Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Bivalvia adalah moluska yang hidup di air tawar maupun air laut,
kelompok kedua terbesar setelah gastropoda (keong) dari filum moluska. perairan
laut dan sisanya di air tawar (Brusca dan Brusca 1990). Selanjutnya dikatakan
bahwa kelas bivalvia atau hewan berkatup dua ini disebut Pelecypoda (Yunani:
bivalvia atau pelecypoda ini kebanyakan hidup dengan membenamkan diri dalam
lumpur maupun pasir, baik pada lingkungan perairan tawar maupun laut.
Beberapa jenis bersifat merayap ataupun melekat pada batu, kayu, mangrove, dan
meskipun hanya beberapa jenis bernilai ekonomis penting. Mereka adalah dari
Mytilus edulis, Crassostrea sp, Anadara sp, dan Perna sp. Beberapa dari jenis
lainnya merupakan sumber protein hewani yang sangat penting, terutama bagi
di atas maka famili Lucinidae dengan spesiesnya A. edentula adalah spesies yang
mendiami areal berlumpur dekat aliran sungai dan estruari serta membenamkan
diri secara berkelompok dalam lumpur. Jika hutan mangrove mendapat tekanan
eksploitasi yang berlebihan, maka habitat dari kerang ini juga akan terganggu.
protein hewani. Dari hasil analisis proksimat kerang A. edentula segar diketahui
kandungan gizi kerang ini memiliki komposisi kadar air 86%, protein 10.8%,
lemak 1.6%, abu 0.75% dan karbohidrat 0.6%. Spesies ini dimanfaatkan hanya
bila ikan sulit diperoleh ketika musim timur. Spesies tersebut hidup berkelompok
pada lubang areal dataran lumpur (mudflat) mangrove di intertidal dan subtidal (
Lim et al. 2001) dalam Ng dan Sivasothi (2003) pada kedalaman 28-50 cm dan
BAB II
METODE PENELITIAN
depan mangrove yang berbatasan dengan daerah pasang surut, zona II bagian
tengah hutan mangrove, dan zona III bagian belakang hutan mangrove yang
(line transect) dengan interval 10 m dimana penarikan tali transek mulai dari
surut terendah di sepanjang pantai dekat aliran sungai sampai di areal hutan
mangrove (areal intertidal). Pembagian zona dibagi atas dekat dengan mangrove,
jauh dari mangrove ke arah laut dan zona antara. Pengambilan contoh ini
dilakukan pada saat surut dengan cara menyekop substrat yang terdapat di dalam
kerusakan pada kulit kerang yang rapuh. Pengambilan contoh ini dilakukan
sebulan sekali selama 13 bulan (mewakili 2 musim, yaitu Timur dan Barat).
formalin 10%, dan diberi label. Semua individu A.edentula yang didapat
dihitung jumlahnya dan diukur panjang, lebar dan tebal, serta ditimbang
BAB III
ISI
Menurut Poutiers (1998) diacu dalam Carpenter dan Niem (1998) kerang
Filum: Moluska
Kelas : Bivalvia
Ordo : Eulamellibranchia
Famili : Lucinidae
Genus : Anodontia
famili Unionoidae. Sinonim yang sering digunakan atau salah identifikasi dari
spesies ini adalah Anodontia hawaiiensis (Dall et al. 1938 ); Cryptodon eutornus
1758); L. ovum atau Anodontia pila (Reeve 1850), semuanya diacu dalam
cangkangnya hampir sirkular, trapezoidal (segi empat dengan dua sisi sejalan),
tipis, kuat dan agak terkompres (Dance 1976; Arnold dan Birtles 1987).
bersisik. Tulang sendi bagian luar dijumpai dalam jumlah banyak, tetapi
punggung bagian belakang kurang tampak, karena terbenam dalam alur-alur dari
punggung bagian belakang. Engsel terdapat pada bagian anterior dan posterior,
tipis dan bulat pada bagian luar, sangat cembung (very inflated), bulat (globose).
