Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
BAB I
PRESENTASI KASUS
A. Identifikasi Pasien
BB/TB : 65 kg/-
Umur : 55 tahun
No. CM :00089025
Ruangan : Cempaka
B. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD dengan keluhan perut begah, kembung, dan lemas
transaminase.
3
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Pasien memiliki riwayat penyakit kista dan mioma uterik pada 9 tahun yang
---------
4
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Pemeriksaan fisik
Tanggal Pemeriksaan
TTV
19/04 20/04 21/04 22/04 23/04 24/04 25/04
TD
S 120 120 110 110 120 120 110 110 110 110 110 110 110 120 120 120
(mmHg) 110
D 70 80 80 70 80 80 70 70 70 80 80 70 60 70 70 80 80
RR (x/mnt) 20 20 20 20 21 20 20 20 22 22 22 21 20 20 20 22 22 22
Nadi
86 10
100 105 100 100 100 100 100 100 100 100 94 96 92 94 94 94 94 96
(x/mnt) 0
Tanggal Pemeriksaan
TTV
26/04 27/04 28/04 29/04 30/04
TD
S 110 110 120 120 120 120 120 120 120 110 120 110
(mmHg) 110
D 80 80 70 70 80 80 80 80 70 80 80 80 80
RR (x/mnt) 20 22 22 20
Nadi
84 84 84 84 84 88 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
(x/mnt)
Suhu
36,8 36,8 36,8 36,8 36,6 36,8 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
0
( C)
6
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan
19/4 26/4
Hematologi:
1 Hemoglobin 11,7-15,5 g/dl 12.0 9,7
2 Leukosit 3,6-11 103/µL 31.3 32,5
3 Hematokrit 35-47 % 35 28
4 Trombosit 150-440 103/µL 348 272
Tanggal Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan
26/4
Hemostatis/koagluasi
1 PT 12,3-15,9 Detik 16,2
2 Kontrol PT 11,2-17,9 Detik 14,1
3 INR Detik 1,11
4 Aptt 21-53 Detik 34,2
5 Kontrol aPTT 28,6-41,6 Detik 36,1
Tanggal Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan
19/4
Kimia (Karbohidrat)
Gula Darah Sewaktu
1 0-<180 mg/dl 168
(jam 06.00/11.00/17.00)
Tanggal Pemeiksaan
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan
21/4
Rutin (Urin)
1 Makroskopis: Warna - Kuning
2 Kekeruhan 0-0 - Agak keruh
3 Carik celup: Leukosit 0-0 - +-
4 Nitrit 0-0 - -
5 Urobilinogen 0,1-1 - -
6 Protein 0-0 - -
7 pH 4,5-8 - 6,0
8 Darah 0-0 - +1
9 Berat jenis 1003-1030 - 1025
10 Keton 0-0 - -
11 Bilirubin 0-0 - -
12 Glukosa (reduksi) 0-0 - -
13 Sedimen: Leukosit 0-<5 /LPB 5-7
14 Eritrosit 0-<10 /LPB 8-10
15 Epitel - +
16 Silinder 0-0 - _
17 Kristal 0-0 - Amorf (+), triple phosphor (+)
18 Bakteri 0-0 - +
7
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Tanggal Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan
19/4 20/4 26/4
Kimia (Elektrolit)
1 Natrium 135-147 mEq/L 139 145 145
2 Kalium 3,5-5 mEq/L 5.2 4,3 41
3 Chlorida 96-105 mEq/L 103 102 232
Tanggal Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan
19/4 25/4 26/4
Kimia (Fungsi Ginjal)
1 Ureum 10-50 mg/dl 108 149 116
2 Creatinin 0,5 mg/dl 2.4 2.6 1,9
Tanggal Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan 19/ 21/ 22/ 25/ 26/ 28/
4 4 4 4 4 4
Kimia (Fungsi Hati)
1 SGOT 0-35 U/L 558 305 136
2 SGPT 0-35 U/L 132 120 63
3 Albumin 3,4-4,8 g/dL 2,5 2,8
4 Globulin g/dL 6,0 3,2
5 Protein g/dL 3,5 6,0
6,6 2,48
6 Bilirubin direk 0-0,2 Mg/dL
5
1,1 4,26
7 Bilirubin indirek 0<0,7 Mg/dL
2
5,5 6,74
8 Bilirubin total 0,1-1 Mg/dL
3
Tanggal Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan
28/4
Pemeriksaan Cairan Asites
Makroskopis
1 Warna Kuning
2 Kekeruhan Agak Keruh
8
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Tanggal Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan
28/4
Pemeriksaan Cairan Asites
Mikroskopis
1 Jumlah sel 200
2 PMN 5
3 MN 95
Non Maligna Maligna
4 Protein <0,3 >0,3 1,9 (d)
5 Kolesterol <45 >45 21
6 TG 14-164 17-249 40
<60% LDH <60% LDH 340
7 LDH
serum serum
8 Volume 10cc
9 Glukosa 83
10 Eritrosit +
Tanggal Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan
26/4
Hematologi Hepatitis
1 HbsAg rapid (-)
5. Peningkatan enzimransaminase
Th :
IVFD Asering/8jam -- stop
+ Cefoperazon 2 x 1g
OMZ 2 x 40mg
Ondansetron 3 x 4mg
P
Curcuma 3 x 1 tab
Sucralfat 4 x CI
Laxadin 1 x 1 C1
+ PCT k/p
+ Urdafalk 2 x 1tab
Analisis
Tgl Kajian Pasien
SOAP
BAB belum bisa 2 hari ini, BAK nyeri (+) Demam (+), perut
S buncit, begah, susah tidur malam. Sclera ikterik (+) dan hepar
teraba
Tss CM TD 110/70 mmHg, HR 105 x/menit,T 380C, RR
18x/menit SpO2 96%, Urinalisa sediaan leukosit 5-7/LPB,
O bakteri (+), epitel (+), darah (+), albumin 2,5g/dL, protein 3,5,
Bilirubin direk 6,65mg/dL, bilirubin indirek 1,12mg/dL,
bilirubin total 5,53mg/dL
1. Asites susp NOK dd/ malignancy
2. Ikterus Obstuktif dengan hepatomegaly
3. Susp. Colesitis dd/ cholesitis
A
21/4 4. AKI dd/ akut on CKD
IPD 5. Peningkatan transaminase
6. Susp. ISK
Th lanjut :
IVFD Asering/12 jam
Cefoperazon 2 x 1g
OMZ 2 x 40mg – ganti 1 x 40mg
Ondansetron 3 x 4mg (k/p)
P Curcuma 3 x 1 tab
Sucralfat 4 x C1
Laxadin 1 x C1
PCT k/p
Urdafalk 2 x 1tab
+Yal (Fleet enema)
Analisis
Tgl Kajian Pasien
SOAP
S Mules sedikit
TSS, CM, hemodinamik stabil, sclera ikterik, abdomen masa
22/4 O (+). TD 110/70 mmHg, T 36,6°C, RR 22 x/ menit, SGOT 305
IPD U/L, SGPT 120 U/L, Ur 149 mg/dL, Cr 2,6 mg/dL
A 1. Massa pada abdomen ?
2. Ikterik obstruktif
11
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
3. Susp. Cholestitis
4. AKI
R/ USG Abdomen
Th lanjut :
IVFD Asering/12 jam
Cefoperazon 2 x 1g
OMZ 1 x 40mg
P Ondansetron 3 x 4mg (k/p)
Curcuma 3 x 1 tab
Sucralfat 4 x CI
Laxadin 1 x C1 (STOP)
PCT k/p
Urdafalk 2 x 1tab
Analisis
Tgl Kajian Pasien
SOAP
S Belum BAB ± 1 minggu
Tss CM TD 110/70 mmHg, HR 105 x/ menit, T 36,60C, RR
18x/menit SpO2 96%, mata pucat (-) S1 (+) pulmo vesicular
(+) RH -/- Wh -/-, SGOT 136 U/L, SGPT 63 U/L, Ur 116
O mg/dL, Cr 1,9 mg/Dl
hemodinamik stabil, asites (+), hasil USG abdomen di
dapatkan asites, CLD, CKD kanan, efusi pleura kanan,
cholesistitis
USG : asites, CLD, CKD kanan, Efusi pleura kanan,
Cholesistisis
Diagnosa :
CLD – asites
A
Cholesistisis
25/4 Acute on CKD
IPD Efusi pleura dextra
Konstipasi
+ Pungsi asites, tes HBsAg, anti HCV
Th lanjut :
IVFD Asering/12 jam
Cefoperazon 2 x 1g
OMZ 1 x 40mg
Ondansetron 3 x 4mg (k/p)
Curcuma 3 x 1 tab
P
Sucralfat 4 x CI
PCT k/p
Urdafalk 2 x 1tab
+Lactulac 3 x C1
+ Spironolakton 1 x 100mg po
+ Lasix 1 x 40mg po
12
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Analisis
Tgl Kajian Pasien
SOAP
S Masih belum BAB
KU TSS CM, T 36,8°C,TD 110/80 mmHg, RR 20 x/ menit,
Hemodinamik Stabil, abd asites
O Bilirubin direk/indirek/total 2,48 mg/dL/4,26 mg/dL /6,74
mg/dL, Hb 9,7g/dL, Leukosit 32,5 103/µL, Hct 28%, PT 16,2
detik.
