You are on page 1of 15

Makalah

Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Zoologi Invertebrata
Dosen : Syarif Hidayat Amrullah S.Pd., M.Sc.

COELENTERATA

OLEH :

KELOMPOK III

RYAN ADAM 1603409007


IRA INDRIANI 1603409008
DEWI 1603409021
SASA 1603409024
ELMA RASIB 1603409025
RAHMAT 1603409037

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi kita
semua rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa pula kita haturkan
kepada junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW. yang telah berhasil
membawa umat manusia dari zaman jahiliah menuju zaman modern seperti
yang kita rasakan saat ini.
Kami selaku penulis makalah ini juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-basarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Baik yang berupa bantuan materi maupun non-
materi.
Dalam makalah kami yang berjudul “Coelenterata” ini akan membahas
tentang materi-materi yang berakaitan dengan coelenterata.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah kami ini masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu kami masih membutuhkan kritik dan
saran dari bapak dosen dan teman-teman demi kelancaran dalam
penyusunan makalah kami selanjutnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Palopo, 09 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN
SAMPUL ......................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Coelenterata............................................................................................. 4
2.2 Ciri-Ciri Coelenterata ................................................................................................... 4
2.3 Klasifikasi Filum Coelenterata ................................................................................ 5
2.4 Peranan Coelenterata ................................................................................................10
BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................11
3.2 Saran ................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum
hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari
kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi,
Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang
sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata
disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri
dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal. Terdapat sekitar 10.000
spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut.
Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni.
Tubuhnya simetri radial. Jika dipotong tubuhnya melalui sumbu tubuh maka
akan mendapatkan beberapa bagian yang sama. Memiliki rongga
gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan. Tubuhnya hanya
memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.
Merupakan hewan diploblastik. : ektodermis (epidermis) dan endodermis
(gastrodermis). Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan
makanan ke dalam mulut. Tentakel dilengkapi dengan sel penyengat yang
disebut dengan knidosit (cnidoblast). Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip
dan medusa. Hidupnya : kebanyakan di laut, beberapa di air tawar.
Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis
sel yaitu ektoderm yang merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang
merupakan lapisan dalam. Coelenterata memiliki dua bentuk tubuh, yaitu
polip dan medusa. Pada bentuk polip (seperti tabung), coelenterata memiliki
mulut di bagian dorsal yang dikelilingi oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk
medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di
bagian bawah (oral) dan tubuhnya dikelilingi oleh tentakel.
Coelenterata dapat bereproduksi baik dengan cara generatif (seksual)
maupun vegetatif (aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel
sperma jantan membuahi sel telur (ovum) betina. Sedangkan

1
perkembangbiakan secara aseksual berlangsung dengan cara pembentukan
tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan tumbuh menjadi individu baru
setelah lepas dari tubuh induknya.
Beberapa jenis coelenterata juga mengalami metagenesis (pergiliran
keturunan), yaitu perkembangbiakan seksual yang diikuti oleh
perkembangbiakan aseksual pada satu generasi. Pada coelenterata jenis ini,
tubuh akan memiliki bentuk polip pada satu fase hidupnya, kemudian
berbentuk medusa pada tahap selanjutnya.
Beberapa jenis coelenterata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
kosmetik bahkan bisa diolah menjadi agar-agar. Sebagian lain membentuk
terumbu karang yang bisa menahan gelombang. Beberapa spesies
coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar lautan dengan
warna dan bentu mereka yang unik.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diambil dari latar belakang :
1. Apakah yang dimaksud dengan coelenterata ?
2. Bagaimanakah ciri-ciri coelenterata?
3. Bagaimanakah klasifikasi coelenterata?
4. Apa saja peranan coelenterata?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjawab semua
pertanyaan yang ada pada rumusan masalah mengenai :
1. Untuk mengetahui pengertian coelenterata;
2. Untuk mengetahui ciri-ciri coelenterata;
3. Untuk mengetahui klasifikasi coelenterata;
4. Untuk mengetahui peranan coelenterata.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:

