You are on page 1of 3

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN AKTIVITAS
- Konsep dasar

Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system musculoskeletal


dan system persarafan.

a. Penegertian
Salah satu individu yang sehat adalah adanya kemampuan melakukan aktivitas
untuk memenuhi kebutuhan misalnya berdiri, berjalan, dan bekerja. Aktivitas adalah
suatu energy atau keadaan untuk bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kemampuan aktivitas seseorang dipengaruhi oleh adekuatnyasistem persarafan, otot dan
tulang atau sendi.
Kebutuhan aktivitas atau pergerakan, istirahat dan tidur merupakan satu kesatuan
yang saling berhubunagn dan saling memengaruhi. Tubuh membutuhkan aktivitas unutk
kegiatan fisiologis dan memebutuhkan istirahat dan tidur untuk pemulihan.

b. Mekanisme pergerakan.
Gerak tubuh secara keseluruhan diatur dengan prinsip-prinsip fisiologis. Adanya
pergerakan otot-otot memungkinkan tulang ikut bergerak melalui persendian. Tubuh
dapat melakukan aktifitas, gerakan dengan cepat dan tepat serta adanya pengaturan postur
karena ada koordinasi gerakan tubuh di otak yaitu karena aktivitas integrasi mulai dari
tingkat spinal, medulla oblongata,dan korteks inilah yang mengatur postur tubuh dan
memungkinkan terjadinya gerakan terkoordinasi. Untuk menggerakkan sebuah anggota
badan, otak harus merencanakan sesuai dengan berbagai sendi pada saat yang sama, dan
menyesuaikan gerakan dengan membandingkan rencana yang ada.
Gerakan merupakan pola koordinasi yang sangat kompleks yang melibatkan
system muskul, skeletal, dan saraf. Mekanisme gerak dapat di bedakan menjadi gerak
yang di sadari atau volunteer, dan gerakan yang tidak disadari atau involunter atau yang
disebut dengan refleks. Proses gerak yang di sadari mekanismenya melalui jalur yang
panjang melalui dari reseptor, sarfaf sensorik, kemudian dibawa ke otak untuk di
asosialisasi menjadi respons yang akan dibawa oleh saraf motorik ke efektor.
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN AKTIVITAS

A. PENGKAJIAN
1. Tingkat aktivitas sehari-hari
a. Pola aktivitas sehari-hari.
b. Jenis, frekuensi, dan lamanya latihan fisik.

2. Tingkat kelelahan
a. Aktivitas yang membuat lelah.
b. Riwayat sesak nafas.

3. Gangguan pergerakan
a. Penyebab gangguan pergerakan.
b. Tanda dan gejala.
c. Efek dari gangguan pergerakan.

4. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran.
b. Postur atau bentuk tubuh :
a. Skoliosis.
b. Kifosis.
c. Lordosis.
d. Cara berjalan.

c. Ekstremitas :
a. Kelemahan.
b. Gangguan sensorik.
c. Tonus otot.
d. Atrofi.
e. Tremor.
f. Gerakan tak terkendali.
g. Kekuatan otot.
h. Kemampuan berjalan.
i. Kemampuan duduk.
j. Kemampuan berdiri.
k. Nyeri sendi.
l. Kekakuan sendi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


1. Intoleransi aktivitas
Defenisi: Kondisi di mana seseorang mengalami penurunan energi fisiologi dan
psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Kemungkinan berhubungan dengan :


a. Kelemahan umum.
b. Bedrest yang lama atau imobilitas.
c. Motivasi yang kurang.
d. Pembatasan pergerakan.
e. Nyeri.

Kemungkinan data yang ditemukan:

a. verbal mengatakan adanya kelemahan.


b. Sesak napas atau pucat
c. Kesulitan dalam pergerakan
d. Nadi dan tekanan darah terhadap respons aktivitas yang abnormal.

INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor keterbatasan aktivitas dan 1. Merencanakan intervensi dengan tepat.
kelemahan saat aktivitas .
2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas 2. Pasien dapat memilih dan merencakannya
sendiri. sendiri.
3. Catat tanda vital sebelum dan sesudah 3. Mengkaji sejauh mana perbedaan
aktivitas pengkajian selama aktivitas.
4. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi 4. Meningkatkan kerja sama tim dan
dalam latihan aktivitas perawatan holistic.
5. Lakukan istirahat yang adekuat setelah 5. Membantu mengembalikan energi.
latihan dan aktivitas
6. Berikann diet yang adekuat dengan 6. Metabolism membutuhkan energi.
kolaborasi ahli diet.
7. Berikan pendidikan kesekatan tentang: 7. Meningkatkan pengetahuan dalam perawat
 Perubahan gaya hidup unutk menyimpan diri.
energi.
 Penggunaan alat bantu pergerakan.

You might also like