You are on page 1of 32

MOTOR DC

Pengertian Motor DC
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll.
Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri.
Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa
motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan
untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator
(bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang
berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka
akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran,
sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah
membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan
menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan
jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki
kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.

Gambar 1. Motor D.C Sederhana


Catu tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh
komutator, dua segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan
pada gambar di atas disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk
komponen yang berputar di antara medan magnet
Prinsip Dasar Cara Kerja
Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor. Arah
medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.

Gambar 2. Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor .

Aturan Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis fluks di
sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol mengarah
pada arah aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis fluks. Gambar
3 menunjukkan medan magnet yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah karena
bentuk U.

Gambar 3. Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor.


Catatan :
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir
pada konduktor tersebut.

Pada motor listrik konduktor berbentuk U disebut angker dinamo.


Gambar 4. Medan magnet mengelilingi konduktor dan diantara kutub.

Jika konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara kutub uatara dan
selatan yang kuat medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan magnet
kutub. Lihat gambar 5.

Gambar 5. Reaksi garis fluks.

Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan (looped


conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar melalui ujung B.
Medan konduktor A yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan
menimbulkan medan yang kuat di bawah konduktor. Konduktor akan berusaha
bergerak ke atas untuk keluar dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan
arah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat
di atas konduktor. Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari
medan yang kuat tersebut. Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar
searah jarum jam.

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum :


 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran / loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan
gaya pada arah yang berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar / torque untuk memutar kumparan.
 Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan
medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari
energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui
medan magnet, dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat
untuk menyimpan energi, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan
energi, daerah tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar Prinsip kerja motor dc

Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka
tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan reaksi
lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka
menimbulkan perputaran pada motor.
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan
beban motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada keluaran tenaga putar / torque sesuai
dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan ke dalam tiga
kelompok :
 Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh
beban dengan torque konstan adalah corveyors, rotary kilns, dan pompa
displacement konstan.
 Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi
dengan kecepatn operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa
sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan).
Peralatan Energi Listrik : Motor Listrik.
 Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan
daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.
Prinsip Arah Putaran Motor
Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming tangan kiri.
Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara
ke kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri
arus searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut
gaya Lorentz, yang besarnya sama dengan F.
Prinsip motor : aliran arus di dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh
medan magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan
bertambah besar jika arus yang melalui penghantar bertambah besar.
Contoh :
Sebuah motor DC mempunyai kerapatan medan magnet 0,8 T. Di bawah pengaruh
medan magnet terdapat 400 kawat penghantar dengan arus 10A. Jika panjang
penghantar seluruhnya 150 mm, tentukan gaya yang ada pada armature.
Jawab :
F = B.I.ℓ.z = 0,8 (Vs/m2). 10A. 0,15 m.400
= 480 (Vs.A/m)
= 480 (Ws/m) = 480 N.

Electromotive Force (EMF) / Gaya Gerak Listrik


EMF induksi biasanya disebut EMF Counter. atau EMF kembali. EMF kembali artinya
adalah EMF tersebut ditimbulkan oleh angker dinamo yang yang melawan tegangan
yang diberikan padanya.

Teori dasarnya adalah jika sebuah konduktor listrik memotong garis medan magnet
maka timbul ggl pada konduktor.

Gambar 8. E.M.F. Kembali.

EMF induksi terjadi pada motor listrik, generator serta rangkaian listrik dengan arah
berlawanan terhadap gaya yang menimbulkannya.
HF. Emil Lenz mencatat pada tahun 1834 bahwa “arus induksi selalu berlawanan arah
dengan gerakan atau perubahan yang menyebabkannya”. Hal ini disebut sebagai
Hukum Lenz.
Timbulnya EMF tergantung pada:
 kekuatan garis fluks magnet
 jumlah lilitan konduktor
 sudut perpotongan fluks magnet dengan konduktor
 kecepatan konduktor memotong garis fluks magnet

Tidak ada arus induksi yang terjadi jika angker dinamo diam.
Mengatur Kecepatan pada Armature
Berdasarkana persamaan di bawah ini :
Jika flux Φ tetap dijaga konstan, dan kecepatannya berubah berdasarkan armature
voltage (Es). Dengan naiknya atau turunnya Es, kecepatan motor akan naik atau turun
sesuai dengan perbandingannya.

