Professional Documents
Culture Documents
G DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS
BAB I
PENDAHULUAN
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gastritis adalah segala radang
mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah,Edisi Revisi hal 749).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis,local (Patofisiologi,Sylvia A Price hal 422).
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung
dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut. (Imu Penyakit Dalam Jilid II). Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran
pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138).
Jadi gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat
dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.Perdarahan mukosa lambung
dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung
pada beberapa tempat. Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu :
1.Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritisakut
erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
daripada mukosa muskularis.
2.Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
menahun. Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh
bakterihelicobacter pylori (Brunner dan suddart).
2.1.2 ETIOLOGI
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia misal : lisol, alkohol,
merokok, kafein lada, steroid dan digitalis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan
terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh
gangguan mikro sirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis(Mansjoer,
Arif, 1999, hal : 492).
Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan
kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol,dan merokok.
Penyebab lain
Diet yang sembarangan, makan terlalu banyak, dan makan yang terlalu cepat dan
makan-makanan yang banyak mengandung bumbu atau mengandung MSG . Faktor psikologi
stress baik primer maupun sekunder dapat merangsang peningkatan produksi asam-asam
gerakan peristaltik lambung. Sterss jugaakan mendorong gerakan antara makanan dan
dinding lambung menjadi tambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan luka pada lambung.
Stress berat (sekunder) akibat kebakaran, kecelakaan maupun pembedahan sering pula
menyebabkan tukak lambung akut. Infeksi bakteri Gastritis akibat infeksi bakteri dari luar
tubuh jarang terjadi sebab bakteri tersebut oleh asam lambung. Kuman penyakit atau infeksi
bakteri penyebab gastritis, umumnya berasal dari dalam tubuh penderita bersangkutan.
Keadaan ini sebagai wujud komplikasi penyakit yang telah ada sebelumnya
Fungsi dari sistem pencernaan adalah memproses makanan menjadi zat yang mampu
diserap dalam peredaran darah. proses pencernaan dalam tubuh manusia ada dua yaitu;
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, antara lain adalah ;
Mulut
Mulut merupakan rongga pada permulaan saluran cerna terdiri dari Vestibula yang
berada diantara bibir dan gusi serta rongga mulut yang merupakan ruangan yang berada
dibagian dalam yang dibatasi oleh tulang maksila dan semua gigi. Proses yang pertama kali
terjadi di mulut merupakan proses mekanis dan khemis. Proses mekanis yang terjadi adalah
pengunyahan menggunakan otot masater, otot temporalis, otot pteregoid lateral dan medial
dibantu dengan ludah, gigi dan lidah. Pada cavum oris (rongga mulut) mulai dihaluskan oleh
geligi kita dan enzim Ptyaline yang dihasilkan oleh kelenjar ludah.kelenjar lidah ada 3 yaitu
1).kelenjar parotis 2). kelenjar submandibularis, dan 3). kelenjar sublingualis. Fungsi
kelenjar ludah ialah mengeluarkan saliva yang merupakan cairan pertama yang mencerna
makanan. Deras aliran saliva diransang oleh adanya makanan dalam mulut. Saliva merupakan
cairan yang bersifat alkali yang mengandung musin dan ptyalin.
KERONGKONGAN (esofagus).
Merupakan tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm diatas dimulai dari faring sampai
pintu masuk kardiak lambung di bawah. Makanan berjalan dalam esophagus karena kerja
paristaltic, lingkaran serabut otot didepan makanan mengendor dan yang dibelakang makanan
berkontraksi sehingga makanan dapat terdorong ke bawah.
Fungsi lambung adalah menerima makanan dari esofagus, menampungnya dan berperan
dalam proses pencernaan karbohidrat, protein dan lemak. Kelenjar dalam lapisan mukosa
lambung mengeluarkan sekret yaitu cairan pencerna penting yang berupa getah lambung
(HCl). Getah ini adalah cairan yang tidak berwarna, getah lambung mengandung 0,4% asam
klorida yang mengasamkan makanan. Enzim yang berada pada getah lambung terdiri dari
pepsin, rennin dan lipase.
HATI
Adalah kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak dibagian atas rongga abdomen
disebelah kanan dan dibawah diafragma. Fungsi dihati berkaitan dengan metabolisme dan
proses detoktifikasi. Proses metabolisme yang diperankan oleh hati antara lain sintesis
protein,penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen serta proses pengolahan fraksi-fraksi
lemak.
Fungsi hati :
1. Tempat pembentukan empedu,
2. Tempat penyimpanan glikogen
3. Metabolisme lemak,
4. Membentuk protein plasma,
5. Memproses beberapa hormon steroid dan vitamin D,
6. Detoktifikasi.
Empedu
Dihasilkan oleh hati,kemudian dibawa ke kantong empedu untuk dipekatkan. Bila
memakan makanan yang mengandung lemak, empedu akan dikeluarkan untuk membantu
proses pencernaan lemak.
