You are on page 1of 21

TUGAS

MOPK
ASKEP EKLAMPSI

Disusun Oleh :
Nama : I Wayan Swadha Jusleo
NIM : 04. 05. 0997.
Kelas : A/ KP/ VI
Prodi : Ilmu Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2008
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “
ASUHAN KEPERAWATAN EKLAMPSI ” dengan baik. Adapun penulisan makalah ini
dalam rangka memenuhi tugas NSP pada semester IV di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Surya Global Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.
Makalah ini dibuat untuk melatih mahasiswa dalam mengembangkan ilmu
pengetahuannya, dan didalam pembuatan makalah ini saya dapaat mempelajari dan
mengetahui bagaimana cara atau menyikapi tentang masalah-masalah kesehatan pada
kehidupan kita yang bias saja timbul berbagai macam tanda-tanda atau gejala-gjala
penyakit pada umunya.
Atas tersusunnya makalah ini, saya berterima kasih kepada:
1. Erni Murniasih S.Kep.Ns selaku dosen wali saya
2. Bapak Darmasta Maulana S.Kep.Ns selaku dosen pembimbing
NSP
3. Tim didalam NSP
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini
sampai selesai
Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan, guna kesempurnaan
dalam penulisan makalah ini.
Demikian sebuah pengantar dari saya, dan saya sangat berharap makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, April 2008