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa Es dapat divariasikan dengan menghubungkan
motor armature M ke excited variable – voltage dc generator G yang berbeda. Field
excitation dari motor tetap dijaga tetap kosntan, tetapi generator Ix bisa divariasikan
dari nol sampai maksimum dan bahkan sebaliknya. Oleh sebab itu generator output
voltage Es bisa divariasikan dari nol sampai maksimum, baik dalam polaritas positif
maupun negatif. Oleh karena itu, kecepatan motor dapat divariasikan dari nol sampai
maksimum dalam dua arah. Metode speed control ini, dikenal sebagai sistem Ward-
Leonard, ditemukan di pabrik baja (steel mills), lift bertingkat, pertambangan, dan
pabrik kertas.Dalam instalasi modern, generator sering digantikan dengan high-power
electronic converter yang mengubah ac power dari listrik ke dc.
Ward-Leonard sistem lebih dari sekadar cara sederhana dengan menerapkan
suatu variabel dc ke armature dari motor dc. Hal tersebut benar-benar dapat memaksa
motor utnuk mengembangkan torsi dan kecepatan yang dibutuhkan oleh beban.
Contohnya, misalkan Es disesuaikan dengan sedikit lebih tinggi daripada Eo dari motor.
Arus akan mengalir dengan arah sesuai dengan gambar di atas, dan motor
mengembangkan torsi yang positif. Armature dari motor menyerap power karena I
mengalir ke terminal positif.
Sekarang, misalkan kita megurangi Es dengan mengurangi excitation Φ G.
Segera setelah Es menjadi kurang dari Eo, arus I berbalik. Hasilnya, torsi motor
berbalik dan armature dari motor menghantarkan daya ke generator G. Akibatnya,
motor dc mendadak menjadi generator dan generator G mendadak menjadi motor.
Maka, dengan mengurangi Es, motor tiba-tiba dipaksa untuk memperlambat.
Apa yang terjadi kepada power dc yg diterima oleh generator? Saat generator menerima
daya listrik, generator beroperasi sebagai motor, mengendalikan motor ac nya sendiri
sebagai asynchrounous generator. Hasilnya, ac power memberikan kembali ke
rangkaian yang biasanya memberikan motor ac. Kenyataannya daya bisa diperoleh
kembali, cara ini membuat Ward-Leonard sistem menjadi sangat efisien.

Contoh soal :

Calculate
a. Torsi motor dan kecepatan saat
Es = 400 V dan Eo = 380 V
b. Torsi motor dan kecepatan saat
Es = 350 V dan Eo = 380 V

Solution
a. Arus armature adalah
I = (Es – Eo)/R = (400-380)/0.01
= 2000 A
Daya ke motor armature adalah
P = EoI = 380 x 2000 = 760kW
Kecepatan motor adalah
n = (380 V / 500 V) x 300 = 228r/min
Torsi motor adalah
T = 9.55 P/n
= (9.55 x 760 000)/228
= 47.8 kN.m

b. Karena Eo = 380 V, kecepatan motor masih 228 r/min. Arus armature adalah
I = (Es-Eo)/R = (350-380)/0.01
= -3000A
Arusnya negatif dan mengalir berbalik; akibatnya, torsi motor juga berbalik. Daya
dikembalikan ke generator dan hambatan 10 mΩ :
P = EoI = 380 x 3000 = 1140kW
Braking torque yang dikembangkan oleh motor :
T = 9.55 P/n
= (9.55 X 1 140 000)/228
= 47.8 kN.m
Kecepatan dari motor dan dihubungkan ke beban mekanis akan cepat jatuh dibawah
pengaruh electromechanical braking torque.

Cara lain untuk mengontrol kecepatan dari motor dc adalah menempatkan


rheostat yang di-seri-kan dengan armature (gambar di atas). Arus dalam rheostat
menghasilkan voltage drop jika dikurangi dari fixed source voltage Es, menghasilkan
tegangan suplai yang lebih kecil dari armature. Metode ini memungkinkan kita untuk
mengurangi kecepatan dibawah kecepatan nominalnya. Ini hanya direkomendasikan
untuk motor kecil karena banyak daya dan pasa yang terbuang dalam rheostat, dan
efisiensi keseluruhannya rendah. Di samping itu, pengaturan kecepatan lemah, bahkan
untuk rheostat yg diatur fixed. Akibatnya, IR drop sedangkan rheostat meningkat
sebagaimana arus armature meningkat. Hal ini menghasilkan penurunan kecepatan
yang besar dengan naiknya beban mekanis.
Mengatur Kecepatan dengan Field
Berdasarkan persamaan di atas kita juga dapat memvariasikan kecepatan motor dc
dengan memvariasikan field flux Φ. Tegangan armature Es tetap dijaga konstan agar
numerator pada persamaan di atas juga konstan. Oleh sebab itu, kecepatan motor
sekarang berubah perbandingannnya ke flux Φ; jika kita menaikkan fluxnya, kecepatan
akan jatuh, dan sebaliknya.
Metode dari speed control ini seringkali digunakan saat motor harus dijalankan
diatas kecepatan rata-ratanya, disebut base speed. Untuk mengatur flux ( dan
kecepatannya), kita menghubungkan rheostat Rf secara seri dengan fieldnya.
Untuk mengerti metode speed control, pada gambar di atas awalnya berjalan
pada kecepatan konstan. Counter-emf Eo sedikit lebih rendah dari tegangan suplai
armature Es, karena penurunan IR armature. Jika tiba-tiba hambatan dari rheostat
ditingkatkan, baik exciting current Ix dan flux Φ akan berkurang. Hal ini segera
mengurangi cemf Eo, menyebabkan arus armature I melonjak ke nilai yang lebih tinggi.
Arus berubah secara dramatis karena nilainya tergantung pada perbedaam yang sangat
kecil antara Es dan Eo. Meskipun fieldnya lemah, motor mengembangkan torsi yang
lebih besar dari sebelumnya. Itu akan mempercepat sampai Eo hampir sama dengan Es.
Untuk lebih jelasnya, untuk mengembangkan Eo yang sama dengan fluks yang
lebih lemah, motor harus berputar lebih cepat. Oleh karena itu kita dapat meningkatkan
kecepatan motor di atas nilai nominal dengan memperkenalkan hambatan di dalam seri
dengan field. Untuk shunt-wound motors, metode dari speed control memungkinkan
high-speed/base-speed rasio setinggi 3 : 1. Range broader speed cenderung
menghasilkan ketidakstabilan dan miskin pergantian.
Di bawah kondisi-kondisi abnormal tertentu, flux mungkin akan drop ke nilai
rendah yang berbahaya. Sebagai contoh, jika arus exciting dari motor shunt sengaja
diputus, satu-satunya flux yang tersisa adalah remanent magnetism (residual
magnetism) di kutub. Flux ini terlalu kecil bagi motor untuk berputar pada kecepatan
tinggi yang berbahaya untuk menginduksi cemf yang diharuskan. Perangkat keamanan
diperkenalkan untuk mencegah kondisi seperti pelarian.
Shunt motor under load
Mempertimbangkan sebuah motor dc berjalan tanpa beban. Jika beban mekanis
tiba-tiba diterapkan pada poros, arus yang kecil tanpa beban tidak menghasilkan torsi
untuk membawa beban dan motor mulai perlahan turun. Ini menyebabkan cemf
berkurang, menghasilkan arus yang lebih tinggi dan torsi lebih tinggi. Saat torsi
dikembangkan oleh motor adalah sama dengan torsi yang dikenakan beban mekanik,
kemudian, kecepatan akan tetap konstan. Untuk menyimpulkan, dengan meningkatnya
beban mekanis, arus armature akan naik dan kecepatan akan turun.Kecepatan motor
shunt akan tetap relatif konstan dari tidak ada beban ke beban penuh. Pada motor yang
kecil, itu hanya turun sebesar 10-15 persen saat beban penuh ditambahkan. Pada mesin
yang besar, dropnya bahkan berkurang, sebagian ke hambatan armature yang paling
rendah. Dengan menyesuaikan field rheostat, kecepatan harus dijaga agar benar-benar
konstan sesuai dengan perubahan beban.

