You are on page 1of 7

PENETAPAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK

A. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetapkan kandungan zat organik pada
sampel air.

B. DASAR TEORI
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Dalam reaksi ini, ion MnO4- akan berubah menjadi
ion Mn+2 dalam suasana asam. Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel yang berada pada suasana asam
menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4). Permanganometri juga bisa digunakan untuk
menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini
banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik.

Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi


ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis. Kalium permanganat dapat
bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi dilakukan dalam suasan asam karena karena
akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih
mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida
dan tiosulfat . Reaksi dalam suasana netral yaitu
MnO4 + 4H+ + 3e- → MnO4 +2H2O
Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi kekanan
Reaksi dalam suasana alkalis :
MnO4- + 3e- → MnO42-
MnO42- + 2H2O + 2e- → MnO2 + 4OH-
MnO4- + 2H2O + 3e- → MnO2 +4OH-

Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral.

Penetapan kandungan bahan organik dapt pula didefinisikan sebagai jumlah mg


KMnO4 yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik yang terdaat di dalam liter contoh
air dengan didihkan selama 10 menit. Kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri. Hal ini dilakukan untuk menentukan
kadar reduktor dalam suasana asam dengan penambahan asam sulfat encer, karena asam sulfat
tidak bereaksi terhadap permanganat dalam larutan encer. Pembakuan larutan KMnO4 dan
mendidihkannya selama 10 menit dan kemudian didinginkan. Dibakukan dengan
menggunakan zat baku utama, yaitu asam oksalat. Pada pembakuan larutan KMnO4, asam
oksalat dilarutkan kemudian ditambahkan dengan asam sulfat pekat yang kemudian didiihkan
terlebih dahulu, kemudian dititrasi dengan KMnO4 sampai larutan berwarna merah rosa.
Setelah didapat volume titrasi, maka dapat dicari normalitas KMnO4. Reaksi yang terjadi saat
pembakuan pemanganat adalah:

Reduksi : 2MnO4 - + 16H+ + 10e ↔ 2Mn2+ + 8H2O


Oksidasi: 5H2C2O4 ↔ 10H+ + 10CO2+ 10e
2MnO4- + 6H+ + 5H2C2O4 ↔ 2 Mn2+ +8H2O + 10CO2
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi cukup
untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 .

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat yang digunakan:
 Buret
 Statif
 Klem buret
 Erlenmeyer
 Pipet takar
 Pipet tetes
 Pipet ukur
 Refluks
 Hot plate
2. Bahan yang digunakan:
 Sampel air
 Larutan KMnO4 0,01 N
 Larutan H2SO4
 Larutan asam oksalat 0,01 N
D. PROSEDUR KERJA

100 mL sampel air

- Dimasukkan labu erlenmeyer 250 mL


- Ditambahkan 1 mL H2SO4 4N
- Dipanaskan hingga mendidih
- Ditambahkan tetes demi tetes KMnO4 0,01 N sampai berwarna merah muda
- Dididihkan selama 10 meniit, jika arna merah hilang ditambahkan KMno4 lagi
hingga warna merah muda permanen.

Larutan merah muda

-
Ditambahkan beberapa tetes larutan asam oksalat 0,01 N hngga warna merah
muda hilang
Larutan tidak berwarna
- Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N hingga terjadi perubahan warna dari tidak
berwarna menjadi merah muda yang kostan
- Dicatat volume KMnO4 yang dibutuhkan

Larutan merah muda

Larutan merah muda

- Ditambahkan 10 ml larutan asam oksalat 0,01 N


- Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N

Larutan tidak berwarna

E. DATA PENGAMATAN
No Lokasi Volume Rerata volume Keterangan
KMnO4 (mL) KMnO4
1 Poncokusumo (Minggu 9,5 mL a= (5+5) mL /2= 5 mL
pagi) b= 9,5 mL
2 Poncokusumo (Minggu 9,5 mL 9,5 mL c= 10,9 mL
pagi) f= 10/10,9
=0,917 mL
a= Volume KMnO4 0,01 N yang ditambahkan selama dididihkan
b= Volume KMnO4 0,01 N yang terpakai dalam titrasi pertama
c= Volume KMnO4 0,01 N yang terpakai dalam titrasi kedua
f= faktor koresi KMnO4 0,01 N

