You are on page 1of 21

Rencana Keperawatan

Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1. Hipertemia berhubungan Setelah dilakukan tindakan perawatan selama Mengontrol panas
dengan proses penyakit. ….X 24 jam, pasien mengalami keseimbangan  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Batasan karakeristik : termoregulasi dengan kriteria hasil :  Monitor suhu basal secara kontin
 kenaikan suhu tubuh diatas  Suhu tubuh dalam rentang normal 35,9 C – 37,5 kebutuhan.
rentang normal C  Monitor TD, Nadi, dan RR
 serangan atau konvulsi  Nadi dan RR dalam rentang normal  Monitor warna dan suhu kulit
(kejang)  Tidak ada perubahan warna kulit  Monitor penurunan tingkat kesadaran
 kulit kemerahan  Tidak ada pusing  Monitor WBC,Hb, Hct
 pertambahan RR  Monitor intake dan output
 takikardi  Berikan anti piretik
 saat disentuh tangan terasa  Berikan pengobatan untuk mengatasi
hangat  Selimuti pasien
 Lakukan Tapid sponge
 Berikan cairan intra vena
 Kompres pasien pada lipat paha, aksi
 Tingkatkan sirkulasi udara
 Berikan pengobatan untuk men
menggigil
Temperature Regulation
 Monitor tanda- tanda hipertermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Ajarkan pada pasien cara mencega
panas
 Diskusikan tetang pentingnya pen
kemungkinan efek negative dari kedi
 Berikan obat antipiretik sesuai denga
 Gunakan matras dingin dan mandi
mengatasi gangguan suhu tubuh
kebutuhan
 Lepasakan pakaian yang berlebihan
dengan hanya selembar pakaian.
Vital Sign Monitoring
 Monitor TD, Nadi, Suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor vital sign saat pasien be
berbaring
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan
 Monitor TD, Nadi, dan RR sebel
sesudah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapas
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna dan kelembaban
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya tekanan nadi yang me
peningkatan sistolik (Chusing Triad)
 Identifikasi penyebab dari perubahan v
2. Resiko injury berhubungan 
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Sediakan lingkungan yang aman untu
dengan infeksi mikroorganisme …x 24 jam, pasien tidak mengalami injury.  Identifikasi kebutuhan keamanan pa
Risk Injury kondisi fisik dan fungsi kognitif p
Kriteria Hasil : penyakit terdahulu pasien
 Klien terbebas dari cidera  Menghindari lingkungan yang be
 Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk memindahkan perabotan
mencegah injury atau cedera  Memasang side rail tempat tidur
 Klien mampu menjelaskan factor resiko dari  Menyediakan tempat tidur yang nyam
lingkunga atau perilaku personal  Meletakan saklar lampu ditemp
 Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah dijangkau pasien
injury  Membatasi pengunjung
 Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
 Memberikan penerangan yang cukup
 Mampu mengenali perubahan status kesehatan
 Menganjurkan keluarga untuk menem
 Mengontrol lingkungan dari kebising
 Memindahkan barang-barang
membahayakan
 Berikan penjelasan pada pasien d
pengunjung adanya perubahan stat
penyebab penyakit.
3 Resiko kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Fluid management:
cairan dengan faktor resiko …x 24 jam, fluid balance dengan kriteria hasil : Pertahankan catatan intake dan outpu
faktor yang mempengaruhi  Mempertahankan urine output sesuai dengan  Monitor status dehidrasi( kelem
kebutuhan cairan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
(hipermetabolik)  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas  Monitor vital sign
normal  Monitor asupan makanan/ cairan
 Tidak ada tanda- tanda dehidrasi, elastisitas kalori harian
turgor kulit baik, membrane mukosa lembab,  Lakukan terapi IV
tidak ada rasa haus yang berlebihan.  Monitor status nutrisi
 Berikan cairan