Series motor
Motor seri identik dalam kosntruksi untuk motor shunt kecuali untuk field. Field
dihubungkan secara seri dengan armature, oleh karena itu, membawa arus armature
seluruhnya. Field seri ini terdiri dari beberapa putaran kawat yang mempunyai
penampang cukup besar untuk membawa arus.
Meskipun kosntruksi serupa, properti dari motor seri benar-benar berbeda dari
motor shunt/ Dalam notor shunt, flux Φ per pole adalah konstan pada semua muatan
karena field shunt dihubungkan ke rangkaian. Tetapi motor seri, flux per pole
tergantung dari arus armature dan beban. Saat arusnya besar, fluxnya besar dan
sebaliknya. Meskipun berbeda, prinsip dasarnya dan perhitungannya tetap sama.
Pada motor yang mempunyai hubungan seri jumlah arus yang melewati angker
dinamo sama besar dengan yang melewati kumparan. Lihat gambar 9. Jika beban naik
motor berputar makin pelan. Jika kecepatan motor berkurang maka medan magnet yang
terpotong juga makin kecil, sehingga terjadi penurunan EMF. kembali dan peningkatan
arus catu daya pada kumparan dan angker dinamo selama ada beban. Arus lebih ini
mengakibatkan peningkatan torsi yang sangat besar.

Catatan :
Contoh keadaan adalah pada motor starter yang mengalami poling ( angker dinamo
menyentuh kutub karena kurang lurus atau ring yang aus). Arus yang tinggi akan
mengalir melalui kumparan dan anker dinamo karena kecepatan angker dinamo
menurun dan menyebabkan turunnya EMF kembali.
Gambar 9. Motor dengan kumparan seri.

EMF kembali mencapai maksimum jika kecepatan angker dinamo maksimum. Arus
yang disedot dari catu daya menurun saat motor makin cepat, karena EMF kembali
yang terjadi melawan arus catu daya.

EMF kembali tidak bisa sama besar dengan arus EMF. yang diberikan pada motor d.c.,
sehingga akan mengalir searah dengan EMF yang diberikan.

Karena ada dua EMF. yang saling berlawanan EMF kembali menghapuskan EMF. yang
diberikan, maka arus yang mengalir pada angker dinamo menjadi jauh lebih kecil jika
ada EMF kembali.

Karena EMF kembali melawan tegangan yang diberikan maka resistansi angker dinamo
akan tetap kecil sementara arus angker dinamo dibatasi pada nilai yang aman.

Pengereman Regeneratif

Bagan rangkaian di bawah ini menjelaskan mengenai rangkaian pemenggal yang


bekerja sebagai pengerem regeneratif. Vo hádala gaya gerak listrik yang dibangkitkan
oleh mesin arus searah, sedangkan Vt hádala tegangan sumber bagi motor sekaligus
merupakan batería yang diisi. Ra dan La masing-masing hádala hambatan dan
induktansi jangkar.

