You are on page 1of 2

Mirsalina Sukma Prabowo

201673031

6. Mengapa pada skenario kencing anak menetes?

Patogenesis
Normalnya hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan berkembang, dan debris yang
dihasilkan oleh epitel prepusium (smegma) mengumpul didalam prepusium dan perlahan-lahan
memisahkan prepusium dari glans penis. Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat
prepusium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke proksimal. Pada saat usia 3 tahun, 90%
prepusium sudah dapat di retraksi.
Pada kasus fimosis lubang yang terdapat di prepusium sempit sehingga tidak bisa
ditarik mundur dan glans penis sama sekali tidak bisa dilihat. Kadang hanya tersisa lubang yang
sangat kecil di ujung prepusium. Pada kondisi ini, akan terjadi fenomena
“balloning” dimana prepusium mengembang saat berkemih karena desakan pancaran
urine yang tidak diimbangi besarnya lubang di ujung prepusium. Bila fimosis menghambat
kelancaran berkemih, seperti pada balloning maka sisa-sisa urin mudah terjebak di dalam
prepusium. Adanya kandungan glukosa pada urine menjadi pusat bagi pertumbuhan bakteri.
Karena itu, komplikasi yang paling sering dialami akibat fimosis adalah infeksi saluran kemih
(ISK). ISK paling sering menjadi indikasi sirkumsisi pada kasus fimosis.
Fimosis juga terjadi jika tingkat higienitas rendah pada waktu BAK yang akan
mengakibatkan terjadinya penumpukan kotoran-kotoran pada glans penis sehingga
memungkinkan terjadinya infeksi pada daerah glans penis dan prepusium (balanitis) yang
meninggalkan jaringan parut sehingga prepusium tidak dapat ditarik kebelakang

Referensi :

Purnomo, Basuki B. Dasar-Dasar Urologi. Edisi ketiga. Malang :Fakultas Kedokteran


Universitas Brawijaya. 2011 : 14, 236-237

You might also like