 Berikan cairan IV pada suhu ruangan
 Dorong masukan oral
 Berikan penggantian nasogastrik ses
 Dorong keluarga untuk membantu pa
 Anjurkan minum kurang lebih 7-8
perhari
 Kolaborasi dokter jika tanda cairan
memburuk
 Atur kemungkinan transfusi
NO DIAGNOSA NOC
1 Perubahan Nutrisi Kurang 
dari Status Gizi : Asupan Makanan Dan Cairan  Monito
Kebutuhan Tubuh b.d Penurunan Klien diharapkan mampu untuk : Aktivitas ya
Insulin - Mempertahankan berat badan - Amati
- Data Subjektif : - Mempertahankan masa tubuh dan berat badan penambahan
a) klien sering merasa lapar dan haus dalam batas normal - Monitor jen
b) klien mengatakan berat badannya menurun
- Memiliki nilai laboratorium dalam batas normal - Monitor re
selama 1 bulan terakhir - Melaporkan tingkat energi yang adekuat pada suatu k
- Data Objektif : - Monitor lin
a) Berat badan klien sebelum sakit 76 kg - Monitor mu
setelah sakit 68 kg - Monitor
b) Mukosa bibir kering
badan,kelati
3
c) Klien makan 3x/hari, menghabiskan /4
- Monitor ma
porsi makanan dan mengkonsumsi buah-
 Manajeme
buahan
Aktivitas ya
- Kaji apa kli
- Kerja sam
jumlah kalo
dengan kebu
- Ajari klien
tubuh
- Monitor
kandungan
- Timbang B
- Pasyikan b
berserat ting
- Pastikan
kebutuhan
 Manajeme
Aktivitas ya
- Monitor gu
- Monitor tan
Keletihan, p
- Monitor TT
- Batasi latih
khusus nya
- Monitor sta
2 
Kekurangan Volume Cairan b.d Diuresis Keseimbangan Elektrolit dan asam-Basa  Manajeme
Osmotik Klien diharapkan mampu untuk menormalkan : Aktivitas ya
- Data Subjektif : - Albumin serum - Monitor sta
a) Klien mengatakan sering merasa haus - pH serum (tekanan ve
b) Klien mengaku sering BAK, bila malam
- Kreatinin serum rata), PAP (
hari hingga 10 kali - Bikarbonat serum - Dapatkan
c) Klien mengatakan berat badannya menurun
- pH Urine keseimbang
selama 1 bulan terakhir serum
 Keseimbangan Cairan
- Data Objektif :
Klien diharapkan mampu untuk menormalkan : - Pantau ket
a) Klien minum sekitar 2500 cc sehari buruk deng
- Tanda-tanda dehidrasi tidak ada
b) Klien terlihat kurang tidur, karena sering basa
- Mukosa mulut dan bibir lembab
BAK, terutama pada malam hari - Dorong p
- Balan cairan seimbang
c) Berat badan klien sebelum sakit 76 kg pengobatan
 Hidrasi
setelah sakit 68 kg  Manajeme
Klien diharapkan mampu menormalkan :
d) Mukosa bibir kering Aktivitas ya
- Hidrasi kulit
e) TD : 170/100 mmHg - Timbang B
- Kelembaban membran mukosa\
f) N : 80x/menit
- Pertahankan
- Haus yang abormal
g) RR : 20x/menit
- Monitor sta
h) S : 37,2o C - Pengeluaran urin
membrane,
- Tekanan darah
- Monitor st
PAP
- Monitor ha
BUN, Ht ↓)
- Monitor TT
- Monitor a
(seperti :ede
- Monitor pe
dialisa
- Monitor sta
- Monitor r
elektrolit
 Pemantau
Aktivitas ya
- Kaji tentan
dan pola eli
- Kaji kemu
cairan (se
diaforesis, d
- Monitor BB
- Monitor nil
- Monitor osm
- Monitor me
- Monitor wa
3 Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan  Toleransi Aktivitas  Terapi Ak
- Data Subjektif : Klien diharapkan mampu untuk menyeimbangkan Aktivitas ya
a) Klien mengaku jarang berolahraga saat : - Monitor pro
waktu luang. - Denyut nadi saat beraktivitas. - Bantu klien
b) Klien mengatakan lemas - Jumlah pernafasan saat beraktivitas. ia lakukan.
- Data Obejektif : - Tekanan darah sistolik saat beraktivitas. - Jadwalkan
a) Aktivitas klien dibantu perawat dan
- Tekanan darah diastolic saat beraktivitas. rutin.
keluarga - Warna kulit. - Bantu klien
b) Klien terlihat lemah - Monitor re
c) TB/BB : 164cm/68kg - Kekuatan tubuh bagian atas. terhadap ak
d) BMI : 25, 28 (overweight) - Kekuatan tubuh bagian bawah. - Bantu kl
e)  Daya Tahan Tubuh
Level Aktifitas : Level 3 (membutuhkan pencapaian
bantuan orang lain).  Pengajara
Klien diharapkan mampu untuk menyeimbangkan
: Aktivitas ya
- Aktivitas - Ajarkan kli
- Daya tahan otot a. Tujuan dan
- Hemoglobin b. Bagaimana

