan turun 0,049 persen. Sedangkan bila penjualan bersih
naik sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi dan umum akan naik
sebesar 0,117 persen. Hal ini berarti kenaikan biaya lebih tinggi dibandingkan besaran
penurunan biaya dan perilaku sticky cost terjadi pada biaya penjualan, administrasi
dan umum pada perusahaan manufaktur di BEI.
Perilaku Sticky cost pada Harga Pokok Penjualan
Dalam perusahaan manufaktur, HPP ditentukan oleh beberapa elemen harga
pokok produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik (biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penolong, biaya
penyusutan, biaya pemeliharaan atau reparasi, listrik, air, telepon, dan lain-lain).
Adapun pendapat dari Melina yang tertulis dalam artikel tersebut bahwa biaya-biaya
tersebut timbul ketika perusahaan melakukan proses produksi dari persediaan bahan
baku yang kemudian dikelola dengan bahan baku pembantu untuk menghasilkan
barang jadi yang bernilai jual. Ketika permintaan meningkat, manajer akan
memutuskan untuk menambah kapasitas produksi, sehingga elemen pembentuk HPP
juga akan meningkat. Namun, ketika permintaan menurun, manajer akan
meminimalkan biaya produksi, tetapi tidak seluruh biaya akan turun mengikuti
aktivitas produksi. Apalagi jika perusahaan menerapkan metode full cost/absorption
costing, maka akan ada biaya overhead pabrik yang tidak akan bisa diturunkan dalam
rangka berjaga-jaga jika ada kenaikan produksi kembali.
Pada akhirnya, penulis artikel tersebut melakukan pengujian terkait perilaku
sticky cost pada harga pokok penjualan dan memberikan hasil apabila penjualan
bersih naik sebesar 1 persen maka harga pokok penjualan akan turun sebesar 0,033
persen. Sedangkan bila penjualan bersih naik sebesar 1 persen maka harga pokok
penjualan akan naik sebesar 1,063 persen. Hal ini berarti kenaikan HPP pada saat
penjualan bersih naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan HPP pada saat
penjualan bersih turun dan perilaku sticky cost terjadi pada HPP pada perusahaan
manufaktur di BEI.

B. Metodologi Penelitian Artikel


Penjelasan terkait metodologi penelitian dari artikel tersebut akan diawali dari
populasi dan sampel. Populasi penelitian dari artikel tersebut adalah perusahaan-
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode

6
2009 – 2012. Teknik pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan sektor manufaktur yang tercatat pada Bursa efek Indonesia periode
tahun 2009 hingga 2012 secara terus-menerus.
2. Perusahaan sektor manufaktur yang mencatat biaya penjualan, administrasi
dan umum, HPP serta penjualan bersih dari tahun 2009 hingga 2012.
3. Biaya penjualan, administrasi dan umum, serta HPP tidak melebihi
pendapatan penjualan bersih.
Selanjutnya, teknik analisis yang digunakan adalah menggunakan sebuah
model yang diberi nama Anderson, Banker, Janakiraman (ABJ) untuk menemukan
indikasi perilaku sticky cost pada biaya penjualan serta biaya administrasi dan umum.
Model ini selanjutnya akan digunakan untuk melihat perilaku sticky cost pada biaya
penjualan, administrasi dan umum, serta HPP terhadap perubahan dari penjualan
bersih dan mendiskriminankannya antara periode pendapatan penjualan naik dan
periode pendapatan penjualan menurun. Data ini selanjutnya akan diuji menggunakan
asumsi klasik, yaitu uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heterokedasitas, dan uji
normalitas. Setelah itu barulah dilakukan analisis regresi untuk pengujian hipotesis.

C. Kekuatan dan Kelemahan Artikel


Kekuatan Artikel
Artikel ini mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan
memberikan pembuktian untuk menyanggah beberapa penelitian lainnya yang
memiliki hasil berbeda dengan penelitian ini.
Artikel ini meneliti dengan sampel emiten yang cukup banyak, yaitu 117
emiten dengan periode pengamatan selama 4 tahun, sehingga total sampel data yang
didapat untuk menguji hipotesis 1 adalah 301 dan untuk menguji hipotesis 2 sebanyak
291. Semakin banyak sampel penelitian yang diambil, semakin akurat pengujian data
yang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini berhasil memperoleh hasil yang sama
dengan teori yang ada.
Kelemahan Artikel
Artikel ini merupakan bentuk replikasi dari penelitian sebelumnya dengan
objek penelitian yang telah diteliti oleh banyak peneliti sebelumnya. Penulis artikel ini
pun menyadarinya dengan memberikan saran pada bagian simpulan penelitiannya,

7
yaitu penelitian selanjutnya dapat menggunakan sektor selain manufaktur, seperti
sektor keuangan, pertanian, pertambangan, perdagangan, jasa dan investasi.

