You are on page 1of 24

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Mata Ajar : Psikologi Keperawatan


Pokok Pembahasan : Gangguan-gangguan Psikologis
Sasaran : Mahasiswa Semester I
Hari / Tangggal :
Waktu Pertemuan : 30 Menit

I. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
semester I akan mampu memperhatikan aspek-aspek psikologi dalam mengelola klien.

b. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah menyelesaikan proses perkuliahan ini diharapkan mahasiswa akan mampu :
1.Menjelaskan defenisi gangguan psikologis
2.Menjelaskan macam-macam gangguan psikologis

II. POKOK BAHASAN


Gangguan-gangguan psikologis

III. SUB POKOK BAHASAN


1. Menjelaskan defenisi gangguan psikologis
2. Menjelaskan macam-macam gangguan psikologis
IV. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap kegiatan Kegiatan pengajar Kegiatan mahasiswa

Pendahuluan (10 menit) 1. Menjelaskan cakupan materi dalam Memperhatikan


pertemuan ini, meliputi TIU dan TIK.

2. Menjelaskan manfaat mempelajari asuhan Memperhatikan


keperawatan prenatal bagi perawat.
3. Memberikan sumber rujukan untuk kuliah Mencatat
hari ini

Penyajian (70 menit) 1. Membagi mahasiswa menjadi 4 kelompok Melakukan diskusi untuk
untuk mendiskusikan tentang materi membahas tugas yang
gangguan-gangguan psikologis diberikan

2. Membimbing dan memberi petunjuk


kepada mahasiswa saat diskusi. Memperbaiki bila ada
3. Menyuruh seluruh kelompok untuk kesalahan dalam diskusi.
menyajikan hasil diskusinya. Menyajikan hasil kerja
kelompok dan mahasiswa

4. Memberikan kesempatan mahasiswa lainnya memperhatikan.


untuk bertanya dan memberi tanggapan Mengajukan pertanyaan
pada kelompok yang tampil. dan tanggapan tentang hasil

5. Meminta komentar/melempar pertanyaan diskusi kelompok yang


tampil.
ke mahasiswa lain.
Ikut berpartisipasi
6. Melengkapi jawaban mahasiswa.
menjawab/menmbahkan.
7. Menjelaskan kembali materi yang masih
Mendengarkan dan
belum dipahami mahasiswa.
memperhatikan.

Penutup (20 menit) 1. Memberikan rangkuman yang telah Mendengarkan dan


dipelajari memperhatikan.

2. Memberikan gambaran umum pokok Mendengarkan dan


bahasan berikutnya memperhatikan.

V. MEDIA DAN ALAT PENGAJARAN


Slide, LCD, Laptop

VII. EVALUASI
Evaluasi akan di laksanakan pada ujian tengah semester.
1. Bentuk soal : Essay
2. Jumlah soal : 2 Soal
3. Waktu : 6 Menit

SOAL :
1. Jelaskan defenisi gangguan psikologis
2. Jelaskan secara ringkas macam-macam gangguan psikologis

VIII. REFERENSI
Wade, Carole. (2007). Psikologi (ed 9). Jakarta: Erlangga.

IX. MATERI ( terlampir )

MATERI SATUAN ACARA PENGAJARAN


GANGGUAN PSIKOLOGIS

1. DEFENISI GANGGUAN PSIKOLOGIS


Gangguan psikologis atau penyakit mental, disebut juga gangguan mental, penyakit
jiwa, atau gangguan jiwa, adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih
fungsi mental. Penyakit mental adalah gangguan otak yang ditandai oleh
terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca
indera). Penyakit mental ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan
keluarganya).

2. MACAM-MACAM GANGGUAN PSIKOLOGIS


Gangguan kecemasan
a. Kecemasan dan panik
1. KECEMASAN
Defenisi
Kecemasan adalah suatu keadaan pikiran (jiwa) seseorang yang menimbulkan
emosi yang tidak menyenangkan, tidak enak, menekan, yang timbul dari lingkungan
dan tidak dapat atau sulit diatasi.

Gejala kecemasan
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi
masing-masing individu, beberapa simptom yang muncul tidaklah sama.
· Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada
pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan
rasa berdebar.
· Rasa sakit atau nyeri pada dada
Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu
dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai
tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan
rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.
· Rasa sesak napas
Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang
menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti
kesulitan bernafas karena kehilangan udara.
· Berkeringat secara berlebihan
Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat
yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap
stressor
· Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
· Gangguan tidur
· Tubuh gemetar
Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada
situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang
mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara
berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh
yang lain.
· Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
· Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
· Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).

Pengobatan
a. Terapi obat-obatan
Biasanya untuk kecemasan dokter menganjurkan penggunaan obat psikoleptik,
yaitu benzodiazepines dalam dosis rendah. Jenis obat-obat ini adalah Diazepam,
Klordiazepoksid, Lorazepam, Klobazam, Bromazepam, Oksazolam, Klorazepat,
Alprazolam atau Prazepam.
Penggunaan obat anti kecemasan haruslah melalui kontrol dari dokter secara
ketat, penggunaan obat-obat antiansietas dapat mengakibatkan beberapa efek samping.
Pasien dengan riwayat penyakit hati kronik, ginjal dan paru haruslah diperhatikan
pemakaian obat-obatan ini. Pada anak dan orangtua dapat juga memberikan reaksi
seperti yang tidak diharapkan (paradoxes reaction) seperti meningkatkan kegelisahan,
ketegangan otot, disinhibisi atau gangguan tidur.
b. Psikoterapi
Terapi yang paling sering digunakan dalam perawatan kecemasan
adalah cognitive-behavioural therapy (CBT). Pada CBT diberikan teknik pelatihan
pernafasan atau meditasi ketika kecemasan muncul, teknik ini diberikan untuk
penderita kecemasan yang disertai dengan serangan panik.
Support group juga diberikan dalam CBT, individu ditempatkan dalam group
support yang mendukung proses treatment. Group support dapat berupa sekelompok
orang yang memang telah dipersiapkan oleh konselor/terapis untuk mendukung proses
terapi atau keluarga juga dapat diambil sebagai group support ini.

