Professional Documents
Culture Documents
Tita Rosita
1. Tita Rosita: Jl. Raya Bogor No. 2 RT 004/006, Kramat Jati Jakarta Timur. No. Hp: +6285217042583,
email: tita_roz18@yahoo.co.id
2. Riri Maria: Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Universitas Indonesia, Kampus UI, Jl. Prof.
Dr. Bahder Djohan, Depok, Jakarta Barat – 16424. No.Hp: +6283819439071, email:
kbmngga@yahoo.com
Abstrak
Prevalensi luka tekan pada pasien semakin meningkat dari tahun ke tahun. Luka tekan merupakan salah satu komplikasi
dari pasien yang mengalami tirah baring lama yang sering terjadi pada pasien yang di rawat di rumah sakit maupun di
rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mobilisasi terhadap terjadinya luka tekan pada
pasien tirah baring di Rumah Sakit di Jakarta. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik
dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 29 responden. Hasil menunjukkan ada
hubungan mobilisasi (p = 0,001) terhadap timbulnya luka tekan. Saran untuk penelitian selanjutnya agar memperluas
instrument penelitian dengan variabel yang lebih bervariasi dengan jumlah sampel yang lebih banyak, dan untuk rumah
sakit membuat kebijakan, agar meningkatkan standar mutu pelayanan keperawatan rumah sakit.
Abstract
Instruction for Author (Title in English). The prevalence of pressure ulcer in patients increasing from year to year.
Pressure ulcer is one of the complications of patients witness bedrest is often the case in patients treated in the hospital
and at home. This study aimed to determine the correlation between the occurrence of pressure ulcer mobilization in
patients bedrest in the Jakarta hospital. The research design used in this study is a cross sectional analytic. The number
of respondents in this study were 29 respondents. The results showed there were a between correlation mobilization
(p=0.001) and the incidence of pressure ulcer. Suggestions for further research is to expand the research instrument
with more varied variable and samples and for hospitals establish of policies, in order to improve the quality standards
of nursing care hospital.
Dampak yang sering kali timbul terhadap Luka tekan di Amerika adalah masalah umum
sistem integumen pada pasien yang mengalami tetapi dapat dicegah dari berbagai banyaknya
tirah baring yaitu luka tekan atau ulkus kasus, baik antara pasien rawat inap dan pasien
dekubitus (Asmadi, 2008). Luka tekan atau yang di rawat di rumah atau home care
ulkus dekubitus itu sendiri adalah area (Cuddigan, Berlowitz, & Ayello, 2001).
setempat dari jaringan lunak yang mengalami
infark yang terjadi ketika penekanan pada kulit Hasil dari penelitian yang dilakukan
karena pasien yang berada di tempat tidur sebelumnya di Indonesia insiden terjadinya
dalam waktu yang lama (Smeltzer & Bare, luka tekan cukup tinggi yaitu sekitar 33,3 %,
2002). Luka tekan adalah cedera yang menurut Association of Southeast Asian
terlokalisasi pada kulit serta jaringan Nations (ASEAN) angka ini termasuk tinggi
dibawahnya dan biasanya diatas tonjolan jika dibandingkan dengan negara-negara yang
tulang, sebagai akibat adanya tekanan atau lainnya (Suryadi, 2006; Yusuf, 2010). Di
kombinasi antara tekanan dan gesekan menurut negara Indonesia untuk angka kejadian ini
National Pressure Ulcer Advisory Panel- sangatlah tinggi dibandingkan di negara-
European Pressure Ulcer Advisory Panel negara lain di dunia, maka diperlukan
(NPUAP-EPUAP, 2009). penanganan yang serius dan khusus untuk
menyelesaikan masalah ini. Depkes (2001)
Luka tekan disebabkan karena terjadinya menetapkan target sasaran mutu pasien tidak
gangguan sirkulasi peredaran darah ke jaringan mengalami luka tekan atau ulkus dekubitus
sehingga mengalami kerusakan atau gangguan selama perawatan haruslah 0 % (Lumenta,
integritas kulit dan stress mekanik terhadap 2008), sesuai dengan indikator mutu pelayanan
jaringan, yang mengakibatkan iskemik lokal. rumah sakit menurut World Health
Jaringan lunak yang berada pada dua Organization (WHO).
