Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Ontivia Setiani Wahana
20171030033
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah Manajemen Fasilitas
Disusun oleh :
Ontivia Setiani Wahana
20171030033
November 2017
Pembimbing Lapangan
Dr. Susanto, MS
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Rumah Sakit
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
Menurut WHO, rumah sakit adalah bagian integral dari suatu sosial dan kesehatann dengan
pencegahan penyakit / preventif kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat
Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas
rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
darurat, pelayanan rawat inap dan pelayanan penunjang. Rumah sakit adalah bangunan
gedung yang memerlukan perhatian khusus dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan,
Elektromedis
(IPSRS). Struktur organisasi dan tatakelola IPSRS dibagi dalam beberapa sub bagian/ sub
instalasi sesuai dengan lingkup pekerjaan pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit meliputi:
Non Medis. Biaya pemeliharaan yang dibutuhkan dalam pemeliharaan bangunan rumh
sakit sangat besar, sehingga IPSRS harus memiliki standar dan pedoman untuk menyusun
perencanaan prioritas penanganannya. Pedoman prioritas pemeliharaan sampai saat ini belum
ada yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pemeliharaan di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pembobotan nilai setiap komponen gedung rumah sakit.
Untuk itu, peneliti tertarik untuk membahas dan mengetahui pembobotan nilai setiap komponen
gedung yang selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun prioritas pemeliharaan bangunan/
A. Membuat program kerja pemeliharaan dan perbaikan tahunan dan melaporkannya kepada
B. Melakukan koordinasi dan rapat dengan instalasi terkait Operator Utility, IPSRS sebagai
penyedia sarana dan prasarana di rumah sakit, sumber air bersih, sumber listrik PLN, catu
G. Rujukan perbaikan
Kegiatan IPSRS
1. Perencanaan
a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan UPSRS tehunan, bulanan, mingguan dan harian.
b. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian sarana dan peralatan.
c. Menyusun peraturan kelaikan operasional sarana, prasarana dan peralatan yang menunjang
pelayanan kesehatan.
2. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan peralatan baik yang baru
b. Melakukan pemeliharaan.
- Melakukan tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan medis dan penunjangnya.
g. Melakukan rapat.
- Rapat koordinasi dengan Ka. Inst. Dan Ka. Intalasi unit terkait
h. Pengawasan
perbaikan sarana, prasarana maupun peralatan yang dilaksanakan oleh pihak ke-III.
i. Pelatihan
Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas teknik sehingga program
pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan lancar. Dalam waktu tertentu mendatangkan
tenaga ahli untuk menjabarkan perkembangan dan sistem peralatan yang lama dan akan datang.
Mekanik-Elektronik
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping yang memiliki kapasitas daya listrik
tersambung dari PLN minimal 200 KVA disarankan memiliki sistem jaringan listrik Tegangan
Menengah 20 KV (jaringan listrik TM 20 KV), sesuai pedoman bahwa Rumah Sakit Kelas C
mempunyai Kapasitas daya listrik ± 300 KVA s/d 600 KVA, dengan perhitungan 3 KVA per
(Uninterruptable Power Supply) untuk melayani Kamar Operasi (Central Operation Theater),
Ruang Perawatan Intensif (Intensive Care Unit), Ruang Perawatan Intensif Khusus Jantung
(Intensive Cardiac Care Unit). Sistem Penerangan Darurat (emergency lighting) tersedia pada
berupa diesel generator (Genset). Sistem kelistrikan Rumah Sakit Kelas C seperti RS PKU
monitoring sistem IT kelompok 2E minimal berkapasitas 5 KVA untuk titik-titik stop kontak
yang mensuplai peralatan-peralatan medis penting (life support medical equipment). Sistem
Pembumian (grounding system) harus terpisah antara grounding panel gedung dan panel alat.