2. PANIK
Definisi
Panik merupakan kecemasan akut yang luar biasa, yang disertai dengan gejala-
gejala fisiologis. Serangan Panik bisa terjadi pada setiap penyakit kecemasan, biasanya
merupakan respon terhadap suatu keadaan tertentu yang berkaitan dengan karakteristik
utama dari penyakit tersebut. Misalnya seorang yang takut ular akan merasa panik jika
berhadapan dengan ular.
Tidak ada penyebab tunggal untuk gangguan panic. Faktor psikologis, peristiwa
kehidupan yang stres, lingkungan, dan terlalu banyak berpikir diyakini berperan dalam
timbulnya gangguan panik. Seringkali serangan pertama dipicu oleh penyakit fisik,
stres utama, atau obat tertentu.

Gejala
Suatu serangan panik secara tiba-tiba akan menyebabkan minimal 4 dari gejala-
gejala berikut:
a. Sesak nafas
b. Pusing, limbung atau pingsan
c. Palpitasi atau denut jantung bertambah cepat
d. Gemetar
e. Berkeringat
f. Tercekik
g. Mual, sakit lambung atau diare
h. Merasa tidak nyata, aneh atau terlepas dari lingkungan
i. Mati rasa atau kesemutan
j. Wajah kemerahan atau menggigil
k. Nyeri atau rasa tidak enak di dada
l. Takut mati
m. Takut menjadi gila atau lepas kendali.
Gejala dari serangan panik melibatkan berbagai organ vital, sehingga penderita
seringkali khawatir bahwa mereka memiliki masalah kesehatan yang berbahaya.
Serangan panik menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi tidak berbahaya.

Pengobatan
Sebagian besar penderita sembuh tanpa pengobatan. Obat-obatan yang
digunakan untuk mengobati penyakit panik adalah obat anti-depresi dan anti-cemas
(misalnya benzodiazepin). Semua golongan anti-depresi telah terbukti efektif
mengatasi penyakit panik:
a. trisiklik (misalnya imipramin)
b. monoamin oxidase inhibitors (misalnya fenelzin)
c. selective serotonin reuptake inhibitors/SSRIs (misalnya fluoksetin).
Terapi pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku dimana penderita secara
berulang dihadapkan kepada hal-hal/kejadian yang memicu terjadinya serangan panik.
Terapi pemaparan seringkali membantu mengurangi ketakutan dan dilakukan sampai
penderita mencapai rasa nyaman yang tingi pada keadaan yang menimbulkan
kecemasan. Psikoterapi dilakukan agar penderita memahami berbagai pertentangan
psikis dengan lebih baik.

b. Rasa takut dan fobia


Defenisi
Rasa takut itu merupakan sinyal alami yang dicetuskan apabila ada bahaya bagi
makhluk hidup dan keturunannya, sehingga dapat dengan cepat mengadakan suatu aksi
untuk menghindar. Rasa takut juga dapat memberikan motivasi untuk belajar dan
melaksanakan suatu tugas sosial. Namun, rasa takut yang berlebihan dapat menghalangi
pelaksanaan tugas secara baik.
Fobia berasal dari istilah Yunani ‘phobos’ yang berarti lari (fight), takut dan
panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman
hippocrates.
Fobia adalah suatu bentuk rasa takut yang :
1. Tidak sesuai dengan keadaan lingkungan.
2. Tidak dapat diterangkan atau dihilangkan dengan penjelasan.
3. Tidak dapat diatasi denga kemauan.
4. Menyebabkan orang mengelak daripadanya.

Suatu trauma yang mendadak sering disertai fobia dari benda yang ada
hubungannya dengan peristiwa itu. Trauma dapat berupa psikologi atau fisik. Fobia
juga mulai setelah adanya tekanan yang umum dalam kehidupan. Sekali fobia telah
terjangkit, maka dapat menjalar (generalize) kepancaindera yang lain.