dari garis tengah katup. Lunule flatfish, umumnya besar, agak tertekan
lekuk miring dari sisi posterodorsal. Hinge (engsel) lemah tanpa gigi. Otot
adductor anterior sangat panjang dan arcuate. Cangkang bagian luar berwarna
3.2 Anatomi
mempunyai cangkang berwarna putih, sering tidak berwarna pada bagian anterior
dan posterior yang berada pada sisi cangkang dimana terletak bukaan (aperture)
ada juga yang tipis dan rapuh sehingga mudah patah, tidak tampak lekuk atau
garis-garis pada bagian luar permukaan cangkang. Pada bagian dalam cangkang
terdapat mantel di sisi kiri dan kanan. Mantel berbentuk jaringan tipis dan lebar
yang menutup seluruh tubuh dan terletak di bawah cangkang. Pada tepi mantel
terdapat tiga lipatan yaitu: dalam, tengah, dan luar. Lipatan dalam adalah yang
paling tebal, dan berisi otot radial dan otot melingkar, lipatan tengah mengandung
alat indera, dan lipatan luar adalah sebagai penghasil lapisan cangkang. Di ujung
posterior terdapat dua sifon, yaitu sifon inhalant untuk memasukkan air dan sifon
menutup cangkang, otot protraktor untuk menjulurkan kaki dan otot retraktor
untuk mengerutkan kaki. Dua otot aduktor pada bagian anterior memanjang,
namun sering diikuti dengan cuping di bagian ventral yang berbentuk lengkung
dan terpisah dari garis pallial, tetapi bukan pallial sinus. Insangnya tergolong
yang lainnya kurang terlihat dengan jelas (Poutiers 1998 diacu dalam Carpenter
dan Niem 1998). Kaki sangat panjang dengan ujung yang membesar. Umumnya
famili ini mempunyai dua gigi kardinal dan tidak mempunyai pallial sinus
(Dharma 1988 dan 1992). Terdapat mantel dengan sebuah dinding antero ventral
yang terbuka lebar serta sebuah lubang pernapasan pada bagian belakang
berbentuk bulat. Bagian pinggir garis pallial, bukaan papila sering ditemukan
adanya alat tambahan pada penutup insang di bagian depan perut (antero ventral).
9
Gambar dibawah ini menyajikan anatomi dari Famili Lucinidae secara umum:
(Allen, 1958).
Sebaran geografi dari spesies ini menurut Poutiers (1998) diacu dalam
Carpenter dan Niem (1998), menyebar luas di Indo-Pasifik Barat, mulai dari
Timur dan Selatan Afrika, termasuk Madagaskar dan Laut Merah, sampai ke
Polinesia bagian Timur; dari Utara sampai Selatan Jepang dan Hawaii, juga
Philipina (de la Rosa 2004) dan dari Selatan sampai New South Wales. Indonesia,
Famili Lucinidae mempunyai habitat mulai dari pasir kasar sampai lumpur
halus (Allen 1958). Spesies A.edentula merupakan salah satu famili lucinidae
menggali lubang pada daerah pantai berlumpur (mudflat) di zona intertidal sampai
subtidal (Lim et al. 2001 diacu dalam Ng dan Sivatoshi 2003). Spesies tersebut
mendiami dasar berlumpur (muddy bottoms) sekitar estuari pada daerah hutan
mangrove, dan sering menguburkan diri di bawah permukaan substrat (Sotto dan
Gosel, 1982), pada kedalaman 20–50 cm di daerah hutan mangrove (Lebata 2000
10
dan 2001). Hidupnya pada kondisi anoksid dengan sulfida dari sedimen tereduksi
Lucinidae hidup pada habitat yang rendah konsentrasi oksigennya (Poutiers 1998
diacu dalam Carpenter dan Niem 1998). Simbiotik kemotropik oksidasi sulfur
dari bakteria yang berada pada insang yang tipis membuat konstribusi substansial
pada nutrisinya. Hasil penelitian dari Latale (2003) menemukan bahwa spesies ini
mendiami subtrat bersedimen pasir sangat kasar (very coarse sand) sampai lumpur
(silt atau clay), dan umumnya didominasi oleh pasir kasar (coarse sand) dan pasir
ukuran sedang (medium sand), dan mempunyai nilai porositas antara 41.71% -
55.58%.