1. CLD- Asites
2. Cholesistisis
3. Acute on CKD
A
4. Efusi pleura dextra
5. Konstipasi
26/4 Tunggu hasil Lab
IPD Th lanjut :
IVFD Asering/12 jam
Cefoperazon 2 x 1g
OMZ 1 x 40mg
Ondansetron 3 x 4mg (k/p)
Curcuma 3 x 1 tab
P
Sucralfat 4 x CI
PCT k/p
Urdafalk 2 x 1tab
Spironolakton 1 x 100mg po
Lasix 1 x 40mg po
Lactulac 3xC1
Analisis
Tgl Kajian Pasien
SOAP
S Belum BAB
KU TSS CM, Hemodinamik stabil, Abdomen asites (+), TD
O
120/80 mmHg, RR 22 x/ menit, HR 92 x/ menit, T 37°C
1. CLD-asites
2. Cholesistitis
3. Acute on CKD
A
4. Konstipasi
27/4 5. Efusi pleura
IPD Tunggu hasil Lab
Th lanjut :
IVFD Asering/12 jam
Cefoperazon 2 x 1g
OMZ 1 x 40mg
p
Ondansetron 3 x 4mg (k/p)
Curcuma 3 x 1 tab
Sucralfat 4 x CI
PCT k/p
13
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Urdafalk 2 x 1tab
Spironolakton 1 x 100mg po
Lasix 1 x 40mg po
Lactulac 3xC1
+Yal (Fleet enema)
Analisis
Tgl Kajian Pasien
SOAP
BAB (+)
S
KU TSS, CM, Hemodinamik stabil, abdomen : asites (+), TD
120/80 mmHg, RR 20 x/ menit, HR 92 x/menit, T 37°C,
O albumin 2,8g/dL dan globulin 3,2 g/dL, Protein 6,0
Hasil pungsi asites didapatkan mikroskopik protein 1,9(d),
LDH 340U/L
1. CLD – Asites – Hipoalbumin
2. Cholesistitis
3. Acute on CKD
A 4. Konstipasi
5. Efusi pleura dextra
Pungsi asites – tunggu hasil
28/4 Lab albumin – tunggu hasil
IPD Th lanjut :
IVFD Asering/12 jam
Cefoperazon 2 x 1g
OMZ 1 x 40mg
Ondansetron 3 x 4mg (k/p)
Curcuma 3 x 1 tab
p
Sucralfat 4 x CI
PCT k/p
Urdafalk 2 x 1tab
Spironolakton 1 x 100mg po
Lasix 1 x 40mg po
Lactulac 3xC1
Analisis
Tgl Kajian Pasien
SOAP
S Maligna (+)
KU TSS, CM, Hemodinamik stabil, abdomen : asites (+), TD
O
120/80mmHg, HR 90 x/ menit, RR 20 x/menit, T 36°C
1. CLD – Asites – Hipoalbumin
2. Cholesistitis
29/4 3. Acute on CKD
A 4. Konstipasi
5. Efusi pleura dextra
6. Massa hepar
Th lanjut :
p
IVFD Asering/12 jam
14
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Cefoperazon 2 x 1g
OMZ 1 x 40mg
Ondansetron 3 x 4mg (k/p)
Curcuma 3 x 1 tab
Sucralfat 4 x CI
PCT k/p
Urdafalk 2 x 1tab
Spironolakton 1 x 100mg po
Lasix 1 x 40mg po
Lactulac 3xC1
Analisis
Tgl Kajian Pasien
SOAP
S Maligna (+)
KU TSS, CM, Hemodinamik stabil, abdomen : asites (+), TD
O
120/80mmHg, HR 90 x/ menit, RR 20 x/ menit, T 37°C
A Pasien boleh pulang atas izin dokter – rawat jalam
Terapi pulang :
Curcuma 3 x 1tab
30/4 Sucralfat 4 x CI
Urdafalk 2 x 1tab
p PCT 3 x 1 tab
Lactulosa 3 x CI
Spironolakton 1 x 100
Lasix 1 x 40mg
15
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Tanggal Pemberian
1 Omeprazole 1x40 mg √ √ √ √ √ √ √
2 Ondancetron 3x4 mg √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Cefoperazone 2x 1gr √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jenis Obat Insidentil/lain-lain:
1 IVFD Asering 8 jam √ √ Stop - - - -
2 Asering 12 jam j/k √ √ √ √ √
3 Yal (Fleet enema) √ - - - -
Keterangan = √ : obat di berikan : obat baru diberikan
16
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Tanggal Pemberian
1 Omeprazole 1x40 mg √ √ √ √ √
2 Ondancetron 3x4 mg √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Cefoperazone 2x 1gr √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jenis Obat Insidentil/lain-lain:
1 IVFD Asering 8 jam - - - - -
2 Asering 12 jam j/k √ √ √ √
3 Yal (Fleet enema) - √ - - -
17
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
MONOGRAFI OBAT
membantu
Bekerja sebagai anti inflamasi Hypersensitive
memelihara
(cox penghambatan); stim. pada obstruksi
kesehatan fungsi Gangguan pada
CURCUMA produksi dan pelepasan 440- 2200 mg 4x500mg saluran empedu Cinnamon
hati serta gastrointestinal
empedu; antispasmodic; dan ulkus
memperbaiki nafsu
hepatoprotektif; antioksidan. lambung.
makan
Diare, mual,
Dolutegravir,
muntah,
ciprofloxacin,
melindungi ulkus dari asam, vertigo,lemas,
levofloxacin,
pepsin, dan garam empedu, Agen sakit kepala,
SUCRALAFATE 1000mg/10ml 4x 1 c Hepersensitive ketokonazol,
sehingga memungkinkan gastrointestinal insomnia,
warfarin,
untuk menyembuhkan gangguan
phenytoin,
pencernaan, perut
doxycycline.
kembung.
