You are on page 1of 2

Mengenai masalah yang sama pernah ditanyakan oleh seseorang yang berasal dari Riyadh

kepada Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah, mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa
silam. Riyadh secara geografis berada di sebelah timur kota Mekkah. Dan jika ingin
memasuki Mekkah dari kota Riyadh, biasa akan melewati miqot Qornul Manazil. Soal yang
ditanyakan kepada Syaikhrahimahullah adalah sebagai berikut:
Kami tinggal di Riyadh. Setiap Ramadhan kami pergi untuk berumrah. Selama tiga tahun,
jika kami pergi Umrah ke Mekkah, kami melewati Jeddah. Kami tidak langsung pergi ke
Mekkah, namun kami terlebih dahulu menginap di Jeddah. Baru pada hari kedua, kami pergi
ke Mekkah dan kami berniat umrah dari Jeddah. Apa hukum umrah yang telah kami lakukan
selama tiga tahun tersebut? Karena kami tidaklah langsung pergi ke Mekkah namun terlebih
dahulu menginap di Jeddah dan berumrah dari sana. Apakah kami punya kewajiban yang
harus ditunaikan? Tolonglah berilah nasehat pada kami. Jazakumullah khoiron.
Beliau rahimahullah menjawab,
Jika ihram untuk umrah kalian dimulai dari Jeddah sedangkan kalian datang dari Riyadh
untuk umrah, maka kalian punya kewajiban damm. Setiap kalian yang berumrah terkena
kewajiban damm untuk setiap tiga kali umrah yang kalian lakukan. Lakukan
penyembelihan di Mekkah dan berikan kepada fakir-miskin. Karena kalian punya
kewajiban berihram dari miqot. Dan ihram kalian adalah dari miqot di Thoif yaitu Wadi
Qorn (Qornul Manazil). Tidak boleh kalian sampai ke Jeddah tanpa terlebih dahulu berihram.
Kalian tetap wajib berihram dari miqot. Jika kalian telah berihram, lalu kalian menginap di
Jeddah, maka tidaklah masalah. Kalian kala itu sudah muhrim (berihram) dan jika kalian
menginap di Jeddah setelah itu ke Mekkah, maka tidaklah masalah. Sedangkan jika kalian
melewati miqot lantas kalian berumrah dari Jeddah yaitu berihram dari Jeddah, hal itu tidak
dibolehkan. Yang melakukan seperti ini, wajib menunaikan fidyah, yaitu wajib melakukan
penyembelihan di Mekkah untuk dibagikan pada fakir miskin di Mekkah sebagai penutup
dari kesalahan umrah yang kalian lakukan. Ketika itu umrah tersebut mengalami kekurangan.
Jika kalian berihram dari Jeddah, umrah kalian berarti ada kekurangan.
Akan tetapi jika kembali ke miqot lalu berihram dari sana (bukan dari Jeddah), boleh seperti
itu. Jika engkau ingat, maka segera kembali ke miqot dan berihram dari sana, seperti itu tidak
masalah. Namun perlu diperhatikan bahwa wajib jika melewati miqot dalam keadaan
berihram dari miqot. Karena niatan datang ketika itu adalah untuk umrah sehingga tidak
boleh melewatinya kecuali telah berihram terlebih dahulu, ini wajib. Seandainya menetap di
Jeddah dan bermalam di sana dalam keadaan telah berihram, seperti itu tidak mengundang
masalah. Sedangkan jika seseorang melewati miqot tanpa ihram, baru kemudian berihram
dari Jeddah, ini yang tidak dibolehkan. Sekali lagi yang melakukan seperti ini punya
kewajiban fidyah. …
Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menetapkan miqot,
َُّ ‫َّ َحتىَّأَه‬،ََّ ‫ثَّأَنشََّأ‬
ََّّ‫لَّ َمك َّةََّ ِمن‬ َُّ ‫كَّفَ ِمنََّّ َحي‬
ََّ ‫ُونَّذَ ِل‬ ََّ ‫َّ َو َمنََّّك‬،ََّ ‫َّ ِممنََّّأ َ َرا َّدََّال َحجََّّ َوالعُم َر َّة‬،ََّّ‫هُنََّّلَ ُهنََّّ َو ِل َمنََّّأَتَىَّ َعلَي ِهنََّّ ِمنََّّغَي ِرهِن‬
ََّ ‫َانَّد‬
َ‫َمك َّة‬
“Itulah ketentuan masing-masing bagi setiap penduduk negeri-negeri tersebut dan juga bagi
mereka yang bukan penduduk negeri-negeri tersebut jika hendak melakukan ibadah haji dan
umroh. Sedangkan mereka yang berada di dalam batasan miqot, maka dia memulai dari
kediamannya, dan bagi penduduk Mekkah, mereka memulainya dari di Mekkah.”[1] Dalam
lafazh lain disebutkan, “Sedangkan yang berada dalam batasan miqot, maka dia mulai
berihram dari tempat ia berada.”
Jika mereka adalah orang yang menetap di Jeddah atau bukan menetap dari awal namun
mereka bermukim di sana untuk keperluan kerja, ketika mereka hendak haji atau umrah,
maka mereka boleh berihram dari tempat mereka berada. Begitu pula jika ada orang yang
berasal dari Riyadh, dari Jeddah, atau tempat lainnya, atau dari Madinah, lalu ia ke Jeddah
bukan untuk maksud umrah atau haji, ia datang dari kota-kota di luar Jeddah semisal dari
Riyadh, Madinah, Syam, Mesir atau selainnya untuk keperluan khusus di Jeddah, seperti
bekerja, mengunjungi kerabat, berdagang atau semacam itu, maka ia boleh mulai ihram untuk
haji atau umrah dari Jeddah dari tempat ia mukim. Orang ini berihram dari Jeddah
sebagaimana orang yang bermukim di sana.Orang seperti ini ketika melewati miqot bukan
dengan niatan umrah atau haji. Ia baru berkeinginan untuk umrah atau haji ketika berada
di Jeddah. Inilah orang yang baru berniatan umrah atau haji lantas berihram dari Jeddah
sebagaimana orang-orang yang mukim di sana.
Itu berarti ia tidak berihram dari miqot? Iya benar, itu bukan miqot menurut yang lain.
Namun itu adalah miqot baginya yaitu bagi penduduk Jeddah dan yang mukim di sana.
(Sumber fatwa: http://www.binbaz.org.sa/mat/13241)
Semoga Allah memberi taufik dan hidayah.

Coba perhatikan dalam peta berikut, letak Jeddah adalah setelah Mekkah jika berangkat dari Jakar dan
harus melewati miqot terlebih dahulu, yaitu boleh jadi Qornul Manazil, Zatul ‘Iroq atau Yalamlam.

Sumber: https://rumaysho.com/2805-melewati-miqot-dan-baru-berihram-dari-jeddah.html

You might also like