Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan
terhadap bayi setelah berada di dunia luar yang bertujuan untuk mengetahui
apakah bayi dalam keadaan normal dan memeriksa adanya
penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada atau tidaknya refleks primiti.
Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi bayi stabil, biasanya 6 jam setelah
lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir memerlukan pengetahuan dan
keterampilan yang adekuat, sehingga tidak akan menimbulkan resiko yang dapat
membahayakan bayi. Pada pemeriksaan fisik yang paling penting adalah cara
menjaga agar bayi tidak mengalami hipotermi dan trauma dari tindakan yang
bidan lakukan dan melakukan inform consent terlebih dahulu kepada ibu/orang
tua bayi, apabila bayi telah dirawat gabungkan bersama ibunya.
Apa yang harus dilakukan terhadap bayi baru lahir pada saat melakukan
suatu pengkajian, pemahaman dasar mengenai cara melakukan pengkajian pada
bayi baru lahir adalah dengan menggunakan suatu pemeriksaan terhadap bayi dan
menilai penampilan serta prilaku bayi, hal ini di karenakan kita tidak dapat
menentukan keadaan bayi jika tidak dilakukan suatu pemeriksaan untuk
menrencanakan asuhan yang akan diberikan pada bayi, karena bayi belum bisa
berkomunikasi seperti orang dewasa maka penampilan dan prilakunya lah yang
akan kita nilai.
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi usia 2 – 6 hari, sebelum melaksanakan
intervensi terdapat beberapa langkah yang dilakukan sebelum menyusun
perencanaan asuhan yang kemudian dilakukan intervensi.
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi
penilaian tahap pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan,
penilaian adaptasi neonatal (skor APGAR, refleks), penilaian fisik neonatal secara
sistematik (ada/tidak kelainan morfologi/fisiologi, pemberian identifikasi meliputi
jenis kelamin, berat badan, panjang badan, serta menentukan penanganan yang
diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menurut tiga
kategori,
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengumpulan data bayi baru lahir ditinjau dari pengkajian fisik
bayi baru lahir serta penampilan dan perilaku bayi baru lahir?
2. Bagaimana rencana asuhan bayi usia 2 – 6 hari ditinjau dari perawatan tali pusat,
pemberian nutrisi yang adekuat, personal hygiene, mempertahankan kehangatan
bayi, kebutuhan tidur, keamanan dan tanda-tanda bahaya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui proses pengumpulan data bayi baru lahir ditinjau dari
pengkajian fisik bayi baru lahir serta penampilan dan perilaku bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui rencana asuhan bayi usia 2 – 6 hari ditinjau dari perawatan tali
pusat, pemberian nutrisi yang adekuat, personal hygiene, mempertahankan
kehangatan bayi, kebutuhan tidur, keamanan dan tanda-tanda bahaya
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel
Frekuensi Pernapasan Normal Pada Bayi dan Anak
Umur Range/ rata-rata Waktu tidur
Neonatus 30-60 35
1 bulan-1 tahun 30-60 30
1-2 tahun 25-50 25
3-4 tahun 20-30 22
5-9 tahun 15-30 18
10 tahun/ lebih 15-30 15
(Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008)
4) Tekanan darah
Tekanan darah pada BBL sulit untuk diukur secara akurat dengan
menggunakan sfigmomanometer konvensional, bila menggunakan manset selebar
1 inci (2,5 cm), tekanan sistolik rata-rata adalah 80 – 60 / 45 – 40 mmHg pada
saat lahir 100 / 50 mmHg sampai hari ke sepuluh (Doenges, M, E, 2001).
d. Berat badan dan panjang badan
Letakkan handuk langsung ditimbang dan set ke nol sebelum menimbang
bayi telanjang. Berat badan biasanya diukur dalam kilogram (kg). Berat Badan
normal 2500-4000 kg (Chapman, 2006).
Diukur dari puncak kepala sampai ke tumit, nilai 45 – 53 cm (Pusdiknakes, 2003).
