You are on page 1of 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu determinan dalam mencapai


masyarakat yang sehat, meskipun disadari bahwa peran lingkungan dan factor
perilaku merupakan determinan yang lebih besar pengaruhnya pada kesehatan
(Blum).

Mengutip konsep dari H.L. Blum, secara umum pelayanan kesehatan terdiri
dari empat upaya yaitu pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan dan
pemulihan kesehatan. Dalam kaitannya dengan peningkatan dan kemajuan
masyarakat. Pelayanan kesehetan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami atau dihadapi masyarakat agar dapat terhindar dari kematian dini, kecacatan,
bahkan rendahnya taraf kebugaran sehingga terjaga produktivitas penduduk.

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan


khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih
besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secarakeseluruhan.

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional


yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan

1
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).

Berdasakan uaian diatas maka kelompok menyusun makalah tentang teori dan
model keperawatan komunitas.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep teori, model dan paradigma keperawatan komunitas ?
1.2.2 Bagaimana model keperawatan komunitas (Health Care System Betty
Neuman dan Community as Partner McFarlance) ?
1.2.3 Bagaimana peran dan fungsi keperawatan komunitas ?
1.2.4 Bagaimana prinsip teknik komunikasi keperawatan komunitas ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui konsep teori, model dan paradigma keperawatan komunitas
1.3.2 Untuk mengetahui model keperawatan komunitas (Health Care System Betty
Neuman dan Community as Partner McFarlance)
1.3.3 Untuk mengetahui peran dan fungsi keperawatan komunitas
1.3.4 Untuk mengetahui prinsip teknik komunikasi keperawatan komunitas

BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 Konsep Teori, Model Dan Paradigma Keperawatan Komunitas
2.1.1 Konsep Teori Keperawatan Komunitas
1. Definisi Keperawatan Komunitas

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan


khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai
masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan


profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan
kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep
Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional

3
terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
komprehensif.

2. Tujuan Keperawatan Komunitas


a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan khusus
1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka
mengatasi masalah keperawatan.
3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan.
4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di
masyarakat.
5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut
dan asuhan keperawatan di rumah.
6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko
tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
rumah dan di Puskesmas.
7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.

3. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk
di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran
keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu

4
a. Tingkat Individu.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l)
yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat
perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan
individu
b. Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber
daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difo¬kuskan pada
keluarga rawan yaitu :
1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya
ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis
menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis,
penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu
(mental atau fisik).
2) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr
%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil
resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan
balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga
dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh
diri.
3) Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
c. Tingkat Komunitas

5
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
1) Pembinaan kelompok khusus
2) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.
4. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan
kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun
resosialitatif.
a. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan
penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan
perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur,
rekreasi dan pendidikan seks.
b. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui
kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu,
puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium, ataupun
pemeriksaan dan peme¬liharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
c. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit
atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah,
perawatan orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah
sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah
dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir.
d. Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah
atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC,
kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita
kusta, patch tulang dan lain sebagai¬nya, kegiatan fisioterapi pada
penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll.
e. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan pen¬derita ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti,
penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
2.1.2 Model dan Paradigma Keperawatan Komunitas
1. Definisi Model dan Paradigma Keperawatan Komunitas

6
Paradigma adalah cara bagaimana kita memandang dunia, (Adam Smith,
1975) atau menurut Ferguson bahwa paradigma adalah pola pikir dalam
memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan.
Jadi, paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang
sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku.
Paradigma memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi makna,
menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam
keperawatan.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional, yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan mencakup biopsikososio-spiritual
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat
maupun sakit dalam siklus kehidupan manusia.
Paradigma keperawatan adalah interaksi antara manusia yang menerima
perawatan, lingkungan tempat menusia berada, kesehatan yang selalu menjadi
bagian dari bidang garapan keperawatan serta tindakan keperawatan (Kozier,
2000).
2. Komponen Paradigma Keperawatan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah
satu faktor yang mempengaruhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena

7
itu tenaga keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan
kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari
perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma
keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan
secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan kultural.
Paradigma memiliki fungsi antara lain:
a. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi
profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan
keperawatan, praktik dan organisasi profesi.
b. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia
keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena
yang terjadi disekitar kita.
Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari
teori – teori keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut
meliputi: manusia, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.
a. Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh,
dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta
unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat
perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap
dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu
menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga,
mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi,
interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia
sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara
umum dapat dikatakan holistik atau utuh.

8
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial
dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya
dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan
merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon
yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila
manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi
perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon
perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan
prilaku yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun
masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.
Manusia sebagai individu artinya seseorang yang memiliki karakter total
sehingga menjadikannya berbeda dari orang lain (Karen, 2000). Manusia
sebagai individu disebut juga orang yang memiliki kepribadian meliputi
tingkah laku dan emosi meliputi sikap, kebiasaan, keyakinan, nilai – nilai,
motivasi, kemampuan, penampilan dan struktur fisik yang berbeda satu
dengan lainnya. Gabungan semua ini akan mempengaruhi seseorang dalam
cara berfikir, merasa dan bertindak dalam berbagai situasi yang di hadapinya.
Individu merupakan gabungan interaksi genetik dengan pengalaman hidupnya
dipengaruhi oleh identitas diri, konsep diri, persepsi, kebutuhan dasar,
mekanisme pertahanan diri dan tumbuh kembang.
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien.
1) Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan
erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain, baik

9
secara perorangan maupun bersama – sama, di dalam
lingkungannya sendiri maupun masyarakat secara keseluruhan.
Ada beberapa alasan mengapa keluarga merupakan salah satu
fokus pelayanan keperawatan yaitu :
a) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan ataupun
mencegah, memperbaiki atau mengabaikan masalah- masalah
kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah
kesehatan mulai dari awal sampai penyelesaiannya akan
dipengaruhi oleh keluarga.
c) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit
dalam salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga tersebut.
d) Dalam merawat klien sebagai individu, keluarga tetap sebagai
pengambil keputusan dalam perawatannya.
e) Keluarga sebagai perantara efektif dalam berbagai upaya
kesehatan masyarakat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga
perawat perlu memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga
mempunyai reaksi dan cara yang unik dalam menghadapi
masalahnya, pola komunikasi yang dianut, cara pengambilan
keputusan, sikap, nilai, cita – cita keluarga dan gaya hidup keluarga
yang berbeda – beda. Individu dalam keluarga mempunyai siklus
tumbuh kembang .
Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan
kemampuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan adalah
perawat sebagai pendeteksi adanya masalah kesehatan, memberi
asuhan kepada anggota keluarga yang sakit, koordinator pelayanan
kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga
dalam masalah – masalah kesehatan.

10
2) Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia dalam arti seluas-
luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap
sama (Kamus besar Bhs. Indonesia, 1989).
Masyarakat berpengaruh terhadap peningkatan dan pencegahan
suatu penyakit. Ada enam faktor pengaruh masyarakat atau
komunitas terhadap kesehatan anggota masyarakat yaitu tersedianya
fasilitas pelayanan kesehatan, faslitas pendidikan dan rekreasi,
transportasi dan fasilitas komunikasi, fasilitas sosial seperti polisi
dan pemadam kebakaran serta nilai dan keyakinan masyarakat.
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk
pelayanan kepada masyarakat umum dan kelompok – kelompok
masyarakat tertentu (balita dan lansia). Pelayanan perawatan
tersebut diberikan setelah melalui proses berikut ini :
a) Pertemuan penjajakan kepada pemuka masyarakat agar dicapai
kesepakatan tentang ide yang dikemukakan.
b) Pengumpulan data pada masyarakat melalui survey atau sensus
dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuosioner
c) Analisis data dan perumusan masalah
d) Pembahasan hasil analisis dalam forum lokakarya mini dengan
masyarakat untuk kemudian ditetapkan prioritas masalah
beserta penyelesaiannya.
e) Perumusan rencana tindakan penyelesaian masalah bersama
dengan wakil masyarakat.
f) Pelaksanaan tindakan pemecahan masalah. Pelaksanaan ini
dilakukan bersama denganmasyarakat melalui sumber daya
ayang ada di masyarakat tersebut.
g) Evaluasi
h) Dilakukan untuk menilai proses dan hasil program tindakan,
dalam sebuah lokakarya.
i) Tindak lanjut
b. Keperawatan

11
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial,
spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari – hari secara mandiri. Sebagai
suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan
kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik
terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko –
sosial – spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan
pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat
manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan
bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak
dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran
politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian
integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan
menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama
dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
Teori keperawatan menurut beberapa ahli
1) Florence Nightingale 1895
Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam
kondisi paling baik untuk beraktivitas.
2) Faye Abdellah (Twenty one nursing problems,1960)\
Keperawatan adalah bentuk pelayanan kepada individu dan
keluarga, serta masyarakat dengan ilmu dan seni yang meliputi
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimilki seorang perawat
untuk membantu manusia baik dalam keadaan sehat atau sakit sesuai
dengan tingkat kebutuhannya.
3) Virginia Henderson (Fourteen Basic needs, 1960)

12
Fungsi yang unik dari perawat adalah memabntu individu sehat
ataupun sakit untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan
pengetahuan yang dimilikinya sehingga individu tersebut mampu
melaksanakan aktivitas sehari – harinya, sembuh dari penyakit atau
meninggal dengan tenang.
4) Dorothy E. Johnson (Behavioral System Theory, 1981)
Keperawatan adalah seperangkat tindakan – tindakan yang
memiliki kekuatan untuk melindungi kesatuan atau integritas prilaku
klien berada pada level yang optimal untuk kesehatannya.
5) Imogene King (Goal Attainment Theory, 1971, 1981)
Keperawatan adalah proses aksi dan interaksi, untuk membantu
individu dari berbagai kelompok umur dalam memenuhi
kebutuhannya dan menangani status kesehatannya pada saat tertentu
dalam suatu siklus kehidupan.
6) Madeleine Leininger (Transcultural Care Theory, 1984)
Mempelajari seni humanistic dan ilmu yang berfokus pada
manusia sebagai individu atau kelompok, kepekaan terhadap
kebiasaan, fungsi dan proses yang mengarah pada pencegahan
ataupun prilaku memelihara kesehatan atau penyembuhan dari
penyakit.
7) Martha Roger (Unitary Human Beings, an energy field, 1970)
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk
mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan dan rehabilitasi
penderita sakit dan penyandang cacat.
8) Dorothea Orem (Self care theory, 1985)
Pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada
pemenuhan kebutuhan manusia untuk merawat diri,
kesembuhan dari penyakit atau cedera dan penanggulangan
komplikasinya sehingga dapat meningkat derajat kesehatannya.
9) Callista Roy (Adaptation Theory, 1976, 1984)

13
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi
dalam menghadapi permasalahan kesehatannya. Respon adaptif
mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatannya.
10) Kesepakatan Nasional, 1983
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko –
sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh daur kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan
keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan
interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam
membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur
penting yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang
dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus telaahan, kebutuhan
dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang
perawatan diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat
tuntutan akan kemandirian atau kurangnya kemampuan.
Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang
bersifat terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki
efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan, 1994 : 80).
c. Kesehatan (Konsep Sehat Sakit)
1) Sehat menurut WHO (1947)
Sehat adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental dan
sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit
cacat dan kelemahan
2) Sehat menurut UU no 23/1992 tentang kesehatan
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa
(rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.

14
3) Sakit menurut Zaidin Ali, 1998
Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan
status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan
spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas
dan kemandirian individu baik secara keseluruhan atau sebagian.
Kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat
penyakit sehingga mendorongnya untuk mencari bantuan. (Kozier, 2000)
Faktor – faktor yang dapat meningkatkan angka kesakitan adalah :
1) Keturunan misal orang yang mempunyai riwayat keluarga pengidap
Diabetes Melitus, punya resiko tinggi terkena diabetes pula.
2) Usia
3) Kelahiran cacat atau kelainan kongenital resikonya meningkat pada
wanita yang melahirkan diatas 35 tahun.
4) Fisiologis
5) Kehamilan meningkatkan resiko tinggi terkena penyakit pada ibu
dan janin. Obesitas meningkatkan resiko penyakit jantung.
6) Gaya hidup
7) Merokok meningkatkan resiko kanker paru dsb.
8) Lingkungan
Status kesehatan seseorang terletak antara dua kutub yaitu sehat
optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian
kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita
bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area).
Pola rentang ini bersifat dinamis berubah seiring waktu dan kondisi sosial.
Sesuai dengan rentang sehat – sakit maka status kesehatan dapat
dibagi dalam keadaan optimal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau berat
sampai meninggal dunia. Apabila individu berada dalam area sehat maka
dilakukan upaya pencegahan primer (primary prevention) yaitu perlindungan
kesehatan (health protection) dan perlindungan khusus (spesific protection)
agar terhindar dari penyakit. Apabila individu berada dalam area sakit maka
dilakukan upaya pencegahan sekunder dan tertier yaitu dengan diagnosis dini
dan pengobatan yang tepat, pencegahan perburukan dan rehabilitasi.
Status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh :
1) Politik, yang mencakup keamanan, penekanan, penindasan

15
2) Prilaku manusia, mencakup kebutuhan, kebiasaan dan adat istiadat
3) Keturunan, genetik, kecacatan, etnis, faktor risiko dan ras
4) Pelayanan kesehatan, upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif
5) Lingkungan, tanah, udara, dan air
6) Sosial dan ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan
Persepsi sakit atau “merasa sakit” dipengaruhi oleh persepsi seseorang
tentang sakit itu sendiri seperti seseorang merasa sakit (kesakitan) setelah
diperiksa dan dinyatakan menderita sakit, seseorang merasa sakit, tetapi
setelah diperiksa ternyata individu tersebut tidak menderita sakit atau
mengalami suatu penyakit, seseorang tidak merasa sakit akan tetapi
sebenarnya individu tersebut mengidap penyakit, seseorang tidak merasa sakit
dalam tubuhnya.
Keperawatan memberikan bantuan kepada individu, keluarga dan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari – hari, adaptasi terhadap
keadaan sehat atau sakit serta mencapai derajat kesehatan yang optimal.
d. Lingkungan
Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada
lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan
spiritual.
Menurut Leavell (1965), ada tiga faktor yang saling mempengaruhi
kesehatan dalam lingkungan yaitu agen (penyebab), hospes (manusia) dan
lingkungan.
Agen adalah suatu faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit, seperti
faktor biologi, kimiawi, fisik, mekanik atau psikologis misalnya virus, bakteri,
jamur atau cacing., senyawa kimia bahkan stress. Hospes adalah makhluk
hidup yaitu manusia atau hewan yang dapat terinfeksi oleh agen, sedangkan
lingkungan adalah faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan seperti
lingkungan yang kumuh, lingkungan kerja yang tidak nyaman, tingkat sosial
ekonomi yang rendah, fasilitas pelayanan kesehatan.
Lingkungan terbagi 2, yaitu:
1) Lingkungan dalam terdiri dari:
a) Lingkungan fisik (physical enviroment)

16
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan
dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek
terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan
harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien
harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas
dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya
sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur
harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan
dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur
sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b) Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan
yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh
buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada
pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar
matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat
merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien
dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,
komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-
putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan
keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan
kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh
dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang
terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna

17
dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan
para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c) Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang
spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan
keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit.
Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus
secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan
pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan
lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna
individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak
hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit
tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap
lingkungan secara khusus.
d) Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial,
udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena
dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam
menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk
meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan
kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk
terciptanya banyak penyakit – penyakit.
Jadi, hubungan dari empat komponen yang telah diuraikan diatas yaitunya
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila
lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia
perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain.
Keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang
sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.

18
2.2 Model Keperawatan Komunitas (Health Care System Betty Neuman Dan
Community As Partner Mcfarlance)
2.2.1 Model Keperawatan Komunitas (Health Care System Betty Neuman
Model Sistem Neuman telah lama dikenal sebagai konsep model keperawatan
(Neuman & Young, 1972 dalam Torakis & Smigielski, 2000). Model Sistem Betty
Neuman menyediakan model yang bersifat holistik fleksibel komprehensif dan
merupakan dasar yang bisa dipakai untuk perawat. Dasar pemikiran model ini adalah
kesehatan klien/sistem klien berhubungan dengan stressor lingkungan dan reaksinya
terhadap stressor (Neuman, 1995 dalam Torakis & Smigielski, 2000). Model sistem
ini berfokus pada respon sistem klien terhadap stressor lingkungan yang bersifat
aktual maupun potensial dengan menggunakan intervensi pencegahan primer,
sekunder, dan tersier untuk menyimpan, mencapai dan memelihara kesehatan sistem
klien secara optimal. Model sistem Neuman dalam konsep metaparadigma Fawcett
adalah manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Fawcett, 2005 dalam Jarrin
2007).
1. Manusia (Klien)
Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka. Sistem klien dapat
dilihat sebagai individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Variabel-variabel
yang membangun sistem klien antara lain:

a. Fisiologis : mengacu pada strukur kimia fisik dan fungsi tubuh


b. Psikologis : mengacu pada proses mental dan emosi
c. Sosial budaya : mengacu pada hubungan dan harapan serta aktivitas
sosial-budaya
d. Spiritual : dipengaruhi oleh keyakinan agama
e. Perkembangan : mengacu pada proses perkembangan yang dialami
sepanjang hidupnya.Varibel-variabel tersebut berhubungan secara dinamis
dan tidak dapat dipisahkan (Neuman, 2001).

19
Pusat inti (Central core ) berisi faktor-faktor pertahanan dasar hidup,
diantaranya batas suhu normal, struktur genetik, pola respon,
kekuatan/kelemahan organ, struktur ego (Neuman, 2002). Garis pertahanan
flexible ( Flexible Lines of Defense) digambarkan sebagai lingkaran putus-putus
paling luar yang berperan memberikan respon awal atau perlindungan pusat
inti (Central Core) dari stressor, melindungi garis pertahanan normal (normal
line of defense) dan bertindak sebagai buffer untuk mempertahankan keadaan
stabil dari sistem klien (Neuman, 2001). Bila jarak antara (flexible lines of
defense) dan (normal lines of defense) meningkat maka tingkat perlindungan juga
ikut meningkat.Olahraga teratur, tidur cukup, dan nutrisi yang baik dapat
meningkatkan garis pertahanan fleksibel (flexible lines of defense) (Memmott et
al., 2000). Garis pertahanan normal (normal line of defense) digambarkan
sebagai lingkaran utuh yang menggambarkan keadaan normal individu atau
merupakan keadaan untuk beradaptasi (Memmott et al., 2000). Garis pertahanan
normal (normal line of defense) juga merupakan mekanisme perlindungan
kedua. Berbagai stressor dapat menginvasi garis pertahanan normal (normal line
of defense) jika garis pertahanan fleksibel (flexible lines of defense) tidak dapat
melindungi garis pertahanan normal secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem
klien akan bereaksi sehingga yang akan tampak pada adanya gejala
ketidakstabilan atau sakit (Neuman, 2001). Garis pertahanan resisten (lines of
resistance) merupakan lingkaran putus-putus yang mengelilingi pusat
inti (central core). Artinya garis pertahanan resisten ini melindungi pusat inti dan
akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan yang menembus garis
pertahanan normal (normal line of defense), misalnya adalah mekanisme sistem
imun tubuh (Memmott et al., 2000).
2. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan merupakan profesi unik yang
berkaitan dengan variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor.
Tujuan perawat adalah untuk membantu komunitas dalam memelihara, mencapai

20
keseimbangan sistem, atau keduanya yang dapat dicapai melalui implementasi
yang tepat (Wilson, 2000). Neuman menyarankan bahwa kestabilan atau tingkat
maksium kesehatan dapat dicapai melalui intervensi yang bertujuan mengurangi
faktor-faktor yang menyebabkan stress dan kondisi yang merugikan sehingga
dapat berdampak optimal pada situasi yang dihadapi orang (Neuman, 2001).
Pencegahan primer merupakan tindakan untuk memelihara stabilitas sistem
klien dan menyeleksi ketika bahaya stressor dikenali namun tidak menimbulkan
reaksi, serta memanipulasi lingkungan untuk mengurangi stressor yang
melemahkan serta memperkuat garis pertahanan fleksibel, strategi pencegahan
ini meliputi promosi kesehatan, dan menjaga kesehatan (Neuman, 2001).
Pencegahan sekunder merupakan tindakan untuk mencapai stabilitas sistem
klien dan menyeleksi stressor ketika reaksi terhadap stressor akan terjadi,
pecegahan ini berfokus pada kerusakan struktur dasar(structur core) dengan cara
memperkuat garis pertahanan resisten atau meghilangkan stressor, pemberian
intervensi dilakukan setelah timbul symptom (Neuman, 2001).
Pecegahan tersier dilakukan setelah sistem telah diobati melalui strategi
pencegahan sekunder. Pencegahan tersier memberikan dukungan terhadap klien
serta dapat menambakan dan mengurangi energi yang dibutuhkan untuk
membantu rekonstitusi.
Menurut Wilson (2000) dengan menggunakan proses keperawatan maka
perawat dapat memutuskan intervensi yang tepat untuk klien. Ketika diagnosa
keperawatan dibuat maka tujuan keperawatan dapat disesuaikan intervensi, dan
setelah implementasi, maka hasilnya dapat dievaluasi.
Proses Keperawatan menurut Neuman yaitu:
a. Pengkajian
b. Diagnosis keperawatan komunitas atau kelompok
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
Menurut Betty Newman tujuan dari asuhan keperawatan adalah tercapainya
keseimbangan sistem klien. Adapun klien sendiri dalah sistem terbuka (baik
individu, keluarga, kelompok dan komunitas) yang terdiri dari struktur dasar atau

21
faktor kehidupan. Peran perawat mnurut Betty Newman adalah mengeidentifikasi
stressor yang meliputi: stressor intrapersonal dan ektrapersonal dan membantu
klien untuk berespon terhadap stressor. Kesulitan yang biasanya dialami
bersumber dari stressor interpersonal, intrapersonal dan ekstrapersonal yang ada
di lingkungan internal maupun eksternal.
Fokus dari tindakan keperawatan adalah menurunkan sressor dengan
memperkuat garis pertahanan yang resisten, normal dan fleksibel. Intervensi
yang diberikan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan melalui
intervensi yang bersifat promosi bila gangguan yang terjadi pada garis
pertahanan yang fleksibel, prevensitf dilakukan bila garis pertahanan normal
terganggu dan peratahanan kuratif dan rehabilitatif dilakukan apabila pertahanan
resisten yang terjadi. Evaluasi dari Betty Newman adalah peregseran dari status
kesehatan ke tingkat kesehatan yang diharapkan dan adanya kestabilan sistem
klien.
3. Kesehatan
Menurut Neuman (2001), sehat merupakan kondisi dimana garis
pertahanan fleksibel mencegah garis pertahanan normal ditembus serta semua
bagian dan subbagian berada dalam keadaan selaras (keadaan tetap) dengan
seluruh kesehatan optimum manusia terjadi ketika semua kebutuhan dipenuhi.
Sebaliknya, sakit merupakan variasi dari sehat yang merupakan keadaan tidak
terpenuhinya atau tidak stabilnya sistem klien, suatu keadaan dimana kebutuhan
terganggu untuk dipenuhi dan garis pertahanan normal dapat ditembus. Neuman
menggunakan istilah rekonstitusi untuk menjelaskan keadaan yang terjadi dengan
diikuti dengan pengaruh yang kuat dari stressor. Rekonstitusi adalah
meningkatnya energi yang merupakan reaksi terhadap stressor, dan menunjukkan
kembalinya dan pemeliharaan stabilitas sistem yang diikuti pengobatan untuk
reaksi stressor.
4. Lingkungan
Menurut Neuman, (1995 dalam Torakis & Smigielski, 2000) stressor
adalah kondisi atau situasi yang menyebabkan perubahan kondisi sehat. Model

22
Sistem Neuman melihat stressor dapat berpengaruh pada kesehatan. Stressor
mampu berdampak positif atau negatif terhadap sistem klien. Stressor merupakan
kekuatan di banyak lingkungan yang berpotensi mempengaruhi stabilitas sistem.
Macam-macam stressor:
a. Intrapersonal, yang terjadi didalam diri sendiri, contohnya: emosi dan
perasaan
b. Interpersonal, yang bisa terjadi diantara dua individu, contoh: harapan
terhadap peran
c. Ekstrapersonal, dapat terjadi diluar individu, contoh: tekanan pekerjaan
Menurut Neuman (2001) lingkungan dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Lingkungan internal meliputi seluruh kekuatan yang ada pada sistem
klien dan merupakan sumber stressor intrapersonal
b. Lingkungan eksternal meliputi seluruh kekuatan yang berada diluar
system klien dan merupakan sumber stressor interpersonal dan
ekstrapersonal.
c. Lingkungan yang diciptakan merupakan situasi atau kondisi yang
membuat sistem klien menjadi nyaman. Lingkungan ini dapat
menggantikan dan meliputi lingkungan internal dan eksternal

23
2.2.2 Model Keperawatan Komunitas Community as Partner McFarlance
Model community as partner (Anderson & McFarlane, 2011) didasarkan pada
model yang dikembangkan oleh Neuman dengan menggunakan pendekatan manusia
secara utuh dalam melihat masalah pasien. Model community of client dikembangkan
oleh Anderson dan McFlarlane untuk menggambarkan definisi keperawatan
kesehatan masyarakat sebagai perpaduan antara kesehatan masyarakat dan
keperawatan. Model tersebut dinamakan model “community as partner” untuk
menekankan filosofi dasar dari perawatan kesehatan masyarakat.
Empat konseptual yang merupakan pusat keperawatan dapat memberikan
sebuah kerangka kerja bagi model community as partner yang didefinisikan sebagai
berikut:
1. Individu
Individu dalam model community as partner adalah sebuah populasi atau
sebuah agregat. Setiap orang dalam sebuah komunitas yang didefinisikan

24
(populasi total) atau agregat (lansia, dewasa, remaja, anak, perawat)
mencerminkan individu.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai komunitas seperti jaringan masyarakat
dan sekelilingnya. Hubungan antara masyarakat dalam komunitas dapat terjadi
dimana masyarakat tinggal, pekerjaan, suku bangsa dan ras, cara hidup, serta
faktor lain yang umumnya dimiliki masyarakat.
3. Kesehatan
Kesehatan dalam model ini dilihat sebagai sumber bagi kehidupan sehari-
hari, bukan tujuan hidup. Kesehatan merupakan sebuah konsep positif yang
menekankan pada sumber sosial dan personal sebagai kemampuan fisik.
4. Keperawatan
Keperawatan, berdasarkan definisi tiga konsep yang lain, merupakan upaya
pencegahan (prevention). Keperawatan terdiri dari pencegahan primer yang
bertujuan pada menurunkan kemungkinan yang berhadapan dengan stressor atau
memperkuat bentuk pertahanan, pencegahan sekunder yang dilakukan setelah
sebuah stressor memasuki garis pertahanan dan menyebabkan sebuah reaksi serta
tujuannya adalah pada deteksi dini dalam mencegah kerusakan lebih lanjut, dan
pencegahan tersier yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembalikan
status kesehatan.
Model community as partner memiliki dua faktor sentral yaitu berfokus
pada komunitas sebagai partner (mitra) yang digambarkan dalam roda
assessment. Fokus sentral tersebut berhubungan dengan masyarakat pada
komunitas sebagai intinya dan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Model tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

25
Gambar Model Community as Partner (Anderson & McFarlane, 2011).
Model community as partner digambarkan dalam gambaran yang jelas
untuk membantu pengguna model dalam memahami bagian-bagiannya yang
akan menjadi pedoman dalam praktik di komunitas. Anderson dan McFarlane
(2011) mengatakan bahwa dengan menggunakan model community as partner
terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses
keperawatan.

26
Roda pengkajian komunitas dalam community as partner (Anderson &
McFarlane, 2011) terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem
yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan,
sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Inti roda pengkajian adalah
individu yang membentuk suatu komunitas. Inti meliputi demografi, nilai,
keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai anggota masyarakat,
penduduk setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem komunitas, dan
sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan, pendidikan, keamanan
dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial,
komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menggambarkan garis pertahanan
yang normal atau tingkat kesehatan komunitas yang telah dicapai selama ini.
Garis normal pertahanan dapat berupa karakteristik seperti nilai imunitas yang
tinggi, angka mortalitas infant yang rendah, atau tingkat penghasilan yang
sedang. Garis pertahann normal juga meliputi pola koping yang digunakan,
kemampuan memecahkan masalah yang mencerminkan kesehatan komunitas.
Fleksibilitas garis pertahanan digambarkan sebagai sebuah garis putus-putus di
sekitar komunitas dan garis pertahanan normal, merupakan daerah (zona)
penyangga (buffer) yang menggambarkan sebuah tingkat kesehatan yang dinamis
yang dihasilkan dari respon sementara terhadap stressor. Respon sementara
tersebut mungkin menjadi gerakan lingkungan melawan sebuah stressor
lingkungan atau sebuah stressor sosial. Kedelapan subsistem tersebut dibagi
dalam garis terputus untuk mengingatkan bahwa subsistem tersebut saling
mempengaruhi (Anderson & McFarlane, 2011).

2.3 Peran dan Fungsi Keperawatan Komunitas


2.3.1 Peran Keperawatan Komunitas

27
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadapseseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system.
Beberapa peran dari keperawatan komunitas diantaranya :
1. clinical role
Peran perawat yang paling familiar sebagai care provider. Memberikan
asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas. Holistic practiceyang komprehensif, total care yang meliputi fisik,
emosi, social, spiritual dan ekonomi. Fokus pada promosi kesehatan yaitu at risk
population / vulnerable. Seorang perawat komunitas harus memiliki Skill
expansion: communication, listening, skill of observation, counseling.
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian
atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari
peran perawat komunitas.
2. Educator Role
Disebut juga health teacher, memberikan pengajaran atau informasi tentang
kesehatan. Educator role merupakan peran dominan perawat komunitas dalam
memberikan pelayanan keperawatan. Mayoritas klien (community) dalam
kondisi tidak sakit akut dan mampu menangkap informasi kesehatan. Perawat
harus signifikan dalam menjangkau populasi yang lebih luas. Pemberian
informasi dapat dilakukan pada institusi formal atau pilihan sesuai dengan
tingkat kemampuan masyarakat.
3. Advocate Role
Perawat komunitas berperan memberikan advocacy kepada klien
(komunitas). Setiap individu, kelompok, dan masyarakat berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sederajat. Sistem pelayanan kesehatan yang ada
bersifat terbagi-bagi dan depersonalisasi. Masyarakat miskin, kurang beruntung,
tanpa asuransi kesehatan, penduduk pendatang tidak merasakan pelayanan
kesehatan yang sederajat. Perawat komunitas memberikan arahan dan penjelasan