Penyusu
Asuhan Keperawatan Eklampsi
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Eklamsi adalah penyakit akut dengan kejang dan koma pada wanita hamil
dalam nifas disertai dengan udema dan proteinuria.
B. ETIOLOGI
Sebab eklampsi belum diketahui dengan benar, salah satu teori yang
dikemukakan ialah bahwa eklampsi disebabkan iscemia rahim dan ischaemia
uteroplasentae. Selama kehamilan uterus memerlukan darah lebih banyak. Pada
mola hidatidosa, hidramnion, kehamilan kembar, mulipara, pada akhir kehamilan,
pada persalinan, juga pada penyakit pembuluh darah ibu, diabetes, peredaran
darah, dalam dinding rahim kurang, maka keluarlah zat-zat dari plasentae atau
deciduas yang menyebabkan vaso spasmus fan hipertensi.
C. KLASIFIKASI
Menurur terjadinya eklampsi kita mengenal istilah:
a. Eklampsi Antepartum ialah eklampsi yang terjadi sebelum persalinan.
Terjadi pada triwulan terakhir dan makin besar kemungkinan mendekati
saat cukup bulan.
b. Eklampsi Intapartum ialah eklampsi yang terjadi sat persalinan.
c. Eklampsi Postpartum ialah eklampsi yang terjadi setelah persalinan.
Timbul 24 jam setelah persalinan.
D. GEJALA
Ekampsia selalu didahului gejala-gejala pre-eklampsi. Gejala-gejala pre-
eklampsi yang berat seperti: Sakit kepala yang keras, penglihatan kabur, nyeri ulu
hati, kegelisahan dan hiperefleksi sering mendahului serangan kejang.
Serangan dibagi enpat tingkat, yaitu:
1. Tingkat invasi atau awal
Berlangsung kira-kira 30 detik. Mata penderita terbuka tanpa melihat kelopak
mata berputar demikian pula tangannya dan kepala diputar kekanan dan kiri.
2. Tingkat kejangan tonik
Berlangsung kurang lebih 30 detik. Seluruh otot menjadi kaku wajahnya
kelihatan kaku, tangan menggenngamndan kaki membengkok ke dalam.
Pernafasan berhenti, muka mulai menjadi sianotik lidah dapat tergigit.
3. Tingkat kejangan klonik
Berlangsung antara 1-2 menit. Spasmus tonik dan klonik menghilang. Semua
otot berkontraksi an berulang-ulang dalam tempo cepat. Mulut membuka dan
menutup dan lidah dapat tergigit lagi. Bola mata menonjol. Dari mulut keluar
ludah yang berbusa, muka menunjukkan kongesti dan sianosis. Penderita
menjadi tak sadar. Kejangan klonik ini dapat demikian hebatnya dan penderita
menarik nafas secara mendengkur.
4. Tingkat koma
Lamanya koma ini dari beberapa menit sampai berjam-jam. Kalau pasien
sadar kembali maka ia tidak dapat ingat apa yang terjadi (amnesi retrogent).
E. KOMPLIKASI
Komplikasi terberat adalah kematian ibu an janin. Komplikasi dibawah ini
dapat terjadi pada pre-eklampsia, yaitu:
1. Solusio plasenta. Terjadi pada ibu hipertensi akut dan lebih sering pada pre-
eklampsi.
2. Hipofibrinogenemia. Dianjurkan pemeriksaan kadar fibrinogen secara pada
berkala.
3. Hemolisis. Penderita pre-eklampsia berat menunjukkan gejala klinik hemolisis
karana iksterus dan belum diketahui apakah ini kerusakan sel-sel hati atau
destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati yang sering ditemukan
pada autopsy penderita eklampsi dapat menerangkan ikterus tersebut.
4. Perdarahan otak. Penyebab utama kematian maternal penderita eklampsi.
5. Kelainan mata. Buta sementara, berlangsung sampai seminggu, dapat terjadi.
Perdarahan kadang pada retina, mereupakan tanda gawat terjadi apopleksia
serebri.
6. Edema paru-paru. Karena payah jantng.
7. Nekrosis hati. Akibat vasospasmus ateriol umum. Pemeriksan faal hati,
terutama penentuan enzim-enzimnya.
8. Sindrom HELP. Yaitu, elevated liver enzymes, dan low platelet.
9. Kelainan ginjal. Berupa endetolisis glomerulus yaitu pembengkakan
sitoplasma sel endeteliosis tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya.
Kelainan lain yang dapat timbul anuria sampai gagal ginjal.
10. Kompliksai lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat kejang-
kejang pneumonia aspirasi, dan DIC (disseminated intavaskuler coagulation).
11. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra-uterin.
F. PENCEGAHAN
Usaha untuk menurunkan frekjuensi eklampsia, yaitu:
1. Meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar
semua wanita hamil memeriksakan antenatal dan mengusahakan agar wanita
hamil memeriksakan diri sejak hamil muda.
2. Mencari pada tiap tanda-0tanda pre-eklampsi dan mengobatinya segera
apabila ditemukan.
3. Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada kehamilan 37 minggu keatas
apabila setelah dirawat tanda-tanda pre-eklampsia tidak juga dapat
dihilangkan.
G. PENANGGULANGAN
Tujuan utama pengobatan eklampsi adalah menhentikan berulangnya
serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman
setelah keadaan ibiu mengizinkan.
Pengawasan dan perawatan yang intensif sangat penting bagi penanganan
pendertiuta eklampsi sehingga ia harus di rawat di RS. Pada pengankutan di RS
diperlukan obat penenang yang cukup untuk menghindarkan kejangan, penderita
harus disertai seorang tenaga yang trampil dalam resusitasi dan yang dapat
mencegah terjadinya trauma apabila terjadi serangan kejang.
Tujuan pertama pengobatan eklampsi adalah menghentikan kejang
vasospasmus dan meningkatkan diuresis. Dalaam hal ini yang perlu diberikan jika
timbul kejang adalah mempertahankan jalan pernapasan bebas, menghindarkan
tergigitnya laidah, pemberian oksigen, dan menjaga agar penderita tidak
mengalami trauma. Untuk menjaga jangan sampai terjadi kejang lagi yng
selanjutnya mempengaruhi gejala-gejala lain, dapat diberikan beberapa obat
misalnya:
1. Sodium penthothal. Sangat berguna menghentikan kejang dengan segera bila
diberikan secara intravena. Obat hanya diberikan di RS dengan pengawasan
yang sempurna dan tersedianaya kemungkinan untuk intubasi dan resusitasi.
Dosis diberikan sebanyak 0,2-0,3 g perlahan-lahan.
2. Sulfasmagnesicus. Yang mengurangi kepekaaan saraf pusat pada hubungan
neurovaskuler tanpa mempengaruhi bagian lain dari susunan saraf. Dosis
diberikan 8 g dalam larutan 40 % secara IM; selanjutnya tiap 6 jam 4 g,
dengan syaraf reflek patella masih +, pernafasan 16 atau lebih permenit,
diuresis harus melebihi 600 ml selain intramusculus. Sulfamagnesicus dapat
diberikan secara perlahan-lahan, diikuti 8 g IM dan selalu disediakan kalsium
glukonas 1 g dalam 10 ml sebagai antibody.
3. Lytik cocktail yang terdiri atas petidin 100 mg, dan prometazin 50 mg
dilarurkan dalam glukosa 5% 500 ml diberikan secara infuse intrvena.
Sebelum diberikan obat penenang yang cukup, maka penderita eklampsi
harus dihindarkan dari semua rangsang yang dapat menimbulkan kejang seperti
keributan, injeksi, atau pemeriksaan dalam. Penderita dirawat dalam kamar isolasi
yang tenang, tekanan darah, nadi, pernapasan dicatat tiap 30 menit pada suatu
kertas grafik.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENDERITA
EKLAMPSI

