You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan upaya pembangunan


berkelanjutan yang menjadi acuan dalam kerangka pembanggunan dan
perundingan negara-negara di dunia sebagai pengganti pembangunan global
Millenium Development Goals (MDGs) yang telah berakhir di tahun 2015. SDGs
memiliki beberapa tujuan, diantaranya menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, dengan salah satu
outputnya mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) hingga 70 per 100.000
kelahiran hidup (KH) pada tahun 2030. Output ini tentunya semakin turun jika
dibandingkan target MDGs tahun 2015 yaitu menurunkan AKI menjadi 102 per
100.000 KH dalam kurun waktu 1990-2015.

Kematian maternal merupakan masalah kesehatan global yang menjadi


indikator penting dalam keberhasilan program kesehatan ibu sekaligus salah satu
indikator dalam menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. World Health
Organization (WHO) memperkirakan setiap harinya 800 perempuan meninggal
akibat komplikasi kehamilan dan proses melahirkan. Laporan WHO tahun 2014
menunjukkan AKI di dunia sebesar 289.000 jiwa, di mana terbagi atas beberapa
negara, antara lain Amerika Serikat mencapai 9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000
jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka Kematian Ibu di negara maju sebesar
16 per 100.000 KH, sedangkan di negara berkembang mencapai angka 230 per
100.000 KH, artinya negara berkembang menyumbang 99% kematian maternal di
dunia.

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menempati urutan AKI


tertinggi se-Asia Tenggara pada tahun 2014 yaitu 214 per 100.000 KH, diikuti
dengan Fhilipina 170, Vietnam 160, Thailand 44, Brunei 60, dan Malaysia 39 per
100.000 KH. (3) Tingginya angka kematian ini menggambarkan masih rendahnya
derajat kesehatan masyarakat dan berpotensi menyebabkan kemunduran ekonomi
dan sosial di level rumah tangga, komunitas, dan nasional.

Angka Kematian Ibu secara nasional dari tahun 1991-2015 bergerak


fluktuatif. Hasil Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan
penurunan AKI selama periode tahun 1991-2007 dari 390 menjadi 228 per
100.000 KH, tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 359 per 100.000 KH, dan
hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 kembali menunjukkan
penurunan AKI menjadi 305 per 100.000 KH. Penurunan angka kematian tersebut
belum mencapai target MDGs yaitu menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000
KH pada tahun 2015 dan masih jauh dari output SDGs untuk mengurangi AKI
hingga 70 per 100.000 KH pada tahun 2030.

Dari latar belakang diatas maka kelompok menyusun makalah tentang


evaluasi akhir/goal program SDG’s dalam meningkatkan kesehatan ibu.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep dari Sustainable Development Goals (SDGs) ?
1.2.2 Bagaimana Program Sustainable Development Goals (SDGs) dalam
meningkatkan kesehatan ibu ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui konsep dari Sustainable Development Goals (SDGs)
1.3.2 Untuk mengetahui Program Sustainable Development Goals (SDGs)
dalam meningkatkan kesehatan ibu

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dari Sustainable Development Goals (Sdgs)
1.2.1 Definisi Sustainable Development Goals (Sdgs)

Sidang umum Perserikatan Bangsa–Bangsa (PBB) pada 25 September


2015 lalu di New York, Amerika Serikat, secara resmi telah mengesahkan Agenda
Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs sebagai kesepakatan pembangunan
global. Sekurangnya 193 kepala negara hadir, termasuk Wakil Presiden Jusuf
Kalla, turut mengesahkan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 untuk
Indonesia. Mulai tahun 2016, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2015–
2030 secara resmi menggantikan Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs)
2000–2015. SDGs berisi seperangkat tujuan transformatif yang disepakati dan
berlaku bagi seluruh bangsa tanpa terkecuali.

Pengertian SDGs adalah singkatan atau kepanjangan dari sustainable


development goals, yaitu sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan
dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia.Konsep
SDGs melanjutkan konsep pembangunan Millenium Development Goals (MDGs)
di mana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015.

SDGs untuk tahun 2016 – 2030. SDGs ini, merupakan program yang
kegiatanya meneruskan agenda-agenda MDGs sekaligus menindaklanjuti program
yang belum selesai. Bidang kesehatan yang menjadi sorotan adalah sebaran balita
kurang gizi di Indonesia, proporsi balita pendek, status gizi anak, tingkat kematian
ibu, pola konsumsi pangan pokok, dan sebagainya.

Secara teknis, dari delapan tujuan pembangunan milenium ini masing-


masing telah memiliki program yang berkelanjutan untuk dilaksanakan serta
memiliki alokasi anggaran baik dari pemerintah pusat, daerah maupun lembaga
donor.