Jokinen (2002) menganjurkan, berdasar pada rekomendasi dari the joint working
party on child health (Hall & Elliman, 2002) bahwa garis dasar pengukuran
panjang badan masih penting untuk pengajian pertumbuhan dan kesehatan bayi di
masa mendatang. Jokinen (2002) juga mencatat bahwa pengukuran ini bisa tidak
akurat dan mengatakan penggunaan metode yang paling umum, dengan pita
mengukur dari puncak kepala ke telapak kaki dengan tungkai sedikit ekstensi,
terbukti jauh dari variabel (Wilshin, 1999).
e. Kepala dan muka
1) Ubun-ubun
Merupakan titik lembut pada bagian atas kepala bayi di tempat tulang
tengkorak yang belum sepenuhnya bertemu.
2) Sutura / molase / molding
Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase) dengan penilaian :
0 : sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak) terpisah
1 : sutura bersesuaian atau tepat
2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
Tulang tengkorak baru menyatu pada usia 2 tahun.
3) Penonjolan atau cekungan
Penilaian : tidak terdapat kelainan baik karena trauma persalinan (caput
succedaneum / edema kulit kepala dan cephal hematoma / efusi darah dibawah
periosteum tulang kranial) atau adanya kelainan kongenital (hydrocephalus,
anencephalus, dll) (Chapman, 2006).
4) Lingkar kepala
Lingkar kepala ini dilakukan dengan meletakkan pita melingkar pada lingkar
oksipito-frontal. Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali
pengukuran. Kisaran normal untuk bayi aterm adalah 32 – 37 cm (Baston &
Durward, 2001).
Pada muka atau wajah dilihat penampilan dan kesimetrisan wajah dapat
menunjukkan berbagai sindrom seperti sindrom Edward, Down, atau Turner.
f. Telinga, mata, hidung dan mulut
Penilaian telinga jumlah, bentuk, kesimetrisan antara telinga satu dengan
telinga yang lain dengan cara menarik garis melintasi kedua mata bayi, normalnya
telinga berada di atas garis tersebut. Penilaian mata meliputi simetris, pergerakan
mata, refleks pupil, jarak antar mata 3 cm, tidak ada tanda-tanda infeksi. Selain itu
perlu diperhatikan adanya perlengketan, katarak, perdarahan sub konjungtiva dan
lokasinya. Mata harus bersih dari cairan dan peradangan, yang bila terjadi dalam
24 jam sejak kelahiran harus diselidiki karena dapat disebabkan oleh infeksi
gonokokus yang dapat menyebabkan kebutaan.
Penilaian hidung dan mulut meliputi ada / tidaknya sumbing bibir, sumbing
langitan, gigi kongenital dan lidah menonjol, refleks hisap dinilai dengan
mengamati bayi pada saat menyusu. Untuk memeriksa mulut bayi, bidan harus
memasukkan jari bersarung tangan, bersih, baru dipasang, guna memeriksa langit-
langit mulut bayi untuk meraba adanya sumbing palatum.
g. Leher dan dada
Penilaian leher dengan meraba apakah terdapat pembengkakan dan benjolan.
Penilaian dada meliputi bentuk dari dada, puting, bunyi nafas dan bunyi jantung
(dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop), dan ukuran lingkar
dada dengan cara diukur dari dada ke daerah punggung kembali ke dada melalui
puting susu, nilai 32-34 cm.
h. Bahu, lengan dan tangan
Yang dilakukan adalah melihat gerakan dari bayi apakah aktif atau tidak
kemudian menghitung jumlah jari pada bayi. Lingkar Lengan Atas, nilai 10 – 11
cm.
i. Sistem saraf
Adanya refleks moro, lakukan rangsangan dengan suara keras, yaitu
pemeriksaan bertepuk tangan (Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003). Pada saat
lahir otot bayi lembut dan lentur. Otot-otot tersebut memiliki tonus, kemampuan
untuk berkontraksi ketika dirangsang. Sistem persyarafan bayi cukup berkembang
untuk bertahan hidup tetapi belum terintegrasi secara sempurna (Doenges, M, E,
2001).
j. Perut / abdomen
Pada perut yang perlu dilakukan pemeriksaan yaitu bentuk dari perut bayi,
lingkar perut, penonjolan sekitar tali pust pada saat bayi menangis, perdarahan
pada tali pusat, dinding perut lembek (pada saat tidak menangis) dan benjolan
yang terdapat pada perut bayi.
k. Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan, bentuk simetris dan panjang kedua kaki
harus sama, serta jumlah jari.
l. Genitalia
Penilaian pada bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnya dua
testis berada dalam scrotum, scrotum sudah turun ke bawah, kemudian pada ujung
penis terdapat lubang. Penilaian pada bayi perempuan yang harus diperiksa adalah
normalnya labia mayora menutupi labia minora, pada vagina terdapat lubang,
pada uretra terdapat lubang dan mempunyai klitoris, hymen dan klitoris tampak
membesar (Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003).
m. Kulit dan punggung
Pada kulit yang perlu diperhatikan verniks (cairan keputih-putihan, keabu-
abuan, kekuning-kuningan, berminyak dan berlendir yang berfungsi melindungi
kulit bayi agar tidak tenggelam oleh air ketuban selama ia berada di dalam rahim),
warna, pembengkakan atau bercak bercak hitam, dan tanda tanda lahir.
Sedangkan pada punggung yang diperiksa adalah pembengkakan atau ada
cekungan pada punggung bayi dengan cara membalikan badan bayi dan meraba
punggung bayi untuk merasakan benjolan pada tulang punggungnya.
n. Anus
Pada anus yang akan diperiksa yaitu lubang dan terbuka atau telah
mengeluarkan mekonium / cairan.
Tabel
Komposisi ASI, Susu Sapi dan Susu Formula
Komposisi / 100 ml ASI Matur Susu Sapi Susu
Formula
Kalori 75 69 67
Protein 1,2 3,5 1,5
Laktalbumin (%) 80 18 60
Kasein (%) 20 82 40
Air (ml) 87,1 87,3 90
Lemak (gr) 4,5 3,5 3,8
Karbohidrat 7,1 4,9 6,9
As (gr) 0,21 0,72 0,34
Mineral Na 16 50 21
K 53 144 69
Ca 33 128 46
P 14 93 32
Mg 4 13 5,3
Fe 0,05 Trance 1,3
Zn 0,15 0,04 0,42
Vitamin A (iµ) 182 140 210
C (mg) 5 1 5,3
D (iµ) 2,2 42 42
E (iµ) 0,08 0,04 0,04
Thiamin (mg) 0,01 0,04 0,04
Riboflavin (mg) 0,04 0,03 0,06
Niasin (mg) 0,2 0,17 0,7
pH Alkali (basa) Acid (asam) Acid (asam)
Bacteria Iontent Steril Nonsteril Steril
3. Personal Hygiene
a. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir pada hari-hari pertama disebut
mekonium. Mekonium adalah aksresi gastrointestinal bayi yang diakumulasi
dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. warna
mekonium adalah hijau kehitaman, lengket dan bertekstur lembut, terdiri atas
mukus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu.
Mekonium dikeluarkan seluruhnya 2 – 3 hari setelah lahir. Kemudian feses bayi
yang diberi ASI akan berubah warnanya menjadi hijau emas dan terlihat seperti
bibit. Bayi akan diberi susu formula memiliki feses berwarna coklat gelap, seperti
pasta atau padat. Bayi akan berdefekasi 5 – 6 kali tiap hari dan akan berkurang
pada minggu ke 2. Apabila bayi tidak defekasi selama lebih dari 2 hari segera
hubungi tenaga kesehatan.
b. Buang Air Kecil (BAK)
Bayi berkemih sebanyak 4 – 8 kali perhari. Pada awalnya volume urine sebanyak
20 – 30 ml/hari, meningkatt menjadi 100 – 200 ml/ hari pada akhir minggu
pertama. Warna urine keruh / merah muda dan berangsur-angsur jernih karena
intak cairan meningkat.