permukaan yang keras dan terjadi gesekan
antara kedua permukaan tersebut, yaitu antara Angka prevalensi luka tekan atau ulkus
permukaan rangka tulang dengan permukaan dekubitus yang terjadi di Rumah Sakit di
tempat tidur (Kozier, 2011; Morison, 2004). Jakarta dalam jangka waktu 10 bulan terakhir
pada tahun 2012-2013 yaitu sekitar 1,6 %.
Luka tekan atau ulkus dekubitus terhadap Angka ini harus diwaspadai untuk angka
perawatan pasien akan menjadi lebih lama dan kejadian luka tekan di rumah sakit di Jakarta,
biaya yang ditimbulkan akibat adanya luka supaya persentase nilai tersebut tidak
tekan dapat menjadi lebih tinggi, baik bagi bertambah, mengingat target sasaran mutu
klien itu sendiri maupun bagi rumah sakit. menurut Depkes (2001) untuk tidak mengalami
Pada akhirnya pasien akan terganggu dengan luka tekan atau ulkus dekubitus selama dalam
panjangnya periode hospitalisasi (Morison, masa perawatan haruslah 0% (Lumenta, 2008).
2004). Angka prevalensi di rumah sakit Peneliti merasa hal ini penting untuk diteliti,
perawatan akut telah ditemukan bervariasi walaupun luka tekan atau ulkus dekubitus
antara 4,7% dan 18,6% survei prevalensi luas merupakan komplikasi dari penyakit utama
yang dilakukan di 43 rumah sakit perawatan yang diderita pasien khususnya pasien-pasien
akut. Berdasarkan hasil penelitian di Amerika, tirah baring lama atau imobilisasi.
menunjukkan perbandingan dengan berbagai
variasi tingkat insiden terjadinya luka tekan Metode
atau ulkus dekubitus misalnya, dalam
perawatan akut umum 0,4-38%, terjadi pada Penelitian ini menggunakan desain penelitian
perawatan jangka panjang 2,2 - 23,9% dan 0- analitik dengan pendekanatan cross sectional.
17% timbulnya luka tekan di tatanan Desain penelitian ini bertujuan untuk
perawatan selama di rumah atau home care. mengetahui hubungan antara dua atau lebih
variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah pengumpulan data. Selama melakukan
seluruh pasien yang dirawat di Rumah Sakit di penelitian, peneliti akan melindungi hak azasi
Jakarta, dengan kriteria inklusi yaitu pasien dan kesejahteraan dari responden selama
yang dirawat di Rumah Sakit di Jakarta, proses penelitian, peneliti akan berusaha untuk
bersedia menjadi responden, pasien yang menjaga aspek-aspek etik mulai dari self
mengalami tirah baring atau bedrest selama 3 determination, privacy dan confidentially,
hari di rumah sakit, pada pasien yang memiliki anonymity, informed consent dan protection
kesadaran secara penuh dan mampu from discomfort (Polit & Beck, 2006).
menandatangani lembar persetujuan penelitian
maka pasien yang akan menandatangani Proses pengolahan data dilakukan setelah data
lembar persetujuan penelitian tersebut sendiri, yang diperlukan terkumpul, tahap-tahap
namun pada pasien yang mengalami pengolahan data yang akan dilakukan oleh
penurunan kesadaran dan mengalami peneliti yaitu editing, coding, entry data dan
kelemahan secara umum maka lembar cleaning. Analisa data yang digunakan adalah
persetujuan penelitian ditanda tangani oleh analisa univariat dan bivariat, analisa univariat
keluarga yang saat itu sedang menunggu.. untuk mengetahui gambaran atau deskripsi
Besar sampel pada penelitian ini adalah 29 terhadap setiap variabel, variabel yang akan
sampel. Pengambilan sampel ini menggunakan diteliti adalah karakteristik responden,
teknik consecutive sampling dimana semua mobilitas dan kejadian luka tekan. Sedangkan
subyek penelitian yang dirawat memenuhi analisa bivariat bertujuan untuk mengatahui
kriteria inklusi yang akan dimasukkan ke hubungan dua variabel (independen dan
dalam penelitian sampai batas waktunya dependen), yaitu untuk melihat hubungan
terpenuhi (Dharma, 2011). Peneliti juga mobilisasi terhadap timbulnya luka tekan.