- Hematocrit c. Bagaimana

- Glukosa darah d. Bagaimana


- Berikan inf
- Serum elektrolit
teknik untuk
- Rasa lelah
- Berikan inf
 Perawatan Diri : Aktivitas-aktivitas sehari-
klien.
hari
 Mengontro
Klien diharapkan mampu untuk menyeimbangkan
Aktivitas ya
:
- Diskusikan
- Pola makan.
maknan, la
- Berjalan.
kehilangan
- Aktivitas
- Diskusikan
mempengar
- Diskusikan
tidak norma
- Beri infor
yang ideal
- Diskusikan
makanan se
- Minta info
luar yang m
- Kaji pening
Analisa Data

NO DATA PENYEBAB MASALAH


DS:
1 Pasien mengatakan kepala pusing, Peningkatan Gangguan rasa nyaman
dan leher terasa tegang. tekanan darah nyeri
DO: : Px tampak meringis kesakitan,
kondisi badan lemah.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 370C

DS:
2 Pasien mengatakan tidak selera Perubahan jenis Gangguan pola nutrisi
makan diet
DO: pasien tampak lemah, Makanan yang
di sajikan habis 1/3 porsi
3 DS: Pasien mengatakan susah tidur Efek Hospitalisasi Gangguan istirahat
DO: pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
tidur malam + 2 jam pasien susah
tidur siang
Ds
4 : pasien mengatakan kedua kakinya kelemahan fisik Gangguan pola
susah digerakkan aktivitas

Do : aktivitas pasiens di bantu oleh


keluarga dan perawat

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah d/d pasien tampak meringis
kesakitan, kondisi badan lemah.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 370C
2. Gangguan pola nutrisi b/d perubahan jenis diet d/d Makanan yang di sajikan habis 1/3 porsi
3. Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
malam + 2 jam, pasien susah tidur siang
4. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai dengan aktivitas
pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.
3.1.11 Diagnosa Keperawatan
Nama : Tn.M
Umur : 60 Tahun
Ruang : Mengkudu
No.Reg : 06-46-47

Tabel Asuhan Keperawatan


DIAGNOSA
NO DATA TUJUAN
KEPERAWATAN INTERVE
DS:
1 Pasien mengatakan kepala Gangguan rasa nyaman nyeri b/d Nyeri dan Atur posisi
pusing, dan leher terasa tegang. peningkatan tekanan darah pusing hilang pasien
d/d pasien tampak meringis  Berikan istirah
DO: : Px tampak meringis kesakitan, kesakitan, kondisi badan cukup
kondisi badan lemah lemah.  Anjurkan pasie
TD : 170/100 mmHg TD : 170/100 mmHg menghindari mak
Pols : 90 x/i Pols : 90 x/i mengandung gara
RR : 22 x/i
0
RR : 22 x/i  Kolaborasi deng
Temp : 37 C Temp : 370C dalam pemberian