Komunikasi
Sistem instalasi komunikasi telepon dan sistem tata komukasi gedung, penempatannya
merugikan lingkungan dan bagian bangunan serta sistem instalasi lainnya, serta direncanakan
dan dilaksanakan berdasarkan standar, normalisasi teknik dan peraturan yang berlaku. Peralatan
dan instalasi sistem komunikasi harus tidak memberi dampak, dan harus diamankan terhadap
gangguan seperti interferensi gelombang elektro magnetik, dan lain-lain. Secara berkala
Sanitasi
Sanitasi rumah sakit merupakan upaya dan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam memberikan layanan dan asuhan pasien yang sebaik-
baiknya. Karena tujuan dari sanitasi rumah sakit tersebut adalah menciptakan kondisi lingkungan
rumah sakit agar tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak
mencemari lingkungan.
Keberadaan rumah sakit sebagai tempat berkumpulnya orang sakit atau orang sehat yang
dapat menjadi sumber penularan penyakit dan pencemaran lingkungan (gangguan kesehatan),
maka untuk mengatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan dari institusi pelayanan
kesehatan, khususnya rumah sakit ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(3) PenyehatanAir
Konsentrasi Maximum
No. Ruang/ Unit Mikroorganisme per udara
(CFU/ )
1 Operasi 10
2 Bersalin 200
3 Pemulihan/perawatan 200-500
4 Observasi bayi 200
5 Perawatan bayi 200
6 Perawatan premature 200
7 ICU 200
8 Jenazah/autopsy 200-500
9 Penginderaan medis 200
10 Laboratorium 200-500
11 Radiologi 200-500
12 sterilisasi 200
13 Dapur 200-500
14 Gawat darurat 200
15 Administrasi, pertemuan 200-500
16 Ruang luka bakar 200
Tersedianya air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, atau dapat mengadakan
pengolahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Rumah sakit menyediakan air bersih minimal
500 liter/ tempat tidur/ hari. Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan. Tersedia penampungan air (reservoir) bawah atau atas.
Distribusi air minum dan air bersih di setiap ruangan/ kamar harus menggunakan jaringan
perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif. Penyediaan Fasilitas air panas dan uap terdiri
atas Unit Boiler, sistem perpipaan dan kelengkapannya untuk distribusi ke daerah pelayanan.
Dalam rangka pengawasan kualitas air maka RS harus melakukan inspeksi terhadap sarana air
minum dan air bersih minimal 1 (satu) tahun sekali. Pemeriksaan kimia air minum dan atau air
bersih dilakukan minimal 2 (dua) kali setahun (sekali pada musim kemarau dan sekali pada
musim hujan), titik sampel yaitu pada penampungan air (reservoir) dan keran terjauh dari
reservoir. Kualitas air yang digunakan di ruang khusus, seperti ruang operasi. RS PKU
MUhammadiyah Gamping yang telah menggunakan air yang sudamh diolah seperti dari PDAM,
sumur bor dan sumber lain untuk keperluan operasi dapat melakukan pengolahan tambahan
dengan cartridge filter dan dilengkapi dengan desinfeksi menggunakan ultra violet. Ruang
Farmasi dan Hemodialisis : yaitu terdiri dari air yang dimurnikan untuk penyiapan obat,
yang berlaku.
Instalasi pengolahan limbah cair sendiri dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi
persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah
perkotaan.Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian limbah
yang dihasilkan. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah
harus dilengkapi/ ditutup dengan gril. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai
kebutuhan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau pihak yang berwenang.
Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan setiap bulan sekali untuk
swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Rumah
sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena zat radioaktif,
rumah sakit sesuai dengan bahan radioaktif yang dipergunakan oleh rumah sakit yang
bersangkutan.
BAB III
KESIMPULAN
Kegiatan FST MMR dilakukan di RSU PKU Muhammadiyah Gamping mengenai Instalasi
Elektromedik, Instalasi Sanitasai dan Instalasi Penunjang Non Medik. Beberapa instalasi
tersebut di Rumah Sakit PKU Gamping Yogyakarta secara keseluruhan sudah cukup baik dan
telah sesuai dengan peraturan undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
2. Depkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tentang Rumah Sakit.
3. JCI., 2011, Joint Commission International Accreditation Standards for Hospitals, 4th
Edition. Oakbrook Terrace, Illinois USA
4. Kemenkes RI., 2011, Standar Akreditas Rumah Sakit, Kerjasama Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Jakarta.