Minyak mineral
Hipersensitivitas
dapat
terhadap zat aktiv Reaksi alergi kulit
Laxadine emulsi bekerja mengganggu
Untuk mengatasi dalam laxadine rash dan pruritus,
dengan cara merangsang absorbs vitamin
LAXADINE SYR masalah konstipasi, emulsi, ileus perasaan terbakar,
peristaltic usus besar, 1 x 1 sendok yang larut
(Fenolftalein 55mg; 3-6 sendok takar memperbaiki obstruksi, dan kolik, kehilangan
menghambat reabsorbsi air takar dalam lemak
Parafin Liquid 1200mg; peristaltic, pelican nyeri abdomen cairan dan
dan melicinkan jalannya
glycerin 378mg) jalannya feces. yang belum elektrolit, diare,
feses.
diketahui mual,muntah.
penyebabanya.
18
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Neomycin, anti-
infeksi lainnya:
Menghasilkan tekanan dapat
osmotik meningkat dalam mengganggu
Pengobatan
usus dan acidifies isinya, Distensi gas degradasi
sembelit;
mengakibatkan peningkatan Digunkan pada dengan perut diinginkan
pencegahan dan
kadar air tinja dan pasien yang kembung atau laktulosa dan
pengobatan
LACTULAX melunakkan tinja. Penyebab 15 ml – 60 ml 3 x 15 ml membutuhkan bersendawa, perut mencegah
ensefalopati portal
(Laktulosa) migrasi amonia dari darah ke diet rendah tidak nyaman dan pengasaman isi
sistemik termasuk
dalam usus di mana ia diubah galaktosa. kram; diare; mual; kolon. antasida
tahapan precoma
menjadi ion amonium dan muntah nonabsorbable:
hati dan koma.
dikeluarkan melalui tindakan dapat
pencahar menghambat
pengasaman
kolon.
Ngantuk, lesu,
ACEI dapat
sakit kepala,
meningkatkan
Terapi pada CHF, anuria; ataxia, urtikaria,
Kompetitif menghambat serum kalium,
sirosis hati, sindrom insufisiensi ginjal kram, diare,
aldosteron di tubulus distal , Digoxin dapat
nefrotik, hipertensi akut; gangguan muntah, ulserasi
SPIRONOLACTONE mengakibatkan peningkatan 25 – 200 mg / hari 1 x 100 mg menurunkan
dan pengobatan fungsi ekskresi lambung,
ekskresi natrium dan air dan clearance dan
jangka pendek acne ginjal; granulositosis,
penurunan ekskresi kalium mngakibatkan
vulgaris. hiperkalemia asidosis,
peningkatan
menstruasi tidak
kadar serum
teratur.
digoxin dan
menjadi toksik
20
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Aminoglikosida
: Dapat
meningkatkan
toksisitas
pendengaran.
Arang: Dapat
mengurangi
penyerapan
furosemide.
Cisplatin: Dapat
menyebabkan
Hipotensi
ototoksisitas
ortostatik, vertigo,
aditif. Digitalis
sakit kepala,
glikosida:
Pengobatan edema lemas, urticarial,
Menghambat reabsorpsi Hipersensitivitas gangguan
yang berhubungan anorexia, mual,
natrium dan klorida dalam terhadap elektrolit
LASIX 10 – 40 mg/ hari 1 x 10 mg dengan CHF, sirosis muntah,
tubulus proksimal dan distal sulfonilurea; mungkin
(Furosemide) hati, dan penyakit konstipasi,
dan lengkung Henle anuria predisposisi
ginjal; hipertensi. jaundice,
aritmia digitalis-
hiperurisemia,
diinduksi.
diare, anemia,
Fenitoin: Dapat
leukopenia.
mengurangi
efek diuretik
furosemide.
Salisilat: Dapat
merusak respon
diuretik pada
pasien dengan
sirosis dan
ascites.
21
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Benzodiazepin:
Clearance
benzodiazepin
mungkin akan
menurun.
Klaritromisin:
Konsentrasi
serum
klaritromisin
dan omeprazole
dapat
ditingkatkan.
Terapi jangka
Obat tergantung
pendek tukak
Sakit kepala, pada pH
duodenal dan yang
diare, konstipasi, lambung untuk
tidak memberi
Menekan sekresi asam nyeri perut mul bioavailabilitas
respon terhadap Hipersensitivitas
lambung dengan menghalangi muntah, (misalnya,
OMEPRAZOLE 20 – 40 mg / hari 1 x 40 mg antagonis, reseptor terhadap
"asam (proton) pump" dalam kembung, ketoconazole,
H2, terapi jangka Omeprazol
sel parietal lambung urtikaria, pusing, garam besi,
pendek tukak
mengantuk, lelah, ampisilin):
lambung, reflux
gangguan tidur, Penyerapan obat
esophagitis erosive
ini mungkin
atau ulseratif.
akan
terpengaruh.
Fenitoin:
Penurunan
plasma
clearance dan
meningkatkan
fenitoin paruh.
Warfarin:
berkepanjangan
warfarin
eliminasi.