2DS: Pasien mengatakan tidak selera Gangguan pola nutrisi b/d Kebutuhan  Beri makan pas
makan perubahan jenis diet d/d nutrisi tapi sering
Makanan yang di sajikan terpenuhi  Beri makanan
DO: pasien tampak lemah, habis 1/3 porsi keadaan hangat
Makanan yang di sajikan habis 1/3  Beri makana
porsi berpariasi
 Beri penjelasan
manfaat makanan

3 DS: Pasien mengatakan susah Gangguan istirahat tidur b/d Istirahat tidur Beri pasien rua
tidur efek hospitalisasi d/d pasien pasien nyaman
tampak pucat, mata cekung, terpenuhi  Batasi jam
DO: pasien tampak pucat, mata tidur malam + 2 jam susah pasien ; pagi jam
cekung, tidur malam + 2 tidur siang Sore 16-17
jam pasien susah tidur siang Malam 19-21
 Batasi jumlah pen
 Hindari keributan
 Rapikan tempat ti

4Ds : pasien mengatakan kedua aktivitas pasien Bantu aktivitas pa


Gangguan pola aktivitas b/d
kakinya susah digerakkan terpenuhi  Beri posisi yan
Do : aktivitas paiens di bantu oleh kelemahan fisik d/d pasien semi fowler
keluarga dan perawat  Dekatkan barang
tampak susah melakukan dibutuhkan pasien
aktivitas, semua aktivitas
dibantu oleh keluarga dan
perawat
1. Kaji keluhn nyeri ( lokasi, intrnsitas, lamanya serangan )
R/ : sebagai data daras untuk menentukn intervensi selanjutnya
2. Pertahankan tirah baring slama fase akut
R/ : Tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan pasien untuk menurunkan spasem
otot, penekanan pada bagian tubh tertentu dan memfasilitasi terjadinya reduksi
3. Anjurkan pasien untuk melakukan gerqkan tubuh yang tepat dan batasi aktifitas selama nyeri
R/ Menghlangkan / mengurangi sterss pada otot dan mencegah trauma lebih lanjut
4. Anjurkan dan ajarkan klien untuk melakukan teknik visualisasi , relaksasi
R/ : mengalihkan perhatian dan membantu menghilangkan nyeri dan meningkatkan proses
penyembuhan
5. Tinggikan dan dukung ekstermitas yang terkena
R/ : meningkatkan aliran balik vena, meningkatkan edema dan menurunkan nyeri
6. Lakukan kompres dingin / es 24-48 jam pertama
R/ : Menurunkan edema / pemb4ntukan hematom, menurunkan sensasi nyeri
7. Letakan semua kebutuhan pasien dalam batas yang mudah di jangkau oleh pasien
R/ : menurunkan resiko pregangan saat meraih
8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi analgetik
R/ : Analgetik dapat mengurangi nyeri
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hilangnya sebagian jaringan, lika terbuka,
malnutrisi

Hasil yang diharapkan :