Penggolongan rasa takut dan fobia


Penggolongan rasa takut dan fobia menurut L.Marks ( 1969) :
1. rasa takut yang biasa ( normal fears )
Kebanyakan anak mempunyai rasa takut yang jamak, seperti takut ditinggal orang
tua, suara keras, orang asing, hewan dan keadaan yang tidak biasa. Pada orang dewasa
terdapat rasa takut terhadap tempat tinggi, lift, tempat gelap. Laba-laba, menghadapi
ujian yang sifatnya ringan dan cukup diatasi dengan penjelasan yang singkat.
2. Rasa takut yang tidak biasa ( abnormal fears / fobia )
Fobia terhadap rangsang dari luar antara lain :
a. Agora fobia (phobic anxiety state )
Merupakan jenis fobia tersering dan tersukar untuk diatasi dokter, dan sering
membutuhkan perawatan rumah sakit apabila terlalu hebat rasa takutnya sehingga
membuat penderita tidak dapat melakukan apapun. Fobia ini sering terjadi pada wanita,
biasanya setelah pubertas ( 15-35 tahun ), biasanya ditandai dengan ketakutan untuk :
- pergi sendiri
- perjalanan
- ruang yang terbuka
- keramaian / tempat-tempat umum mis : pasar, banyak orang
Akibat fobia tersebut, penderita menjadi terpaku di rumah, sebagian menjadi
ketakutan akan bayangan akan pingsan dan ditinggalkan diantara orang banyak, yang
menjadi salah satu masalah penting bagi kebanyakan penderita ini adalah
tidaktersedianya kemungkinan untuk bisa keluar dari satu lingkungan tertentu
b. Fobia sosial adalah orang yang takut pada aktivitas sosial karena takut akan terjadinya
rasa canggung dan cemas pada waktu makan, minum, berbicara di depan umum
maupun dalam menghadapi jenis kelamin lain. Rasa takut ini berlainan dengan rasa
takut pada orang banyak seperti agoraphobia dimana takut mengenai jumlah orang
bukan perorangan yang memperhatikannya seperti fobia sosial. Fobia ini sering
mengenai remaja, dimana frekuensinya sama antara wanita maupun pria. Fobia sosial
biasanya disertai harga diri yang rendah dan takut untuk dikritik.
c. Fobia hewan, fobia ini saling berbatas jelas dan jarang terdapat dalam rumah sakit jiwa.
Penderita kebanyakan wanita dan terjadi sejak kecil.
d. Fobia khusus adalah fobia yang terbatas pada situasi yang spesifik misalnya : tempat
tinggi, petir, guntur dan lain-lain. Fobia ini biasanya timbul pada masa kanak-kanak
atau dewasa muda dan menetap sampai puluhan tahun bila tidak diobati.

Fobia terhadap rangsangan dari dalam :


a. Fobia terhadap penyakit, merupakan rasa takut yang sangat terhadap penyakit khusus
misalnya : kanker, sakit jantung
b. Fobia obsesif, merupakan rasa takut terhadap perasaan sendiri yang disadari oleh
penderita namun tidak atas kehendaknya dimana ia tidak dapat mengatsinya lagi
misalnya: khawatir menyakiti orang lain atau mengeluarkan kata-kata kotor.
Pengobatan
1. Psikoterapi baik secara perorangan maupun berkelompok. Tujuan dari terapi ini
memberikan bantuan dan dukungan agar ia dapat menghilangkan rasa cemas dan
takutnya.
2. Psikoanalisa agar penderita dapat menggali penyebabnya sehingga dapat
menghilangkan fobia tersebut, akan tetapi hal ini membutuhkan waktu yang amat
panjang.
3. Desensitisasi. Prinsip dari terapi ini adalah dengan mendekatkan benda atau keadaan
yang menakutkan pada penderita mulai dari yang ringan hingga yang paling
menakutkan sehingga penderita lambat laun akan hilang rasa takutnya.
4. Pembanjiran. Prinsip dari terapi ini sama dengan desensitisasi, hanya dimulai dari yang
paling menakutkan hingga yang paling ringan sehingga diharapkan rasa takut itu akan
hilang dengan sendirinya seiring dengan keyakinan penderita.
5. Terapi kimiawi dengan memberikan obat anti cemas atau penenang ringan tetapi harus
sesuai dengan indikasi dokter.
6. Terapi relaksasi dan HYPNOSIS (HYPNOTHERAPY)

c. Obsesi dan kompulsi / Obsessive Compulsive Disorder (OCD)


Pengertian
Obsesi adalah pemikiran, gagasan, gambaran, atau implus yang selalu kembali,
dan orang melihatnya sebagai sesuatu yang tidak masuk akal atau memuakkan dan
menimbulkan kecemasan.
Kompulsi adalah hal-hal yang dilakukan orang untuk menekan pikiran yang
tidak mereka kehendaki. Ini merupakan ritual yang dirancang untuk mengurangi
kecemasan yang disebabkan oleh obsesi.
Sedangkan menurut James C. Coleman Obsessive-compulsive adalah gangguan
yang ditandai oleh adanya dorongan, pikiran dan tindakan yang mengganggu dan
menetap namun sebetulnya tidak diinginkan.

Ciri-ciri umum :
1. Orang OCD menderita karena ada suatu gangguan dari suatu obsesi atau kompulsi yang
menetap. Obsesi atau kompulsi adalah suatu hal (ide maupun aktivitas) yang
mengganggu, menyita waktu dan terjadi berulang-ulang dalam kegiatan sehari-hari.
2. Obsesi mengacu pada pikiran, perasaan, ide, imaji atau impuls yang menyerang
kesadaran seseorang.
3. Meskipun demikian biasanya orang merasakan obsesi sebagai sesuatu yang tidak
masuk diakal, namun meereka mengalami suatu rasa cemas yang dahsyat. Untuk
mengatasi kecemasannya tersebut mereka melakukan aktivitas yang bersifat ritualistik
atau tindakan mental yang berulang. Kegiatan ini dikenal sebagai kompulsi.
4. Sebagian besar orang dengan OCD mencoba bertahan dengan sikap kompulsinya
meskipun kelihat bodoh dan menggelikan atau tidak berhubungan dengan suatu upaya
untuk mencegahnya. Sekalipun demikian orang yang menderita OCD melalui kegiatan
kompulsinya merasa mamupu mengatasi kecemasan atau minimal menguranginya.

