Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
dr. Sandra Aldira
Pembimbing:
dr. Haryo Saptono
1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kegiatan Mini Project ini diajukan oleh:
dr. Sandra Aldira
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Dokter Internsip
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 5
1.4 Manfaat ................................................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA…............................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas penanganan krisis hipertensi melalui penyelesaian
berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi masalah yang tedapat pada Puskesmas Klecorejo
2. Mengidentifikasi penyebab masalah yang telah ditentukan pada Puskesmas
Klecorejo.
3. Mendapatkan pemecahan masalah berdasarkan penyebab masalah yang
ditemukan pada Puskemas Klecorejo.
1.4 MANFAAT
1.4.1 Manfaat bagi Masyarakat
1. Masyararakat mendapat pelayanan yang lebih maksimal, terutama pada
kasus krisis hipertensi.
2. Masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai krisis hipertensi
melalui media promosi di Puskesmas Klecorejo.
1.4.2 Manfaat bagi Puskesmas
1 Petugas Puskesmas memiliki alur penanganan krisis hipertensi sehingga
dapat diterapkan oleh petugas kesehatan yang bertugas di IGD maupun
balai pengobatan.
2 Petugas Puskesmas mendapatkan pelatihan mengenai definisi, deteksi dini,
dan pengelolaan krisis hipertensi.
3 Puskesmas memiliki media promosi dalam bentuk flyer mengenai krisis
hipertensi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh nadi dari
peredaran darah sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg, pada
populasi manula hipertensi di defenisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg atau bila pasien memakai obat
anti hipertensi. Hipertensi (HTN) adalah peningkatan tekanan darah arteial abnormal
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup
(sistole). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung
sistolik selalu lebih tinggi dari pada tekanan darah diastolik.tekanan darah manusia
selalu berayun-ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung.
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan di dapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi di peroleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
akan di peroleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah di tulis
6
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik,misalnya 120/80 mmHg, di
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampao usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan bahkan menurun
drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati
akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi,
hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan
seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan
darah yang jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Tekanan darah juga diperngaruhi
oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih
rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi
di waktu pagi ahri dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
2.1.1 Definisi
Krisis hipertensi merupakan suatu kondisi gawat darurat dimana tekanan darah
meningkat dengan cepat sehingga berpotensi menimbulkan berbagai morbiditas
maupun kematian. Maka dari itu kondisi ini memerlukan penanganan segerra berupa
penurunan tekanan darah. Selanjutnya diperlukan evaluasi untuk menilai fungsi organ
untuk menentukan penanganan yang sesuai.
2.1.2 Epidemiologi
Krisis hipertensi adalah salah satu penyebab terbesar dari global burden of disease.
Adanya hipertensi menyebabkan resiko penyakit kardiovaskular meningkat dua kali
lipat, termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke iskemik dan
hemoragik, gagal ginjal, dan penyakit arteri perifer. Penyakit kardiovaskular
7
menyebabkan sekitar 17 juta kematian setahun, dan hipertensi menyebabkan 45%
kematian karena penyakit jantung dan 51% kematian dari stroke.
8
2.1.4 Klasifikasi dan Manifestasi Klinis
DIAGNOSIS
Dalam menegakan diagnosis hipertensi, diperlukan beberapa tahapan pemeriksaan
yang harus dijalani sebelum menentukan terapi atau tatalaksana yang akan diambil.
Algoritme diagnosis ini diadaptasi dariCanadian Hypertension Education Program.
The Canadian Recommendation for The Management of Hypertension 2014
9
Kondisi peningkatan tekanan darah dimana tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg
atau tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg tanpa disertai kerusakan organ
spesifik. Gejala yang dapat timbul pada pasien hipertensi urgensi adalah sakit
kepala hebat, mimisan, dan kecemasan hebat.
2. Hipertensi Emergensi
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah sehingga mengakibatkan
kerusakan organ. Kriteria tekanan darah sama dengan hipertensi urgensi yaitu
sistolik ≥ 180 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai gejala
jejas organ target. Gejala jejas organ target yang dapat timbul adalah:
a) Neurologi
o Stroke
o Penurunan kesadaran
o Hilang ingatan
o Peningkatan tekanan intrakranial karena perdarahan intrakranial
b) Kardiovaskular
o Gagal jantung akut
o Diseksi aorta
o Angina
o Edema paru
c) Ginjal
o Gagal ginjal akut
o Hematuria
o Proteinuria
d) Preeklamsia/eklamsia
10
Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-i)
dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs)
Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi
farmakologi
Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur.
11
Tatalaksana farmakologi krisis hipertensi melihat berdasarkan kondisi pasien apakah
krisis hipertensi urgensi atau sudah masuk kedalam kondisi krisis hipertensi
emergensi.
1. Hipertensi Urgensi
Tekanan darah diturunkan menggunakan antihipertensi oral. Target tekanan
darah normal dicapai dalam satu hingga dua hari. Setelah tekanan darah normal
perlu diidentifikasi penyebab terjadinya hipertensi urgensi. Selain itu untuk
mengontrol tekanan darahnya, perlu diberikan antihipertensi jangka panjang.