– Kilen tidak menunjukan adanya tanda-tanda infeksi selama masa perawatan
– Luka tampak kering dan bersih
– Tidak ada cairan atau darah yang kelar atau merembes
– Penyembuhan luka rapat dan baik
Intervensi :
1. Kaji kulit terhadap adanya iritasi, lika terbuka atau robekan kulit
R/ : Mengidentfikasi adanya faktor pencetus masuknya kuman penybab infeksi
2. Kaji tanda-tnda vital ( suhu, nsdi )
R/ : Sebagai indikator untuk intervensi selanjutnay dari perubahan tanda-tanda vital
3. Tekankanpentigya cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan
pasien
R/ : Mencegah kontaminasi silang, menekan resiko infeksi
4. Kalau perlu ajnurkan pasien untuk diisolasi sesuai dengan indikasi
R/ : Isolasi dapat dilihat dari luka sederhana/ terbuka sampai komlit untuk menurnkan resiko
kointaminasi silang
5. Lakukan perswtan luka secara aseptik dan steril 2 kali sehari
R/ : Menurnkan resiko infeksi dan mendukung proses openyembuhan
6. Tampung cairanb sisa yang terkontaminasi pada tempat tertentu dalam ruangan kemudian di
buang pada opembuangan yang sudah ditentukan oleh rumah sakit
R/ : Mencegah penyebatran infeksi di lingkungan rumah sakit
7. Kolaborasi dnegan dokter untuk pemberian antibiotik
R/ : Antibiotik dapa membunuh kuman oenyakit pemyebab infeksi dan mengurangi penyebat\ran
ifeksi
4. Intoleransi dalam beraktifitas berhubungan dengan nyeri, imobilisasi, kelemahan fisik
Hasil yang diharapkan :
– Klien dapat melakukan aktifitas mandiri selama masa perawatan
– Pasien tampak rileks
Intervensi :
1. Kaji respon terhadap aktifitas pasien
R/ : Sebagai parameter untuk menentukan tingkat kemampuan pasien dalam beraktifitas
2. Kaji Tanda-tamnda vital
R/ : Sebagai indikator terhadap perubahan TTV akibat aktifitas
3. Observasi keluhan pasien selama beraktifitas
R/: Indikator untuk melakukan intervensi selanjutnya
4. Jelaskan pada pasien tentang teknik penghematan energi
R/ : mengurangi dan menghemat penggunaan energi, juga membantu keseimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2
5. Ubah posisi secara periodik dan dorong untuk latihan napas dalam
R/ : Mengurangi tekanan pada salah satu area dengan meningkatkan sirkulasi perifer
6. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
R/ Mengurangi kelelahan otot dapat membantu mengurangi nyeri, spame dan kejang.
3. Rencana Tindakan

a. Ketidakefektifan jalan nafas b.d peningkatan sekret.

HYD: - Suara nafas vesikuler

- Bunyi nafas bersih, tidak ada suara tambahan

Intervensi:

1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, ronchi.

R/ Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tidak
dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius misalnya: penyebaran, krekels basah
(bronkitis), bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau tidak adanya bunyi nafas
(asma berat).

2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat radio inspirasi/ekspirasi.

R/ Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau
selama stress/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi
memanjang dibanding inspirasi.

3. Catat adanya derajat dyspnea misalnya keluhan “lapar udara”, gelisah, ansietas, distress
pernafasan, penggunaan otot bantu.

R/ Disfungsi pernafasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis selain proses akut
yang menimbulkan perawatan di rumah sakit. Misalnya infeksi, reaksi alergi.

4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk pada
sandaran tempat tidur.

R/ Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi.
Sokongan tangan/kaki dengan meja, bantal, dll membantu menurunkan kelemahan otot dan dapat
sebagai alat ekspansi dada.
5. Pertahankan polusi lingkungan minimum misalnya: debu, asap dan bulu bantal yang
berhubungan dengan kondisi individu.

R/ Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat, mentriger episode akut.

6. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.

R/ Memberikan pasien-pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dyspnea dan
menurunkan jebakan udara.

7. Observasi karakteristik batuk misalnya menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk
memperbaiki keefektifan upaya batuk.

R/ Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia, sakit akut atau kelemahan.
Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah perkusi dada.

8. Tingkatkan masukan cairan antara sebagai pengganti makanan.

R/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret. Mempermudah pengeluaran. Penggunaan


cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat meningkatkan
distensi gaster dan tekanan pada diafragma.

b. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai O2.

HYD: - Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan dalam rentang normal
dan bebas gejala distress pernafasan.

Intervensi:

1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.

R/ Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan atau kronisnya penyakit.

2. Awasi secara rutin kulit dan membran mukosa.


R/ Kemungkinan cyanosis perifer terlihat pada kuku, bibir dan daun telinga.

3. Kaji AGD, pO2, pCO2.

R/ Hipoxemia biasanya terjadi pada saat akut keadaan lanjut pCO2 akan meningkat.