22
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Rifamycins
Konstipasi, sakit
(misalnya,
kepala, sensasi
rifampin): dapat
antagonis selektif serotonin Terapi untuk mual kemerahan atau
menurunkan
(5-HT3) reseptor yang muntah yang terasa hangat pada
Hipersensitivitas Kadar plasma
menghambat reseptor diinduksi obat kepala, dan
ONDANCETRON 32 mg-4mg / hari 4 x 4 mg terhadap dari
serotonin di saluran kemoterapi dan epigastrium,
Ondansetron ondansetron,dan
pencernaan atau zona pemicu radioterapi peningkatan
mengurangi
kemoreseptor. sitotoksik. sementara dari
efek antiemetik.
aminotransferase
Tidak
yang asimtomatik.
kompatibel.
Dehidrasi dan
gangguan
keseimbangan
Dewasa : 1botol
elektrolit dapat
atau rekomendasi
Digunakan pada terjadi pada
dari dokter
prosedur proses x- beberapa pasin
Membersihkan usus dengan Anak > 2thn : ½
Ray usus, yang beresiko. Tidak ada
FLEET ENEMA cara meningkatkan volume dosis dewasa atau 1 botol Pendarahan rectal
kolonskopi, atau Efek samping lain interaksi
dan kadar air dari tinja. rekomendasi dari
sebelum operasi : mual, muntah,
dokter
usus nyeri abdomen,
diare, sakit
kepala, reaksi
alergi dengan atau
tanpa ruam.
23
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Mual, muntah,
Alkohol: Dapat
diare; disfungsi
menyebabkan
ginjal; elevasi
intoleransi
kreatinin serum.
alkohol akut
Eosinophilia;
(reaksi
neutropenia;
disulfiram-
limfositosis;
seperti); Reaksi
leukositosis;
dapat terjadi
trombositopenia;
hingga 3 hari
penurunan fungsi
Pengobatan infeksi setelah dosis
platelet; anemia;
saluran pernapasan, terakhir
anemia aplastik;
saluran kemih, kulit cefoperazone.
pendarahan.
dan kulit struktur, Antikoagulan,
Hepatitis; hasil tes
pengobatan lisan: Dapat
fungsi hati yang
penyakit radang meningkatkan
abnormal.
Menghambat sintesis panggul, Hipersensitivitas efek
Hipersensitivitas,
CEFOPERAZONE mucopeptide di dinding sel 1 g – 4 g/ hari 2x1g endometritis dan terhadap antikoagulan;
termasuk sindrom
bakteri. infeksi saluran Cephalosporins. komplikasi
Stevens-Johnson,
kelamin perempuan perdarahan
eritema
lain; pengobatan dapat terjadi.
multiforme,
septicemia dan Tidak
nekrolisis
peritonitis akibat kompatibel:
epidermal toksik;
mikroorganisme Aminoglikosida
pertumbuhan
yang rentan : Jangan
berlebih candida;
menambahkan
serum sickness-
aminoglikosida
seperti reaksi
untuk
(misalnya, ruam
cefoperazone
kulit,
solusi karena
polyarthritis;
inaktivasi kedua
arthralgia,
obat dapat
demam);trombofl
menyebabkan
ebitis dan nyeri di
nefrotoksik.
tempat suntikan.
24
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
BAB II
TINJAUAN PENYAKIT
I. Hepatomegali
a. Pengertian
disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam
jumlah atau ukuran sel dan struktur dalam hati . Hepatomegali disebabkan oleh
vascular.
25
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
b. Patofisiogi
Faktor-faktor resiko seperti rokok jamur, kelebihan zat dan infeksi virus
hepatitis B serta alcohol yang mengakibatkan sel-sel pada hepar rusak serta
c. Manifestasi Klinis
pembesarannya hebat, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau perut
terasa penuh. Jika pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa terasa nyeri bila
diraba. Tanda dan gejala yang lain berupa: Umumnya tanpa keluhan
,Pembesaran perut, Nyeri perut pada epigastrium/perut kanan atas nyeri perut
II. Cholecystitis
a. Pengertian
memompanya ke dalam usus halus saat ada makanan masuk. Fungsi cairan
berbentuk seperti buah pir, tetapi ukurannya lebih kecil. Letaknya pada daerah
b. Epidemiologi
baik untuk berulang kolik bilier kolesistitis akut atau merupakan prosedur
bedah umum utama sebagian besar dilakukan oleh dokter bedah umum, yang
dengan kolesistitis akut memiliki remisi lengkap dalam 1-4 hari. Namun, 25-
c. Patofisiologi
mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit
yang dihasilkan oleh sel hati. Pada individu normal, cairan empedu mengalir
ke kandung empedu pada saat katup Oddi tertutup. Dalam kandung empedu,
tersedia, dalam beberapa kasus kandung empedu menjadi sangat terinfeksi dan
yang sangat serius dan dapat mengancam hidup. mungkin komplikasi lain
terbentuk antara kandung empedu dan usus sebagai akibat dari peradangan
lanjutan.
d. Manifestasi Klinis
Ada beberapa penyebab kolesistitis, tapi yang paling sering adalah karena
penyumbatan muara kandung empedu atau saluran empedu oleh batu. Jenis
batu dalam saluran empedu ada dua, yaitu batu kolesterol dan batu pigmen
kandung empedu. Selain oleh batu, penyumbatan juga dapat terjadi karena
kolesistitis adalah nyeri perut kanan atas yang kadang-kadang menjalar sampai
bertambah saat menarik napas dalam, dan berlangsung lebih dari 6 jam. Gejala
kembung.
