You are on page 1of 13

BAB I

KONSEP MEDIS

1.1 DEFENISI

Henti Jantung adalah suatu keadaan dimana jantung berhenti sehingga tidak
dapat memompakan darah mengakibatkan kerusakan organ karena suplai darah
ke seluruh organ tubuh berhenti atau tidak tercapai. Organ yang paling pertama
menerima efek buruk dari keadaan ini adalah Otak.keseluuh tubuh. Pada keadaan
ini, jantung tidak dapat memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga aliran
darah sistemik berhenti. Hal ini dapat

Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat
dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas maka
oksigen tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat
berkontraksi dan akibatnya terjadi keadaan yang disebut henti jantung.
Merupakan suatu kondisi dimana jantung berhenti memompakan darah
(berkontraksi) yang ditandai dengan ketidaksadaran yang terjadi sebagai kolaps
yang tiba-tiba, tidak ada denyut nadi yang teraba pada nadi karotis, radialis dan
femoralis, apnoe atau gerakan napas tidak efektif, pupil dilatasi, kulit keabuan
atau putih atau sianosis, tampak seperti mati. (Skeet, 1995 & Jusrafli).
Jantung merupakan organ vital yang bertugas memompa darah untuk semua
organ-organ badan. Henti jantung atau cardiac arrest adalah suatu keadaan
berhentinya sirkulasi normal dari darah dalam kaitannya dengan kegagalan
jantung untuk berkontaksi secara efektif selama systole. Kegagalan untuk
berkontraksi dapat mengakibatkan kematian yang mendadak, bahkan dapat
terjadi kematian seketika (Instantaneous Death) dan disebut sudden cardiac death
(SCD).

1.2 ETIOLOGI

Penyakit dan keadaan yang dapat menyebabkan henti jantung adalah:

1. Penyakit paru-paru, seperti radang paru, TBC, asma, dan bronchitis.


2. Penyakit jantung, seperti jantung koroner, jantung bawaan.
3. Kecelakaan lalu lintas yang mengenai rongga dada.
4. Sumbatan jalan napas oleh benda asing, misal: tersedak.
5. Strees fisik (perdarahan yang banyak, kekurangan oksigen)
6. Gangguan listrik dalam jantung
7. Aritmia
8. Obat-obatan
9. Gangguan temponade jantung
10. Tension pneumothoaks

1.3 PATOFISIOLOGI

Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang mendasarinya.


Namun, umumnya mekanisme terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat
dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darah
mencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan
mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak.
Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban
kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal. Kerusakan otak mungkin
terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan selanjutnya akan
terjadi kematian dalam 10 menit (Sudden cardiac death).

 Pohon masalah berdasarkan penyimpangan KDM

Multi factor Perubahan


status keehatan

Plak pada dinding arteri Otot-otot


tubuh lemah

Suplei O2 ke paru menurun Obstruksi arteri koroner Kondisi


tubuh lemah

Dispnea Suplai O2 ke jantung menurun


Resiko Cedera

Pola Napas Inafektif Infark miokard Edema


pada paru
Impuls dihantarkan keotak Henti jantung Edema
pada seluruh tubuh

Nyeri pada pembuluh darah Ancaman kematian Gangguan


Konsep Diri

Nyeri Akut Ansietas

1.4 MANIFESTASI KLINIS

Keadaan – keadaan yang mendahului terjadinya henti jantung adalah :

- Nyeri dada hebat mendadak


- Sesak nafas hebat
- Bradicardia ataupun Tachicardia menetap yang lama
- Penurunan kesadaran progresif cepat ataupun mendadak

Sedangkan keadaan – keadaan yang biasanya ditemukan saat terjadinya


henti jantung adalah :

- Pingsan mendadak
- Apnea
- Otot – otot seluruh tubuh lemas

1.5 PENATALAKSANAAN MEDIS

Hal-hal yang harus atau mungkin untuk dilakukan pada klien yang mengalami
henti jantung adalah:

 Resusitasi jantung untuk mengembalikan fungsi jantung

 Beri pernapasn dengan cara dari mulut ke mulut

 Beri masase jantung


BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

2.1 PENGKAJIAN

A. Pengumpulan Data

- Klien mengatakan bahwa ia merasakan sakit pada daerah yang terdapat


benjolan jika disentuh atau ditekan
- Klien tampak merintih

- Klien tampak mengelak bila disentuh

- Klien tampak gelisah

- Klien tampak berkeringat

- Adanya laporan sesak napas baik dari keluarga maupun klien

- Takikardi

- Tampak dispnea

- Klien mengatakan bahwa ia cemas akan keadaan dirinya

- Keluarga klien mengatakan bahwa sesekali klien kelihatan menangis

- Klien mengatakan bahwa ia belum bisa menghadapi kondisi terburuk


yang akan menimpa dirinya

- Klien tampak gelisah

- Klien tampak sesekali menangis

- Klien mengatakan bahwa ia tidak menyukai bentuk tubuhnya

- Klien mengungkapkan penolakan terhadap kondisi tubuhnya

- Klien tampak malas merawat diri

- Klien tidak ingin menemui orang lain


- Klien tampak menangis, mengurung diri dan malu untuk bersosialisasi
dengan orang lain

B. Klasifikasi Data

No DS No DO
1. Klien mengatakan bahwa ia 1. Klien tampak merintih
merasakan sakit pada daerah yang 2. Klien tampak mengelak bila
terdapat benjolan jika disentuh atau disentuh
ditekan 3. Klien tampak gelisah
2. Adanya laporan sesak napas baik 4. Klien tampak berkeringat
dari keluarga maupun klien 5. Tampak dispnea
3. Klien mengatakan bahwa ia cemas 6. Takikardi
akan keadaan dirinya 7. Klien tampak gelisah
4. Keluarga klien mengatakan bahwa 8. Klien tampak sesekali menangis
sesekali klien kelihatan menangis 9. Klien tampak malas merawat diri
5. Klien mengatakan bahwa ia belum 10. Klien tidak ingin menemui orang
bisa menghadapi kondisi terburuk lain
yang akan menimpa dirinya 11. Klien tampak menangis, mengurung
6. Klien mengatakan bahwa ia tidak diri dan malu untuk bersosialisasi
menyukai bentuk tubuhnya dengan orang lain
7. Klien mengungkapkan penolakan
terhadap kondisi tubuhnya

C. Analisa Data

No Sign/Symptom Etiologi Problem


1. DS:
- Klien mengatakan bahwa Nyeri Akut
ia merasakan sakit pada Nyeri pada pembuluh darah
daerah yang terdapat
benjolan jika disentuh atau
ditekan Impuls dihantarkan ke otak
DO:
- Klien tampak merintih
- Klien tampak mengelak Infark miokard
bila disentuh
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak berkeringat
2. DS:
- Adanya laporan sesak Dispnea Pola Napas
napas baik dari keluarga Inafektif
maupun klien
DO:
- Tampak dispnea Suplai oksigen kejantung menurun
- Takikardi
3. DS:
- Klien mengatakan bahwa Ancaman kematian Ansietas
ia cemas akan keadaan
dirinya
- Keluarga klien Henti jantung
mengatakan bahwa
sesekali klien kelihatan
menangis Infark miokard
- Klien mengatakan bahwa
ia belum bisa menghadapi
kondisi terburuk yang Suplei oksigen keparu menurun
akan menimpa dirinya
DO:
- Klien tampak gelisah Obstruksi arteri koroner
- Klien tampak sesekali
menangis
Plak dnding arteri

4. DS:
- Klien mengatakan bahwa Gangguan
ia tidak menyukai bentuk Konsep Diri
tubuhnya
- Klien mengungkapkan Edema seluruh tubuh
penolakan terhadap
kondisi tubuhnya
DO: Edema pada paru
- Klien tampak malas
merawat diri
- Klien tidak ingin menemui Suplei oksigen kejantung menurun
orang lain
- Klien tampak menangis,
mengurung diri dan malu
untuk bersosialisasi
dengan orang lain
5. DS: Kondisi tubuh lemah
- Resiko Cedera
DO:
- Otot-otot tubuh lemah