Gambar Bagan Pengereman Regeneratif

Prinsip kerja rangkaian ini hádala sebagai berikut :


Ketika saklar pemenggal dihidupkan, maka arus mengalir dari jangkar, melewati skalar
dan kembali ke jangkar. Ketika sakalar pemenggal dimatikan, maka energi yang
tersimpan pada induktor jangkar akan mengalir melewati dioda, baterai dengan
tegangan Vt dan kembali ke jangkar. Analogi rangkaian sistem pengereman regeneratif
dari gambar di atas dapat dibagi menjadi dua mode. Mode-1 ketika saklar on dan mode
ke-2 ketika saklar off seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar Rangkaian ekivalen untuk a) saklar on; b). Saklar off.


dengan :
Vo = gaya gerak listrik
La = induktansi jangkar
Ra = resistansi jangkar
Vt = tegangan batería
i1 = kuat arus jangkar ketika pemenggal on (arus tidak melewati baterai)
i2 = kuat arus jangkar ketika pemenggal off ( arus melewati baterai)
Sedangkan Gambar di bawah ini menunjukkan arus jangkar yang kontinyu dan yang
tidak kontinyu.

Gambar Arus Jangkar. a). Arus Kontinyu; b). Arus Terputus

dengan:
I1o = kuat arus jangkar saat pemenggal mulai on
I2o = kuat arus jangkar saat pemenggal mulai off
ton = lama waktu pemenggal on
toff = lama waktu pemenggal off
td = lama waktu dimana i2 tidak nol
Tp = perioda pemenggal, Tp = ton + toff

Karakteristik motor kompon

Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan
dynamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor kompon
memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi
persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara
seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.
Gambar Karakteristik Motor Kompon DC

Pengereman pada motor


Pengereman secara elektrik dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara:
– Dinamis

– Plugging

 Pengereman secara Dinamis

Pengereman yang dilakukan dengan melepaskan jangkar yang berputar dari


sumber tegangan dan memasangkan tahanan pada terminal jangkar. Oleh karena
itu kita dapat berbicara tentang waktu mekanis T konstan dalam banyak cara yang
sama kita berbicara tentang konstanta waktu listrik sebuah kapasitor yang dibuang
ke dalam sebuah resistor. Pada dasarnya, T adalah waktu yang diperlukan untuk
kecepatan motor jatuh ke 36,8 persen dari nilai awalnya. Namun, jauh lebih mudah
untuk menggambar kurva kecepatan-waktu dengan mendefinisikan konstanta
waktu baru T o yang merupakan waktu untuk kecepatan dapat berkurang menjadi
50 persen dari nilai aslinya. Ada hubungan matematis langsung antara
konvensional konstanta waktu T dan setengah konstanta waktu T O Buku ini
diberikan oleh
T o = 0,693 T

Kita dapat membuktikan bahwa waktu mekanis ini konstan diberikan oleh
di mana

T o = waktu untuk kecepatan motor jatuh ke satu-setengah dari nilai sebelumnya


[s]
J = momen inersia dari bagian yang berputar, yang disebut poros motor [kg ×
m]
n1 = awal laju pengereman motor saat mulai [r / min]
P 1 = awal daya yang dikirim oleh motor ke pengereman resistor [W]
2
131,5 = konstan [exact value = (30 / p) log e 2]
0,693 = konstan [exact value = log e 2]

Persamaan ini didasarkan pada asumsi bahwa efek pengereman sepenuhnya karena
energi pengereman didisipasi di resistor. Secara umum, motor dikenakan
tambahan akibat torsi pengereman windage dan gesekan, sehingga waktu
pengereman akan lebih kecil dari yang diberikan oleh Persamaan. 5.9.

 Pengereman secara Plugging


Kita bisa menghentikan motor bahkan lebih cepat dengan menggunakan metode
yang disebut plugging. Ini terdiri dari tiba-tiba membalikkan arus angker dengan
membalik terminal sumber (Gambar 5.19a).

Gambar 5.18 Kecepatan kurva terhadap waktu untuk berbagai metode


pengereman.
Di bawah kondisi motor normal, angker arus / 1 diberikan oleh

I 1 = (E s - E o) IR

di mana R o adalah resistansi armature. Jika kita tiba-tiba membalik terminal


sumber tegangan netto yang bekerja pada sirkuit angker menjadi (E o + E s). Yang
disebut counter-ggl E o dari angker tidak lagi bertentangan dengan apa-apa tetapi
sebenarnya menambah tegangan suplai E s. Bersih ini tegangan akan menghasilkan
arus balik yang sangat besar, mungkin 50 kali lebih besar daripada beban penuh
arus armature. Arus ini akan memulai suatu busur sekitar komutator,
menghancurkan segmen, kuas, dan mendukung, bahkan sebelum baris pemutus
sirkuit bisa terbuka.

Gambar A Amature terhubung ke sumber dc E s.

Gambar B Menghubungkan.

Untuk mencegah suatu hal yang tidak diinginkan, kita harus membatasi arus balik
dengan memperkenalkan sebuah resistor R dalam seri dengan rangkaian
pembalikan (Gambar 5.19b). Seperti dalam pengereman dinamis, resistor
dirancang untuk membatasi pengereman awal arus I 2 sampai sekitar dua kali arus
beban penuh.