e. Etiologi Penyakit
- Dalam 90% kasus tentang, kolesistitis akut yang disebabkan oleh batu
- Luka bakar
- Trauma abdomen
29
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
f. Penatalaksanaan Terapi
30
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
a. Pengertian
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif. Hal ini
terjadi apabila laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 50 ml/ menit. GGK
juga merupakan keadaan kerusakan ginjal yang dapat berakhir fatal pada
uremia (kelebihan urea dan sampah nitrogen lain di dalam darah) dan
penyakit ini menghasilkan sedikit tanda dan gejala sampai kira-kira 75%
31
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
fungsi ginjal sudah hilang. Gagal ginjal kronik ditandai dengan penurunan
kadar urea darah meningkat dan nefron yang masih berfungsi yang tersisa akan
menjadi lebih besar daripada keadaan normalnya. Salah satu konsekuensi dari
yang progresif dan berakhir pada gagal ginjal atau End Stage Renal Disease
ginjal meningkat dua kali lipat selama dekade terakhir. Telah diketahui bahwa
elektrolit, gangguan keseimbangan cairan dan asam basa, infeksi, dan faktor
ditentukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi
adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal, stadium 2
kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal, dan stadium 5 adalah
gagal ginjal
b. Epidemiologi
Tingkat prevalensi CKD pada anak yang berusia kurang dari 16 tahun
dilaporkan sebesar 1,5 sampai 3,0 per satu juta.3 Data dari United States Renal
Data System (USRD) menunjukkan tingkat insidensi sebesar 28 per per tahun
tahun) dan 9 per MARP (0-4 tahun) dengan tingkat prevalensi sebesar 82 per
sejuta populasi pada tahun 2002-2003. Data dari the European Dialysis and
data berbasis populasi dari Italia (proyek ItalKid) melaporkan tingkat insidensi
rata-rata CKD preterminal sebesar 12,1 kasus per MARP, dengan tingkat
prevalensi sebesar 74,7 per MARP pada anak yang berusia kurang dari 20
ESRD anak (usia < 20 tahun) sangat kecil dibandingkan dengan populasi total
ESRD.
c. Patofisiologi
1. Faktor susceptibility
kelahiran dengan bobot rendah, ras, riwayat keluarga, inflamasi sistemik serta
dislipidemia
2. Faktor inisiasi
3. Faktor progresif
d. Manifestasi Klinis
Pada umumnya penderita CKD stadium 1-3 tidak mengalami gejala apa-apa
secara klinis biasanya baru terlihat pada CKD stadium 4 dan 5. Beberapa
gangguan yang sering muncul pada pasien CKD anak adalah: gangguan
hormon erythropoietin oleh sel-sel progenitor dari ginjal, di mana 90% dari
pengembangan anemia CKD yang menurun rentang hidup sel darah merah di
hadapan uremia (dari normal 120 hari menjadi sekitar 60 hari di ESRD),
kekurangan zat besi, kehilangan darah dari pengujian laboratorium rutin, dan
modalitas ini terapi penggantian ginjal. Kekurangan zat besi adalah penyebab
(Hb) setidaknya setiap tahun. Pengujian harus dilakukan lebih sering pada
individu dengan CKD yang lebih berat, serta pada mereka pada setiap tahap
dewasa atau kurang dari 13,5 g / dL pada pria dewasa, sebuah pemeriksaan
lengkap untuk anemia CKD harus selesai. Berikut ini merupakan evaluasi
penyebab lain anemia seperti pendarahan, kekurangan dalam vitamin B12 atau
asam folat, atau penyakit lainnya yang berkontribusi terhadap anemia, termasuk
utama resistensi terhadap terapi untuk anemia CKD, status besi harus dievaluasi.
f. Penatalaksaan Terapi
36
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
37
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
BAB III
ANALISA TERAPI
= 27.1773 ml/menit
= 25.0868 ml/menit
Pada tanggal 25 april 2016
(140−55) 𝑥65
Klirens kreatinin = 𝑥 0,85
72 𝑥 1.9
= 34.3293 ml/menit
PERHITUNGAN GFR NY RH
eGFR = 186 x (Cr) -1,157 x (umur) -0,203 x 0,742
PERHITUNGAN DOSIS
Spironolactone
Dosis Pemakaian 1 x 100 mg
Dosis Lazim berdasarkan literatur 25 – 200 mg/hari
DIH (DRUG INFORMATION
HANDBOOK)
Terapi sudah sesuai
Furosemid
Dosis Pemakaian 1 x 10 mg
Dosis Lazim berdasarkan literatur 10 – 40 mg/hari
DIH (DRUG INFORMATION
HANDBOOK)
Terapi sudah sesuai
40
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Omeperazol
Dosis Pemakaian 1 x 40 mg
Dosis Lazim berdasarkan literatur 20 – 40 mg/hari
DIH (DRUG INFORMATION
HANDBOOK)
Terapi sudah sesuai
Ondansetron
Dosis Pemakaian 4 x 4 mg
Dosis Lazim berdasarkan literatur 4 – 32 mg/hari
DIH (DRUG INFORMATION
HANDBOOK)
Terapi sudah sesuai
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien Ny. RH masuk rumah sakit pada tanggal 18/4 dengan keluhan perut
terasa begah dan kembung ± ½ bulan SMRS, BAK sedikit tidak lancar berwarna
seperti teh, BAB sedikit keras, abdomen terasa keras. Pasien memiliki riwayat
penyakit kista dan mioma uteri saat 9 tahun yang lalu dan telah dilakukan operasi
pengangkatan rahim dan indung telur. Saat masuk IGD pada tanggal 18/4 jam
membuncit dan hepar teraba. Oleh dokter kemudian didiagnosis konstipasi sebagai
diagnosis utama dan retensi urin sebagai diagnosis bandingnya. Setelah itu pasien
diterapi dengan omeprazol 1x40mg untuk mengatasi stress ulcer dan yal untuk
melancarkan BAB serta ondansetron 1x4mg untuk mengobati begah pada perut.