Gejala OCD yang dapat diamati :


1. Obsesi meliputi pikiran tentang adanya kontaminasi/keracunan, merasa digagahi,
kecelakaan atau kehilangan sehingga mereka butuh upaya untuk mengatasinya.
2. Kompulsi biasanya terdiri dari 3 kegiatan yaitu mencuci, menghitung dan memeriksa.
Mencuci dilakukan secara berulang-ulang karena merasa terkontaminasi oleh kuman
atau racun tertentu. Menghitung berulang-ulang dilakukan terhadap suatu objek,
frekuensi atau menghitung jumlah suatu kegiatan. Memeriksa berulang-ulang seperti
memeriksa pintu apakah sudah terkunci, jendela, ban mobil, untuk mengetahui apakah
sesuatu sudah aman. Hal ini dilakukan karena merasa mengalami kecemasan akibat
kelupaan untuk melakukan sesuatu yang dapat berdampak merugikan atau berbahaya
bagi dirinya.
3. Kompulsi lainnya dapat terlihat dalam bentuk berdoa yang berlebihan, meraba,
memakai suatu atribut pakaian tertentu, melakukan hal-hal lain yang tidak biasanya
seperti mengumpulkan suatu benda tertentu dan berbagai variasi dari kegiatan ritual
yang tidak biasanya. Kegiatan ini kadang-kadang bercampur dengan perilaku yang
dianggap sebagai “tahyul.”
4. Sebagian penderita depresi mengalami OCD pula.
5. Memiliki kepedulian tinggi terhadap diri, sebagian besar penderita OCD tidak
menampilkan perilaku kompulsi sebelum adanya serangan penyakit.

Suatu contoh OCD, seorang wanita merasa selalu ada pecahan kaca didalam
makanannya sehingga setiap akan makan ia selalu memeriksa makanannya apakah
didalamnya ada pecahan kaca atau tidak. Seorang pria selalu mengalami ketakutan saat
meminum kopi karena merasa adanya jarum didalam gelas. Setiap akan minum ia harus
memeriksa ulang gelas dengan menuangkan airnya sampai 4 kali untuk memastikan
bahwa tidak ada jarum didalam gelasnya.

Penanganan
Secara umum pananganannya meliputi 3 strategi dasar, yaitu :
1. Membantukan individu untuk membedakan antara pikiran dengan tindakan. Menerima
segala sesuatu seperti “pantangannya” sebagaimana orang lainnya dan
mengintegrasikannya kedalam struktur pribadi.
2. Membantu individu untuk membedakan antara bahaya yang memang riil dengan
bahaya yang hanya bersifat bayangan saja/pikiran dan berespon secara tepat terhadap
bahaya yang dirasakan (misal tidak perlu memeriksan kunci pintu berkali-kali atau
mencuci tangan berulang-ulang).
3. Memblock perilaku ritual OC dengan cara memberikan ganjaran yang setimpal bagi
Ybs. saat ia berhasil menghibdari dari perilaku keurotic (OC) tersebut.

Keseluruhan strategi tersebut bertujuan untuk mengurangi defense neurotic dan


membantu individu untuk bertindak secara wajar dan normal. Namun, upaya ini
membutuhkan waktu sampai dengan OC tersebut benar-benar hilang. Sebagai contoh
dalan suatu kasus seorang wanita sebelum memakai baju baik untuk dirinya maupun
untuk anaknya selalu memeriksa baju tersebut sampai dengan 3 kali baik bagian luar
maupun bagian dalamnya, kemudian menyibak/menggoyangkan baju tersebut 3 kali
dan mencuci serta menyetrika sampai dengan 3 kali. Saat melakukan konsultasi
psikologi diketahui bahwa wanita tersebut mengalami ketakutan yang berlebihan
terhadap kuman dan penyakit sehingga obsesi terkontaminasi terefleksikan dalam
bentuk perilaku kompulsi (memeriksa, mencuci, menyetrika 3 kali). Program
penanganannya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membantu ia membedakan secara objektif hal-hal yang kotor dan tidak steril dan
mengurangi ketakutan berlebihan yang tidak perlu serta menolongnya membuat
keputusan yang realistis tentang standar kebersihan yang umumnya dilakukan oleh
orang lain.
2. Memberikan penguatan perilaku yang konsisten saat ia mampu menghindari perilaku
ritualnya tersebut.
3. Menggunakan pengarahan verbal yang dilakukan oleh psikolog untuk mencegah
pengulangan perilaku tersebut.
Dibutuhkan waktu 9 bulan untuk menghilangkan perilaku OC yang dialami oleh
wanita tersebut.
Kompulsi yang terjadi dalam OCD berbeda dengan kompulsi yang terjadi pada
gangguan lain seperti gangguan makan atau gangguan seksual. Demikian pula harus
dibedakan gangguan kompulsi yang terjadi pada penderita depresi dan schizophrenia.

Gangguan Mood
1. DEPRESI
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi
depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya
maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan
Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang
biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur.

Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:


· Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama
serotonin
· Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap
suatu situasi sosial
· Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan
pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya

Gejala
seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih) gejala di
bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan
biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala harus (1) emosi depresi atau (2)
kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu.
1. Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap
hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau
pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
2. Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan
sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan
subjektif atau pengamatan orang lain)
3. Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya
berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan
sebelumnya dalam satu bulan)
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
5. Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang
lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
6. Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari
7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa
merupakan delusi) hampir setiap hari
8. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat
keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang
lain)
9. Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali
muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau
rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri

Pengobatan
Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien,
namun biasanya merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau
konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat
membantu dalam penyembuhan.

2. GANGGUAN BIPOLAR
Deskripsi
Tiap manusia mengalami pasang surut emosi. Terkadang berada pada puncak
emosi, namun terkadang merasa sangat depresi. Gangguan ini seperti memiliki dua
kutub emosi, oleh karena itu disebut gangguan bipolar (Bipolar Disorder). Gejala
gangguan bipolar dapat mengganggu pekerjaan, sekolah, hubungan sosial, dan
mengganggu kehidupan sehari-hari.
Selama episode manic, penderita begitu bersemangat bekerja, tidak begitu
tertekan dengan tagihan utang, atau merasa cukup sehat walaupun istrihat cuma dua
jam. Sedangkan selama episode depresi, penderita sangat malas bangun, penuh
kebencian, putus asa, dan begitu tertekan dengan masalah social yang dialami.
Penyebab gangguan bipolar tidak sepenuhnya dipahami, tetapi sering kali
terjadi dalam riwayat kesehatan keluarga (genetic). Periode pertama dari gangguan
bipolar biasanya terjadi pada masa remaja atau awal dewasa. Gejala nyaris tidak
diketahui karena jadi sesuatu yang biasa dirasakan dan membingungkan karena mirip
dengan situasi hati. Oleh karena itu banyak orang yang mengabaikan gangguan bipolar.