2
a. Bagi penulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi
penulis seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Disamping
itu, penulis juga mendapat ilmu untuk memahami dan menganalisis
materi yang ditulis dalam makalah ini.
b. Bagi pembaca
Agar pembaca lebih memahami mengenai bioteknologi dalam
berbagi bidang dengan makalah ini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Coelentarata


Coelenterata sering disebut hewan berongga. Istilah Coelenterata
diambil dari bahasa Yunani coilos=rongga, enteron=usus. Gabungan istilah
tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga, tetapi cukup
disebut hewan berongga. Pemberian hewan berongga sebetulnya tidak tepat
karena Coelenterata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh
sebenarnya (acoelomata), yang tidak dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral
yang disebut coelenteron (rongga gastrovaskuler, rongga tempat terjadinya
pencernaan dan pengedaran sari-sari makanan).
Filum Coelenterata terdiri atas empat kelas. Tiga kelas mempunyai
knidoblast, dimasukkan ke dalam kelompok Cnidaria (terdiri dari kelas
hydrozoa, scypozoa, dan kelas anthozoa).

2.2 Ciri-Ciri Coelenterata


Adapun ciri-ciri dari coelenterata yaitu:
a. Struktur tubuh diploblastik, terdiri atas : lapisan luar (ektoderm) berfungsi
untuk melindungi tubuh dan sensasi, dan lapisan dalam (endoderm/
gastrodermis), berfungsi sebagai alat sekresi dan pencernaan makanan. Di
antara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Lapisan
mesoglea bersifat non seluler seperti agar-agar dan berfungsi sebagai
tempat lalu lintasnya serabut saraf.
b. Punya mulut, dikelilingi tentakel
c. Bersel banyak, simetri radial
d. Sistem pencernaan makanan dilakukan secara intrasel dan ektrasel.
e. Hidupnya bersifat polymorphise atau metagenesis, terdiri atas bentuk polip
dan mendusa.
f. Jenis kelamin: monoecius atau dioecius, larvanya disebut planula.
g. Sistem gerak dilakukan oleh sel-sel epiteliomuskuler yang terdapat pada
lapisan ektoderm dan pada bagian dasar gastodermis.

4
h. Habitatnya di air laut dan di air tawar. Contoh yang hidup di air tawar
adalah Hydra.
i. Rangka luar tersusun dari zat kapur atau kitin.

2.3 Klasifikasi Filum Coelenterata


Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya,
filum Coelenterata dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa,
dan Anthozoa. Kelas Hydrozoa memiliki bentuk polip dan medusa,
pada Kelas Scyphozoa tipe medusa lebih dominan, sedangkan pada
Kelas Anthozoa hanya memiliki tipe polip saja. Berikut uraian masing-
masing kelas tersebut.
a. Kelas Hydrozoa
Hydrozoa merupakan kelas dari Filum Coelenterata. Hydrozoa berasal
dari bahasa Yunani, “hydro” artinya air, “zoon” artinya hewan sebagian besar
hidup di laut, hanya sebagian spesies yang hidup di air tawar. Kelas Hydrozoa
berasal dari kata hydra, artinya hewan yang berbentuk seperti ular.
Umumnya berbentuk soliter atau berkoloni. Soliter berbentuk polip dan
koloni berbentuk polip dan medusa. Lebih sering ditemukan dalam bentuk
koloni polip sedangkan dalam bentuk medusa jarang banyak ditemukan.
Contohnya hydra.
1. Karakteristik Hydrozoa
Tubuhnya berbentuk seperti tabung (panjang 5-10 mm, garis tengah
kurang lebih 2 mm), hidup berbentuk polip, permukaan mulut disebut ujung
oral, dan permukaan tempat melekatkan diri disebut ujung aboral. Mulut
dikelilingi oleh tentakel (setiap spesies tidak sama jumlahnya, ada yang 6
atau 7 buah tentakel, panjang 1-20 mm). Reproduksi dilakukan secara
aseksual (dengan pembentukan tunas) dan seksual (pembentukan testes di
bagian atas dan ovum di bagian bawah). Persatuan anatara spermatozoid
dengan ovum membentuk zigot, zigot akhirnya tumbuh menjadi individu
baru.