4. Monitor tingkat kesadaran, kelainan sakit kepala dan gangguan penglihatan.

R/ Sebagai parameter menunjukan beratnya serangan.

5. Monitor TTV dan penggunaan otot bantu pernafasan.

R/ Indikator yang menunjukan hipoxemia dan meningkatkan usaha untuk ventilasi.

c. Intoleransi beraktivitas dalam melakukan perawatan diri b.d sesak dan kelemahan fisik.

HYD: - Mampu beraktivitas sesuai keadaan.

- Merawat diri secara mandiri.

Intervensi:

1. Kaji keluhan sesak, pusing dan kemampuan merawat diri klien.

R/ Memahami masalah klien.

2. Bantu personal higiene (mandi, berpakaian, bab, bak).

R/ Higiene klien terpenuhi.

d. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tidur b.d pemasukan yang tidak adekuat
akibat dari mual, muntah, tidak nafsu makan.
HYD: - Nutrisi terpenuhi secara adekuat.

- Berat badan dalam batas normal sesuai IMT.

Intervensi:

1. Kaji status nutrisi klien.

R/ Klien dengan distress pernafasan sering anoreksia dikarenakan dyspnea, produksi sputum dan
obat-obatan.

2. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.

R/ Kegagalan pernafasan membuat status hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan kalori.

3. Auskultasi bising usus.

R/ Penurunan bising usus menunjukan penurunan motilitas gaster dan konstipasi yang berhubungan
dengan penurunan aktivitas.

4. Hindarkan makanan yang menghasilkan sisa gas dan karbonat.

R/ Dapat menghasilkan distensi abdomen yang mengganggu pernafasan abdomen.

5. Beri makanan porsi kecil dan sering.

R/ Membantu menurunkan kelemahan selama waktu makan dan memberikan kesempatan untuk
meningkatkan masukan kalori total.

e. Kecemasan b.d sesak nafas dan takut.

HYD: - Ekspresi wajah rileks.

- Mengungkapkan perasaan cemas berkurang.

- TTV dalam batas normal.


Intervensi:

1. Kaji tingkat ansietas (ringan, sedang, berat).

R/ Untuk menentukan intervensi selanjutnya dan membantu pasien meningkatkan beberapa


perasaan kontrol emosi.

2. Kaji kebiasaan ketrampilan koping.

R/ Memberikan pasien tindakan mengontrol untuk menurunkan ansietas dan ketegangan otot.

3. Beri dukungan emosional, tetap berada di dekat pasien selama serangan akut, antisipasi
kebutuhan pasien, berikan keyakinan lingkungan.

R/ Menurunkan stress dan meningkatkan relaksasi dan kemampuan koping.

4. Implementasikan teknik relaksasi, petunjuk imajinasi, relaksasiotot.

R/ Memberikan pasien untuk tindakan mengontrol untuk menurunkan ansietas dan ketegangan otot.

5. Jelaskan prosedur-prosedur, berikan pertanyaan-pertanyaan.

R/ Menurunkan stress dan meningkatkan relaksasi.

6. Pertahankan periode istirahat yang telah direncanakan dan kegiatan sehari-hari yang ringan dan
sederhana, jangan anjurkan berbicara bila sedang dyspnea berat, batasi pengunjung bila perlu dan
berikan dorongan untuk melakukan periode istirahat dengan sering.

R/ Menurunkan stress dan meningkatkan relaksasi.

f. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan ekspansi paru selama serangan akut.

HYD: Pasien mempertahankan pola nafas efektif yang ditunjukan oleh:


- Frekuensi irama dan kedalaman pernafasan.

- Tidak terdapat atau dyspnea berkurang.

- Gas-gas darah arteri dalam batasan yang dapat diterima oleh pasien.

Intervensi:

1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada serta catat upaya pernafasan termasuk
penggunaan otot bantu atau pelebaran nasal.

R/ Kecepatan biasanya meningkatkan dyspnea dan terjadi peningkatan kerja nafas, kedalaman
pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas.