Dengan memasukkan rangkaian, torsi reverse dikembangkan bahkan ketika angker


telah datang berhenti. Akibatnya, pada kecepatan nol, E o = 0, tapi aku 2 = E s / R,
yaitu sekitar satu setengah nilai awalnya. Begitu motor berhenti, kita harus segera
membuka sirkuit angker, selain itu akan mulai berjalan secara terbalik. Sirkuit
gangguan biasanya dikontrol oleh sebuah null-kecepatan otomatis perangkat
terpasang pada poros motor.

Lekuk Gambar. 5,18 memungkinkan kita untuk membandingkan pengereman


plugging dan dinamis untuk pengereman awal yang sama saat ini. Perhatikan
bahwa memasukkan motor benar-benar berhenti setelah selang waktu 2 T o. Di sisi
lain, jika pengereman dinamis digunakan, kecepatan masih 25 persen dari nilai
aslinya pada saat ini. Meskipun demikian, kesederhanaan komparatif pengereman
dinamis menjadikan lebih populer di sebagian besar aplikasi.

Reaksi Jangkar
Terjadinya gaya torsi pada jangkar disebabkan oleh hasil interaksi dua garis medan
magnet. Kutub magnet menghasilkan garis medan magnet dari utara-selatan melewati
jangkar. Interaksi kedua magnet berasal dari stator dengan magnet yang dihasilkan
jangkar mengakibarkan jangkar mendapatkan gaya torsi putar berlawanan arah jarus
jam. Karena medan utama dan medan jangkar terjadi bersama sama hal ini akan
menyebabkan perubahan arah medan utama dan akan mempengaruhi berpindahnya
garis netral yang mengakibatkan kecenderungan timbul bunga api pada saat komutasi.
Untuk itu biasanya pada motor DC dilengkapi dengan kutub bantu yang terlihat seperti
gambar dibawah ini

Gambar kutub bantu (interpole) pada motor DC


Kutub bantu ini terletak tepat pada pertengahan antara kutub utara dan kutub selatan
dan berada pada garis tengah teoritis. Lilitan penguat kutub ini dihubungkan seri dengan
lilitan jangkar, hal ini disebabkan medan lintang tergantung pada arus jangkarnya.
Untuk mengatasi reaksi jangkar pada mesin – mesin yang besar dilengkapi dengan
lilitan kompensasi. Lilitan kompensasi itu dipasang pada alur – alur yang dibuat pada
sepatu kutub dari kutub utama. Lilitan ini sepertijuga halnya dengan lilitan kutub bantu
dihubungkan seri dengan lilitan jangkar. Arah arusnya berlawanan dengan arah arus
kawat jangkar yang berada dibawahnya.
Contoh soal:

1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan
mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal.
a. Hitunglah GGL lawan (Ea) dan daya yang timbul pada jangkar.
b. Jika tahanan jangkar 0.417 ohm, keadaan yang lain sama. Berapa GGL
lawan (Ea) dan daya yang timbul pada jangkar. Penurunan tegangan
pada sikat-sikat sebesar 2 volt untuk soal a dan b.

Jawaban:
a. Ea = V – Ia Ra – 2∆E
= (230 – 2 ) – (48 x 0.312) = 213 volt
Daya yang dibangkitkan pada jangkar = Ea Ia
= 213 x 48
= 10.224 watt
b. Eb = V – Ia Ra – 2∆E
= (230 – 2) – (48 x 0.417) = 208 volt
Daya yang dibangkitkan pada jangkar = Ea Ia
= 208 x 48
= 9984 watt
Generator
1. Pengertian Generator Arus Bolak-balik
Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik
arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator,
generator AC (alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron
karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator.
Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet
yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator.Mesin ini
tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub-kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti
kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala-jala.Generator arus
bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Generator arus bolak-balik 1 fasa
b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

Konstruksi Generator Arus Bolak-balik

Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu : (1) stator,
yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolakbalik, dan (2) rotor, yakni bagian
bergerak yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator. Stator
terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi melindungi bagian
dalam generator, kotak terminal dan name plate pada generator. Inti Stator yang terbuat
dari bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan
lilitan stator. Lilitan stator yang merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan.
Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama
rata (rotor silinder). Konstruksi dari generator sinkron ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Konstruksi Generator Arus Bolak-balik


Stator :
1. Rumah Stator 2. Inti satator 3. Lilitan stator 4. Alur stator 5. Kontak hubung 6. Sikat

Rotor :
1. Kutub magnet 2. Lilitan penguat magnet 3. Cincin seret (slip ring) 4. Poros

Prinsip Kerja Generator Arus Bolak-balik


Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang
menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah,
maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. Prinsip kerja
generator arus bolak-balik tiga fasa (alternator) pada dasarnya sama dengan generator
arus bolak-balik satu fasa, akan tetapi pada generator tiga fasa memiliki tiga lilitan yang
sama dan tiga tegangan outputnya berbeda fasa 1200 pada masing-masing fasa seperti
ditunjukkan

pada Gambar 2.