Tanda dan Gejala


Tiap orang memiliki gejala yang berbeda-beda. Tiap penderita memiliki varian,
tingkat keparahan, dan frekuensi yang berbeda-beda. Beberapa orang lebih rentan
terhadap baik maniak atau depresi, sementara yang lain bergantian antara periode
maniak dan depresi.

Tanda dan gejala mania


Dalam fase manic gangguan bipolar memiliki energi tinggi, kreativitas, dan
euforia. Orang-orang mengalami episode manik sering berbicara sangat cepat, tidur
sangat sedikit, dan hiperaktif. Penderita gangguan bipolar jenis ini merasa diri sebagai
yang terkuat, tak terkalahkan, atau ditakdirkan untuk menjadi orang besar.
Meskipun gejala manik ini menyenangkan, gejala manik memiliki
kecenderungan untuk lepas kendali. Sebagai contoh, penderita sering berperilaku
sembrono selama episode manik: menghabiskan tabungan, terlibat dalam aktivitas
seksual yang tidak pantas, atau membuat investasi bisnis hitam. Penderita juga mudah
marah, agresif-berkelahi, memukul ketika orang lain tidak menyetujui rencana mereka,
dan menyalahkan siapa saja yang mengkritik perilaku mereka. Beberapa orang bahkan
menjadi delusional atau mulai mendengar suara-suara aneh dalam dirinya.

Pengobatan
Obat saja biasanya tidak cukup untuk sepenuhnya mengendalikan gejala
gangguan bipolar. Strategi pengobatan yang paling efektif untuk gangguan bipolar
adalah dengan kombinasi obat, terapi, perubahan gaya hidup, dan dukungan sosial.
Pengobatan juga dapat dilakukan dengan berkonsultasi dengan psikiater yang
berpengalaman.
Gangguan Kepribadian
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di
mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak
berfungsi. Secara umum, memiliki gangguan kepribadian berarti kaku dan berpotensi
merusak diri sendiri atau merendahkan diri-pola berpikir dan berperilaku tidak peduli
pada situasinya. Hal ini menyebabkan stress dalam hidup atau gangguan dari
kemampuan untuk beraktivitas rutin di tempat kerja, sekolah atau situasi sosial lain.
Dalam beberapa kasus, kemungkinan penderita tidak menyadari bahwa mereka
memiliki gangguan kepribadian karena cara berpikir dan berperilaku tampak alami bagi
si penderita, dan penderita mungkin menyalahkan orang lain atas keadaannya.
Kemunculan gangguan kepribadian berawal dari kemunculan distres, yang
dilanjutkan pada penekanan perasaan-perasaan tersebut dan berperilaku tertentu seperti
orang mengalami distres pada umumnya. Rendahnya fungsi interaksi sosial di
lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja ikut memperburuk kondisi dan suasana
emosi dengan cara mendramatisir, menyimpan erat, mengulang atau mengingat
kembali suasana hati (obsesif), dan antisosial.
Beberapa perilaku tersebut menganggu individu dan aktivitas sehari-harinya, secara
umum individu yang mengalami gangguan kepribadian kesulitan untuk
mempertahankan atau menlanjuti hubungan dengan orang lain. Hal ini disebabkan oleh
permasalahan interpersonal yang kronis, atau kesulitan dalam mengenal perasaan-
perasaan (emosi) sendiri yang muncul dalam dirinya. Penderita gangguan kepribadian
mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit menyesuaikan diri sehingga orang
lain seperti bersikap impulsif, lekas marah, banyak permintaan, ketakutan, permusuhan,
manipulatif, atau bahkan bertindak kasar.

Ada banyak jenis spesifik gangguan kepribadian:


Paranoid
Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan kepada orang lain
dan kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya memiliki motif jahat. Orang dengan
kelainan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada pengetahuan dan
kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari hubungan dekat. Mereka
mencari makna tersembunyi dalam segala sesuatu dan membaca niat bermusuhan ke
dalam tindakan orang lain. Mereka suka mengetest kesetiaan teman dan orang-orang
terkasih dan sering tampak dingin dan menjauh. Mereka biasanya suka menyalahkan
orang lain dan cenderung membawa dendam lama.

Gejala Paranoid Personality Disorder:


a. Enggan untuk memaafkan karena dianggap penghinaan
b. Sensitivitas yang berlebihan
c. Susah percaya kepada orang lain dan kemandirian berlebihan
d. Cenderung suka menyalahkan ke orang lain
e. Selalu melakukan mengantisipasi terhadap pengkhianatan
f. Agresif dan gigih untuk hak-hak pribadi
g. Curigaan parah

Schizoid
Orang dengan gangguan kepribadian Schizoid menghindari hubungan dengan orang
lain dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants, schizoids benar-
benar lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam menginginkan popularitas. Mereka
cenderung mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak sosial. keterampilan
sosial mereka lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya perhatian atau
penerimaan. Mereka dianggap tidak punya selera humor dan jauh dan sering disebut
sebagai “penyendiri.”