1. Pengkajian :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
Jam
a. Identitas pasien
Nama :
Umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Alamat :
Suku/bangsa :
Perkerjaan :
Statuss :
b. Penanggung jawab
Nama :
Umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Alamat :
Suku/bangsa :
Perkerjaan :
Statuss :
c. Riwayat keperawatan/kesehatan
- Keluhan utama
Biasanya pada penderita eklampsi mengeluh sakit kepala keras,
pengelihatan kabur, neri ulu hati, kegelisahan dan hiperefleksi sering
mendahului kejang.
-Riwayat kesehatan sekarang
Pada eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotomal,
diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-
muntah. Gejala-gejala ini sering merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan
terjadi. Tekanan darah pun meningkat lebih tinggi, udema menjadi lebih umum
dan proteinuria bertambah banyak.

- Riwayat kesehatan dahulu


Sampai saat ini, belum diketahui dengan jelas tentang riwayat keluarga
yang dapat menimbulkan ekalampsi. Tetapi salah satu teori yang dikemukakan
ialah bahwa eklampsi disebabkan iscemia rahim dan ischaemia uteroplasentae.
Selama kehamilan uterus memerlukan darah lebih banyak. Pada mola hidatidosa,
hidramnion, kehamilan kembar, mulipara, pada akhir kehamilan, pada persalinan,
juga pada penyakit pembuluh darah ibu, diabetes, peredaran darah, dalam dinding
rahim kurang, maka keluarlah zat-zat dari plasentae atau deciduas yang
menyebabkan vaso spasmus fan hipertensi.

- Riwayat kesehatan keluarga


Kehamilan plasenta previa bukanlah merupakan suatu penyakit keturunan,
melainkan penyakit ini erat kaitannya dengan kelainan yang terjadi pada organ
reproduksi wanita.
Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Kawin
d. Pola fungsi kesehatan (GORDON)
1. Pola persepsi - pemeliharaan kesehatan
Pada penderita yang mengalami gangguan kehamilan eklampsi diharapkan
menjaga kehamilannya dengan menjaga tekanan darahnya dan mengawasi
intake cairan yang dikonsumsi serta mngatur pola makan yang efektif. Tidak
minum-minuman keras ataupun merokok, tidak makan makanan yang banyak
mengandung garam dan membatasi asupan caairan yang berlebihan.

2. Pola aktivitas dan latihan

AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi √
Ambulasi √
Makan √

Keterangan :
0 : mandiri
1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total