1. Sasaran pertama, dalam penanggulangan kemiskinan, ada program klaster


PKH, Raskin, PNPM mandiri, KUR dan UKM serta program pemenuhan
kebutuhan fasilitas dasar.
2. Program sasaran kedua, dalam rangka mencapai pendidikan dasar untuk
semua, pemerintah telah menyelenggarakan pendidikan dasar yang
terjangkau dan berkualitas, yang ditempuh antara lain melalui program
Bantuan Operasional Sekolah yang dilaksanakan sejak tahun 2005 dan
cakupan pada tahun 2011 sebesar 42,1 juta orang.
3. Program sasaran ketiga, dalam mendorong Kesetaraan Gender Dan
Pemberdayaan Perempuan upaya peningkatan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan di Indonesia ini secara umum dicapai karena
gencarnya upaya pengarusutamaan gender (PUG) yang dilakukan sejak
tahun 1999.
4. Sasaran keempat, dalam menurunkan Angka Kematian Anak, berbagai
upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesehatan anak
Indonesia, yakni melalui continuum of care berdasarkan siklus
hidup, continuum of care berdasarkan pelayanan kesehatan (promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif), continuum of care pathway sejak anak
di rumah, di masyarakat (pelayanan posyandu dan poskesdes), di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar, dan di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan.
5. Sasaran kelima, dalam meningkatkan Kesehatan Ibu, pemerintah
mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi ibu-ibu dalam persalinan
antara lain dikembangkan tiga program penting, yaitu Jaminan Persalinan,
Kelas Ibu Hamil, dan Rumah Tunggu Ibu Hamil. Selain itu penurunan
angka kematian ibu diperkuat oleh program keluarga berencana.
6. Sasaran keenam, dalam Memerangi Hiv Dan Aids, Malaria Dan Penyakit
Menular Lainnya telah dilakukan berbagai upaya pencegahan. Salah satu
upaya tersebut yakni penggunaan kondom pada hubungan seksual yang
berisiko tinggi menularkan HIV dan AIDS.
7. Sasaran ketujuh, dalam memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dalam
rangka meningkatkan rasio luas kawasan tertutup pepohonan dan rasio
luas kawasan lindung, Pemerintah Indonesia telah melakukan kegiatan
prioritas rehabilitasi hutan dan lahan kritis, termasuk hutan mangrove,
pantai, gambut dan rawa pada Daerah Aliran Sungai prioritas di seluruh
Indonesia dengan target pada periode 2010-2014 seluas 2,5 juta hektar.
8. Sasaran kedelapan, dalam Membangun Kemitraan Global Untuk
Pembangunan, Berbagai langkah dilakukan untuk meningkatkan rasio
besarnya ekspor dan impor terhadap PDB, antara lain melalui kebijakan
peningkatan daya saing produk ekspor nonmigas melalui diversifikasi
pasar serta peningkatan keberagaman dan kualitas produk, yang didukung
oleh strategi, mendorong upaya diversifikasi pasar tujuan ekspor untuk
mengurangi tingkat ketergantungan kepada pasar ekspor tertentu;
meningkatkan keberagaman dan kualitas produk terutama untuk produk-
produk manufaktur yang bernilai tambah lebih besar, berbasis pada sumber
daya alam, dan permintaan pasarnya besar; dan meningkatkan kualitas
perluasan akses pasar, promosi, dan fasilitasi ekspor nonmigas di berbagai
tujuan pasar ekspor melalui pemanfaatan skema kerjasama perdagangan
baik bilateral, regional maupun multilateral; serta melakukan pengendalian
impor produk-produk yang berpotensi menurunkan daya saing produk
domestik di pasar dalam negeri.
1.2.2 Indikator Sustainable Development Goals (SDGs)

Adapun tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan


SDGs, yaitu:

1. Indikator yang melekat pada pembangunan manusia (Human


Development), seperti pendidikan dan kesehatan.
2. Indikator yang melekat pada lingkungan kecil (Social Economi
Development), seperti ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan serta
pertumbuhan ekonomi.
3. Indikator yang melekat pada lingkungan yang lebih besar (Environmental
Development), seperti ketersediaan sumber daya alam dan kualitas
lingkungan yang baik.

1.2.3 Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)

SDGs berisi 17 Tujuan. Salah satu Tujuan adalah Tujuan yang mengatur
tata cara dan prosedur yaitu masyarakat yang damai tanpa kekerasan,
nondiskriminasi, partisipasi, tata pemerintahan yang terbuka serta kerja sama
kemitraan multi pihak.