Gejala Schizoid Personality Disorder:


a. Lemahnya kemampuan interpersonal
b. Kesulitan mengekspresikan kemarahan, bahkan ketika diprovokasi
c. “penyendiri” mentalitas; menghindari situasi social
d. Orang lain menganggap dia jauh, menyendiri, dan tidak bisa terikat dengan orang lain
e. Rendah gairah seksual
f. Tidak responsif pada pujian atau kritik

Schizotypal
Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili
skizofrenia ringan. Gangguan ini ditandai oleh bentuk-bentuk berpikir dan memahami
dengan cara yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari isolasi dari
orang lain . Mereka kadang-kadang percaya untuk memiliki kemampuan indra yang
ekstra atau kegiatan yang tidak berhubungan berhubungan dengan mereka dalam
beberapa cara penting. Mereka umumnya berperilaku eksentrik dan sulit berkonsentrasi
untuk waktu yang lama. pidato mereka sering lebih rumit dan sulit untuk diikuti.

Gejala Personality Disorder Schizotypal :


a. Aneh atau tingkah laku atau penampilan eksentrik
b. Bertakhyul atau sibuk dengan fenomena paranormal
c. Sulit untuk mengikuti pola bicara
d. Perasaan cemas dalam situasi social
e. Kecurigaan dan paranoia
f. Suka berpikir menganai kepercayaan aneh atau magis
g. Nampak pemalu, suka menyendiri, atau menarik diri dari orang lain

Antisocial
Banyak yang salah paham bahwa gangguan kepribadian antisosial mengacu pada
orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Sebaliknya, gangguan
kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan ini
rentan terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah dan
pantas dimanfaatkan. Antisocials cenderung suka berbohong dan mencuri. Sering kali,
mereka tidak hati-hati dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir tentang
konsekuensi nya . Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli dengan kebutuhan
mereka sendiri daripada kebutuhanorang lain.

Gejala Gangguan Kepribadian antisosial:


a. mengabaikan untuk perasaan orang lain
b. impulsif dan tidak bertanggung jawab pengambilan keputusan
c. Kurangnya rasa penyesalan karena merugikan orang lain
d. Berbohong, mencuri, perilaku kriminal lainnya
e. mengabaikan untuk keselamatan diri dan orang lain

Borderline
Borderline personality disorder ditandai oleh ketidakstabilan suasana hati dan
miskin citra diri. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perubahan suasana hati
dan kemarahan yang konstan. Sering kali, mereka akan melampiaskan kemarahan pada
diri mereka sendiri, mencederai tubuh mereka sendiri, ancaman bunuh diri dan tindakan
yang tidak biasa. Batasan berpikir secara hitam dan putih sangat kuat, hubungan yang
sarat dengan konflik. Mereka cepat marah ketika harapan mereka tidak terpenuhi.

Gejala Borderline Personality Disorder:


a. Menyakiti diri sendiri atau mencoba bunuh diri
b. Perasaan yang kuat untuk marah, cemas, atau depresi yang berlangsung selama
beberapa jam
c. Perilaku impulsive
d. Penyalahgunaan obat atau alcohol
e. Perasaan rendah harga diri
f. Tidak stabil hubungan dengan teman, keluarga, dan pacar

Histrionic
Orang dengan gangguan kepribadian Histrionic adalah pencari perhatian konstan.
Mereka perlu menjadi pusat perhatian setiap waktu, sering menggangguorang lain
untuk mendominasi pembicaraan. Mereka menggunakan bahasa muluk-muluk untuk
menggambarkan kejadian sehari-hari dan mencari pujian konstan. Mereka suka
berpakaian ”yang memancing” atau melebih-lebihkan kelemahannya untuk
mendapatkan perhatian. Mereka juga cenderung membesar-besarkan persahabatan dan
hubungan, percaya bahwa setiaporang menyukai mereka. Mereka sering manipulatif.

Gejala Personality Disorder Histrionic:


a. Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian.
b. Berpakaian atau melakukan tindakan-tindakan provokatif.
c. Emosinya dapat berubah dengan cepat.
d. Melebih-lebihkan persahabatan.
e. Terlalu-dramatis , terkadang sangat ”lebay”.
f. Mudah dipengaruhi, gampang dibujuk.

Narcissistic
Gangguan kepribadian Narcissistic dicirikan oleh keterpusatan diri. Seperti
gangguan Histrionic, orang-orang dengan gangguan ini senang mencari perhatian dan
pujian. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain untuk
mengakui mereka sebagai superior. Mereka cenderung teman, karena mereka percaya
bahwa tidak sembarang orang yang layak menjadi teman mereka. Narsisis cenderung
membuat kesan pertama yang baik, namun mengalami kesulitan menjaga hubungan
jangka panjang. Mereka umumnya tidak tertarik pada perasaanorang lain dan dapat
mengambil keuntungan dari mereka.

Gejala narsisistik Personality Disorder:


a. Membutuhkan pujian dan kekaguman berlebihan
b. Mengambil keuntungan dari orang lain
c. Merasa diri penting
d. Kurangnya empati
e. Berbohong, diri dan orang lain
f. Terobsesi dengan fantasi ketenaran, kekuasaan, atau kecantikan

Avoidant
Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kegelisahan sosial yang ekstrim.
Orang dengan gangguan ini sering merasa ”tidak cukup”, menghindari situasi sosial,
dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak dengan orang lain. Avoidant takut ditolak
dan khawatir jika mereka memalukan diri mereka sendiri di depan orang lain. Mereka
membesar-besarkan potensi kesulitan pada situasi baru untuk membuat orang berpikir
agar menghindari situasi itu. Sering kali, mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk
pengganti yang asli. Tidak seperti gangguan kepribadian skizofrenia, avoidant
merindukan hubungan sosial, tetapi belum merasa merekabisa mendapatkannya.
Mereka sering mengalami depresi dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.