3. Pola nutrisi dan metabolisme


Kebutuhan akan cairan terganggu karena penurunan kapabilitas ginjal
dalam menyaring darah akibatnya terjadi penumpukan cairan pada daerah
tertentu (udema)
4. Pola eliminasi
Pola BAK pada pasien berkurang 3 x sehari, BAB pada pasien tetap 1-2 x
sehari
5. Pola tidur dan istirahat
Biasanya pola tidur pada pasien yang mengalami eklampsi mengalami
penurunan dikarenakan nyeri yang dirasaka pada bagian kepala
6. Pola kognetif-perceptual
Pada penderita eklampsi biasanya mengalami penurnan kesadaran akibat
hipoperfusi jaringan yang disebabkan oleh suplai oksigen yang tidak adekuat
7. Pola toleransi-koping stress
Perbedaan pada pola koping pada setiap pasien berbeda-beda, tergantung
dari jenis penyakit yang dialami
8. Persepsi diri atau konsep diri
Harga diri : tidak terganggu
Ideal diri : tidak terganggu
Identitas diri : tidak terganggu
Gambaran diri : tidak terganggu
Peran diri : tidak terganggu
9. Pola hubungan dan peran
Menyangkut hubungan pasien dengan keluarga, masyarakat, tempat pasien
bekerja, status pernikahan, status dukungan dari keluarga, masyarakat, teman
dan lingkungan pasien di R.S ketika pasien mendeita suatu penyakit
10. Pola seksual reproduksi
Pada pasien dengan gangguan kehamilan eklampsi hubungan seksual
reproduksinya terganggu, karena nyeri yang dirasakan pasien yang
menghambat respon akan berhubungan seksual.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Menyangkut agama dan kepercayaan seseorang, larangan yang dibolehkan
dan yang tidak diperbolehkan, dan bagaimanana cara klien beribadah selama
sakit

e. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
Kesan umum : compos metis
Wajah : pucat
Kesadaran : lemah

 Nadi : kuat dan cepat


 Tekanan darah : hipertensi (150/90 mmHg)
 Pernafasan : 20x / mnt
 Suhu tubuh : 36,5-37,5 derajat C
2. Pemeriksaan Head To Toe
 Kepala
Inspeksi : meliputi, rambut, bentuk, distribusinya, ada ketombe atau
tidak, peradangan atau tidak
Palpasi : meliputi terdapat benjolan atau tidak
Wajah : simetris, dan tampak pucat
Mata : meliputi kesimetrisan, bentuk, konjungtiva pucat atau
tidak , pupil (reaksinya), sclera putih atau tidak, kelopak
mata (bentuknya), kulit kelopak mata (warnanya)
 Telinga
Inspeksi : meliputi bentuk simetris atau tidak, ada cairan keluar dari
telinga atau tidak, ada lesi atau tidak
Palpasi : ada tidaknya benjol dan ada atau tidak peradangan
 Hidung
Inspeksi : meliputi lubang hidung simetris atau tidak, ada tidaknya
polips dan peradangan
Palpasi : ada tidaknya radang, ada tidaknya tumor dan ada tidaknya
nyeri tekan

 Mulut
Inspeksi : meliputi bentuk bibir, kering atau tidak, ada tidaknya
stomatitis.
 Leher
Inspeksi : meliputi warnanya
Palpasi : meliputi ada tidaknya pembengkakan kelenjar tyroid,
terasa atau tidak nyeri disekitar leher dan bahu
 Dada
Inspeksi : meliputi kesimetrisan bentuk dada, pergerakan kanan dan
kiri simetris atau tidak
Palpasi : ictus cordis +
Perkusi : sonor
Auskultasi : meliputi suara nafas
 Abdomen
Inspeksi : Perut tampak membesar dan menegang
Palpasi : nyeri hebat pada seluruh perut atau satu sisi perut
Perkusi : adanya suara tympani
Auskultasi : bising usus 15-35 x per menit
 Genitalia
Terjadinya pendarahan pada vagina
 Ekstremitas
Meliputi pergerakan kaki dan tangan baik yang kiri maupun kanan
apakah terkoordinasi dengan baik atau tidak, apakah ada kekakuan
atau tidak, terdapat nyeri atau tida

f. Pemeriksaan penunjang
 USG
 CT Scan
 Pemeriksaaan laboratorium mencakup pemeriksaan : Hb, Hematokrit,
HCT, COT, Gol,darah
 Pemeriksaan dalam pada saat akan dilakukan operasi
 Pemeriksaan in spekulo
 Penentuaan letak plasenta secara tidak langsung dapat melalui :
- Radiografi
- Radio sotop
- Ultrasonografi
g. Data Fokus
1. Data subjektif
 Pada pasien yang mengalami perekalmsi mengatakan terasa sakit
dikepala
2. Data objektif
 Terjadinya peningkatan tekan darah
 Nyeri pada area kepala
 Biasanya pasien lemah
 Tidak bisa tidur
 Tampak gelisah
 Pergerakan terbatas
 Kemampuan terbatas dalam melakukan keterampilan motorik
kasar atau halus
 Dalam bergerak dibantu
 Tampak pucat
 Tampak lemah
 Biasanya pasien gelisah
 Biasanya pasien menahan nyeri
 Nafsu makan berkurang
 Tampak penumpukan cairan di bagian tubuh bawah (udema)
 Kesadaran menurun
 Nadi kuat dan cepat
 Terjadi penurunan kadar Hb
 Hipoperfusi jaringan otak
 Hipoperfusi uterus
 Penurunan fungsi gianjal dengan nilai keratinin jauh dari normal