Perubahan status kesehatan


2.2 DIAGNOSA

1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya penyakit

DS:

- Klien mengatakan bahwa ia merasakan sakit pada daerah yang terdapat


benjolan jika disentuh atau ditekan
DO:

- Klien tampak merintih

- Klien tampak mengelak bila disentuh

- Klien tampak gelisah

- Klien tampak berkeringat

2. Pola napas inafektif berhubungan dengan kurangnya oksigen diparu-paru

DS:

- Adanya laporan sesak napas baik dari keluarga maupun klien


DO:

- Tampak dispnea

- Takikardi

3. Ansietas berhubungan dengan kecemasan akan kematian

DS:

- Klien mengatakan bahwa ia cemas akan keadaan dirinya

- Keluarga klien mengatakan bahwa sesekali klien kelihatan menangis

- Klien mengatakan bahwa ia belum bisa menghadapi kondisi terburuk


yang akan menimpa dirinya
DO:

- Klien tampak gelisah

- Klien tampak sesekali menangis

4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya edema

DS:

- Klien mengatakan bahwa ia tidak menyukai bentuk tubuhnya

- Klien mengungkapkan penolakan terhadap kondisi tubuhnya

DO:

- Klien tampak malas merawat diri

- Klien tidak ingin menemui orang lain

- Klien tampak menangis, mengurung diri dan malu untuk bersosialisasi


dengan orang lain

5. Resiko cedera berhubungan dengan kelemahan otot-otot

DS:

-
DO:

2.3 INTERVENSI

1. Diagnose I

Nyeri akut berhubungan dengan adanya penyakit

Tujuan: Klien menunjukkan tanda-tanda toleransi terhadap nyeri, dengan


kriteria:

 Nyeri berkurang atau hilang


 Tidak ada laporan nyeri
 Kaji skala nyeri (skala 1-10)

Rasional: untuk mengetahui lokasi nyeri dan untuk tindakan


selanjutnya

 Ajarkan penggunaan tehnik relaksasi

Rasional: suasana rileks dapat mengurangi rasa nyeri

 Beri tindakan kenyamanan seperti perubahan posisi, masase

Rasional: tindakan alternative mengontrol nyeri

 Kolaborasi pemberian obat analgesic

Rasional: obat analgesic dapat mengurangi nyeri

2. Diagnose II

Pola napas inafektif berhubungan dengan kurangnya oksigen diparu-paru

Tujuan: Klien menujukkan tanda-tanda pernapasan yang normal, dengan


kriteria :

 Tidak ada dispnea

 Kaji frekwensi pernapasan, irama dan kedalaman

Rasional: untuk mengetahui data actual tentang kondisi klien

 Tempatkan klien pada posisi yang nyaman dengan meninggikan


bagian kepala tempat tidur.

Rasional: memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja


pernapasan dan menurunkan resiko aspirasi

 Anjurkan tehnik nafas dalam

Rasional: membantu meningkatkan difusi gas

 Kolaborasi untuk pemberian oksigan


Rasional: memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk kebutuhan dan
menurunka resiko hipoksia

3. Diagnose III

Ansietas berhubungan dengan kecemasanakan kematian

Tujuan: Ansietas menurun sampai batas yang dapat ditangani, dengan


kriteria:

 tidak ada laporan cemas


 penampilan rileks dengan aktivitas sewajarnya
 Pantau darajat kecemasan
Rasional: indikasi tingkat keparahan kecemasan dan kestabilan control
emosi
 Dorong klien untuk mengeluarkan perasaannya atau emosi pada
perawat atau keluarga
Rasional: dengan mengeluarkan perasaanya akan membantu
menurunkan tingkat kecemasan
 Beri tindakan kenyamanan
Rasional: membantu menurunkan strees dan meningkatkan relaksasi
 Kolaborasi untuk pemberian obat
Rasional: pemberian obat ansietas mungkin dibutuhkan

