Professional Documents
Culture Documents
Dosen pembimbing:
Nelly Suryani, Ph.D., Apt.
Herdini, M.Si., Apt.
Via Rifkia, M.Si.
Dimas Agung Waskito W, S.Farm.
Disusun oleh:
Kelompok 4C
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Formulasi dari Sediaan Body Scrub.
1.3.2 Mengetahui proses pembuatan Body Scrub ekstrak madu dengan silica dari
beras merah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Body Scrub
Body Srub adalah perawatan tubuh dengan menggunakan lulur. Produk lulur
beruapa cream yang mengandung butiran-butiran kasar didalamnya. Bahan alami yang
dapat digunakan sebagai bahan lulur antara lain bengkoang, beras giling kasal, belimbing,
jeruk nipis, papaya, bunga-bungaan, daun-daunan, biji cokelat, kopi dan kedelai
(Tranggono, 2007).
Srub berfuungsi mengangkat sel kulit mati dipermukaan kulit tubuh yang kasar
dn kusam, selain itu juga berfungsi membantu mempercepat pergantian sel-sel kulit tubuh
yang baru, bersih dan sehat. Scrub/peeling atau lulur adalah perawatan yang
dilakukanoleh terapis dengan cara menggerakkan telapak tangan memutar sambal
mengusap permukaan kulit yang sudah diberi produk lulur. Perawatan ini dapat
dilanjutkan dengan perawatan Body masker. Perawatan ini diakhiri dengan Bath terapy,
dan pengolesan lotion, Body cream atau body butter untuk memaksimalkan hasil
perawatan (Tranggono, 2007).
1. Body Scrub membantu menyehatkan kembali dan merawat kulit agar tidak
kusam, memutihkan kulit, mengencangkan dan menyehatkan kulit.
2. Body Scrub membantu membuang sisa-sisa tumpukan sel-sel kulit mati dan
memberi nutrisu bagi kulit.
3. Body Scrub membuat kulit jadi halus.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan bercampur dalam pelarut polar
Stabilitas : Disimpan dalam wadah tertutup baik pada suhu sejuk atau
suhu ruang
2. Beras Merah
3. Setil Alkohol
4. Propilen glikol
5. Asam Stearat
7. TEA
8. Gliserin
9. Aquadest
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa
Stabilitias : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk
fisik (es, uap, air). Air harus disimpan dalam wadah yang
sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaanya harus
terlindungi dari kontaminasi partikel – partikel ion dan bahan
organik yang dapat menaikan konduktifitas dan jumlah
karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel – partikel
lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan bahan eksipien lain yang mudah terhidrolisis
Fungsi : Sebagai fase air
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2.1 Alat
Hot plate
Beaker glass
Cawan penguap
Batang pengaduk
Wadah sediaan
pH indikator universal
Pipet tetes
Object glass
Termometer
3.2.2 Bahan
Madu
Setil alkohol
Propilen glikol
TEA
Asam stearat
Gliserin
Parfum jeruk
Aquadest
3.3 Prosedur Kerja
Dicampurkan
Dileburkan Setil
Propilrn glikol,
alcohol dan
gliserin, TEA,
Asam stearat
aquadest dengan
dengan
pemanasan hingga
pemanasan
700C
hingga 700C
1000
C
Dicampurkan keduanya di
dalam lumping hangat dan BUTIRAN BERAS
1000
diaduk dengan menggunakan C
alu hingga membentuk massa MERAH
putih seperti susu
Madu
3.3.2 Evaluasi
UJI ORGANOLEPTIK
Dengan melihat karakteristik sediaan secara visual atau secara fisik, seperti
bentuk, warna, bau, dan sensasi di tangan.