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH

 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring dan imobilisasi


 Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan Exchange problem atau
gangguan sirkulasi (vasokontriksi)
 Resiko injuri berhubungan dengan gerakan tonik/klonik yang tidak terkontrol
selama episode kejang
 Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan

INTERVENSI
No TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONAL
1. Setelah dilakukan tindakan Manajemen intoleransi
keperawatan selama 1 x 24 jam, (0256) :
diharapkan aktifitas meningkat  Bekerjasama dengan Untuk mengetahui
dengan, KH : ahli fisik dalam aktivitas yang dapat
Activity tolerance (0005) melakukan terapi dan dilakukan oleh
 Denyut jantung meningkat monitor aktivitas pasien
sesuai yang diharapkan pasien
(000502)  Menentukan kemapuan Agar pasien terbiasa
 Pernafasan meningkat pasien dalam hal untuk untuk melakukan
sesuai yang diharapkan meningkatkan aktivitas sendiri
(000503) frekuensi aktivitasnya Agar pasien tidak
 Mampu berjalan (000510)  Membantu untuk merasa bosan
 Kekuatang meningkat memilih aktivitas yang dengan aktivitas
(000512) disenangi oleh pasien yang monotone
 Catat aktivitas yang Agar pasien terbiasa
dilakukan sehari-hari  Membantu untuk melakukan hal yang
(000513) memusatkan pasien dikerjakan
NOC LABEL pada apa yang dia
 Tidak Dilakukan Sama lakukan Agar pasien dapat
Sekali  Instruksikan pada memilih aktifitas
 Jarang Dilakukan pasien atau keluarganya yang baik dan
 Kadang Dilakukan bagaimana cara bermanfaat
 Sering Dilakukan menentukan aktifitas
 Selalu Dilakukan yang diinginkan
dengan baik oleh
pasien Informasi yang

 Ajarkan room aktif dan tepat seperti

room pasif memotifasi pasien


untuk bergerak
dapat mengkaji
aktifitas pasien dan
dapat membuat
interfensi lebih
lanjut
2 Setelah dilakukan tindakan Monitoring tanda – tanda vital
keperawatan selama 1 x 24 jam, 0456) Agar dapat
diharapkan perfusi jaringan dapat  Monitor tekanan darah mengetahui dan
kembali seimbang : nadi dan suhu. mengevaluasi
 Tekanan darah sistole perkembangan
stabil (040501) penyakit
 Tekanan darah diastole Untuk mengetahui
stabil (040502)  Monitor TD, R, N pembatasan
 Kekuatan nadi stabil sebelum selama dan aktivitas pasien
(040503) sesudah beraktifitas Untuk mengetahui
 Tidak ada bunyi hipo  Monitor bunyi jantung terjadinya
jantung normal (040504) komplikasi penyakit
 Tidak ada nadi stabil Untuk mengetahui
(040505) asupan oksigen
 Tidak ada angina  Monitor frekuensi dan pasien yang adekuat
(040506) iraa pernapasan
NOC LABEL Akan dapat
 Tidak Dilakukan Sama memperberat kerja
Sekali Perawatan sirkulasi (0256) jantung
 Jarang Dilakukan  Jangan mengelevasi
 Kadang Dilakukan tangan melebih posisi Agar pasien merasa
 Sering Dilakukan jantung lebih nyaman dan
 Selalu Dilakukan  Posisikan paisen semi aliran darah

fowler menjadi lancar


Untuk mencegah
tejadinya
komplikasi penyakit
 Monitor status
hemodinamik
neurology dan vital
sign tiap 4 jam