Tabel
Pola Buang Air Kecil (BAK) dan Karakteristik Tinja
Pada Bayi Baru Lahir
Usia Bayi Jumlah Bentuk & Warna BAB
Minimum BAK
Hari 1 (lahir) 1 Kental, hitam, lengket, spt aspal
Hari ke-2 2 Kental, hitam, lengket, spt aspal
Hari ke-3 3 Kuning kehijauan
Hari ke-4 (saat 5-6 Kuning kehijauan
ASI dibuat
banyak)
Hari ke-5 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Hari ke-6 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Hari ke-7 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
5. Kebutuhan Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur, bayi
baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Pada
umumnya bayi terbangun samapai malam hari sampai usia 3 bulan. Sebaiknya ibu
selalu menyediakan selimut dan ruangannya yang hangat, serta memastikan bayi
tidak terlalu panas atau terlalu diingin. Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang
seiring dengan bertambahnya usia bayi.
Pola tidur bayi masih belum tertur karena jam biologis yang belum matang.
Tetapi perlahan-lahan kan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur dimalam
hari dibandingkan dengan siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya dating dari
orang tuany yang sulit menerima jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua
kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun,
orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang tuapun
perlu menyiasati waktu tdurnya sesuai pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi
mulai lebih banyak tiduur malam disbanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah
tidurpun semakin berkurang, kiraa-kira 3 kali dan terus berkurang hingga 2 kali
pada usia 6-12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang 1
kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara 12-16 jam.
Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan
siang hari adalah waktu untuk banguun. Salah satu caranya adalah dengan
mengajaknya bermain hanya disiang hari saja, tidak dimalam hari. Latih bayi agar
mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur. Letakkan bayi
ditempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam
gendongan atau diruangan lain. Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan
lampu tidur yang redup.
Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu,
tenangkan dengan kata-kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk
kembali tidur, jika menanagis lagi, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi.
Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan seterusnya hingga 15
menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20
menit. Biasanya bayi memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal hentikan
dulu prosedur ini dan coba lagi setelah satu bulan cara ini diperkenalkan oleh
Richard Ferber, Boston’s Children Hospital. Pastikan bayi tidur dengan aman:
a. Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprai atau
alas dengan cermat agar tidak mudah lepas
b. Jangan merokok disekitar bayi
c. Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan membuntal bayi ketika
tidur
d. Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika sering tidur terlentang, tengkurapkan
bayi saat bangun dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali posisi bayi saat
bayi tidur terlentang.
6. Keamanan
Pencegahan infeksi adalah satu aspek penting dalam perlindungan dan
keamanan pada bayi baru laahir, yang dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Mencuci tangan sebeum dan sesudah menangani bayi merupakan cara efektif
untuk mencegah infeksi.
b. Setiap bayi harus mempunyai alat dan pakaian tersendiri untuk mencegah infeksi
silang.
c. Menyediakan linen atau kain yang cukup
d. Mencegah anggotan tenaga atau tenaga kesehatan yang sedang sakit menangani
bayi. Stafilokokos merupakan penyebab tersering infeksi nosokamal. Kadang
beberapa rumah sakit menggunakan cairan antiseptic atau sabun. Contoh yang
mengandung heksaklorophan untuk mencegah kemungkinan infeksi tersebut.
e. Memandikan bayi tidk boleh sering-sering dilakukan karena akan berdampak
pada kulit yang belum sempurna, bagian muka, lipatan-lipatan kulit , dan bagian
dalam popok dapat dibersihkan 1-2 kal/ hari untuk mencegah lecet/ tertumpuknya
kotoran pada daerah tersebut..
f. Menjaga kebersihan dan keringnya tali pusat
g. Mengganti popok dan menjaga kebersihan area bokong
Pencegahan Hipotermia :
a. Tidak sering memaparkan baayi pada udara yang dingin.
b. Menjaga suhu ruangan sekitar 18-210 C
c. Bayi menggunakan pakaian hangat dan tidak tterlalu ketat.
d. Segera menggantikan kain yang basah.
e. Memandikan bayi dengan air hangat kurang lebih 370 C
f. Bedong/ selimut harus memfasilitasi pergerakan tangan dan kaki.