5
Baik spermatozoid maupun ovum dibentuk dalam satu tubuh sehingga
disebut hermafrodit. Dinding tubuh terdiri atas dua lapis (dipoblastik), yaitu
lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam (gastrodermis).
2. Sistem Metabolisme
Hydra bersifat holozoik, makanannya berupa Cyclops, Daphnia, larva
insekta, Annelida atau zooplankton lain. Zooplankton ditangkap tentakel dan
dilumpuhkan oleh nematikist, kemudian ditelan masuk kedalam rongga
gastrovaskuler. Di dalam rongga gastrovaskuler makanan tadi akan dicerna
dengan bantuan enzym tripsin yang dikeluarkan oleh sel kelenjar
(pencernaan ekstrasel). Sel-sel nutrisi membentuk pseudopodia dan
menangkap zat-zat makanan yang telah diolah secara ekstrsel. Makanan tadi
dicerna lagi di dalam vakuola makanan (pencernaan intrasel), kemudian zat-
zat makanan diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi. Sisa-sisa zat
metabolisme dan makanan yang tidak dapat dicerna dikeluarkan kembali
melalui mulut.
3. Sistem Respirasi dan Ekskresi
Belum memiliki organ khusus untuk respirasi dan ekskresi, sehingga
pada bagian basal (ujung aboral) banyak penumpukan sisa-sisa ekskresi.
Respirasi dan ekskresi dilakukan secara difusi melalui seluruh permukaan
tubuhnya.
4. Sistem Reproduksi
Reproduksi dilakukan secara seksual dan aseksual.
a) Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan membentuk testes
dibagian atas dan ovarium di bagian bawah. Dalam reproduksi secara seksual
beberapa spesies ada yang bersifat dioecius dan ada juga yang bersifat
monoecius (hermaprodit) kebanyakan Hydra bersifat dioecious.
b) Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembentukan
tunas pada dinding tubuhnya yang kemudian melepaskan diri
menjadi Hydra baru.
b. Kelas Scyphozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan)
memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa

6
Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur. Semuanya hidup di laut, terdapat 200
spesies.
Pada kelas ini, medusa dapat bertahan lebih lama. Medusanya hidup di
antara plankton sebagai ubur-ubur. Sebagian besar hewan dari kelas ini
hidup di pantai dalam bentuk polip selama hidupnya. Contohnya Aurelia
aurita.
1. Karakteristik Scyphozoa
Bersifat soliter, bermetagenesis (mengalami pergiliran keturunan
antara fase polip dengan fase medusa (fase medusa lebih menonjol, fase polip
mengalami reduksi atau jarang sekali ditemukan). Bentuknya seperti payung
yang tidak begitu cembung, transparan, berdiameter berkisar 7,5-30 cm. Dari
tengah-tengah permukaan tubuh sebelah bawah (permukaan oral atau
permukaan sub umbrella) terdapat kerongkongan yang menggantung ke
bawah yang disebut manubrium. Di ujung distal manubrium terdapat lubang
mulut. Setiap sisi atau sudut mulut dilengkapi tangan mulut (4 buah). Rongga
mulut bersambungan dengan manubrium dan bermuara ke dalam rongga
perut, yang terdiri atas sebuah rongga sentral dan 4 buah kantung gastrik.
Masing-masing kantung gastrik dilengkapi tentakel internal endodermal
lengkap dengan nematokistnya yang dapat digunakan untuk melumpuhkan
mangasa. Dari kantung gastrik dapat menjulur saluran mesoglea untuk
berhubungan dengan saluran cincin yang ada di tepian ubur-ubur.
2. Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan aurelia aurita terdiri atas pencernaan
ekstrasel dan intrasel. Pada pencernaan ekstrasel, zooplankton yang telah
melekat atau terkumpul di bawah tubuh akan di sapu oleh flagel yang
selanjutnya akan ditangkap oleh tangan mulut untuk dimasukkan ke dalam
mulut. Bulu-bulu getar yang menghiasi tangan mulut cukup selektif dalam hal
memilih makanan. Bahan makanan kemudian masuk ke dalam rongga
gastrovaskuler melalui manubrium. Di dalam rongga gastrovaskuler
makanan yang belum mati akan dilumpuhkan oleh nematokist, selanjutnya
makanan dicerna dengan bantuan enzym yang dihasilkan oleh sel-sel
kelenjar. Pada pencernaan intrasel, zat-zat makanan yang belum berubah