2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas adventisius seperti krekels, mengi, gesekan
pleural.

R/ Ronchi dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas/kegagalan pernafasan.

3. Beri posisi semi fowler.

R/ Membantu ekspansi paru.

4. Bantu pasien dalam nafas dalam dan latihan batuk efektif.

R/ Membantu mengeluarkan sputum dimana dapat mengganggu ventilasi dan ketidaknyamanan


upaya bernafas.

5. Berikan therapi oksigen sesuai pesanan.

R/ Memaksimalkan persediaan oksigen untuk pertukaran gas.

6. Berikan obat-obatan sesuai pesanan.

R/ Mempercepat penyembuhan.
g. Resiko tinggi infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan utama (penurunan kerja silia, menetapnya
sekret.

HYD: Tidak terjadi infeksi ditandai dengan tidak ditemukannya kemerahan, panas dan pembengkakan.

Intervensi:

1. Observasi TTV.

R/ Indikator tanda-tanda infeksi.

2. Observasi warna, karakter dan bau sputum.

R/ Sekret berbau kuning atau kehijauan menunjukan adanya infeksi paru.

3. Anjurkan pasien membuang tissue dan sputum pada tempatnya.

R/ Mencegah penyebaran patogen melalui cairan.

4. Dorong keseimbangan antara aktivitas dengan istirahat.

R/ Menurunkan konsumsi atasu kebutuhan keseimbangan oksigen dan memperbaiki pertahanan


pasien terhadap infeksi, meningkatkan penyembuhan.

5. Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat.

R/ Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap infeksi.

6. Berikan obat sesuai pesanan.

R/ Mencegah terjadinya infeksi.


h. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi.

HYD: Pasien mendemonstrasikan pengetahuan tentang penatalaksanaan perawatan kesehatan seperti


yang dijelaskan tentang prinsip perawatan diri yang berhubungan dengan proses penyakit.

Intervensi:

1. Kaji tingkat pengertian mengenai proses penyakit.

R/ Untuk menentukan intervensi selanjutnya.

2. Jelaskan pentingnya pencegahan, serangan selanjutnya.

R/ Menambah pengetahuan dan partisipasi pasien.

3. Jelaskan pentingnya latihan pernafasan dan batuk efektif.

R/ Membantu meminimalkan kolaps jalan nafas.

4. Jelaskan tentang proses penyakit dan perawatan diri selama serangan hebat.

R/ Menurunkan ansietas dan dapat kooperatif dari pasien.

5. Jelaskan pentingnya diit dan cairan: makan seimbang dan bergizi, hindari penambah berat badan
yang berlebihan, perbanyak cairan 2000-3000 ml/hari kecuali ada kontraindikasi.

R/ Meningkatkan kooperatif dari pasien.

6. Diskusikan mengenai obat, nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek samping serta
pentingnya minum obat sesuai pesanan.

R/ Meningkatkan pengetahuan pasien dan pasien dapat kooperatif dalam proses penyembuhannya.

4. Discharge Planning
1. Pasien dengan asma kambuhan harus menjalani pemeriksaan, mendeteksi substansi yang
mencetuskan terjadinya serangan.

2. Menghindari agen penyebab serangan antara lain bantal, kasur (kapas), pakaian jenis tertentu,
hewan peliharaan, kuda, sabun, makanan tertentu, jamur dan serbuk sari.

3. Menganjurkan pasien untuk segera melaporkan tanda-tanda dan gejala yang menyulitkan seperti
bangun saat malam hari dengan serangan akut atau mengalami infeksi pernafasan.

4. Hidrasi adekuat harus dipertahankan untuk menjaga sekresi agar tidak mengental.

5. Pasien harus diingatkan bahan infeksi harus dihindari karena infeksi dapat mencetuskan
serangan.

6. Menggunakan obat-obat sesuai dengan resep.

7. Kontrol ke dokter sesuai pesanan.

You might also like