UJI HOMOGENITAS
UJI PH
UJI HEDONIK
ORGANOLEPTIS
Bentuk : Cream
Warna : Putih dengan butir merah
Aroma : Aroma jeruk
PENILAIAN 1C 2C 3C
WARNA 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TEKSTUR 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
AROMA 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
PACKAGING 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
KENYAMANAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
PEMAKAIAN
pH Ekstrak
HOMOGENITAS 1 2= 5 3 4 1 pH Sediaan
2 3 = 47 1 2 3 HOMOGEN
4
4.2 Pembahasan
Pada praktikum, praktikan melakukan pembuatan sediaan body scrub. Body scrub
merupakan sediaan yang memiliki butir-butir halus ke permukaan kulit dengan cara
menggosoknya. Tujuan pemakain body scrub untuk mengelupaskan kulit ari yang ada di
bagian terluar/kulit mati. Hasil yg diperoleh adalah kulit akan terlihat lebih cerah karena
kulit mati yang menutupi terangkat. Oleh karena itu butir-butir halus yang merupakan
komponen utama dari body scrub, maka perlu dilakukan pengukuran partikel dari butir-
butir tersebut. Sehingga dilihat pada ukuran partikel berapa memberikan kenyamanan
terhadap kulit. Karena ukuran dari partikel tersebut merupakan bahan untuk mengikis
kulit. Jika ukuran partikel terlalu halus maka proses pengangkatan sel kulit mati tidak
akan terjadi. Sebaliknya jika ukuran partikel terlalu kasar maka akan menyebabkan kulit
menjadi iritasi.
Setelah kedua fase dan mortar telah siap, massa B dimasukkan terlebih dahulu ke
dalam mortar lalu disusul dengan massa A. Hal ini dilakukan karena sistem emulsi yang
digunakan adalah sistem emulsi minyak dalam air. Setelah kedua massa masuk, kemudian
diaduk terus secara geometris dan searah hingga terbentuk massa putih seperti susu dan di
tambahkan madu sebagai ekstrak kental dan scrub beras merah. Setelah terbentuk massa
dan suhu sediaan telah turun, kemudian di tambahkan parfum dan ekstrak ke dalam
sediaan. Hal ini dilakukan untuk mencegah menguapnya. Setelah tercampur rata,
kemudian sediaan dimasukkan kedalam wadah dan diberi label.
Hasil evaluasi sediaan yang dilakukan, didapatkan sediaan body scrub yang
berwarna putih, homogen, dengan tekstur lembut dan berbau harum aqua fresh. . pH
diukur menunjukkan di pH 7, pH madu adalah 5. Perubahan pH yang terjadi disebabkan
karena ekstrak telah bercampur dengan bahan-bahan yang dapat menaikkan pH sediaan
seperti TEA.
BAB V
KESIMPULAN
Body scrub yang dibuat yaitu krim minyak dalam air yang memiliki pH 7 yang sesuai
dengan pH fisioligis kulit. Body scrub yang dibuat memiliki organoleptis berwarna putih,
homogen, tekstur lembut, wangi aqua fresh dan konsistensi yang cukup. Scrub yang
digunakan yaitu dari beras merah yang diayak dengan ayakan mesh nomer 18 yang memiliki
pori 1 mm. Pada pengujian hedonik kelompok lain dan hasilnya body scrub nyaman
digunakan, berbau enak dan efektif mengangkat sel-sel kulit mati.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sri Wahyuni. 2015. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Body Scrub Yang Mengandung
Beras Hitam (Oryza glaberrina) Sebagai Abrasiver. Gorontalo: Universitas Negeri
Gorontalo. (Online : http://eprints.ung.ac.id/12104/2/2015-1-1-48401-821312029-
bab1-01082015060757.pdf, diakses pada 7 Mei 2017).
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Rowe, R.C., Sheskey P.J., Queen M.E. 2009. Handbook Of Pharmaceutical
Excipient, 6th Edition. London: Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Assosiation.
Tranggono. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengantar Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Yuliati, Erma, dan Annas Binarjo. 2010. Pengaruh Ukuran Partikel Tepung Beras Terhadap
Daya Angkat Sel Kulit Mati Lulur Bedak Dingin. Yogyakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Ahmad Dahlan. (Online:
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/123442_Prosiding_konggres_IAI_2010-1.pdf,
diakses pada 7 Mi 2017).
Lampiran
1. Kemasan primer
2. Kemasan Skunder