Gejala Personality Disorder Avoidant :


a. Keengganan dalam relasi sosial; mundur dari orang lain dalam mengantisipasi
penolakan
b. Terobsesi denga tolakan atau kritikan dalam situasi social
c. Takut dianggap memalukan, sehingga menghindari kegiatan baru
d. Miskin citra diri; perasaan tidak puas dalam kehidupan social
e. Keinginan untuk meningkatkan hubungan social
f. Nampak sibuk sendiri dan tidak ramah
g. Menciptakan kehidupan fantasi rumit
Dependent
Gangguan kepribadian ini ditandai dengan kebutuhan untuk dijaga. Orang dengan
kelainan ini cenderung bergantung pada orang dan merasa takut kehilangan mereka.
Mereka mungkin menjadi bunuh diri ketika berpisah dengan orang yang dicintai.
Mereka cenderung untuk membiarkan orang lain mengambil keputusan penting bagi
mereka dan sering melompat dari hubungan satuke hubungan yang lainnya. mereka
sering bertahan dalam suatu hubungan, walaupun sering dikasari atau disakiti.
kepekaan berlebih terhadap penolakan umum. Mereka sering merasa tak berdaya dan
tertekan.

Gejala Gangguan Kepribadian Dependent:


a. Kesulitan membuat keputusan
b. Perasaan tidak berdaya saat sendirian
c. Berpikir ingin bunuh diri jika ditalak
d. Pasrah
e. Merasa terpuruk jika dikritik atau ketika tisak disetujui idenya
f. Tidak dapat memenuhi tuntutan hidup sehari hari

Obsessive Compulsive
Nama gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCDP) mirip dengan kecemasan
obsesif-kompulsif, namun keduanya sangat berbeda. Orang dengan gangguan
kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada keteraturan dan kesempurnaan.
Mereka harus melakukan segalanya “benar” sering mengganggu produktivitas mereka.
Mereka cenderung untuk terjebak dalam hal-hal yang detil, namun kehilangan
gambaran yang lebih besar. Mereka menetapkan standar yang tinggi tidak masuk akal
untuk diri mereka sendiri dan orang lain, dan cenderung sangat kritis terhadap orang
lain ketika mereka tidak hidup sampai saat ini standar yang tinggi. Mereka menghindari
bekerja dalam tim, percaya orang lain terlalu ceroboh atau tidak kompeten. Mereka
menghindari membuat keputusan karena mereka takut membuat kesalahan dan jarang
murah hati dengan waktu atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan
mengekspresikan emosi.

Gejala Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif:


a. mencari kesempurnaan dan disiplin yang berlebihan
b. suka dengan ketertiban
c. kaku
d. Kurang murah hati
e. terlalu fokus pada detail dan aturan
f. suka bekerja keras untuk bekerja, kadang berlebihan

Pengobatan
Merupakan kombinasi dari pengobatan dan psikoterapi;
1. Medikasi
Antidepressants
Doktor menganjurkan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), seperti
fluoxetine (Prozac, Sarafem), sertraline (Zoloft), citalopram (Celexa), paroxetine
(Paxil), nefazodone, dan escitalopram (Lexapro), atau jenis antidepressant lainnya
venlafaxine (Effexor) untuk gangguan kepribadian yang disertai dengan kecemasan dan
depresi. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)
Jenis phenelzine (Nardil) dan tranylcypromine (Parnate).
Anticonvulsants
Jenis obat ini untuk mengurangi tingkat agresifitas dan perilaku impulsif. Jenis
yang dianjurkan adalah carbamazepine (Carbatrol, Tegretol) atau asam valproik
(Depakote). Selain itu juga topiramate (Topamax), jenis anticonvulsant ini dianggap
lebih efektif dalam menangani permasalahan perilaku impuls yang tidak terkontrol.
Antipsychotics
Individu dengan gangguan kepribadian ambang dan schizotypal beresiko
kehilangan dunia nyata, obat antipsychotic seperti risperidone (Risperdal) dan
olanzapine (Zyprexa) dapat membantu menghentikan pikiran-pikiran yang
menyimpang. Untuk gangguan perilaku kadang juga diberikan haloperidol (Haldol).

2. Psikoterapi
Dalam psikoterapi diharapkan pasien dapat menangani pelbagai permasalahan yang
dihadapi pasien, belajar hidup secara sehat, dan bagaimana bereaksi secara tepat
terhadap pelbagai problem dalam kehidupan sosial. Metode pelaksanaan dapat
dilakukan secara individu, kelompok atau keluarga
Gangguan Identitas Disosiasi
Definisi
Adalah gangguan jiwa yang berasal dari akibat sampingan dari trauma parah pada
masa kanak-kanak. Individu biasanya mengalami pengalaman traumatis yang cukup
ekstrim dan terjadi berulang kali yang mengakibatkan terbentuknya dua atau lebih
kepribadian yang berbeda atau berganti-ganti kepribadian.
Selain kekerasan masa kanak-kanak, factor penyebab lainnya adalah karena
mengalami kehilangan penting yang dini, seperti kematian orangtua, seperti penyakit
fisik, atau beberapa pengalaman lain yang sangat mengganggu.