4. Diagnose IV

Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya edema

Tujuan: untuk mengembalikan rasa percaya diri klien, dengan criteria


hasil:

 Klien mau membuka diri bagi semua orang

 Klien bisa menerima kondisi dirinya saat itu

 Kaji factor penyebab

Rasional: untuk melakukan tindakan selanjutnya

 Anjurkan pada klien untuk selalu berpikir positif


Rasional: dengan berpikir positif klien bisa lebih rileks dan mau
menerima kondisinya saat itu

 Beri penjelasan tentang kondisi klien dan masalah yang dihadapi klien

Rasional: agar klien bisa lebih tenang dan mengerti bahwa kondisi itu
hanya berlangsung sesaat sampai proses penyembuhan

 Hindari kritikan yang bersifat negatif

Rasional: agar pasien tidak merasa tertekan dan terpojok

 Siapkan orang terdekat terhadap perubahan fisik dan emosional

Rasional: Orang terdekat merupakan media untuk meluapkan perasaan


yang lebih baik bagi klien

 Perjelas berbagai kesalahan konsep individu terhadap perawatan

Rasional: Memperluas wawasan klien tentang masalah yang sedang


dihadapinya

5. Diagnose V

Resiko cedera berhubungan dengan kelemahan otot-otot

Tujuan: untuk mengurangi factorfaktor yang dapat memicu terjadinya


cedera, dengan criteria hasil:

 Klien mampu mengidentifikasikan factor-faktor yang


meningkatkan kemungkinan untuk cedera

 Mampu melakukan tindakan-tindakan pencegahan

 Kaji hal-hal yang dapat memicu terjadinya resiko cedera

Rasional: untuk tindakan pencegahan dan intervensi lebih lanjut

 Awasi pasien saat ingi melakukan sesuatu


Rasional: untuk menjaga keamanan dan menghindari adanya cedera

 Ajarkan klien untuk bisa menghindari daerah-daerah yang


membahayakan klien

Rasional: untuk meningkatkan kewaspadaan pada klien

 Berikan alat pengaman pada bagian tempat tidur klien

Rasional: untuk menghindari klien dari segala bentuk bahaya yang


mengancam dan memberi rasa aman pada klien
DAFTAR PUSTAKA

Janet M. Torpy, MD. The journal of the american medical assosiation. JAMA [serial
online] 2006, Januari [cited 2008 July 18]; 295(1):[2 screen]. Availabel from:
URL:http://jama.ama-assn.org/cgi/citmgr?gca=jama;295/1/124

Cardiac arrest. [Online]. 2008 July 14 [cited 2008 july 18];[ 13screens]. Availabel
from: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Sudden_cardiac_death

Mutahal, Apuranto H. Kematian mendadak. In: Apuranto H, Hoediyanto, editors.


Buku ajar ilmu kedokteran forensik dan medikolegal. Edisi 3. Surabaya: Airlangga;
2007. p.185-8.

Cardiac arrest, first aid. [Online]. 2007 August [cited 2008 july 18];[3 screens].
Available from: URL: http://www.merck.com/mmhe/sec24/ch299/ch299a.html

Sudden cardiac death. [Online]. 2006 July 16 [cited 2008 july 18];[21 screens].
Available from: URL:
http://www.emedicine.com/med/topic276.htm#section~Differentials

Definition of cardiac arrest. [Online]. 2001 November [cited 2008 Jully 23];[2
screens]. Available from: URL: [http://www.medicinenet.com/script/main/hp.asp

Sudden cardiac arrest(SCA). [Online]. 2008 March [cited 2008 july 18];[4 screens].
Available from: URL: http://www.medic8.com/blood-disorders/index.htm

Faiz O, Moffat D, editors. The heart II. In: Anatomi at a glance

Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Wizcars

You might also like