2.1.4 PATOFISIOLOGI
Terdapat gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor desensif yang berperan dalam
menimbulkan lesi pada mukosa lambung
-Tidak toleran terhadap diet/sensitif misal buah segar/sayur, produk susu, makanan
berlemak
e. Higiene
Tanda : - Mampu mempertahankan perawatan diri
f. Nyeri/kenyamanan
Gejala : - Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah
- Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (artritis)
Tanda : - Nyeri tekan abdomen
g. Keamanan
Gejala : - Peningkatan suhu 38,6ᴼ C
h.Interaksi sosial
Gejala : - Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi
- ketidak mampuan aktif dalam lingkungan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrien di
tandai dengan penurunan berat badan, penurunan lemak subcutan
Tujuan :
- Menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sesuai sasaran.
R : Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi
4. Diagnosa keperawatan IV
I : Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis, dan kemungkinan efek samping
R: Ingatkan klien untuk mengobservasi efek samping bila steroid diberikan dalam
jangka panjang
R: Tekankan pentingnya perawatan kulit: mis tekhnik cuci tangan dengan baik dan
perawatan parineal yang baik
5. Diagnosa keperawatan V
Koping individu tak efektif berhubungan dengan nyeri hebat, kurang tidur, istirahat
ditandai dengan ketidak mampuan mengatasi dan putus asa.
Tujuan :
R: Memampukan perawat untuk menerima lebih nyata tentang masalah saat ini.
anseitas dan masalah lain dapat memepengaruhi penyuluhan kesehatan/belajar
klien sebelumnya.
I : Tentukan stress luar, mis : keluarga, teman, lingkungan kerja atau sosial.
I : Berikan dukung emosi mis mendengarkan dengan aktif dengan sikap tidak
menghakimi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
Klien bernama Ny. G berumur 75 tahun, jenis kelamin perempuan, Agama Budha,
suku Tionghoa, Bangsa Indonesia, belum menikah, klien berpendidikan SD, sebelum ke panti
jompo klien tinggal di Jln. Wahidin Medan, saat ini klien tinggal di panti jompo Guna Budi
Bakti Medan selama + 3 tahun dengan diagnosa medis Gastritis, alasan Ny.G dibawa ke Panti
Jompo karena tidak ada lagi keluarga yang dapat merawat beliau. Keluarga atau orang lain
yang dapat di hubungi yaitu Nn. R (keponakan) bertempat tinggal di Medan. Saat ini klien
tidak memiliki pekerjaan karena klien tinggal di Panti Jompo, pekerjaan klien sebelumnya
juga tidak ada, klien di biayai/dinafkahi oleh saudaranya. Klien memiliki dua orang saudara
kandung, satu kakak dan satu orang adik. Klien terkadang dijenguk oleh anak dari kakaknya.
Pola Nutrisi makan 3 x/hari, nafsu makan ½ porsi dari 1 porsi yang disediakan, jenis
diet MB, klien memiliki kebiasan berdo’a sebelum makan, klien tidak suka makanan yang
lembek/bubur, klien tidak alergi terhadap makanan, klien sering mengeluh tentang makanan.
Klien BAK 5x/ hari, klien tidak mempunyai kebiasaan BAK pada malam hari. Frekwensi
waktu BAB klien adalah 1/ hari dengan konsistensi encer, klien mengeluh susah ke WC
dikarenakan Klien tidak bisa melihat diakibatkan karena Katarak dialami klien, klien dalam
melakukan aktivitas dibantu oleh perawat. Klien mandi 1x / hari yakni pagi hari dengan
menggunakan sabun, klien menggosok gigi 2x/ hari dengan menggunakan pasta gigi, klien
mencuci rambutnya 3x/seminggu dengan menggunakan shampo. Klien tidur malam ± 5 jam
dan tidur siang tidak ada. Klien tidak memiliki kegiatan untuk mengisi waktu luang, klien
banyak menghabiskan waktu dengan duduk-duduk di depan kamarnya sambil bercerita
dengan teman, klien tidak mempunyai kebiasaan merokok dan meminum minuman keras.
Dalam satu tahun terakhir klien sering mengeluhkan penyakit gastroenteritis,
dimana klien sering mengeluh sakit perut, tidak nafsu makan. Faktor pencetusnya ialah
gastritis, upaya yang dilakukan ialah mengkonsumsi obat-obatan dari dokter. Riwayat
kesehatan masa lalu, klien mengalami penyakit Katarak pada mata klien dialami klien pada
10 tahun kebelakang, dan klien pernah mengalami penyakit ringan seperti batuk, flu dan
demam serta pusing/pening. Klien tidak mempunyai riwayat alergi, klien juga tidak pernah
mengalami kecelakaan yang fatal.
