Professional Documents
Culture Documents
Tiazid merupakan terapi inisial untuk pasien hipertensi. Diuretik dapat meningkatkan
efektifitas terapi pada terapi kombinasi dengan antihipertensi lain dalam mencapai tekanan darah
target dan sangat terjangkau. Diuretik tiazid diberikan pada terapi inisial baik sebagai monoterapi
maupun terapi kombinasi dengan kelas antihipertensi lain. Diuretik bekerja dengan mendeplesi
simpanan natrium tubuh. Beberapa diuretik juga memiliki efek vasodilatator selain efek
diuresisnya. Diuretik efektif menurunkan tekanan darah 10 - 15 mmHg pada sebagian besar
penderita hipertensi. Golongan obat ini baik digunakan pada pasien dengan hipertensi esensial
ringan sampai dengan sedang.
Efek samping antara lain: diuretic yang paling sering adalah deplesi kalium (kecuali
diuretik hemat kaliumyang malah dapat menimbulkan hiperkalemi), deplesi magnesium,
merusak toleransi glukosa, meningkatkan kadar lipid serum, meningkatkan kadar asam urat dan
mencetuskan gout. Penggunaan dengan dosis lebih rendah akan menurunkan efek sistemiknya.
Mekanisme kerja diuretik adalah meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida,
sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstra sel, menurunkan resistensi perifer.
Golongan diuretik terdiri dari:
a. Golongan tiazid
Mekanisme kerja golongan tiazid adalah menghambat transport bersama
(symport) Na- Cl di tubulus distal ginjal, sehingga ekskresi Na+ dan C di tubulus
merupkan obat utama hipertensi, paling efektif dalam menurunkan resiko kardiovaskuler.
b. Golongan diuretik kuat (loop diuretik)
Mekanisme kerja golongan diuretik kuat adalah bekerja di antara Henle asenden
bagian epitel tebal dengan menghambat transport Na+, K+,Cl-dan meghambat resorbsi
air dan elektrolit. Diuretik kuat dipilih untuk hipertensi dengan gangguan ginjal yang
berat atau gagal ginjal.
c. Golongan hemat kalium
Diuretik hemat kalium dapat menimbulkan hiperkalemia, bila diberikan pada
pasien dengan gagal ginjal atau bila dikombinasi dengan penghambat ACE, ARB, Beta-
bloker, AINS dengan atau suplemen kalium. Diuretik hemat kalium dihindari bila pasien
dengan kreatinin serum lebih dari 2,5 mg / dl
Interaksi obat tersebut dengan AINS menyebabkan retensi natrium dan air sehingga mengurangi
efek hamper semua obat antihipertensi. Mengurangi klirens lithium dapat meningkatkan risiko
toksisitas lithium. Kortikosteroid + Agonis beta 2 + amfoterisin B dapat memberi efek
hipokalemia diuretik.
Ccb menurunkan influks ion kalsium ke dalam sel miokard, sel‐sel dalam sistem
konduksi jantung, dan sel‐sel otot polos pembuluh darah. Efek ini akan menurunkan
kontraktilitas jantung, menekan pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam jantung dan
memacu aktivitas vasodilatasi, interferensi dengan konstriksi otot polos pembuluh darah. Semua
hal di atas adalah proses yang bergantung pada ion kalsium.
Indikasi:
merawat tekanan darah tinggi,
angina,
digunakan setelah serangan jantung, terutama diantara pasien-pasien yang tidak dapat
mentolerir obat-obat beta-blockers, mempunyai atrial fibrillation, atau memerlukan
perawatan untuk angina.