D. Manfaat Penulisan Artikel


Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis artikel tersebut adalah hasil penelitian
ini mampu menjadi masukan bagi perusahaan manufaktur di Indonesia khususnya
manajer dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan dan perencanaan biaya
apabila sticky cost terbukti terjadi di perusahaan.

E. Hal-Hal yang Dapat Dipelajari dari Artikel


Hal-hal yang dapat dipelajari dari artikel ini adalah:
1. Perilaku biaya menjelaskan hubungan antara biaya dengan aktivitas.
Perilaku biaya dimanfaatkan manajer untuk memprediksi apa yang akan
terjadi di masa mendatang pada pos-pos biaya dalam setiap aktivitas
operasi. Oleh karena itu, manajer perlu berhati-hati dalam perencanaan
sumber daya, yaitu dengan menunda pemanfaatannya sampai mendapat
kepastian permintaan yang turun.
2. Model biaya secara tradisional dideskripsikan menjadi dua bagian, yaitu
fixed cost dan variable cost yang berhubungan dengan tingkat perubahan
volume aktivitas. Variable cost berubah secara proporsional terhadap
tingkat perubahan volume aktivitas, sementara fixed cost secara konstan
tidak berudah dan tidak terpengaruh oleh tingkat perubahan volume
aktivitas. Bila komponen fixed cost dalam biaya total suatu perusahaan
lebih tinggi daripada variable cost, makan akan memunculkan perilaku
sticky cost.
3. Perilaku sticky cost terjadi ketika kenaikan biaya lebih besar dibandingkan
dengan penurunannya pada perubahan aktivitas dengan jumlah yang
ekuivalen. Perilaku sticky cost ini memungkinkan terjadi pada biaya
penjualan, administrasi dan umum, serta HPP yang dihitung dengan
menggunakan metode full/absorption cost.
4. Artikel penelitian ini sesuai dengan cost adjustment delay theory, yaitu
manajer yang memprediksi penjualan akan meningkat di masa depan akan
mendorong manajer untuk mempertahankan sumber daya yang tidak

8
digunakan daripada mengeluarkan biaya penyesuaian ketika permintaan
menurun. Hal ini akan menimbulkan biaya tetap yang membuat total
biaya sulit untuk berubah sehingga muncul indikasi perilaku sticky cost.
5. Di dalam melakukan penelitian, khususnya dalam pengujian hipotesis
diperlukan jumlah sampel yang cukup besar. Jumlah sampel dapat
diperbanyak dengan cara menambah jumlah objek penelitian atau
memperluas jumlah pengambilan data dengan menggunakan rentang
waktu. Semakin banyak sampel yang diuji, maka hasil pengujian akan
lebih akurat.

III. Kesimpulan
Berikut ini adalah kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan di bagian
sebelumnya:
1. Setiap penelitian memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan dari suatu
penelitian dapat dijadikan contoh dalam menerapkan penelitian selanjutnya
dan kelemahan dari suatu penelitian dapat dijadikan bahan perbaikan agar
penelitian selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi.
2. Setiap penelitian memiliki tujuan dan manfaat, baik itu memperkaya
khasanah ilmu, maupun memberi masukan dalam penerapan teknis di
lapangan. Dari sisi khasanah ilmu, artikel penelitian ini menambah keluasan
literatur mengenai biaya bagi dunia ekonomi dan bisnis. Sementara dari sisi
penerapan teknis di lapangan, artikel penelitian ini memberikan
input/masukan bagi manajer dalam mempertimbangkan pengambilan
keputusan dan perencanaan biaya apabila perilaku sticky cost terbukti terjadi
di perusahaan.

Daftar Pustaka
Ratnawati, L. dan Nugrahanti, Y. W. (2015). Perilaku Sticky cost Biaya Penjualan,
Biaya Administrasi dan Umum serta Harga Pokok Penjualan pada Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana,
Vol. XVIII, No.2, 65 – 80.

You might also like