You are on page 1of 11

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN DISTRESS SPRITUAL

Dosen Pembimbing : Herliawati, S.Kp, M.Kes

Disusun Oleh :

CLAUDIO ALVAREZ GINTING

04021181320013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul

‘‘Distres Spiritual”.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang

maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan

yang penyusun miliki, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan makalah ini. Apabila banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan

keterbatasan materi penulis mohon maaf sebesar- besarnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan

berguna bagi yang membacanya.

Indralaya, 11 November 2016

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................................................ 1

Daftar Isi ......................................................................................................................................... 3

BAB 1 ............................................................................................................................................. 4

1.1 Latar belakang .................................................................................................................. 4

1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................. 4

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 5

BAB 2 ............................................................................................................................................. 6

2.1 Pengertian distres spiritual ............................................................................................... 6

2.2 Penyebab distres spiritual ................................................................................................. 6

2.2.1 Patofisiologi .............................................................................................................. 6

2.2.2 Tindakan yang berhubungan ..................................................................................... 7

2.2.3 Situasional ................................................................................................................. 7

2.2.4 Faktor predisposisi .................................................................................................... 7

2.2.5 Faktor presipitasi ....................................................................................................... 7

2.3 Karakteristik spiritual ....................................................................................................... 8

BAB 3 ........................................................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 10

3.2 Saran ............................................................................................................................... 10

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 11


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Setiap manusia kepercayaan akan sesuatu yang dia anggap angung atau maha.kepercyaan
inilah yang disebut sebagai spriritual. Spiritual ini sebagai kontrol manusia dalam bertindak, jadi
spiritual juga bisa disebut sebagai norma yang mengatur manusia dalam berperilaku dan
bertindak.

Dalam ilmu keperawatan spiritual juga sangat diperhatikan.Berdasarkan konsep


keperawatan, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata : makna, harapan, kerukunan,
dan sistem kepercayaan (Dyson, Cobb, Forman, 1997). Dyson mengamati bahwa perawat
menemukan aspek spiritual tersebut dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri, orang
lain, dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual mencakup hubungan intra-, inter-, dan
transpersonal. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan
mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan prilaku serta dalam
hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan.

Kesejahteraan spiritual adalah suatu aspek terintegrasi dari manusia secara keseluruhan,
yang ditandai oleh makna dan harapan. Spiritualitas memberi dimensi luas pada pandangan
holistic kemanusia. Agar perawat memberikan perawatan yang berkualitas, mereka harus
mendukung klien seperti halnya ketika mereka mengidentifikasi dan mengeksplorasi apa yang
sangat bermakna dalm kehidupan mereka dan ketika mereka menemukan cara untuk
mengadaptasikan nyeri dan menderita penyakit. Keperawatan membutuhkan keterampilan dalam
keperawatan spiritual.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa defenisi dari distres spiritual?
2. Apa penyebab dari distres spiritual?
3. Apa karakterisik dari distres spiritual?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui defenisi dari distres spiritual.
2. Mengetahui penyebab dari distres spiritual.
3. Mengetahui karakteristik dari distres spiritual.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian distres spiritual


Menurut Noguchi et al. (2006) spiritual distress ini dapat terjadi pada pasien yang kurang
memahami makna, nilai dan tujuan hidupnya ketika timbul masalah fisik dan fungsi tubuh yang
dialami akibat dari penyakit yang diderita (dalam Rahnama et al., 2012). Spiritual distress juga
dapat timbul akibat pasien mengalami hospitalisasi, kerena biasanya pasien dengan SKA harus
mengalami perawatan di unit perawatan intensif. Menurut Carpenito-Moyet (2006) pasien yang
dirawat di unit perawatan intensif dapat mengalami spiritual distress karena diagnosis penyakit,
adanya kelemahan pada fisik, adanya rasa nyeri, prosedur pengobatan dimana pasien diisolasi
dari dunia luar, serta ketidakmampuan dalam melakukan ritual keagamaan yang biasanya
dilakukan secara mandiri.

Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan


arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni, music, literature, alam dan kekuatan
yang lebih besar dari dirinya (EGC, 2008).

Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan dalam persepsi hidup
yang meliputi seeluruh kehidupan seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial (EGC,
2011). Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah kegagalan individu
dalam menemukan arti kehidupannya.