2. Hipertensi Emergensi
Tekanan darah diturunkan menggunakan antihipertensi parenteral. Target
penurunan tekanan darah tidak lebih dari 25% dari mean arterial pressure
dalam waktu 1 jam. Dua hingga enam jam kemudian setelah tekanan darah
stabil, diberikan antihipertensi lagi untuk menurunkan tekanan darah hingga
mencapai 160/100 mmHg. Bila tekanan darah masih stabil, diturunkan sesuai
target dalam 24-48 jam.
Tekanan darah pada kasus hipertensi emergensi tidak boleh diturunkan secara
mendadak karena dapat menyebabkan iskemia organ target. Pemantauan
tekanan darah pada kasus hipertensi emergensi lebih baik dilakukan di
intensive care unit (ICU), maka dari itu apabila ditemui pasien dengan
hipertensi emergensi di layanan kesehatan sebaiknya dirujuk ke layanan
kesehatan yang memiliki ICU.
12
Tabel 2. Daftar Antihipertensi untuk Hipertensi Emergensi
Obat Dosis Keterangan
Penurunan berat badan 4.5 kg sudah dapat menurunkan tekanan darah pada sebagian
besar populasi overweight, walaupun berat badan ideal sebaiknya dapat dicapai. Salah
satu pola diet yang dapat membantu menurunkan tekananan darah adalah DASH
(Dietary Approaches to Stop Hypertension). DASH adalah pola diet yang kaya akan
buah-buahan, sayur, dan produk dairy yang rendah lemak, disertai dengan rendahnya
kadar kolesterol dan lemak. Pada penderita hipertensi, konsumsi garam juga harus
dikurangi. Jumlah yang disarankan adalah kurang dari 2.4 gram natrium per harinya.
13
Pada pasien yang tidak memiliki keterbatasan bergerak, aktivitas fisik haris dilakukan
minimal 30 menit sehari, "most days of the week". Jika pasien sering mengkonsumsi
alkohol, maka konsumsi alkohol harus dibatasi hingga sekitar 1-2 porsi minuman
sehari. Merokok juga harus dihentikan untuk mengurangi risiko kardiovaskular secara
keseluruhan.
Tabel 3. Jenis makanan dan jumlah sajian
Jenis Makanan Jumlah sajian untuk Sajian dalam diet 2000
kalori 1600-3100 kalori
Kacang, biji-bijian, dan tumbuhan 3-6 per minggu 4-5 per minggu
kacang-kacangan
Dengan mengikuti perubahan gaya hidup tersebut, maka sebagian pasien tidak perlu
mendapatkan intervensi farmakologi. Pada sebagian pasien, hanya dengan mengikuti
pola diet DASH dengan 1600 mg natrium per hari, efeknya serupa dengan terapi
farmakologis menggunakan satu obat.
14
BAB III
BENTUK KEGIATAN
PELAKSANAAN SUMB
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN Februari Maret April Mei ER METODE
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV DANA
I PERENCANAAN
- Banyak pasien
hipertensi yang
belum rutin
mengonsumsi
obat hipertensi
- Banyak pasien
yang belum
mengetahui
bagaimana
15
memodifikasi
gaya hidup sehat
PELAKSANAAN SUMB
Februari Maret April Mei ER
II PELAKSANAAN TUJUAN SASARAN METODE
DANA
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
16
III EVALUASI
Kontrol berkala - Mengetahui Dokter - Anamnesis
perkembangan Internsip
kondisi pasien
sesudah dan sebelum
pemberian obat
hipertensi
- Mengetahui
bagaimana efek obat
hipertensi pada
pasien
17
BAB IV
Pasien dengan:
Ada
Pasien dimonitoring di IGD selama
maksimal 45 menit
Terapi: Captopril 25 mg per oral diulang
Hipertensi
Emergensi maksimal 3 kali tiap 15 menit
Evaluasi tekanan darah tiap 15 menit
setelah pemberian Captopril
Target penurunan tekanan darah sistolik
Survey ABC + pasang IV + pasang dan diastolik = 10% MAP (penurunan 10
O2 bila ada gangguan napas s.d 20 mmHg) dalam 45 menit
Beri Captopril 1 x 25 mg bila Pasien diberi obat rawat jalan Captopril
pasien bisa minum obat 2 x 25 mg ATAU Amlodipin 1 x 10 mg
Langsung Rujuk ke IGD RS Pasien kontrol ke BP esok hari untuk
evaluasi tekanan darah
18
BAB V
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan tingkat
kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan penanganan dan
sumber daya yang ada.
19
BAB VI
Kesimpulan
Hampir semua consensus/ pedoman utama baik dari dalam walaupun luar
negeri, menyatakan bahwa seseorang akan dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada
pemeriksaan yang berulang.
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan
darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan risiko
permasalahan kardiovaskular. Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi
dimulai bila pada pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan
darah setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi
derajat ≥ 2.
20
Saran
1. Untuk Masyarakat
oleh petugas kesehatan terdekat agar dapat terhindar penyakit hipertensi secara
dini.
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi secara dini dan tindakan apa
saja yang harus dilakukan jika tekanan darah meningkat serta menjelaskan
terdekat.
kesehatan terdekat atau rumah sakit serta mengikuti kegiatan yang berkaitan
21
DAFTAR PUSTAKA
Arora. 2008. 5 langkah mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi. Jakarta :
Bhauana Ilmu Populer.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius: FKUI
22