3 Setelah dilakukan tindakan Management (managemen


keperawatan selama 1 × 24 jam lingkungan ) (6480)
diharapkan klien mampu untuk  Sediakan Agar pasien merasa
mencegah terjadinya infeksi, lingkungan yang aman nyaman dan
dengan KH : untuk pasien nyaman
Risk control (1902)  Identifikasi Untuk mengetahui
 Klien terbebas dari kebutuhan keamanan tingkat kenyamanan
cedera (109201) pasien sesuai dengan dan keamanan
 Klien mampu kondisi pasien
menjelaskan cara/metode Untuk mengetahui
untuk mencegah  Fisik dan fungsi keadaan pasien
injury/cedera(190202) kognitif pasien dan secara umum dan
 Klien mampu riwayat penyakit riwayat penyakit
menjelaskan factor resiko terdahulu pasien terdahulunya
dari lingkungan/prilaku
personal (190203) Untuk mencegah
 Mampu memodifikasi  Menghindarkan terjadinya cedera
gaya hidup untuk lingkungan yang pada saat pasien
mencegah injury (109204) berbahaya (misalnya mengalami kejang
 Menggunakan fasilitas memindahkan
kesehatan yang perabotan) Untuk menjaga
ada(10905)  Menyediakan tempat kesehatan dan
 Mempu mengenali tidur yang nyaman dan menjaga keamanan
perubahan status bersih dan kenyamanaan
kesehatan(10906) pasien pada saat
istirahat
NOC LABEL Agar tidak
 Tidak Dilakukan Sama  Membatasi membuat pasien
Sekali pengunjung menjadi sumpek
 Jarang Dilakukan Agar jarak pandang
 Kadang Dilakukan  Memberikan pasien menjadi jelas
 Sering Dilakukan penerangan yang
 Selalu Dilakukan cukup Untuk memberikan
 Menganjurkan ketenangan pada
keluarga untuk pasien
menemani pasien Agar pasien dapat

 Mengiontrol beristirahat dengan

lingkunagan dari tenang dan nyaman

kebisingan Agar pasien,

 Berikan keluarga dan

penjelasan pada pasien pengunjung

dan keluarga atau mengetahui

pengunjung adanya keadaan/sakit

perubahan status pasien

kesehatan dan
penyebab penyakit

4 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (0568)


keperawatan selama … x 24 jam,  Kaji skala nyeri, Agar dapat
diharapkan nyeri dapat berkurang lokasi,karakteristik, mengkaji tingkat
dengan, KH : durasi, frekuensi, nyeri pasien
Pain control (1605) kualitas
 Kenali factor penyebab  Kaji tingkat nyeri pada Menetahui
(16051) pasien perkembangan
 Penggunaan non analgesic skala nyeri
(160504)
 Penggunaan analgesic bila  Ajarkan dan anjurkan Meningkatkan
perlu (160505) tehnik relaksasi oksigen ke otak
 Laporkan control nyeri  Pantau keadaan umum Mengetahui kondisi
(160511) dari pasien secara umum pada
NOC LABEL pasien
 Tidak Dilakukan Sama  Pertimbangkan sumber Untuk menentukan
Sekali nyeri pada pasien rencana tindakan
 Jarang Dilakukan ketika memilih strategi keperawatan
 Kadang Dilakukan untuk mengurangi selanjutnya
 Sering Dilakukan nyeri
 Selalu Dilakukan

 Kolaborasi Untuk mengurangi

denlukangan dokter rasa nyeri pada

dalam pemberian obat pasien

analgetik (obat anti


nyeri) bila diperlukan

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo.S,ilmu kebidanan,ed.III,cetakan.II.,Yayasan Biana Pustaka Sarwono
Prawirohardjo,1992,hal.365-376

Bagian Obstetric dan ginekologi Fak.Kedokteran Universitas Padjajaran


Bandung,obstetric patologi,1984.Elstar offse.Penatalaksanaan Plasenta Previa

Copy right.2001.T.M.Hanafiah.(bagian obstetric dan genekologi)Fakultas Kedokteran


Universitas Sumatra Utara.google.com

Copy right.2007.bid.Kedokteran UI (masalah preeklamksi).yahoo.com

You might also like