Pasien kemudian dipindah ke instalasi rawat inap yakni ruang cempaka pada
spesialis penyakit dalam dengan diagnosa konstipasi perbaikan, AKI DD/ Acute on
jawaban dari dokter terkait pada jam 13.10 WIB untuk diterapi dengan OMZ
Pada tanggal 19/4, pasien yang berada di ruang cempaka mengeluh begah
di perut sejak 2 bulan yang lalu, perut agak keras, BAB susah, BAK seperti teh,
pucat (+), muntah (+), demam (-), batuk (-). Dari hasil pemeriksaan ditemukan
42
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
558 U/L, SGPT 132 U/L. Dari data diatas kemudian oleh dokter didiagnosa
diterapi dengan IVFD Asering/8jam sebagai nutrisi parenteral, OMZ 2x40mg untuk
mengobati stress ulcer pasca MRS, sukralfat 4xCI dan ondansetron 2x4mg untuk
mengatasi keluhan muntah dan begah, curcuma 3x1 sebagai hepatoprotektan terkait
dengan terjadinya peningkatan enzim transaminase pada pasien dan laxadin 3XCI
untuk mengobati keluhan sulit BAB pasien. Selain itu pasien juga diminta
pasien mengalami gangguan fungsi ginjal atau lebih tepatnya CKD. Menurut
tatalaksana terapi pada pasien CKD, dapat dilakukan hemodialisa pada pasien yang
pertimbangan lain seperi mendahulukan terapi pada penyakit yang lebih urgent.
Pada tanggal 20/4, pasien mengeluh belum bisa BAB 1 hari, perut buncit
(+), 2 minggu perut terasa begah, perut buncit, BAK sedikit warna kuning seperti
teh, Demam (+), BAB warna kuning kecil-kecil. Kesadaran CM,. Keluhan umum
pemeriksaan fisik didapatkan mata ikterik dan hepar teraba. Dari data diatas, dokter
mioma uteri post operasi, AKI dd/ acute on CKD (Ur 108/Cr 2,4) dan peningkatan
43
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
SGOT/SGPT tiap 3 hari, Ur/Cr, HbsAg, anti HCV, konsul ObGyn dan EKG. Terapi
yang didapatkan antara lain diet rendah garam (Na <2gram) untuk mencegah
keparahan retensi cairan akibat terjadinya CKD yang dapat ditandai dengan BAK
sedikit dan asites, Diet 1500kal lemak untuk membatasi intake lemak yang harus
hati dapat diketahui dari peningkatan kadar enzim transaminase. IVFD asering
500ml diberikan sebagai nutrisi parenteral, sucralfat 4XCI dan injeksi OMZ
diberikan secara terus menerus sedangkan pasien sudah tidak demam. Penggunaan
parasetamol dihindari pada pasien dengan gangguan fungsi hati karena parasetamol
sebagian besar di metabolism di hati oleh enzim CYP450. Hal ini disebabkan
konjugat yang tidak toksik dan dieksresi melalui ginjal. Namun jika parasetamol
digunakan dalam dosis tinggi (>4 gram/hari) atau dikonsumsi secara terus menerus,
maka akan terjadi akumulasi NAPQI yang dapat merusak fungsi hati (Aberg et
al.2009), . Injeksi cefoperazon 2x1gram juga diberikan sebagai terapi empiris pada
komplikasi asites yaitu SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis) yang dapat terjadi
akibat kontaminasi bakteri dari cairan asites atau dinding usus ke rongga peritoneal.
