You are on page 1of 1

Pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted Individualization ini dikembangkan oleh

Slavin. Model ini mengkombinasikan keunggulan model kooperatif dan pembelajaran individual.
Model ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individu, oleh karena itu
kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah (Megawati & Sari,
2012)
Pembelajaran model ini akan lebih meningkatkan kerjasama antar siswa. Kelas dibagi
menjadi kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari siswa-siswa yang bekerjasama dalam suatu
perencanaan kegiatan. Setiap siswa akan bertanggungjawab baik pada dirinya sendiri maupun
pada kelompoknya. Masing-masing siswa sebelumnya diberi tugas individu oleh guru dengan
materi yang sudah ditentukan serta siswa diberi kuis terlebih dahulu oleh guru kemudian siswa
dibagi dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan dari hasil yang telah ditentukan oleh
guru. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah melatih kerjasama dalam memecahkan masalah,
mengurangi sifat egois, belajar menghargai pendapat teman, melatih bertanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas. Dari hal tersebut diharapkan siswa lebih mudah memahami materi, jika ada
materi yang sulit dapat diselesaikan bersama-sama.
Menurut Slavin TAI dirancang untuk memuaskan kriteria guna menyelesaikan masalah-
masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual ((Megawati & Sari, 2012). Model
ini memiliki dasar pemikiran untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individu
berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian hasil belajar.
Menurut Widyantini (2006: 12), langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif TAI
ini adalah sebagai berikut:
1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
2) Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar
atau skor awal. Skor ini dapat diperoleh dari nilai ulangan harian sebelumnya.
3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan tinggi, kemampuan sedang,
maupun kemampuan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku yang berbeda serta kesetaraan gender.
4) Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
6) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
7) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan
hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article/view/1213/2372

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/LIK/article/view/498

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/927/738

You might also like