Faktor ketelitian (f) = 10


c
= 10
10,9 mL
= 0,917 mL

Perhitungan Kandungan Zat Organik


Kandungan zat organik = (1000/ mL sampel air) x [(a + b) f-10] x N KMnO4 x BE KMnO4
= (1000/100) x [(5 + 9,5) x 0,917 – 10] x 0,01 x 31,6
= 10 x 13,3 x 0,01 x 31,6
= 42,03 mg/L KMnO4

F. PEMBAHASAN
Senyawa organik di dalam air banyak sekali jenisnya dari mulai senyawa organik
dengan rantai karbon yang pendek (seperti trihalometan, metanol) sampai rantai panjang
(karbohidrat, asam humat, dan sebagainya). Jenis dan banyak senyawa organik sangat
tergantung dari sumber pencemarnya.
Pengukuran angka permanganat adalah pengukuran zat organik dalam air, dimana zat
organik di dalam air dioksidasi oleh oksidator kuat KMnO4 pada suhu mendidih selama 10
menit. Semakin banyak zat organik di dalam air maka akan semakin banyak oksidator KMnO4
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik. Pengukuran zat organik secara agregat
(umum) ditujukan untuk mengetahui konsentrasi zat organik di dalam air secara umum, tanpa
mengetahui jenis senyawanya. Dasar pengukuran secara agregat adalah berdasarkan sifat atau
karakteristik senyawa organik secara umum.
Metode yang digunakan dalam pengukuran angka permanganat ini adalah titrasi
permanganometri. Prinsip pengukurannya adalah zat organik di dalam air dioksidasi oleh
KMnO4 berlebihan dalam suasana asam dan panas. Kelebihan KMnO4 direduksi oleh asam
oksalat berlebihan. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali oleh larutan KMnO4. Reaksi yang
terjadi adalah
Zat organik + KMnO4 berlebih CO2 + H2O
2KMnO4 + 5H2C2O4 + 3H2SO4 2MnSO4 + 10CO2 + K2SO4
Zat organik bisa terdapat dimana saja, oleh karenanya sebelum melakukan pengukuran
zat organik pada sampel, terlebih dahulu dilkakukan pembebasan zat organik yang terdapat
pada labu erlenmeyer yang akan digunakan pada pengukuran zat organik sampel. Pembebasan
zat organik pada labu erlenmeyer ini bertujuan agar ketika pengukuran dilakukan, hasil yang
didapatkan merupakan hasil murni zat organik yang terdapat dalam sampel.
Setelah dilakukan pembebasan zat organik pada labu erlenmeyer langsung dilakukan
pengukuran zat organik pada sampel air. Pengukuran zat organik dengan metode titrasi
permanganometri dilakukan pada suasana asam dan suhu tinggi (±100oC), sehingga perlu
dilakukan penambahan zat asam dan pemanasan terhadap terhadap sampel. Penambahan
keasaman pada sampel dilakukan dengan menambahkan larutan H2SO4 4 N pada sampel, untuk
pemanasan dapat dilakukan dengan menggunakan lampu spiritus sampai larutan hampir
mendidih.
Pada percobaan ini didapatkan volume titrasi rata-rata KMnO4 yang dilakukan untuk
menentukan kandungan zat organik adalah sebanyak 9,5 ml dan volume titrasi KMnO4 yang
dilakukan untuk penentuan faktor ketelitian KMnO4 zat organik adalah sebanyak 10,9 ml.
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan faktor ketelitian KMnO4 zat organik sampel air
Poncokusumo Minggu pagi adalah 0,917 , faktor ketelitian ini digunakan untuk perhitungan
kandungan zat organik sampel. Dari volume titrasi KMnO4 yang digunakan dan menggunakan
faktor ketelitian yang telah ditentukan, dilakukan perhitungan terhadap kandungan zat organik
dalam sampel air sumur Loktabat yakni 42,03 mg/L KMnO4.
Zat organik yang ada dalam air dapat berasal dari alam atau sebagai dampak dari
kegiatan manusia. Tingginya konsentrasi zat-zat organik yang terkandung dalam air, dapat
mengindikasikan atau memberi informasi mengenai lokasi sungai keramban. Ada
kemungkinan sungai keramban letaknya dekat dengan pembuangan limbah rumah tangga dan
septic tank dilakukan dengan peresapan ke dalam tanah sehingga bahan-bahan organik dapat
dengan mudah terinfiltrasi masuk ke dalam sumur. Pencemaran zat organik pada air sungai
merupakan dampak dari sanitasi yang buruk berupa peresapan limbah mandi, cuci dan kakus
(MCK), limbah dapur, industri rumah tangga serta limbah binatang piaraan atau kotoran ikan
dan hewan air laiinnya.

G. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari hasil percobaan adalah sebagai berikut :
1. Faktor ketelitian KMnO4 zat organik sampel air sumur Loktabat adalah 0,917 mL
2. Kandungan zat organik dalam sampel air Sungai keramban Poncokusuma Minggu
pagi yakni 42,0 mg/L KMnO4.

H. DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2006. Estimasi Daya Tampung Beban Pencemaran Organik di Daerah Aliran
Sungai Pelus Banyumas Jawa Tengah
http://www.scribd.com/doc/17668167/estimasi-beban-pencemaran-badan-air
Diakses tanggal 10 Maret 2018.

Halim. 2007. Bahan organik


Http://kmit.faperta.ugm.ac.id/artikel%20-%20organik.html
Diakses tanggal 10 Maret 2018.

Kuniawan, A. 2009. Penetapan Kadar Zat Organik (Bilangan Permanganat)


Http://sodiycxacun.blogspot.com/2009/10/penetapan-kadar-zat-organik-
bilangan_09.html
Diakses tanggal 10 Maret 2018.

Krisma, A. 2008. Penyisihan Besi dan Zat Organik dari Air Tanah Menggunakan Ozon
(AOP)
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-anitakrism-31579-2-2008ts-
1.pdf
Diakses tanggal 10 Maret 2018.
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Sebutkan bahan-bahan organik yang dapat mengganggu dalam penetapan angka
permanganat !
Jawaban : Zat - zat organik lain yang dapat mengganggu penetapan nilai kalium
permanganat adalah ion – ion reduktor seperti ferro, sulfida dan nitrit
2. Sebutkan metode yang digunakan dalam pemeriksaan kandungan bahan organik di atas
?
Jawaban : Metode yang digunakan dalam pengukuran angka permanganat ini adalah
titrasi permanganometri.
3. Didasarkan pada apakah pada pemeriksaan kandungan bahan organik diatas ? jelaskan
!
Jawaban : Pengukuran angka permanganat adalah pengukuran zat organik dalam air,
dimana zat organik di dalam air dioksidasi oleh oksidator kuat KMnO4 pada suhu
mendidih selama 10 menit. Semakin banyak zat organik di dalam air maka akan
semakin banyak oksidator KMnO4 yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa
organik. Pengukuran zat organik secara agregat (umum) ditujukan untuk mengetahui
konsentrasi zat organik di dalam air secara umum, tanpa mengetahui jenis senyawanya.
Dasar pengukuran secara agregat adalah berdasarkan sifat atau karakteristik senyawa
organik secara umum.
4. Mengapa dalam pemeriksaan kadungan bahan organik di atas sering dilakukan dalam
kondisi asam tidak dalam kondisi basa ? jelaskan!
Jawaban : Proses oksidasi untuk penetapan nilai kalium permanganat dapat dilakukan
dalam kondisi asam atau kondisi basa, akan tetapi oksidasi dalam kondisi asam adalah
lebih kuat, dengan demikian ion-ion klorida yang terdapat pada contoh air akan ikut
teroksidasi. Oleh karena itu oksidasi kalium permanganat dalam kondisi basa
dianjurkan untuk pemeriksaan contoh air yang mengandung kadar klorida lebih dari
300 mg/L.

You might also like