3.4 Reproduksi
1. Gonochorists atau dioeceus yaitu alat kelamin jantan dan betina terpisah pada
Anatomi dari kedua sistem reproduksi ini berbeda, ada yang berhubungan
dan berdekatan dengan ginjal ada juga yang terpisah. Dari anatomi ini terlihat ada
yang mempunyai gonoduct yang sama untuk jantan dan betina tetapi ada juga
disalurkan melalui nepridiophore, seperti pada Mytilus, atau pada ruang papilla
yang terpisah, seperti pada Unionidae. Hanya ginjal dan gonad sebelah kanan
diantara ventrikula sebelah atas dan epitel sebelah luar. Gonad yang telah matang
tubuh karena pada saat itu permukaan tubuh menjadi tipis. Semakin mendekati
ductus (saluran ova atau sperma) yang lebar, diameter canalis semakin membesar.
Organ seks betina adalah ovari sedangkan jantan adalah testis. Produksi kelenjar
kelamin sulit ditentukan secara eksternal maupun internal, sebab gonad jantan dan
Secara umum anatomi sistem reproduksi jantan dan betina dari bivalvia
beberapa bivalvia hermaprodite telur dan sperma dihasilkan pada bagian gonad
yang berbeda namun mempunyai gonoduct yang sama. Sistem reproduksi juga
dioecious, gonad biasanya terdapat di antara bagian yang berkaitan dengan usus
(intestinal loop) di bagian basal kaki atau terjalin diantara lambung, usus dan
pencernaan.
(saluran gamet) yang kurang tampak terletak pada bagian dorsal dari ginjal/usus (
gonoduct mungkin saja tidak ada), seperti pada Pecten; B= sex jantan dan betina
memiliki saluran gamet yang sama dan berhubungan/terbuka kearah ventral pada
bagian ujung dari ginjal, seperti pada Teredo sp; C= sex jantan dan betina
juga pada papilla, seperti pada Cardium serratum dan Sphaerium spp; D= Sex
jantan dan betina memiliki saluran gamet yang terpisah dari nepridiophore, seperti
pada Unionidae; E= Gonad terpisah tapi saluran gamet sex jantan dan betina
bergabung dan berhubungan pada bagian anterior dari nepridiophore, seperti pada
13
Pandora dan Silenia; F=sex jantan dan bertina terpisah sistem/salurannya, saluran
jantan berada pada bagian anterior/atas dari betina dan keduanya berada pada
bagian anterior dari nepridiophore, seperti pada Entodesma sp. Hanya ginjal dan
3.5 Pemanfaatan
Kerang adalah salah satu makanan laut yang banyak ditemukan dipasaran
(termasuk kerang hijau, kerang bambu, kerang dara, dsb) dan termasuk hidangan
yang banyak dipesan direstoran. Selain dikenal akan kelezatannya, para ahli Gizi
Dalam 100 gram kerang mengandung protein tinggi asam amino, yang mudah
dicerna karena hanya sedikit jaringan ikat. Kerang juga mengandung asam lemak
omega 3 rantai panjang yang baik bagi kesehatan jantung, walaupun dalam
jumlah yang lebih rendah daripada ikan salmon, tuna, makerel, dll.
Kerang sebenarnya rendah lemak dan kalori, yaitu sepuluh kerang hanya
mengandung kurang dari 100 kalori dan hanya 0.2g lemak jenuh. Kerang juga
merupakan sumber mineral yang baik , yaitu tembaga, yodium dan zinc, serta
mengandung zat besi dan selenium. Kebanyakan jenis kerang juga menyediakan
kalium sebanyak 10 persen dari jumlah asupan yang disarankan untuk setiap
merupakan sumber vitamin B kompleks yang baik. Baca juga : Manfaat Mineral
bagi tubuh.
kandungan gizi kerang ini memiliki komposisi kadar air 86%, protein 10.8%,
ekspor yang akan menambah devisa bagi negara. Spesies tersebut dikonsumsi
dengan cara direbus dan dibumbui dan hanya dimanfaatkan bila terjadi musim
dikembangkan menjadi komoditi ekspor yang akan menambah devisa bagi negara.