2.2 Penyebab distres spiritual


Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan distres spiritual, antara lain:

2.2.1 Patofisiologi
Berhubungan dengan tantangan pada system keyakinan atau perpisahan dari ikatan
spiritual sekunder akibat : kehilangan bagian atau fungsi tubuh, penyakit terminal, penyakit yang
membuat kondisi lemah, nyeri, trauma, keguguran, kelahiran mati.
2.2.2 Tindakan yang berhubungan
Berhubungan dengan konflik diantara (uraikan program yang ditentukan) dan keyakinan,
yaitu aborsi, isolasi, pembedahan. Amputasi, transfuse, pengobatan, pembatasan diet dan
prosedur medis.

2.2.3 Situasional
1. Berhubungan dengan kematian atau penyakit dari orang terdekat.
2. Berhubungan dengan keadaan yang memalukan pada saat melakukan ritual keagamaan.
3. Berhubungan dengan hambatan dalam melakukan ritual keagamaan (pembatasan
perawatan intensif, kurangnya privacy, pembatasan ke kamar tidur atau ruangan,
kurangnya tersedia makanan atau diet special).
4. Berhubungan dengan keyakinan yang ditentang oleh keluarga, teman sebaya, pemberi
perawatan kesehatan.
5. Berhubungan dengan perpisahan dengan orang yang dicintai.

2.2.4 Faktor predisposisi

1. Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif seseorang sehingga
akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi ini akan terjadi transfer
pengalaman yang pentingbagi perkembangan spiritual seseorang.
2. Faktor frediposisi sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan, pendapattan, okupasi,
posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial, tingkatan
sosial.

2.2.5 Faktor presipitasi

1. Kejadian Stresful

Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena perbedaan


tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat karena kematian,
kegagalan dalam menjalin hubungan baik dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan
zat yang maha tinggi.
2. Ketegangan Hidup

Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distres


spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan keyakinan
dan ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam keluarga, kelompok
maupun komunitas.

2.3 Karakteristik spiritual


Karakteristik distres spiritual menurut EGC (2008) meliputi empat hubungan dasar yaitu:

A. Hubungan dengan diri


1. Ungkapan kekurangan.
a. Harapan.
b. Arti dan tujuan hidup.
c. Perdamaian/ketenangan.
d. Penerimaan.
e. Cinta.
f. Memaafkan diri sendiri.
g. Keberanian.
2. Marah.
3. Kesalahan.
4. Koping yang buruk.
B. Hubungan dengan orang lain
1. Menolak berhubungan dengan tokoh agama.
2. Menolak interaksi dengan tujuan dan keluarga.
3. Mengungkapkan terpisah dari system pendukung.
4. Mengungkapkan pengasingan diri.
C. Hubungan dengan seni, music, literature, dan alam
1. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi, mendengarkan
musik, menulis).
2. Tidak tertarik dengan alam.
3. Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan.
D. Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya
1. Ketidakmampuan untuk berdoa.
2. Ketidakmampuan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.
3. Mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan Tuhan.
4. Meminta untuk bertemu dengan tokoh agama.
5. Tiba-tiba berubah praktik agama.
6. Ketidakmampuan untuk introspeksi.
7. Mengungkapkan hidup tanpa harapan dan menderita.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan
arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni, music, literature, alam dan kekuatan
yang lebih besar dari dirinya. Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah
kegagalan individu dalam menemukan arti kehidupannya.

3.2 Saran
Perlu banyak pembelajaran tentang spiritualitas karena sangat penting bagi manusia
dalam berbagai hal. Dalam ilmu kesehatan juga perlu ditingkatkan agar seorang tenaga kesehatan
tidak salah tindakan dalam menghadapi klien dengan gangguan spiritualitas.

Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang distres spiritual karena jurnal dan hasil
penelitian yang tersedia belum dapat menjadi landasan dalam menegakkan diagnosa distres
spiritual oleh tenaga kesehatan yang terlibat didalamnya.
Daftar Pustaka

Ariyani, Hana, dkk. (2004). Persepsi Dan Pasien Sindroma Koroner Akut terhadap Kebutuhan
Spiritual. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 September 2004

https://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13/distress-spiritual/

BK Chotimah - 2014 - eprints.walisongo.ac.id

Ibrahim, Kusman, dkk. (2014). Pengalaman Hidup Pasien Stoma Pascakolostomi. Vol. 2 No. 2
Agustus 2014

Haryati, Nurhalimah Ermawati Omi. (2013). Perilaku Spiritual Dan Kemampuan Psikomotor
Keluarga Dalam Merawat Pasien Halusinasi. Vol. 1, No. 1 2013

You might also like