You are on page 1of 2

Prasasti Retak

yang tertinggal hanyalah sisa-sisa reruntuhan masa lalu


yang tak utuh
engkau dan aku hanya bisa memandang lewat jendela peradaban
yang kian usang
lupa adalah obat mujarab untuk mengubur kenangan
sekaligus racun yang mencuci otak dan
memutuskan sebuah keterikatan

aku telah mencoba berlari


demi membuka gerbang hatimu yang membeku
mengingatkanmu pada suara-suara sendu atau merdu
yang dulu pernah mengisi kelas itu
tetapi keasingan ini sudah terlanjur menamparku dan
menghantam serpihan-serpihan indah itu

: Masa lalu hanyalah putaran mundur sebuah jam


yang tak sudi meninggalkan kesan
dan tak sepantasnya kau kembali
karena di hatiku tidak ada kenanganmu sama sekali

Aku hanya milik kehidupan yang terus berjalan


Waktu mungkin membuatku jatuh ke banyak perempuan
Tetapi di hatiku tak pernah tersimpan nama-nama itu

Engkau hanyalah sekeping hati yang pernah singgah


di sela-sela nafas dan denyut jantungku
Tapi tak benar-benar ada
Karena aku bukan milik siapa-siapa

Sedang cinta bagiku adalah kebersamaan dan penyatuan


Selamanya

Barangkali kerapuhankulah yang


meretakkan dan mengaburkan keindahannya
sementara kusadari ada labuhan cinta lain
yang tak henti meneteskan mata air
hati manusia laksana kaca bernoda
yang tak henti menghancurkan segalanya

Padahal sepenggal kenangan hanyalah sejumput udara


yang tersembunyi di keluasan tak terhingga
sebuah kehidupan

You might also like