menggunakan purposive sampling yang
termasuk dalam non probability sampling Hasil
dimana penentuan sampel tidak dilakukan
secara acak, namun berdasarkan pada Sebaran responden berdasarkan karakteristik
ketentuan yang sudah dibuat sesuai oleh responden disajikan dalam bentuk table
peneliti (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian sebagai berikut.
ini tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas
karena alat pengumpul data pada penelitian ini Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
tidak menggunakan kuesioner. Alat yang Karakteristik Demografi di Rumah Sakit di Jakarta
Tahun 2014 (n=29)
digunakan dalam pengumpulan data dalam
penelitian ini, yaitu lembar observasi dan Karakteristik Frekuensi Persentase
peneliti yang akan melakukan sendiri observasi
Ruangan
terhadap seluruh responden. Intensif 9 31 %
Semi Intensif 11 37,9 %
Sebelum penelitian dimulai, penelitian Bangsal Perawatan 9 31,0 %
mengajukkan surat izin penelitian dari Dekan
Usia 2 6,9 %
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas < 40 th 3 10,3 %
Indonesia dan dilakukan uji etik oleh komite 40-50 th 3 10,3 %
etik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas 50-60 th 21 72,4 %
Indonesia. Setelah surat izin didapatkan, >60 th
peneliti akan menyampaikan surat tersebut Jenis Kelamin
kepada Direktur, Manager Keperawatan dan Laki-laki 14 48,3 %
HRD serta Kepala Bidang Diklat Rumah Sakit Perempuan 15 51,7 %
di Jakarta, setelah mendapatkan izin meneliti,
peneliti akan memulai melakukan
sedangkan pada pasien yang mobilisasi dan Perry (2005) menyatakan 60% - 90%
terdapat luka tekan sebesar 4,8%. luka tekan dialami oleh usia di atas 65
tahun. Usia mempengaruhi perubahan-
Hasil uji Chi Square dengan nilai p value perubahan pada kulit. Proses menua
sebesar 0,001 (α=0,05) yang berarti nilai p mengakibatkan perubahan struktur kulit
<0,05 (OR 0,026; 95% CI: 0,002-0,303), menjadi lebih tipis dan rentan terhadap
berdasarkan hasil analisa tersebut ada kerusakan integritas kulit, usia lanjut (lebih
hubungan yang bermakna antara mobilisasi dari 60 tahun) dihubungkan dengan
pasien terhadap timbulnya luka tekan. Nilai perubahan-perubahan seperti menipisnya
OR = 0,026, berarti pasien yang mengalami kulit, kehilangan jaringan lemak, penipisan
imobilisasi mempunyai peluang untuk terjadi epidermis secara umum, penurunan
luka tekan 0,062 kali untuk terjadi luka tekan kekuatan dan kelenturan kulit (Kozier,
dibanding dengan pasien yang mobilisasi. 2010).
lebih rendah dari pada angka kejadian untuk menjadi sampel penelitian, sehingga
ditempat lain, jika dibandingkan dengan hasil penelitian ini tidak bisa
pendapat Porth tahun 2005 dalam (LeMone, digeneralisasikan pada populasi yang lebih
2008) yang mengatakan bahwa kejadian besar.
luka tekan di rumah sakit mencapai 8% dan 2. Keterbatasan instrument. Lembar observasi
kejadian luka tekan di unit perawatan penelitian dibuat dan disusun sendiri oleh
jangka panjang berkisar 2.4-23%, peneliti karena belum ada instrumen baku
sedangkan kejadian luka tekan pada pasien dan tersandar yang digunakan untuk
yang dirawat mencapai 33% (Suriadi, 2006 mengukur tingkat mobilisasi terhadap
& Yusuf, 2010). timbulnya luka tekan pada pasien tirah
baring.