44
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
SBP dicurigai karena terjadi peningkatan kadar leukosit sebesar 31,3 103/µL
disertai keluhan demam. Urdafalk juga diberikan pada pasien karena didiagnosis
meluruhkan batu empedu. Urdafalk memiliki efek samping berupa sakit kepala
(25%0, pusing(>17%) dan konstipasi (>26%) yang umumnya terjadi pada terapi
Pada tanggal 20/4 pasien juga diminta konsultasi ke dokter spesialis obgyn
dengan diagnose riwayat mioma uteri post operasi 9 tahun yang lalu, kista ovarium
(susp ganas), dan asites, ikterus, AKI, dan hepatomegali. Kemudian didapatkan
jawaban dari dokter spesialis paru bahwa dari hasil USG ditemukan cairan bebas di
Pada tanggal 21/4, pasien mengeluh BAB belum bisa 2 hari ini, BAK nyeri
(+) Demam (+), perut buncit, begah, susah tidur malam. Kesadaran CM, keluhan
18x/menit, SpO2 96%. Dari pemeriksaan fisik didapatkan sclera ikterik (+) dan
hepar terasa. Data laboratorium menunjukan bahwa pada hasil urinalisa sediaan
leukosit 5-7/LPB, bakteri (+), epitel (+), darah (+), albumin 2,5g/dL, protein 3,5,
Oleh dokter didiagnosis Asites susp NOK dd/ malignancy, Ikterus Obstuktif dengan
hepatomegali, Susp. Colestatis dd/ cholesisitis, AKI dd/ akut on CKD, Peningkatan
transaminase dan Susp. ISK. Terapi yang diberikan sama seperti sebelumnya
namun ondansetron hanya diberikan jika perlu karena pasien sudah tidak mengeluh
albumin.
Pada tanggal 22/4, pasien mengeluh mules sedikit, kesadaran CM, keluhan
umum tampak sedang sakit, hemodinamik stabil, sclera ikterik, abdomen masa (+).
massa pada abdomen, ikterik obstruktif, susp. Cholestitis dan AKI. Pasien juga
Pada tanggal 23/4 dan 24/4, terapi tetap dilanjutkan. Sedangkan pada
didapatkan hemodinamik stabil, asites (+), hasil USG abdomen di dapatkan asites,
CLD, CKD kanan, efusi pleura kanan, cholesistitis. Pada pemeriksaan laboratorium
Oleh dokter didiagnosa CLD – asites, cholesistitis, acute on CKD, efusi pleura
pemeriksaan HbsAg, anti HCV, DPL, PT, Aptt, pungsi asites, dan konsul paru.
Terapi yang diberikan sama dengan hari sebelumnya, namun ditambahkan terapi
yal karena pasien mengeluh tidak bisa BAB. Karena telah didiagnosis efusi pleura
mengurangi cairan pada paru. Kadar SGOT/SGPT pasien juga telah mengalami
penurunan, sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi yang diberikan sudah efektif.
46
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
Pada tanggal 26/4, pasien mengeluh masih belum bisa BAB, hemodinamik
103/µL, Hct 28%, PT 16,2 detik. Berdasarkan hasil data laboratorium, dokter
konstipasi. Hasil laboratorium yang lain masih ditunggu hasilnya, dan terapi yang
diberikan sama dengan hari sebelumnya namun ditambahkan terapi yal dan lactulac
3xCI untuk melancarkan BAB. Kadar leukosit pasien juga masih tinggi dan pasien
sudah tidak mengeluh demam lagi, antibiotik cefoperazon 2x1gram masih tetap
diberikan. Pada tanggal 27/4, pasien masih mengeluh belum bisa BAB,
hemodinamik stabil, asites (+). Pasien didiagnosa CLD – asites, cholesistitis, acute
on CKD, konstipasi, dan efusi pleura dextra. Oleh dokter diberikan terapi yang
Pada tanggal 28/4, pasien sudah mulai bisa BAB, hemodinamik stabil, asites
(+). Dari pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa hasil fungsi asites didapatkan
mikroskopik protein 1,9(d), LDH 340U/L, albumin 2,8g/dL dan globulin 3,2 g/dL.
Diagnosa dokter antara lain CLD – asites, cholecystitis, acute on CKD, konstipasi,
efusi pleura dextra. Dokter juga menyarankan pasien untuk melakukan fungsi asites
dan cek kadar albumin lagi. Terapi yang diberikan sama dengan hari sebelumnya.
Penurunan albumin dan globulin menunjukan terjadinya gangguan fungsi hati dan
Pada tanggal 29/4, pasien (+) maligna, hemodinamik stabil, asites (+). Oleh
pleura dextra dan massa hepar (+). Terapi dilanjutkan secara rawat jalan pasien
dibolehkan pulang dalam keadaan perbaikan dan kesadaran CM. Obat yang di bawa
pulang antara lain curcuma 3x1 tablet untuk memperbaiki fungsi hati, sucralfat
4XCI, urfdafalk untuk mengatasi cholesistitis, PCT jika demam, lactulac 3XCI
BAB V
KESIMPULAN
cholesistitis dan AKI on CKD sudah rasional. Namun dalam pengobatan tersebut
ada beberapa drug related problem (DRP) yang ditemukan. Jenis DRP yang
ditemukan yaitu :
1) Indikasi tanpa terapi : pasien didiagnosa AKI on CKD yang ditandai dengan
namun tidak diterapi baik dengan asam folat, vit B12, preparat besi .
49
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Periode 04 April 2016 – 28 Mei 2016
DAFTAR PUSTAKA
EGC: Jakarta.
Buku Saku Kementrian Kesehatan Pharmaceutical care Untuk Penyakit Hati 2007
Syamsuhidajat, M dan Wim De Jong, 2004. “Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi
Kedua”, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Syamsuhidajat, M dan Wim De Jong, 2002. “Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi
Revisi”, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.