7
bentuk menjadi molekul-molekul sederhana akan dicerna lebih lanjut di
dalam vakuola makanan.
3. Sistem Pernapasan dan Ekskresi
Sistem pernafasan dan ekskresi dilakukan secara langsung melalui
seluruh permukaan tubuh secara difusi-osmosis.
4. Sistem Reproduksi
Organ kelamin terpisah. Proses fertilisasi terjadi di dalam rongga
enteron betina. Zigot yang merupakan hasil peleburan antara ovum dengan
spermatozoid selanjutnya akan dikeluarkan dari dalam tubuh betina melaui
mulutnya dan berkembang menjadi larva berambut getar (planula). Dengan
rambut getarnya, planula ini akan mengembara kemudian mengikatkan diri
pada suatu substrat di dasar laut, pada saat itu rambut-rambut getarya lepas
dan tumbuh menjadi polip baru yang disebut skipistoma. Bila telah
mencaopai ukuran maksimal (kl 12 mm) skipistoma mengalami strobilasi
(membelah secara transversal sehingga terbentuk setumpukan ruas-ruas
yang masing-masing berbentuk cakram). Selanjutnya ruas-ruas strobila
(ephyra) yang telah tua, yaitu terletak di bagian ujung strobila melepaskan
diri dan berenang-renang bebas untuk hidup secara mandiri menjadi ubur-
ubur/ medusa muda dan selanjutnya menjadi dewasa.
c. Kelas Anthozoa
Anthozoa berasal dari bahasa yunani, anthos = bunga, zoon = hewan
merupakan hewan laut yang memiliki bentuk mirip bunga. Anthozoa hidup
sebagai polip soliter atau berkoloni dan tidak memiliki bentuk medusa. Ada
Anthozoa yang membentuk rangka dalam atau rangka luar dari zat kapur,
namun ada pula yang tidak membentuk rangka. Rongga gastrovaskuler pada
Anthozoa bersekat-sekat dan mengandung nematosista.
Sel epitelial cnidaria pembangun koral mengeluarkan dinding kalsium
karbonat (CaCO3) dimana polip menyembunyikan dirinya. Senyawa yang
dikeluarkan polip inilah yang menjadi terumbu karang. Kelas anthozoa
terdiri atas 6.100 spesies. Anthozoa meliputi anemon laut, koral batu, koral
tanduk, bulu laut atau pena laut.