Prospek budidaya kerang lumpur dapat dijadikan sebagai peluang bisnis yang
besar khususnya di Indonesia mengingat spesies ini belum terlalu banyak yang
mengetahui padahal Anodontia edentula memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan
kaya akan nutrisi. Masyarakat Indonesia dapat menjadi petani tambak kerang
BAB IV
PEMBAHASAN
akar mangrove, sehingga untuk mendapatkan kerang tersebut dilakukan dengan cara
sistem pencernaan yang tereduksi. Dengan bakteri endosimbion pada insangnya, mampu
daerah pantai berlumpur (mudflat) di zona intertidal sampai subtidal dan hidupnya
berkelompok. Selain itu spesies ini membenamkan diri pada dasar berlumpur
(muddy bottoms) sekitar estuari pada daerah hutan mangrove pada kedalaman 20-
60 cm dan dapat hidup pada kondisi anoxic dengan sedimen mengandung banyak
sulfida.
cangkangnya hampir sirkular, trapezoidal (segi empat dengan dua sisi sejalan),
tipis, kuat dan agak terkompres (Dance 1976; Arnold dan Birtles 1987).
bersisik. Tulang sendi bagian luar dijumpai dalam jumlah banyak, tetapi
punggung bagian belakang kurang tampak, karena terbenam dalam alur-alur dari
punggung bagian belakang. Engsel terdapat pada bagian anterior dan posterior,
tipis dan bulat pada bagian luar, sangat cembung (very inflated), bulat (globose).
dari garis tengah katup. Lunule flatfish, umumnya besar, agak tertekan (depressed)
mendekati umbo, hampir simetri. Permukaan terluar katup sangat padat, garis
cangkang.
sedimen yang kaya organik dan habitat yang kaya akan hidrogen sulfida dan
kondisi anoksid, makanan diperoleh dengan cara oksidasi sulfida melalui bakteri
2000 dan 2001; Lebata dan Primavera 2001; Primavera et al. 2002).
17
BAB V
5.1 Kesimpulan
kerang lumpur (Anodontia edentula) adalah kelas bivalvia yang memiliki ciri-ciri
cangkang umumnya tipis dan bulat pada bagian luar, sangat cembung (very
inflated), bulat (globose). Terdapat otot aduktor (anterior dan posterior) yang
berfungsi untuk menutup cangkang, otot protraktor untuk menjulurkan kaki dan
infauna yang bersimbiosis dengan sedimen yang kaya organik dan habitat yang
kaya akan hidrogen sulfida dan kondisi anoksid, makanan diperoleh dengan cara
oksidasi sulfida melalui bakteri endosimbiont pada insang yang berwarna agak
spesies tersebut.
5.2 Saran
pemanfaatan kerang lumpur karena spesies ini memiliki nilai gizi yang tinggi serta
nilai ekonomis yang tinggi sehingga dapat diekspor untuk menambah devisa
negara. Selain itu diharapkan kita dapat menjaga habitat spesies Anodontia
DAFTAR PUSTAKA
Allen JA. 1958. On the basic form and adaptation to habitat in the Lucinacea
Arnold PW, Birtles RA. 1989. Soft sediment marine invertebrate of Asia and
Cahn AR. 1949. Pearl Culture in Japan. Fishery leaflet 357. United
Dance SP. 1976. The Collector’s Encyclopedia of Shells. Carter Nash Cameron
Limited.Italy. 288p.
de la Rosa JS. 2004. Helping the mangrove clam spawn. Bureau of Agriculture
Dharma B. 1988. Siput dan Kerang (Indonesian Shells). Pt. Sarana Graha. Jakarta.
111 hal.
-----------. 1992. Siput dan Kerang Indonesia (Indonesia Shells). Pt. Sarana Graha.
pada perairan pantai desa Passo Teluk Ambon Bagian Dalam (Skripsi).
Lebata MJHL. 2000. Elemental Sulphur in the Gills of the Mangrove Mud Clam.
19(1), 241-245.
Lebata MJHL. 2001. Oxygen, sulphide and nutrient uptake of the mangrove mud
Lebata MJHL, Primavera. 2001 Gill Structure, Anatomy and Habitat of Anodontia
20(3):1273- 1278.
Lim KKP, Murphy HDH, Morgani T, Sivasothi N, Ng PKL, Seong BC, Hugh
T, Tan W, Tan KS, Tan TK. 2001. Animal diversity. In P.K.L.Ng and
Science Centre.
362. In Carpenter, K.E and V.H. Niem. 1998. FAO Species Identification
20
guide for Fishery Purposes. The Living Marine resources of the Western
686p.
Primavera JH, Lebata MJHL, Gustilo LF, Altamirano JP. 2002. Collection of the
Sotto EB, von Gosel R. 1982. Some comercial bivalves of Cebu Philippines.
Tompa AS, Verdonk NV, van den Biggelaar JAM. 1984. The Mollusca. Vol 7: