You are on page 1of 3

Asuhan Keperawatan

Abortus Imminens

1. Definisi
a. Suatu abortus iminnens dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina
yang mengandung darah, atau pendarahan pervagina pada trimester
pertama. Suatu abortus iminens dapat atau tanpa disertai rasa mulas
ringan, sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang
bawah.
b. Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan hasil konsepsi masih
dalam uterus dan viabel, dan serviks tertutup.
Ilmu kebidanan. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
editors. 3rd ed. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2007.
c. Abortus imminens adalah wanita yang mengandung bayi hidup dengan
usia kehamilan kurang dari 24 minggu yang mengalami perdarahan
vaginal dengan atau tanpa nyeri abdomen ketika kondisi serviks masih
tertutup.

2. Klasifikasi
Berdasarkan kejadiannya dapat dibagi atas dua golongan:
a. Abortus spontan, terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis
ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor
alamiah.
b. Abortus provakatus (Induced Abortion), terjadi karena sengaja
dilakukan dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Abortus ini
terbagi lagi menjadi:
1) Abortus medisinalis (Abortus Therapeutica) adalah abortus karena
tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan,
dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
2) Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena
tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi
medis.
Nurarif, A. H, dan Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Edisi Revisi Jilid
1. Jogjakarta: MediAction Publishing.
3. Etiologi
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian janin
atau cacat, penyebabnya antara lain:
1) Kelainan kromosom, misalnya lain trisomi, poliploidi dan kelainan
kromosom seks.
2) Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil
saat usia tua, dimana kondisi abnormal uterus dan endokrin atau
sindroma ovarium polikistik.
b. Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya
dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya
dalam uterus, disebut teratogen.
c. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili koriales dan
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga mengganggu
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak
kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
d. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis,
pielonefritis, malaria, dan lain-lain, maupun kronik seperti, anemia
berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun
seperti brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis.
e. Kelainan traktus genitalis, misalnya retroversio uteri, mioma uteri, atau
kelainan bawaan uterus. Terutama retroversio uteri gravidi inkarserata
atau mioma submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain
keguguran dalam trimester dua ialah serviks inkompeten yang dapat
disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks
berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks yang luas yang
tidak dijahit.

4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinis
a. Perdarahan vagina; merah segar atau coklat.
b. Jumlah darah sedikit/ perdarahan bercak.
c. Dapat terjadi terus menerus untuk beberapa hari sampai 2 minggu.
6. Komplikasi
a. Perdarahan (Hemorrhage).
b. Perforasi: sering terjadi di waktu dilatasi dan kuratase yang dilakukan
oleh tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun.
c. Infeksi dan tetanus.
d. Payah ginjal akut.
e. Syok karena perdarahan banyak dan infeksi berat atau sepsis….
7. Penatalaksanaan
a. Pada trimester I dengan sedikit perdarahan, tanpa disertai kram :
1) Tirah baring tidak terlalu bermanfaat; aktivitas normal dapat
dilanjutkan kembali kecuali wanita merasa tidak nyaman atau lebih
memilih untuk istirahat.
2) Istirahatkan panggul (tidak berhubungan seksual, tidak melakukan
irigasi, atau memasukkan sesuatu ke vagina).
3) Tidak melakukan aktivitas seksual yang menimbulkan orgasme.
4) Segera beritahu bidan jika terdapat :
a) Perdarahan meningkat
b) Kram dan nyeri pinggang meningkat
c) Semburan cairan dan vagina
d) Demam atau gejala mirip flu
5) Periksakan pada hari berikutnya dirumah sakit
a) Pemeriksaan dengan speculum merupakan skrining vaginitis
dan servisitis, observasi bukaan servik, tonjolan kantong
ketuban, bekuan darah, atau bagian-bagian janin.
b) Pemeriksaan be manual ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan,
serta kondisi ketuban. Dapatkan nilai Hb dan Hematokrit, jenis
dan RH.
b. Jika pemeriksaan negative, dapat dilakukan pemeriksaan ultra suara
untuk menentukan kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran, dan
jika mungkin untuk menenangkan wanita.
c. Jika pemeriksaan fisik dan ultra suara negative, tenangkan wanita, kaji
ulang gejala bahaya dan pertahankan nilai normal
d. Konsultasi ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat,
atau hasil pemeriksaan fisik dan ultra suara menunjukan hasil
abnormal.
( Marmi., Retno, M., &ery, F., (2011). AsuhanKebidananPatologi.
Jogjakarta :PustakaPelajar).

8. Pengkajian
9. Pathways
10. Diagnosa keperawatan
11. Fokus intervensi dan rasional

You might also like