Proses perumusan SDGs berbeda sekali dengan MDGs. SDGs disusun


melalui proses yang partisipatif, salah satunya melalui survei Myworld (boks 1).
Salah satu perubahan mendasar yang dibawa oleh SDGs adalah prinsip “tidak ada
seorang pun yang ditinggalkan”.

SDGs juga mengandung prinsip yang menekankan kesetaraan antar–


negara dan antar–warga negara. SDGs berlaku untuk semua (universal) negara–
negara anggota PBB, baik negara maju, miskin, dan negara berkembang (lihat
Boks 2, Perbedaan MDGs dan SDGs).

Pada bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan berikut ini :

1. Menghapuskan Kemiskinan

Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di semua tempat.

2. Menghapuskan Kelaparan

Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi,


serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.

3. Hidup Sehat

Memastikan hidup yang sehat dan menggalakkan kesejahteraan untuk


semua usia.

4. Pendidikan Berkualitas

Memastikan pendidikan berkualitas yang terbuka dan setara serta


menggalakkan kesempatan untuk belajar sepanjang umur hidup pada
semua orang.

5. Kesetaraan Gender
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan anak
perempuan.

6. Air Bersih dan Sanitasi

Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkesinambungan atas


air dan sanitasi untuk semua orang.

7. Energi yang bisa diperbarui dan terjangkau

Memastikan akses pada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan


modern bagi semua orang.

8. Ekonomi dan pekerjaan yang baik

Menggalakkan perkembangan ekonomi yang berkesinambungan,


terbuka, dan berkelanjutan, lapangan kerja yang utuh dan produktif, serta
pekerjaan yang layak bagi semua orang.

9. Inovasi dan infrastruktur yang baik

Membangun infrastruktur yang tahan lama, menggalakkan industrialisasi


yang berkesinambungan dan terbuka, serta mendorong inovasi.

10. Mengurangi kesenjangan

Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara.

11. Kota dan komunitas yang berkesinambungan

Membuat kota dan pemukiman manusia terbuka, aman, tahan lama, serta
berkesinambungan.

12. Penggunaan sumber-sumber daya yang bertanggung jawab


Memastikan pola-pola konsumsi dan produksi yang berkesinambungan.

13. Tindakan iklim

Mengambil tindakan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan


pengaruhpengaruhnya.

14. Lautan yang berkesinambungan

Melestarikan dan menggunakan samudra, laut, dan sumber-sumber daya


maritim secara berkesinambungan untuk pengembangan yang lestari.

15. Penggunaan tanah yang berkesinambungan

Melindungi, mengembalikan, dan menggalakkan penggunaan yang


lestari atas ekosistem daratan, mengelola hutan secara
berkesinambungan, memerangi penggundulan hutan, dan memperlambat
serta membalikkan degradasi tanah serta memperlambat hilangnya
keragaman hayati.

16. Kedamaian dan Keadilan

Menggalakkan masyarakat yang damai dan terbuka untuk pengembangan


yang lestari, memberikan akses pada keadilan untuk semua orang dan
membangun institusi yang efektif, bertanggung jawab, serta terbuka di
semua tingkatan.

17. Kemitraan untuk pengembangan Yang Lestari

Memperkuat cara-cara penerapan dan menghidupkan kembali kemitraan


global untuk pengembangan yang berkesinambungan.
1.2.4 Prinsip Sustainable Development Goals (SDGs)

Prinsip-prinsip SDG’s berdasarkan Outcome Document Rio+20 yaitu:

1. Tidak melemahkan komitmen internasional terhadap pencapaian MDGs pada


tahun 2015
2. Mempertimbangkan perbedaan kondisi, kapasitas dan prioritas nasional
3. Fokus pada pencapaian ketiga dimensi pembangunan berkelanjutan secara
berimbang ekonomi, sosial dan lingkungan
4. Koheren dan terintegrasi dengan agenda pembangunan pasca 2015
2.2 Program Sustainable Development Goals (SDGs) dalam meningkatkan
kesehatan ibu
2.2.1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu di Indonesia
1. Gambaran Umum Kesehatan Ibu di Indonesi

Kesehatan ibu adalah persoalan utama pembangunan di Indonesia. Namun


faktanya, diantara banyak target pencapaian Millenium Development Goals di
Indonesia, target kesehatan ibu masih jauh tertinggal dan perlu perhatian khusus.
Meskipun Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan secara
bertahap dari 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup tahun 1991 menjadi 228
tahun 2007, tapi angka tersebut masih tergolong tinggi. Angka Kematian Ibu di
Indonesia masih dianggap sebagai salah satu yang tertinggi di kawasan Asia
Tenggara.

You might also like