Gambar 2 Skema Lilitan Stator Generator Tiga Fasa


Besar tegangan generator bergantung pada :
1. Kecepatan putaran (N)
2. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)
3. Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet ( )

Jumlah Kutub
Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari kecepatan rotor dan frekuensi
dari ggl yang dibangkitkan. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan persamaan :
𝑝𝑛
f= 120

dimana :
f = frekuensi tegangan (Hz)
p = jumlah kutub pada rotor
n = kecepatan rotor

GeneratorTanpa Beban dan Berbeban.

Generator Tanpa Beban (Beban Nol)


Jika poros generator diputar dengan kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan If,
maka tegangan E0 akan terinduksi pada kumparan jangkar stator sebesar : Eo = cn Φ
dimana :
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
Φ = fluks yang dihasilkan oleh If
Generator arus bolak-balik yang dioperasikan tanpa beban, arus jangkarnya akan nol
(Ia = 0) sehingga tegangan terminal Vt = Va = Vo. Karena besar ggl induksi merupakan
fungsi dari flux magnet, maka ggl induksi dapat dirumuskan: Ea = f (Φ), yang berarti
pengaturan arus medan sampai kondisi tertentu akan mengakibatkan ggl induksi tanpa
beban dalam keadaan saturasi seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

A S
Rotor

Stator
T

Generator Berbeban
Tiga macam sifat beban jika dihubungkan dengan generator, yaitu : beban resistif,
beban induktif, dan beban kapasitif. Akibat pembeban ini akan berpengaruh terhadap
tegangan beban dan faktor dayanya. Gambar 4 menunjukkan jika beban generator
bersifat resistif mengakibatkan penurunan tegangan relatif kecil dengan faktor daya
sama dengan satu. Jika beban generator bersifat induktif terjadi penurunan tegangan
yang cukup besar dengan faktor daya terbelakang (lagging). Sebaliknya, Jika beban
generator bersifat kapasitif akan terjadi kenaikan tegangan yang cukup besar dengan
faktor daya mendahului (leading).

Sistem Penguat (Exciter)


Saat generator dihubungkan dengan beban akan menyebabkan tegangan keluaran
generator akan turun, karena medan magnet yang dihasilkan dari arus penguat relatif
konstan. Agar tegangan generator konstan, maka harus ada peningkatan arus penguatan
sebanding dengan kenaikan beban. Gambar 5 menunjukkan sistem arus penguatan pada
generator dan karakteristik tegangan keluarannya. Gambar
Gambar 5 Prinsip Kerja Exciter Generator
Keterangan :
Garis lengkung 1 : Karakteristik tegangan keluar tanpa beban yang diperoleh dari
medan magnet minimum.
Garis lengkung 2 : Karakteristik tegangan dengan penambahan arus penguatan
maksimum.
Garis lengkung 3 : Karakteristik yang bervariasi dengan mengatur arus penguatan
sesuai kebutuhan beban.

GENERATOR SINKRON
(ALTERNATOR)

Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron.


Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan
untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkrondapat berupa
generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasatergantung dari
kebutuhan.

Konstruksi Generator Sinkron

Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk


mengahasilkan mdan magnet rotor. Rotor generator diputar oleh prime mover
menghasilkan medan magnet berputar pada mesin. Medan magnet putar ini
menginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan stator generator. Rotor pada generator
sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet
rotor dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan non salient (rotor silinder). Gambaran
bentuk kutup sepatu generator sinkron diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.1 Rotor salient (kutub sepatu) pada generator sinkron

Pada kutub salient, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor sedangkan
pada kutub non salient, konstruksi kutub magnet rata dengan permukaan rotor. Rotor
silinder umumnya digunakan untuk rotor dua kutub dan empat kutub, sedangkan rotor
kutub sepatu digunakan untuk rotor dengan empat atau lebih kutub. Pemilihan
konstruksi rotor tergantung dari kecepatan putar prime mover, frekuensi dan rating daya
generator. Generator dengan kecepatan 1500 rpm ke atas pada frekuensi 50 Hz dan
rating daya sekitar 10MVA menggunakan rotor silinder. Sementara untuk daya
dibawah 10 MVA dan kecepatan rendah maka digunakan rotor kutub sepatu. Gambaran
bentuk kutup silinder generator sinkron diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

A B

Gambar 1.2 Gambaran bentuk (a) rotor Non-salient (rotor silinder), (b) penampang
rotor pada generator sinkron
Arus DC disuplai ke rangkaian medan rotor dengan dua cara:
1. Menyuplai daya DC ke rangkaian dari sumber DC eksternal dengan sarana slip
ring dan sikat.
2. Menyuplai daya DC dari sumber DC khusus yang ditempelkan langsung pada
batang rotor generator sinkron.