Dari hasil pengkajian pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2014,
di peroleh data dengan TD : 100/70 mmHg, RR : 20 x/ menit, HR : 80 x/ menit dan Temp:
37ºC, BB: 55 Kg, sesudah sakit BB turun 50 Kg, TB : 140 cm, keadaan rambut bersih dan
beruban dengan panjang ± 6 cm, mata klien menderita katarak/klien tidak bisa melihat,
keadaan telinga bersih, klien kurang peka terhadap suara (pendengaran kurang baik), mulut,
gigi dan bibir terlihat bersih, keadaan dada simetris, klien mengatakan ada masalah pada
abdomennya, keadaan kulit kering/keriput, klien tidak dapat melakukan aktivitas yang berat
karena klien tidak bisa melihat lagi dan harus dibantu dengan perawat atau temannya.
Klien tidak memiliki masalah kesehatan kronik serta tidak adanya gangguan pada
fungsi kognitif klien. Keadaan status fungsional klien baik dimana klien mampu melakukan
aktivitas secara sendiri/mandiri meskipun ada sedikit bantuan dari perawat, keadaan status
psikologis klien saat ini yaitu klien dalam keadaan normal.
Ruangan tempat tinggal klien rapi dan bersih dengan peneranggan yang cukup,
sirkulasi udara baik, keadaan WC bersih, pembuangan air kotor melalui Saluran pembuangan
tertutup, sumber air minum ialah sumur bor yang di olah menjadi air minum dengan
menggunakan mesin, sampah di buang di tempat sampah, dan tidak ada sumber pencemaran
di daerah tempat tinggal klien.
3.2 ANALISA DATA
No. DATA Fatofisiologi Masalah
1. DS : Klien mengatakan Sindrom dispepsia Gangguan rasa
Gangguan Psikologis cemas
ulu hatinya terasa Gangguan Keseimbangan Cairan nyaman nyeri
panas seperti terbakar Nyeri epigastrium, Mual, Kembung,
dan terasa nyeri Muntah, Anorexia, Hematemesis, melena
DO : - Klien tampak
meringis kesakitan
- Skala nyeri 4
- Nyeri tekan
abdomen (+)
(PALPASI)
- Klien tampak
memegang ulu hatinya
Gangguan Rasa
Nyaman Nyeri
- Vital sign TD :
120/80 mmHg, HR :
78 x/menit, RR
: 20 x/menit, Temp :
38ᴼC
- Hasil perkusi :
perut kembung
tidur malam
5. Gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan aktivitas dibantu oleh oleh
perawat seperti makan, mandi, berjalan, dan klien tampak lemas, serta klien mengalami kebutuhan.
3.4 ASUHAN KEPERAWATAN
DX.
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMEN
KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa Kaji skala nyeri yang
Rasa nyeri hilang Untuk menentukan Melakukan p
nyaman nyeri atau berkurang dialami pasien tindakan yang terhadap rasa n
berhubungan dengan Dengan kriteria Lakukan kompres akan dibuat dirasakan klien
inflamasi gaster hasil hangat pada daerah selanjutnya jenis nyeri sedan
ditandai dengan Klien tidak lambung Meningkatkan Membantu klien m
klien mengatakan meringis Anjurkan klien mekanisme koping tehnik
dengan pada kesakitan minum dengan air individu pernafasan
uluhatinya
terasa Ekspresi wajah hangat Memberikan rasa menarik nafas d
panas seperti ceria Atur posisi klien nyaman pada klien melepaskannya
terbakar, skala nyeri senyaman mungkin Diharapkan Mengatur posisi k
dapat
4. Ukur tanda vital mengurangi rasa fowler
setiap 8 jam nyeri yang di Mengkolaboraside
Kolaborasi dengan rasakan. dokter dalam
Dokter dalam obat anti penghi
pemberian antacida
dan penetral asam
lambung
Alihkan perhatian
klien
tidur malam
5. Gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan aktivitas dibantu oleh oleh
perawat seperti makan, mandi, berjalan, dan klien tampak lemas, serta klien mengalami kebutuhan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Lansia adalah tua yang rentan terhadap penyakit, terutama gangguan Pencernaan
2. Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difus atau local aan berupa Gastritis.
3. Pada tahap perencanaan penulis menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah-masalah yang ditemukan dan kondisi
yang dialami oleh klien.
4. Pada tahap diagnosa keperawatan ditemukan seperti pasien tampak memegangi daerah tengkuk, pasien sering bertanya-
tanya tentang proses dan perawatan penyakitnya, dan klien tampak lemah.
5. Evaluasi keperawatan pada klien lansia dilakukan untuk mengetahui apakah terpenuhi/tidak.
5.2. Saran
1. Pasien lansia yang mengalami gangguan Pencernaan hendaknya mengetahui bahwa penyakit
gastrits rentan pada usia lanjut.
2. Pasien dianjurkan bisa untuk memahami penyakit dari Gastritis.
3. Hendaknya pasien mengerti tentang pencegahan penyakit dan respo terhadap rencana
tindakan yang diberikan oleh perawat.
4. Hendaknya pasien mengerti cara mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
5. Hendaknya para perawat dan pasien bekerja sama dalam melaksanakan perencanaan
terhadap penyakit sehingga dapat dipenuhi semua rencana tindakan.