You are on page 1of 6

PRESBIKUSIS

A. Definisi

Presbikusis adalah penurunan pendengaran alamiah yang terjadi sejalan dengan


proses penuaan dan umumnya dimulai pada umur 65 tahun. Presbikusis terjadi pada nada
tinggi dan pada pemeriksaan audiometri nada murni terlihat berupa penurunan pendengaran
jenis sensorineural yang bilateral pada kedua telinga dan simetris yang disebabkan oleh
perubahan degeneratif telinga bagian dalam.

B. Etiologi

Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses degenerasi,


namun diduga kejadian presbikusis memiliki hubungan dengan berbagai faktor etiologi yang
lain, seperti:

a) Vaskular (hipertensi dan arteriosklerosis)


Gangguan sirkulasi telah lama dihubungkan sebagai penyebab hilangnya
pendengaran pada lansia. Penyakit vaskular yang banyak dihubungkan
diantaranya adalah hipertensi, arteriosklerosis dan aterosklerosis. Arteriosklerosis
adalah suatu penyakit vaskular yang ditandai dengan penebalan dan kehilangan
elastisitas dinding pembuluh darah. Arteriosklerosis cukup sering terjadi pada
orang tua dan mungkin dapat menyebabkan gangguan perfusi dan oksigenasi
kokhlea. Hipoperfusi dapat menuju kepada perubahan radikal bebas yang dapat
merusak telinga dalam seiring dengan rusaknya DNA mitokondira telinga dalam.
Kerusakan ini sejalan dengan perkembangan presbikusis. Aterosklerosis memiliki
etiologi yang berbeda dengan arteriosklerosis, aterosklerosis merupakan suatu
penyakit penyempitan lumen pembuluh darah karena pembesaran plak. Plak
aterosklerosis merupakan kumpulan lemak, sel busa, debris sel, dan kristal
kolesterol. Baik arteriosklerosis maupun aterosklerosis dapat menyebabkan
hipertensi yang akan memperparah gangguan perfusi dan oksigenasi kokhlea.

b) Diet dan metabolisme (diabetes melitus dan hiperlipidemia)


 Diabetes melitus dan hiperlipidemia dapat mempercepat proses dari
aterosklerosis.
 Diabetes melitus menyebabkan proliferasi difus dan hipertrofi vaskular pada
endotelia intima yang mungkin mengganggu perfusi kokhlea.

c) Genetik

Penegakan diagnosis sensorineural karena genetik sangat sulit, tetapi genetik


tetap harus dipertimbangkan sebagai salah satu faktor predisposisi dari
presbikusis. Penegakan diagnostik dapat diambil dari history taking mengenai
riwayat keluarga yang lain.

d) Suara gaduh (bising)

Bising (frekuensi, intensitas, dan durasi paparan) memiliki hubungan langsung


dengan kerusakan organ dalam telinga, namun bising dapat menyebabkan
kerusakan organ dalam pada semua usia dan tidak terfokus hanya pada lansia saja.
Bising termasuk ke dalam salah satu penyebab yang dapat memperparah keadaan
presbikusis, kerusakan akibat bising termasuk ke dalam kerusakan mekanik.1,3

e) Efek obat ototoksik

f) Riwayat merokok

g) Stress

C. Patofisiologi

Proses degenerasi menyebebkan penurunan struktur koklea dan N.VII pada koklea
perubahan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi sel rambut penunjang pada organ korti.
Peroses atrofi di seretai dengan perubahan vaskuler juga terjadi pada stria vascular. Selain itu
terdapat juga perubahan, berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel ganglion dan saraf. Hal
ini juga terjadi pada myelin akson saraf.

D. Klasifikasi
jenis patologi
1. Sensorik Lesi terbatas pada oraga koklea. Atrofi organ corti, jumlah
sel-sel rambut dan sel-sel penunjang berkurang
2. Neural Sel-sel neuron pada oklear dan jaras auditorik berkurang
3. Metabolik Atrofi strial vaskuler. Potensi mikrofonik menurun
4. Mekanik Terjadi perubahan gerakan mekanik duktud koklear.
Atrofi ligament spiralis membrane basils lebih kaku

E. Gejala klinis
 Penurunan pendengaran dan kualitas mengenali percakapan jika berada pada
keadaan bising biasanya terjadi secra perlahan dan progresif simetris pada
kedua telinga
 Dapat timbul tinnitus

F. Dianosis
Pada anamnesis. Penurunan ketajaman pendengaran pada usia lanjut, bersifat
sensorineural, simetris bilateral dan progresif lambat. Umumnya terutama terhadap suara
atau nada yang tinggi. Tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan telinga hidung
tenggorok, seringkali merupakan kelainan yang tidak disadari. Penderita menjadi depresi
dan lebih sensitif. Kadang-kadang disertai dengan tinitus yaitu persepsi munculnya suara
baik di telinga atau di kepala. Faktor risiko presbikusis adalah: 1) Paparan bising, 2)
merokok, 3) obat-obatan, 4) hipertensi, dan 5) riwayat keluarga. Orang dengan riwayat
bekerja di tempat bising, tempat rekreasi yang bising, dan penembak (tentara) akan
mengalami kehilangan pendengaran pada frekuensi tinggi. Penggunaan obat-obatan
antibiotik golongan aminoglikosid, cisplatin, diuretik, atau anti inflamasi dapat
berpengaruh terhadap terjadinya presbikusis.
Pemeriksaan fisik pada penderita biasanya normal setelah pengambilan serumen yang
merupakan problem pada penderita usia lanjut dan penyebab kurang pendengaran
terbanyak. Pada pemeriksaan otoskopi, tampak membran timpani normal atau bisa juga
suram, dengan mobilitas yang berkurang. Pemeriksaan tambahan tes penala Uji rinne
positif Hantaran Udara ≥ Hantaran Tulang, Uji Weber, Uji Schwabach memendek.
Audiometri murni pemeriksaan penunjang yang biasanya dilakukan. Pemeriksaan
audiometri nada murni menunjukkan suatu tuli sensorineural nada tinggi bilateral dan
simetris. Pemeriksaan audiometri nada murni ditemukan perurunan ambang dengar nada
murni yang menunjukkan gambaran tuli sensorineural. Pada tahap awal terdapat
penurunan yang tajam (sloping) setelah frekuensi 1000 Hz. Gambaran ini khas pada
gangguan pendengaran jenis sensorik dan neural. Kedua jenis ini paling sering ditemukan.
Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih mendatar,
kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan. Semua jenis
presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan pada frekuensi yang lebih rendah.
Audiometri tutur Menunjukkan adanya gangguan diskriminasi wicara (speech
discriminatin) dan biasanya keadaan ini jelas terlihat pada presbikusis jenis neural dan
koklear. Pada pemeriksaan audiometri tutur pasien diminta untuk mengulang kata yang
didengar melalui kasettape recorder. Pada tuli persepti koklea, pasien sulit untuk
membedakan bunyi R, S, C, H, CH, N. Sedangkan pada tuli retrokoklea lebih sulit lagi
umtuk membedakan kata tersebut. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai
kemampuan pasien dalam pembicaraan sehari-hari, dan untuk menilai pemberian alat
bantu dengar.

Gambar: audiogram presbikusis

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien ini bertujuan untuk memperbaiki efektifitas
pasien dalam berkomunikasi dan memaksimalkan pendengaran pasien, atau yang
biasa disebut dengan rehabilitasi yaitu dengan menggunakan Hearing Aid/Alat bantu
dengar.
Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan dengan
batere, yang berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga komunikasi bisa
berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran,
seorang audiologis bisa menentukan apakah penderita sudah memerlukan alat bantu
dengar atau belum (audiologis adalah seorang profesional kesehatan yang ahli dalam
mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi pendengaran).
Alat bantu dengar sangat membantu proses pendengaran dan pemahaman
percakapan pada penderita penurunan fungsi pendengaran sensorineural. Dalam
menentukan suatu alat bantu dengar, seorang audiologis biasanya akan
mempertimbangkan kemampuan mendengar penderita, aktivitas di rumah maupun di
tempat bekerja, keterbatasan fisik, keadaan medis, penampilan, harga.

Gambar: Alat Bantu Dengar

KESIMPULAN

Presbiakusis merupakan tuli sensorineural pada usia lanjut yang pada umumnya
terjadi mulai usia 65 tahun akibat proses degenerasi organ pendengaran yang terjadi secara
berangsur-angsur dan simetris di kedua sisi telinga. Penatalaksanaan dari presbikusis itu
sendiri adalah ddengan menggunakan alat bantu dengar / Hearing AID, tetapi tujuan di
gunakanya ABD bukan untuk mengobati tetapi untuk memaksimalkan sisa pendengaran
pasien agar pasien bisa tetap berkomunikasi dengan baik. ABD mempunyai berbagai macam
bentuk mulai dari yang besar terlihat, kecil tidak terlihat dan hingga tersamarkan dengan kaca
mata. Pemilihan ABD tergantung dari derajat ketulian pasien hingga kosmetik, pasien
dianjurkan berkonsultasi dengan audiologist. Setelah ada yang cocok pasien di lakukan uji
coba selama 90 hari apakah alatnya benar-benar cocok dan efektif. Jadi, pemakaian ABD
pada presbikusis sangat membantu pasien dalam berkomunikasi dan meningkatkan kualitas
hidup psien.

You might also like