Prinsip Kerja Generator Sinkron


Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan
magnethomogen, maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan
tersebut. Medan magnet bisa dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC
atau oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator
(disebut generator kutub eksternal / external pole generator) yang mana energi
listrik dibangkitkan pada kumparan rotor. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan
pada slip ring dan karbon sikat, sehingga menimbulkan permasalahan pada
pembangkitan daya tinggi. Untuk mengatasi permasalahan ini, digunakan tipe
generator dengan kutub internal (internal pole generator), yang mana medan
magnet dibangkitkan oleh kutub rotor dan tegangan AC dibangkitkan pada
rangkaian stator. Tegangan yang dihasilkan akan sinusoidal jika rapat fluks
magnet pada celah udara terdistribusi sinusoidal dan rotor diputar pada
kecepatan konstan. Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada mesin sinkron
kutub internal pada tiga kumparan stator yang diset sedemikian rupa sehingga
membentuk beda fasa dengan sudut 120°. Bentuk gambaran sederhana
hubungan kumparan 3-fasa dengan tegangan yang dibangkitkan diperlilhatkan
pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.3 Gambaran sederhana kumparan 3-fasa dan tegangan yang


dibangkitkan

Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan


mendesain bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder, kumparan rotor
disusun secara khusus untuk mendapatkan fluks terdistribusi secara sinusoidal.
Untuk tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator), suplai DC
yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan sikat untuk
menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Jika rotor
menggunakan magnet permanen, maka tidak slip ring dan sikat karbon tidak
begitu diperlukan.

Kecepatan Putar Generator Sinkron


Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan
kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian
elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah
putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin
dengan frekuensi elektrik pada stator adalah:
𝑛𝑟 . 𝑝
Fe = 120
yang mana:
fe = frekuensi listrik (Hz)
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm)
p = jumlah kutub magnet

Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnet,
persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar rotor
dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap
pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan
tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk
membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan
kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat
kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm.

Alternator tanpa beban


Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan
(IF), maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk
hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut.
Ea = c.n.φ
yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
φ = fluks yang dihasilkan oleh IF
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan
(IF). Apabila arus medan (IF) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga Ea
seperti yang terlihat pada kurva sebagai berikut.
gambar 1.4 Karakteristik tanpa beban generator sinkron

Alternator Berbeban
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan
terjadinya reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu dinyatakan
sebagai reaktansi, dan disebut reaktansi magnetisasi (Xm ). Reaktansi pemagnet
(Xm ) ini bersama-sama dengan reaktansi fluks bocor (Xa ) dikenal sebagai
reaktansi sinkron (Xs) . Persamaan tegangan pada generator adalah:
Ea = V + I.Ra + j I.Xs
Xs = Xm + Xa
yang mana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron
Karakteristik pembebanan dan diagram vektor dari alternator berbeban induktif
(faktor kerja terbelakang) dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1.5 Karakteristik alternator berbeban induktif


Rangkaian Ekuivalen Generator Sinkron
Tegangan induksi Ea dibangkitkan pada fasa generator sinkron. Tegangan ini
biasanya tidak sama dengan tegangan yang muncul pada terminal generator.
Tegangan induksi sama dengan tegangan output terminal hanya ketika tidak ada
arus jangkar yang mengalir pada mesin. Beberapa faktor yang menyebabkan
perbedaan antara tegangan induksi dengan tegangan terminal adalah:
a. Distorsi medan magnet pada celah udara oleh mengalirnya arus pada stator,
disebut reaksi jangkar.
b. Induktansi sendiri kumparan jangkar.
c. Resistansi kumparan jangkar.
d. Efek permukaan rotor kutub sepatu
Rangkaian ekuivalen generator sinkron perfasa ditunjukkan pada gambar di
bawah ini

Gambar 1.6 Rangkaian ekuivalen generator sinkron perfasa

Menentukan Parameter Generator Sinkron


Harga s X diperoleh dari dua macam percobaan yaitu percobaan tanpa beban
dan percobaan hubungan singkat. Pada pengujian tanpa beban, generator
diputar pada kecepatan ratingnya dan terminal generator tidak dihubungkan
ke beban. Arus eksitasi medan mula adalah nol. Kemudian arus eksitasi
medan dinaikan bertahap dan tegangan terminal generator diukur pada tiap
tahapan. Dari percobaan tanpa beban arus jangkar adalah nol (Ia = 0)
sehingga V sama dengan Ea. Sehingga dari pengujian ini diperoleh kurva
Ea sebagai fungsi arus medan (If). Dari kurva ini harga yang akan dipakai
adalah harga liniernya (unsaturated). Pemakaian harga linier yang
merupakan garis lurus cukup beralasan mengingat kelebihan arus medan
pada keadaan jenuh sebenarnya dikompensasi oleh adanya reaksi jangkar.
Gambar 1.7 Karakteristik tanpa beban
Pengujian yang kedua yaitu pengujian hubung singkat. Pada pengujian ini
mula-mula arus eksitasi medan dibuat nol, dan terminal generator dihubung
singkat melalui ampere meter. Kemudian arus jangkar Ia (= arus saluran)
diukur dengan mengubah arus eksitasi medan. Dari pengujian hubung
singkat akan menghasilkan hubungan antara arus jangkar (Ia ) sebagai
fungsi arus medan (IF), dan ini merupakan garis lurus. Gambaran
karakteristik hubung singkat alternator diberikan di bawah ini.