Penelitian lain yang mendukung yang 3. Penelitian dilakukan hanya dengan metode
dilakukan di RSUD Banyumas oleh Martini observasi, untuk data usia, lama hari rawat
et, al. dari laporan indikator mutu pelayanan dan diagnosa medik dilakukan peneliti
Rumah Sakit periode bulan Januari sampai dengan melihat dari catatan medik pasien.
dengan Maret 2010 didapatkan bahwa dari 4. Jumlah responden yang sedikit dan lama
68 pasien yang dirawat dengan tirah baring waktu penelitian yang terlalu sebentar.
terdapat pasien dengan kejadian dekubitus 5. Peneliti tidak melakukan pengumpulan data
17,65%. Angka ini relatif tinggi dan akan terkait dokumentasi mobilisasi pasien yang
semakin meningkat serta menimbulkan dibantu oleh perawat yaitu miring kanan
komplikasi jika tidak dilakukan upaya dan miring kiri pasaien di ruangan, yang
dalam mencegahnya. mungkin dapat berpengaruh terhadap
terjadinya luka tekan.
Analisa Bivariat hubungan antara mobilisasi
terhadap timbulnya luka tekan. Data juga Oleh karena itu untuk mengurangi dan
menunjukkan bahwa responden dengan tingkat menghindari data yang bias peneliti berusaha
mobilisasi rendah atau imobilisasi sebanyak melakukan sendiri observasi terhadap
86,4% lebih banyak mengalami luka tekan responden.
dibandingkan dengan responden dengan
tingkat mobilisasi yang lebih tinggi atau pasien Implikasi Penelitian:
yang mampu mobilisasi. Hasil analisis statistik 1. Perawat dan Institusi Rumah Sakit
menunjukkan ada hubungan antara mobilisasi Kejadian luka tekan seharusnya menjadi
terhadap timbulnya luka tekan pad pasien tirah salah satu perhatian bagi semua pelayanan
baring yang dibuktikan dengan nilai p 0,001 kesehatan, khususnya keperawatan.
atau p <0,05 (OR 0,026; 95% CI: 0,002- Pencegahan primer pada pasien yang
0,303). Hal ini berarti bahwa responden mengalami penurunan mobilisasi harus
dengan imobilisasi mempunyai risiko 0,026 semakin dioptimalkan untuk mencegah
kali untuk terjadinya luka tekan dibandingkan peningkatan masalah timbulnya luka tekan.
dengan responden yang mampu mobilisasi. Upaya untuk mencegah timbulnya luka
tekan pada pasien yang mengalami tirah
Keterbatasan Penelitian: baring, dengan meningkatkan mobilisasi
1. Teknik pengambilan sampel yang pasien yang mengalami penurunan
digunakan dalam penelitian ini adalah mobilisasi, dan membantu mobilisasi pasien
consecutive sampling dan purposive yang benar-benar tidak mampu melakukan
sampling yang termasuk dalam non mobilisasi secara mandiri seperti mengubah
probability sampling, kelemahan dari posisi pasien miring kanan dan miring kiri
metode ini adalah tidak semua anggota secara bertahap setiap 2 jam sekali, tidak
populasi mempunyai peluang yang sama lupa untuk melakukan dokumentasi pada
Hasil penelitian yang dilakukan pada 29 Braden, BJ, Bergstrom, N. (2000). A conceptual
responden, menunjukkan bahwa responden schema for the study of the etiology of pressure
tersebar merata disetiap ruangan. Persentase sores. Rehabilitation nursing, 25, 105-110.