28
terhadap kompleksitas sistem pelayanan kesehatan yang tujuannya agar
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Advocacy goals, Membantu klien memperoleh informasi yang relevan
terkait pelayanan kesehatan atau sebagai self-determination. Membuat sistem
pelayanan kesehatan lebih responsif dan relevan terhadao kebutuhan kesehatan
masyarakat.
4. Manager Role
Perawat komunitas dapat mengkaji, merencanakan, mengorganisasi
kebutuhan klien, mengatur, mengawasi dan mengevaluasi dari pelayanan yang
diberikan. Peran ini berkaitan dengan 4 hal yaitu Nurse as planner, Nurse as
organizer, Nurse as leader, Nurse as controller and evaluator . Nurse as planner
adalah melakukan kolaborasi, menentukan target dan evaluasi. Nurse as
organizer adalah mendisain struktur dengan siapa bekerja dan apa tugas yg akan
dilakukan. Nurse as leader adalah perawat harus punya kemampuan mengatur,
mempengaruhi, membujuk orang lain agar memberikan perubahan positif
terhadap kesahatan masyarakat. Nurse as controller and evaluator adalah
bagaimana program dan rencana berjalan dengan baik.
5. Collaborator Role
Perawat komunitas jarang bekerja sendiri. Berkolaborasi dengan tenaga
profesional yang lain, seperti: dokter, bidan, ahli gizi, LSM, ahli lingkungan,
kesmas. Perawat komunitas dalam melakukan kolaborasi harus memiliki
kemampuan komunikasi, kerjasama tim, sikap asertif thdp anggota tim yang lain.
2.3.2 Fungsi Keperawatan Komunitas
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
kesehatan komunitas melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal dengan kebutuhannya
dibidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan, pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien, serta melibatkan peran serta masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitandengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan

29
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan.

2.4 Prinsip Teknik Komunikasi Keperawatan Komunitas


Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus
mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan
dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas,
pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien
dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama
lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung
mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan
yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu
sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi
kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu :

1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat

2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat

4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya promotif


dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.

5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah


menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses
keperawatan.

30
6. Kegiatan utama perawatan kesehatan komunitas adalah dimasyarakat dan bukan
di rumah sakit.

7. Klien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang
sehat.

8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan perilaku hidup


sehat masyarakat.

9. Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan fungsi kehidupan


sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.

10. Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara
tim.

11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan komunitas digunakan
untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani
masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke
puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.

12. Kunjungan rumah sangat penting.

13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.

14. Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada sistem


pelayanan kesehatan yang ada.

15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan


yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga
sebagai unit pelayanan.

Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus


dan kepedulian sosial yang besar Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus
dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, tehnical dan

31
interpersonal yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih saying / cinta dalam
berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak
saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya
masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan
meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit (Achir Yani), tetapi
yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan
terhadap sesama manusia.
Dalam profesi keperawatan, komunikasi sangat penting antara perawat dengan
perawat, dan perawat dengan klien, khususnya komunikasi antar perawat dengan
klien dimana dalam komunikasi itu perawat dapat menemukan beberapa solusi dari
permasalahan yang sedang dialami klien, dan komunikasi ini dinamakan dengan
komunikasi terapeutik. Akan tetapi dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik ini ada
fase-fase, tehnik-tehnik, dan faktor-faktor, serta proses komunikasi terapeutik tersebut
dalam perawatan sehingga pelayanan/asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik
serta memberikan tingkat kepuasan pada klien.
Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus
rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan
dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas,
pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien
dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama
lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung
mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan
yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu.
sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi
kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.

32
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan


khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan

33
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih
besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

3.2 Saran

Dengan di selesaikannya makalah ini, penulis mengetahui bahwa masih


banyak kekurangan untuk itu penulis beharap mendapatkan kritik dan saran yang
membangun agar dalam pembuatan makalah yang akan datang bisa lebih baik dari
sekarang dan semoga dengan membaca makalah ini dapat menambah pengetahuan
tentang teori dan model keperawatan komunitas.

34

You might also like