8
1. Karakteristik Anthozoa
Tubuhnya silindris, panjang 5 atau 7 cm, ada juga yang berukuran
raksasa (1 m), radial simetri. Tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian utama
yaitu: (1) cakram pedal (kaki), (2) kolumna/skapus/batang tubuh, dan (3)
cakram oral (kapitulim). Antara cakaram pedal dengan bagian skpaus
dihubungkan olehbagianyang disebut limbus, sedangkan antara bagian
skapus dengan bagian cakram oral dihubungkan oleh bagian yang disebut
kollar.
2. Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan dimulai dari mulut-stomodeum
(kerongkongan) rongga gastrovaskuler. Disepanjang sisi stomodeum
dilengkapi alur cincin bersilia yang disebut siphonogliph. Alur ini merupakan
jalan masuknya air ke dalam koelenteron. Air dapat mengalir dari ruang yang
satu ke ruang yang lainmelalui celah yang disebut ostia. Di bagian bawah
stomodeum berkembang menjadi bentuk yang tebal disebut filamen
pencernaan, di dalamnya mengandung sel-sel kelenjar penghasil getah
pencernaan yang mengandung enzym. Di dekat bagian dasar sistem filamen
ditemukan benang-benang akontia yang di dalamnya dilengkapi dengan sel-
sel kelenjar dan nematokist.
Sistem pencernaan makanan dilakukan secara ekstrasel dan intrasel.
Pada pencernaan makanan secara ekstrasel, mangsa dilumpuhkan oleh
nematokist. Dengan bantuan tentakel, makanan ditarik ke dalam mulut,
kemudian ke stomodeum, lalu ke rongga gastrovaskuler. Didalam rongga
gastrovaskuler makanan tersebut dicerna secara ekstrasel dilakukan oleh
enzym yang dikeluarkan oleh getah pencernaan. Sari-sari makanan diserap
oleh dinding gastrodermis, sedangkan bagian atau partikel-partikel yang
tidak dicerna dikeluarkan kembali melalui mulut.
3. Sistem Pernapasan dan Ekskresi
Sistem respirasi dan ekskresi berlangsung secara difusi dan osmosis.
4. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi berlangsung secara seksual dan aseksual. Daur hidup
Anthozoa diawali dengan pembuahan. Pembuahan di luar terjadi di laut dan

9
pembuahan di dalam terjadi pada rongga gatrovaskular. Pembuahan tersebut
menghasilkan zygot. Zygot akan berkembang menjadi coeleblastula.
Kemudian blastula akan menjadi grastula dan akan menjadi larva planula
yang akan berenang bebas. Selama berenang akan terjadi pharink, hingga
bentuknya seperti bola bercilia. Kemudian akan menempel pada substrat.
Setelah itu akan terbentuk tentakel yang dikuti oleh tumbuhnya sekat.
2. 4 Peranan Coelenterata
Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang
merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang.
Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan
dan ganggang. Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling
tingg terdapat di Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hinggaq Great
Barier Reef di Australia. Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi
manusia juga hidup pada ekosistem ini.Selain itu, terumbu karang sanga
indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai sangat
bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai.
Melindungi pantai dari hantaman gelombang, tempat berkembangbiak
berbagai jenis ikan, ada yang dipakai sebagai perhiasan, misalnya akar bahan
dan koral, ada yang dipakai sebagai bahan kapur misalnya batu karang, dan
sebagai taman laut untuk rekreasi. Selain itu Coelenterata dari kelas
Scypozoa seperti Aurelia digunakan sebagai bahan baku makanan di negara
Jepang

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Coelenterata sering disebut hewan berongga. Pemberian hewan
berongga sebetulnya tidak tepat karena Coelenterata adalah hewan
yang tidak mempunyai rongga tubuh sebenarnya (acoelomata), yang
tidak dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang disebut coelenteron
(rongga gastrovaskuler, rongga tempat terjadinya pencernaan dan
pengedaran sari-sari makanan).
3.1.2 Colenterata termasuk hewan diploblastik, tubuh simetri radial.
Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm
dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat
mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat
knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di air tawar maupun air
laut. Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan
3.1.3 Coelenterata dibagi menjadi tiga kelas, yaitu hydrozoa, scyphozoa,
dan anthozoa
3.1.4 Peranan dari coelenterata sangatlah banyak salah satunya sebagai
komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang.
3.2 Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang
coelenterata. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa
dan lain sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat kami harapkan agar dapat terciptannya makalah yang
baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arques, A.C., & Collins, A.G., Cladistic analysis of Medusozoa and


cnidarian evolution. Invertebrate Biology, 123(1): 23-42. (2004).
Jasin, Maskoeri. 1991. Zoologi Invertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya.
Rosa, Endah dkk. 2014. Coelenterata. Jambi: Teknologi Universitas Jambi.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Alfabeta. Bandung.
Supriyanto. 1992. Avertebrata Air. Gramedia. Jakarta.

12

You might also like