Professional Documents
Culture Documents
A. Definisi
B. Etiologi
c) Genetik
f) Riwayat merokok
g) Stress
C. Patofisiologi
Proses degenerasi menyebebkan penurunan struktur koklea dan N.VII pada koklea
perubahan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi sel rambut penunjang pada organ korti.
Peroses atrofi di seretai dengan perubahan vaskuler juga terjadi pada stria vascular. Selain itu
terdapat juga perubahan, berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel ganglion dan saraf. Hal
ini juga terjadi pada myelin akson saraf.
D. Klasifikasi
jenis patologi
1. Sensorik Lesi terbatas pada oraga koklea. Atrofi organ corti, jumlah
sel-sel rambut dan sel-sel penunjang berkurang
2. Neural Sel-sel neuron pada oklear dan jaras auditorik berkurang
3. Metabolik Atrofi strial vaskuler. Potensi mikrofonik menurun
4. Mekanik Terjadi perubahan gerakan mekanik duktud koklear.
Atrofi ligament spiralis membrane basils lebih kaku
E. Gejala klinis
Penurunan pendengaran dan kualitas mengenali percakapan jika berada pada
keadaan bising biasanya terjadi secra perlahan dan progresif simetris pada
kedua telinga
Dapat timbul tinnitus
F. Dianosis
Pada anamnesis. Penurunan ketajaman pendengaran pada usia lanjut, bersifat
sensorineural, simetris bilateral dan progresif lambat. Umumnya terutama terhadap suara
atau nada yang tinggi. Tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan telinga hidung
tenggorok, seringkali merupakan kelainan yang tidak disadari. Penderita menjadi depresi
dan lebih sensitif. Kadang-kadang disertai dengan tinitus yaitu persepsi munculnya suara
baik di telinga atau di kepala. Faktor risiko presbikusis adalah: 1) Paparan bising, 2)
merokok, 3) obat-obatan, 4) hipertensi, dan 5) riwayat keluarga. Orang dengan riwayat
bekerja di tempat bising, tempat rekreasi yang bising, dan penembak (tentara) akan
mengalami kehilangan pendengaran pada frekuensi tinggi. Penggunaan obat-obatan
antibiotik golongan aminoglikosid, cisplatin, diuretik, atau anti inflamasi dapat
berpengaruh terhadap terjadinya presbikusis.
Pemeriksaan fisik pada penderita biasanya normal setelah pengambilan serumen yang
merupakan problem pada penderita usia lanjut dan penyebab kurang pendengaran
terbanyak. Pada pemeriksaan otoskopi, tampak membran timpani normal atau bisa juga
suram, dengan mobilitas yang berkurang. Pemeriksaan tambahan tes penala Uji rinne
positif Hantaran Udara ≥ Hantaran Tulang, Uji Weber, Uji Schwabach memendek.
Audiometri murni pemeriksaan penunjang yang biasanya dilakukan. Pemeriksaan
audiometri nada murni menunjukkan suatu tuli sensorineural nada tinggi bilateral dan
simetris. Pemeriksaan audiometri nada murni ditemukan perurunan ambang dengar nada
murni yang menunjukkan gambaran tuli sensorineural. Pada tahap awal terdapat
penurunan yang tajam (sloping) setelah frekuensi 1000 Hz. Gambaran ini khas pada
gangguan pendengaran jenis sensorik dan neural. Kedua jenis ini paling sering ditemukan.
Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih mendatar,
kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan. Semua jenis
presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan pada frekuensi yang lebih rendah.
Audiometri tutur Menunjukkan adanya gangguan diskriminasi wicara (speech
discriminatin) dan biasanya keadaan ini jelas terlihat pada presbikusis jenis neural dan
koklear. Pada pemeriksaan audiometri tutur pasien diminta untuk mengulang kata yang
didengar melalui kasettape recorder. Pada tuli persepti koklea, pasien sulit untuk
membedakan bunyi R, S, C, H, CH, N. Sedangkan pada tuli retrokoklea lebih sulit lagi
umtuk membedakan kata tersebut. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai
kemampuan pasien dalam pembicaraan sehari-hari, dan untuk menilai pemberian alat
bantu dengar.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien ini bertujuan untuk memperbaiki efektifitas
pasien dalam berkomunikasi dan memaksimalkan pendengaran pasien, atau yang
biasa disebut dengan rehabilitasi yaitu dengan menggunakan Hearing Aid/Alat bantu
dengar.
Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan dengan
batere, yang berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga komunikasi bisa
berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran,
seorang audiologis bisa menentukan apakah penderita sudah memerlukan alat bantu
dengar atau belum (audiologis adalah seorang profesional kesehatan yang ahli dalam
mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi pendengaran).
Alat bantu dengar sangat membantu proses pendengaran dan pemahaman
percakapan pada penderita penurunan fungsi pendengaran sensorineural. Dalam
menentukan suatu alat bantu dengar, seorang audiologis biasanya akan
mempertimbangkan kemampuan mendengar penderita, aktivitas di rumah maupun di
tempat bekerja, keterbatasan fisik, keadaan medis, penampilan, harga.
KESIMPULAN
Presbiakusis merupakan tuli sensorineural pada usia lanjut yang pada umumnya
terjadi mulai usia 65 tahun akibat proses degenerasi organ pendengaran yang terjadi secara
berangsur-angsur dan simetris di kedua sisi telinga. Penatalaksanaan dari presbikusis itu
sendiri adalah ddengan menggunakan alat bantu dengar / Hearing AID, tetapi tujuan di
gunakanya ABD bukan untuk mengobati tetapi untuk memaksimalkan sisa pendengaran
pasien agar pasien bisa tetap berkomunikasi dengan baik. ABD mempunyai berbagai macam
bentuk mulai dari yang besar terlihat, kecil tidak terlihat dan hingga tersamarkan dengan kaca
mata. Pemilihan ABD tergantung dari derajat ketulian pasien hingga kosmetik, pasien
dianjurkan berkonsultasi dengan audiologist. Setelah ada yang cocok pasien di lakukan uji
coba selama 90 hari apakah alatnya benar-benar cocok dan efektif. Jadi, pemakaian ABD
pada presbikusis sangat membantu pasien dalam berkomunikasi dan meningkatkan kualitas
hidup psien.