Gambar 1.8 Karakteristik hubung singkat alternator

Ketika terminal generator dihubung singkat maka tegangan terminal adalah


nol. Impedansi internal mesin adalah:
𝑋𝑎
Zs =√𝑅𝑎 2 + 𝑋𝑠 2 = 𝐼𝑎
Oleh karena Xs >> Ra, maka persamaan diatas dapat disederhanakan
menjadi:
𝐸𝑎 𝑉𝑜𝑐
Xs = 𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 ℎ𝑠
Jika Ia dan Ea diketahui untuk kondisi tertentu, maka nilai reaktansi sinkron
dapat diketahui. Tahanan jangkar dapat diukur dengan menerapkan
tegangan DC pada kumparan jangkar pada kondisi generator diam saat
hubungan bintang (Y), kemudian arus yang mengalir diukur. Selanjutnya
tahanan jangkar perfasa pada kumparan dapat diperoleh dengan
menggunakan hukum ohm sebagai berikut.
𝑉𝑑𝑐
Ra = 2 . 𝐼𝑑𝑐
Penggunaan tegangan DC ini adalah supaya reaktansi kumparan sama
dengan nol pada saat pengukuran.Diagram Fasor

Gambar 1.9 Diagram fasor (a) Faktor daya satu (b) faktor daya tertinggal (c)
faktor daya mendahului
Diagram fasor memperlihatkan bahwa terjadinya pebedaan antara tegangan
teminal V dalam keadaan berbeban dengan tegangan induksi (Ea ) atau
tegangan pada saat tidak berbeban. Diagram dipengaruhi selain oleh faktor
kerja juga oleh besarnya arus jangkar (Ia ) yang mengalir. Dengan
memperhatikan perubahan tegangan V untuk faktor keja yang berbeda-
beda, karakteristik tegangan teminal V terhadap arus jangkar Ia
diperlihatkan pada gambar 1.9.

Pengaturan Tegangan (Regulasi Tegangan)


Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal alternator antara
keadaan beban nol (VNL) dengan beban penuh (VFL). Keadaan ini
memberikan gambaran batasan drop tegangan yang terjadi pada generator,
yang dinyatakan sebagai berikut.
𝑉𝑛𝑙 − 𝑉𝑓𝑙
𝑉𝑟 = 𝑥 100%
𝑉𝑓𝑙

Kerja Paralel Alternator


Untuk melayani beban yang berkembang, maka diperlukan tambahan
sumber daya listrik. Agar sumber daya listrik yang yang baru (alternator
baru) bisa digunakan bersama, maka dilakukan penggabungan alternator
dengan cara mempararelkan dua atau lebih alternator pada sistem tenaga
dengan maksud memperbesar kapasitas daya yang dibangkitkan pada
sistem. Selain untuk tujuan di atas, kerja pararel juga sering dibutuhkan
untuk menjaga kontinuitas pelayanan apabila ada mesin (alternator) yang
harus dihentikan, misalnya untuk istirahat atau reparasi, maka alternator lain
masih bisa bekerja untuk mensuplai beban yang lain. Untuk maksud
mempararelkan ini, ada beberapa pesyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Harga sesaat ggl kedua alternator harus sama dalam kebesarannya, dan
bertentangan dalam arah, atau harga sesaat ggl alternator harus sama
dalam kebesarannya dan bertentangan dalam arah dengan harga efektif
tegangan jala jala.
b. Frekuensi kedua alternator atau frekuensi alternator dengan jala harus
sama
c. Fasa kedua alternator harus sama
d. Urutan fasa kedua alternator harus sama

Bila sebuah generator ’G’ akan diparalelkan dengan jala-jala, maka mula-
mula G diputar oleh penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu
penguatan IF diatur hingga tegangan terminal generator tersebut sama denga
jala-jala. Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa kedua tegangan
(generator dan jala-jala) digunakan alat pendeteksi yang dapat berupa lampu
sinkronoskop hubungan terang. Benar tidaknya hubungan pararel tadi, dapat
dilihat dari lampu tersebut. Bentuk hubungan operasi paralel generator
sinkron dengan lampu sinkronoskop diperlihatkan pada gambar di bawah
ini.

Gambar 1.10 Operasi paralel generator sinkron


Jika rangakaian untuk pararel itu benar (urutan fasa sama) maka lampu L1, L2 dan L3
akan hidup-mati dengan frekuensi fL - fG cycle. Sehingga apabila ke tiga lampu sedang
tidak bekedip berarti fL = fG atau frekuensi tegangan generator dan jala-jala sudah
sama. Untuk mengetahui bahwa fasa kedua tegangan (generator dan jala-jala) sama
dapat dilihat dari lampu L1, L2, dan L3. Frekuensi tegangan generator diatur oleh
penggerak mula, sedang besar tegangan diatur oleh penguatan medan. Jika rangkaian
untuk mempararelkan itu salah (urutan fasa tidak sama) maka lampu L1, L2 dan L3
akan hidup-mati bergantian dengan frekuensi (fL + fG ) cycle. Dalam hal ini dua buah
fasa (sebarang) pada terminal generator harus kita pertukarkan. Jika urutan fasa kedua
sistem tegangan sama, maka lampu L1, L2, dan L3 akan hidup-mati bergantian dengan
frekuensi fL - fG cycle. Saat mempararelkan adalah pada keadaan L1 mati sedangkan
L2 dan L3 menyala sama terang, dan keadaan ini berlangsung agak lama (yang berarti
fL dan fG sudah sangat dekat atau benar-benar sama). Dalam keadaan ini, posisi semua
fasa sistem tegangan jala-jala berimpit dengan semua system tegangan generator.

You might also like