Retrieved from
terbesar responden berada di ruang semi
http://www.ebscohost.com/uph.edu.
intensif dengan usia responden terbanyak
berusia > 60 tahun dengan persentase terbesar. (2001). Protocol by levels of the risks
Responden pada penelitian ini yang terbanyak : Braden scale. Retrieved from
adalah responden perempuan. Dilihat dari lama http://www.bradenscale.com/ulcers.
hari rawat, responden dalam penelitian ini
memiliki lama rawat 10-20 hari dengan Brito, P.A., Generoso, S., & Correia, M. (2013).
sebagian besar diagnosa medik yang dialami Prevalence of pressure ulcers in hospitals in
oleh responden pada penelitian ini adalah Brazil and association with nutritional status-A
dengan diagnosa medik stroke. multicenter. Nutrition of journal. Nutrition 29
Penelitian yang dilakukan pada pasien yang (2013) 646–649.
mengalami tirah baring ini menunjukkan
Bryant, R.A. (2007). Acute and Chronic Wounds science tissue viability supplement. 27, 33, 54-
Nursing Management, Third Edition. Missouri, 60.
St. Louis : Mosby Inc.
Kale, E.,D. (2009). Efektifitas skala Braden dalam
Corwin, E.,J. (2009). Buku saku patofisiologi alih memprediksi kejadian luka tekan di bangsal
bahasa Nike Budhi Subekti edisi 3. Jakarta : bedah-dalam RSU Prof. Dr. W.Z. Yohannes
EGC. Kupang. Tesis Program Studi Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia Depok.
Crisp, J., Taylor, C. (2006). Potter & Perry’s
fundamental of nursing. 2nd edition. St. Louis Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.
Missouri : Mosby Elsevier. (2011). Buku ajar keperawawtan : Konsep,
proses dan praktik alih bahasa Pamilih Eko
Cuddigan, J., Berlowitz, D., & Ayello, E. (2001). Karyuni. Jakarta : EGC.
Pressure ulcer in America : Prevalence,
incidence, and implications for the future. Kroger, K., Niebel,W.,Maier, I., Stausberg, J.,
Advances in Skin & Wound Care; Jul/Aug Gerber, V., & Schwarzkopf, A. (2008).
2001; 14, 4. Prevalence of Pressure Ulcers in Hospitalized
Patients in Germany Journals of Gerontology.
Dahlan, M. Sopiyudin. (2009). Langkah-langkah Doi: 10.1159/000174825
membuat proposal penelitian bidang
kedokteran dan kesehatan (Edisi 3). Jakarta: LeMone, P., & Burke, K. (2008). Medical surgical
Sagung Seto. nursing: Critical Thinking in Client Care. 4th
edition. USA: Pearson prentice hall.
(2009). Besar sampel dan
cara pengambilan sampel dalam penelitian Lumenta, N. (2008). Lokakarya PELKESI: Strategi
kedokteran dan kesehatan (Edisi 2). Jakarta: mempersiapkan dan menjaga mutu akreditasi
Salemba Medika. rumah sakit. Retrieved from
www.scribd.com/doc/nico-limenta-Mutu-
(2011). Statistik untuk Akreditasi-RS on November 2013.
kedokteran dan kesehatan (Edisi 5). Jakarta:
Salemba Medika. Martini, D., Asiandi, & Handayani, D.Y. (2013).
The Impact of the Lying Change in Protecting
Dharma, K. K,. (2011). Metodologi Penelitian the Risk of Decubitus on the Stroke Patient’s at
Keperawatan. Jakarta : TIM. RSUD Banyumas. Jurnal Keperawatan-413-
799-SM.pdf
EPUAP, NPUAP. (2009). Pressure ulcer
prevention quick reference guide. Morison, M. (2004). Manajemen Luka alih bahasa
http://www.epuap.org/guidelines/Final_Quick_ Tyasmono A.F. Jakarta : EGC.
Prevention.pdf. Diakses 26 Oktober 2012.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian
Hastono & Sabri. (2010). Statistik kesehatan. kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Jakarta: Rajawali pers
Pollit, D & Hungler, B. (2005). Nursing research:
Hinchliff, Sue. (1999). Kamus keperawatan alih principles and methods. Philadelphia :
bahasa Andry Hartono edisi 17. Jakarta : EGC. Lippincott.
Jamuna, J., & Clifton, D. (2013). Nurses Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental Of
knowledge of pressure risk assessment. Art & Nursing. USA : Mosby Inc.