Gejala
Orang dengan gangguan ini mudah terluka dengan sendirinya. Mereka melakukan
perusakan diri sendiri. Kebanyakan berupaya untuk bunuh diri. Pada gangguan identitas
disosiatif, beberapa kepribadian seseorang adalah sadar pada informasi pribadi yang
penting, sedangkan kepribadian yang lain tidak sadar.
Pertukaran kepribadian dan kekurangan kesadaran pada tungkah laku seseorang
pada kepribadian lain seringkali membuat hidup kacau balau untuk orang dengan
gangguan identitas disosiatif. Karena kepribadian tersebut seringkali berinteraksi satu
sama lain, orang dengan gangguan kepribadian disosiatif dilaporkan mendengar
percakapan bagian dalam dan suara pada kepribadian lain menafsirkan tingkah laku
mereka atau memetakan mereka. Mereka mengalami penyimpangan waktu,
dengan memory kehilangan ingatan dan amnesia. Mereka merasakan pelepasan dari
diri mereka sendiri (depersonalisasi) dan merasa bahwa orang disekitarnya tidak nyata
(derealisasi). Mereka seringkali memiliki perhatian dengan masalah pada pengendalian,
kedua pengendalian diri dan mengendalikan yang lainnya. Sebagai tambahan, orang
dengan gangguan identitas disosiatif cenderung untuk mengalami sakit kepala berat
atau nyeri tubuh lainnya dan bisa mengalami disfungsi seks. Ikatan berbeda pada gejala-
gejala terjadi pada waktu yang berbeda.
Orang dengan gangguan identitas disosiatif bisatidak dapat mengingat kembali hal-
hal yang mereka lakukan atau mencatat perubahan tingkah laku mereka. Seringkali
mereka menunjuk diri sendiri sebagai ‘kami’, ‘laki-laki’, atau ‘perempuan’.
Pengobatan
Terapi obat bisa meringankan beberapa gejala-gejala coexisting khusus, seperti
gelisah atau depresi, tetapi tidak mempengaruhi gangguan itu sendiri. Psikoterapi
seringkali sulit dan sangat menyakitkan secara emosional. Orang tersebut bisa
mengalami berbagai krisis emosional yang berasal dari tindakan kepribadian-
kepribadian dan dari keputus asaan yang bisa terjadi ketika ingatan traumatic teringat
kembali selama terapi. Beberapa jangka waktu opname psikiatris kemungkinan
diperlukan untuk membantu orang tersebut melalui waktu-waktu sulit dan memegang
ingatan tertentu yang sangat menyakitkan. Biasanya, dua atau lebih seminggu sesi
psikoterapi untuk setidaknya 3 sampai 6 tahun diperlukan. Hypnosis kemungkinan
sangat membantu.
Skizofrenia
Defenisi
Penyakit Skizofrenia atau Schizophrenia artinya kepribadian yang terpecah, antara
pikiran, perasaan dan perilaku. Dalam artian apa yang dilakukan tidak sesuai dengan
pikiran dan perasaanya. Secara spesifik skizofrenia adalah orang yang mengalami
gangguan emosi, pikiran dan perilaku. Adakalanya orang yang mengalami gejala awal
skizofrenia justru tidak menyadari dirinya.
Penyakit ini ditemukan awal abad 18 oleh Benedict Morer. Dia menemukan orang
yang seperti lupa segalanya, bersikap kekanak-kanakan. Namun penyakit itu baru diberi
nama skizofrenia oleh Eugen bleuber 20 tahun kemudian.
Skizofrenia memiliki penyebab multifactor. Biasanya karena unsure genetic,
lingkungan dan pengaruh psikososial.
Krisis financial juga berpotensial menimbulkan skizofrenia. Mengapa
demikian?kehilangan pekerjaan, usaha bangkrut, hingga rumah tangga yang tercerai
berai bisa menjadi pemicunya. Kapan seseorang tertekan, ketika harapanya tidak sesuai
dengan kenyataan maka dia akan terkena.

Fase skizofrenia.
Fase pertama disebut Vrodromal atau fase diam.
Dimana pada fase ini seseorang yang tertekan mulai melamun, merenung sendiri.
Diam terpaku. Tidak mau berbicara pada siapapun bahkan seolah-olah dia melihat
sesuatu yang tidak tampak. Pada tahap ini seseorang sebenarnya bias sembuh sempurna.
Asalkan mendapatkan dukungan dari orang lain, seperti teman, sahabat dan keluarga.
Pengobatan medis juga dibutuhkan.
Namun jika terus dibiarkan maka seseorang akan memasuki fase Aktif. Gejala diam
mulai menghilang tapi sudah berbicara sendiri. Kalaupun diajak berkomunikasi,
bicaranya tidak nyambung. Seseorang pada fase aktif skizofrenia juga biasanya akan
berteriak-teriak, marah-marah. Rasa takut juga mendera. Rasa curiga pada orang lain.
Pada fase aktif seseorang melakukan sesuatu tanpa disadari. Seseorang jadi sombong,
takabur, merasa hanya dirinya yang harus diutamakan. Selalu ingin dipuji.

Terapi Penyakit Skizofrenia


Obat neuroleptika (obat pengontrol syaraf) selalu diberikan, kecuali obat-obat ini
terkontraindikasi, karena 75% penderita skizofrenia memperoleh perbaikan dengan
obat-obat neuroleptika. Obat ini membantu untuk tetap berpikir jernih dan
menghilangkan halusinasi.
Hal yang penting dilakukan adalah intervensi psikososial. Hal ini dilakukan dengan
menurunkan stressor lingkungan atau mempertinggi kemampuan penderita untuk
mengatasinya, dan adanya dukungan sosial. Intervensi psikososial diyakini berdampak
baik pada angka relaps dan kualitas hidup penderita. Intervensi berpusat pada keluarga
hendaknya tidak diupayakan untuk mendorong eksplorasi atau ekspresi perasaan-
perasaan, atau mempertinggi kewaspadaan impuls-impuls atau motivasi bawah sadar

You might also like