7. Tanda-tanda bahaya
k. Pernapasan sulit / > 60 x/menit
l. Suhu terlalu panas (> 38 0C) atau terlalu dingin (< 36 0C)
m. Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah dan menantuk berlebihan
n. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan berdarah
o. Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK dalam 24jam, feses lembek atau cair, sering
berwarna hijau tua dan terdapat lendir atau darah
p. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan menangs terus
menerus
q. Bagian putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau
persik
Tanda-tanda Bahaya Bayi Baru Lahir menurut Abdul Bari Saefudin (2002 ;
hal. 139) yaitu :
a. Sulit minum
b. Sianosis sentral (lidah biru)
c. Perut kembung
d. Merintih
e. Perdarahan
f. Sangat kuning
g. Berat badan lahir < 1500 kg
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang
anak dan keluarganya dengan menggunakan semua panca indra baik subjektif
maupun objektif. Pengkajian fisik BBL dan perkembangannya dilakukan
bersamaan pada waktu melakukan pemeriksaan secara inspeksi maupun observasi.
Penilaian penampilan bayi baru lahir diantaranya Kulit, Kepala, Mata,
Telinga, Bibir, Payudara, Genitalia, Tanda lahir dan Variasi yang sering ditemukan
pada Bayi Baru Lahir seperti Caput succedaneum, Molase, Hemangioma,
Psendomenarrhe, Akriosianosis. Penilaian Perilaku bayi baru lahir meliputi :
Tersedak, Bersin, Napas dan Refleks.
Rencana asuhan pada bayi hari ke 2 sampai hari ke 6 setelah lahir
diantaranya Perawatan Tali Pusat karena tali pusat pada bayi baru lahir harus
diperhatikan betul, sebab daerah ini mudah sekali terkena infeksi.
Pemberian Nutrisi yang Adekuat berupa Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan
makanan yang terbaik bagi bayi. Berikan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, yaitu
setiap 2 – 3 jam (paling sedikit 4 jam sekali) dan secara bergantian diberikan
antara payudara kiri dan kanan.
Personal Hygiene diantaranya Buang Air Besar (BAB) yaitu berupa
Mekonium yang dikeluarkan seluruhnya 2 – 3 hari setelah lahir. Buang Air Kecil
(BAK) Bayi sebanyak 4 – 8 kali perhari dengan volume urine sebanyak 20 – 30
ml/hari, meningkat menjadi 100 – 200 ml/ hari pada akhir minggu pertama.
Mempertahankan Kehangatan Bayi karena bayi yang terbiasa berada dalam
lingkungan yang bersuhu tetap 37,7 derajat celcius Ketika dalam kandungan,
sementara Suhu ruangan persalinan yang hanya 21 derajat celcius menyebabkan
tubuh bayi cepat mendingin pada saat air ketuban menguap dari tubuhnya.
Kebutuhan Tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama
16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun pada malam hari sampai usia 3
bulan.
Keamanan bayi dilakukan dengan cara Pencegahan infeksi, Pencegahan
Masalah Pernafasan, Pencegahan Hipotermia, Pencegahan perdarahan dan
menjaga bayi agar tidak gumoh.
Tanda-tanda bahaya pada bayi diantaranya Pernapasan sulit, Suhu terlalu
panas atau terlalu dingin, Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah dan
menantuk berlebihan, Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan
berdarah, Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK dalam 24jam, feses lembek atau
cair, sering berwarna hijau tua dan terdapat lendir atau darah, Menggigil, rewel,
lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan menangs terus menerus, Bagian
putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik
B. Saran
Pengetahuan akan pengumpulan data bayi baru lahir dan rencana asuhan bayi
usia 2 – 6 hari sangat penting untuk diketahui. Untuk itu diharapkan mahasiswa
lebih banyak mempelajarinya agar semakin mahir.
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul dan A. Azis Alimatul Hidayat. 2008. Keterempilan Dasar Praktik Klinik
untuk Kebidanan, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro. 20€03. Diagnosis fisis pada anak. Edisi ke-2. CV
Sagung seto. Jakarta
Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta
Kusmiyati,Yuni. 2007. Penuntun belajar ketrampilan dasar praktik klinik
kebidanan.fitramaya.Yogyakarta
Hidayat, Aziz Alimul.2005. Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Buku 1.Salemba
medika.Jakarta
JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III
kebidanan , Buku 5 asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition. Churchill
Livingstone, Edinburgh
DEPKES RI.2003.Manajemen terpadu bayi muda . modul -6.DEPKES RI