You are on page 1of 3

TUGAS

NIMOTOP

Oleh:
Muhammad Iqbal

Pembimbing :
dr. Fuad Hanif, Sp.S, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN SYARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
NIMOTOP

Komposisi:
Nimodipine 0,2 mg

Bentuk Sediaan:
Cairan infus 50 mL

Farmakologi:
Sebagai penyekat saluran kalsium. Mekanisme kerja pasti belum diketahui. Menghambat
kontraksi otot polos vaskular, terutama pada arteri serebral. Pada studi klinis Nimodipine
menunjukan efek yang menguntungkan terhadap defisit neurologis yang disebabkan oleh
vasospasme serebral akibat SAH.
Pada pemberian oral, kadar puncak tercapai dalam waktu 1 jam, t1/2 1-2 jam (pada awal
pemberian, t1/2 = 1-2 jam, sedangkan t1/2 akhir = 8-9 jam). 95% terikat dengan protein plasma.
Bioavabilitas melalui pemberian oral = 13% (-68% konsentrasi plasma pada pemberian setelah
makan pagi dan -38% bioavabilitas, jika dibandingkan dengan pemberian tanpa makanan) T½ :
12 - 15 jam

Indikasi:
Profilaksis dan pengobatan defisit neurologik iskemik karena vasospasme serebral setelah
perdarahan subarakhnoid (SAH)

Dosis:

 Pada awal pengobatan:


1 mg Nimodipine (=5 ml cairan infus Nimodipine)/jam (sekitar 15 mg/kgBB/jam). Jika
ditoleransi dengan baik dan tidak ada penurunan tekanan darah, dosis ditingkatkan setelah 2
jam menjadi 2 mg Nimodipine (=10ml cairan infus)/jam (sekitar 30mg/kg BB/jam). Berat
badan < 70 kg atau yang mempunyai tekan darah yang labil, mulai dari 0,5 mg (=2,5ml
cairan infus)/jam. Jika terlihat gejala intoleransi, segera kurangi dosis atau dihentikan. Pada
kasus gangguan ginjal atau gangguan fungsi hepar yang berat, khususnya sirosis hati,
efektifitas dan efek samping obat menjadi lebih nyata. Pada beberap kasus, dosis perlu
diturunkan dan dilakukan pengamatan tekanan darah dan ECG.
 Instalasi Intrasternal: 20 ml larutan Nimodipine.
1 ml cairan infus Nimodipine dan 19 ml larutan ringer, penambahan ini harus digunakan
sesegera mungkin. selama pembedahan, cairan encer Nimodipin yang baru saja dibuat
dipanaskan sesuai dengan suhu tubuh dan harus segera digunakan.
 Infus i.v terus-menerus:
Diberikan bersama cairan infus lain dan darah dimasukan melalui kateter sentral dengan
pompa infus di bypass. disarankan menggunakan 1000 ml cairan infus lain yang cocok.
pemakaian sebaiknya diteruskan selama anastesi, pembedahan dan angiografi. Hanya
gunakan pompa infus dengan polyethylene (PE) infusion tubing.
 Lama pemakaian:
Pemakaian profilaksis I.V. sebaiknya dimulai tidak lebih dari 4 hari setelah perdarahan dan
diteruskan selama resiko maksimum vasospasme, misalnya sampai 10-14 hari setelah SAH.
Setelah I.V. selesai diteruskan dengan pemakaian Nimodipine oral 6x60 mg/hari dengan
interval 4 jam selama 7 hari.
 Pemakaian terapeutik:
Jika gangguan neurologik iskemik akibat vasospasme setelah SAH sudah terjadi, mulai
terapi secepatnya dan teruskan minimal selama 5 hari dan maksimal 14 hari. Setelah itu
sarankan penggunaaan oral 6x60 mg/hari dengan interval setiap 4 jam selama 7 hari. setelah
operasi sumber pendarahan Nimodipine harus diteruskan selama paling tidak 15 hari.

Kontraindikasi:
Hipersensitivitas.

Peringatan dan Perhatian:

 Tekanan darah : hipotensi, kolaps kardiovaskular, henti jantung. Penyakit hati dan ginjal.
 Hindari penggunaan dibawah sinar matahari langsung.
 Hindari pemberian bersama dengan antagonis kalsium lain perlu dihindari.
 Wanita hamil, menyusui dan anak-anak sebaiknya jangan menggunakan obat ini.
 Hati-hati pada pasien geriatri, karena penurunan fungsi ginjal, hati atau jantung dan penyakit
yang menyertainya.

Efek Samping:
Penurunan tekanan darah, diare, ruam, sakit kepala, mual, nyeri otot, hepatitis, gatal-gatal,
perdarahan saluran cerna, trombositopenia, anemia, palpitasi, muntah, flushing, pusing,
vasospasme rebound, ikterus, hipertensi,trombosis vena dalam, dapat mencetuskan gagal jantung
pada pasien yang rentan dan mengganggu konduksi a-v.

You might also like