yang tertinggal hanyalah sisa-sisa reruntuhan masa lalu
yang tak utuh engkau dan aku hanya bisa memandang lewat jendela peradaban yang kian usang lupa adalah obat mujarab untuk mengubur kenangan sekaligus racun yang mencuci otak dan memutuskan sebuah keterikatan
aku telah mencoba berlari
demi membuka gerbang hatimu yang membeku mengingatkanmu pada suara-suara sendu atau merdu yang dulu pernah mengisi kelas itu tetapi keasingan ini sudah terlanjur menamparku dan menghantam serpihan-serpihan indah itu
: Masa lalu hanyalah putaran mundur sebuah jam
yang tak sudi meninggalkan kesan dan tak sepantasnya kau kembali karena di hatiku tidak ada kenanganmu sama sekali
Aku hanya milik kehidupan yang terus berjalan
Waktu mungkin membuatku jatuh ke banyak perempuan Tetapi di hatiku tak pernah tersimpan nama-nama itu
Engkau hanyalah sekeping hati yang pernah singgah
di sela-sela nafas dan denyut jantungku Tapi tak benar-benar ada Karena aku bukan milik siapa-siapa
Sedang cinta bagiku adalah kebersamaan dan penyatuan
Selamanya
Barangkali kerapuhankulah yang
meretakkan dan mengaburkan keindahannya sementara kusadari ada labuhan cinta lain yang tak henti meneteskan mata air hati manusia laksana kaca bernoda yang tak henti menghancurkan segalanya
Padahal sepenggal kenangan hanyalah sejumput udara
yang tersembunyi di keluasan tak terhingga sebuah kehidupan