You are on page 1of 16

Pendugaan Interval Untuk Rata-

Rata
Pendugaan Interval Untuk Rata-Rata

Untuk
Sampel Besar (n≥30)
1. Untuk Sampel Besar (n≥30), 𝜎
diketahui dan populasi tak terbatas

 
x  z 2    x  z 2
n n
2. Untuk Sampel Besar (n≥30), 𝜎 diketahui
dan populasi terbatas, (populasi diketahui)

 N n  N n
x  z 2    x  z 2
n N 1 n N 1
Pendugaan Interval Untuk Rata-Rata

Untuk
Sampel kecil (n≤30)
Untuk Sampel kecil (n≤30), 𝜎 tidak
diketahui

s s
x  t 2    x  t 2
n n

s
X 2


( X ) 2

n 1 n(n  1)
Dugaan Selang bagi µ

 
x  z 2    x  z 2
n n

2 diduga dengan s2 diketahui

s s
x  t 2( n1)    x  t 2 ( n1) Syarat :

n n kondisi 2

Tidak
diketahui
Pendugaan Proporsi
• Persentase = Proporsi x 100%
• Perkiraan ini sangat penting, misalnya dalam penelitian
pendapat umum untuk mengetahui berapa % yang
setuju dengan calon presiden, dalam pemasaran
berapa % dari ibu rumh tangga yang akan membeli
mesin jahit “singer”, berapa % produksi yang rusak,
berapa % penduduk suatu daerah yang masih buta
huruf dsb.
• Kalau X =banyaknya elemen dengan karakteristik
tertentu, maka p = X/n, merupakan perkiraan P, yang
menunjukkan proporsi sebenarnya dari elemen-elemen
dengan karakteristik tertentu tersebut. Misal suatu
sampel barang = 25, dan yang rusak = 5, atau X =5,
maka p = (5/25)x 100%= 0,20x100%=20%
Pendugaan Interval untuk Proporsi, untuk
sampel besar n≥30, populasi tidak terbatas

X pˆ (1  pˆ ) X pˆ (1  pˆ )
 Z / 2 *  p   Z / 2 *
n n n n

X
pˆ 
n
Pendugaan Interval untuk Proporsi, untuk
sampel besar n≥30, populasi terbatas

X pˆ (1  pˆ ) N n X pˆ (1  pˆ ) N n
 Z / 2 *  p   Z / 2 *
n n N 1 n n N 1
Pendugaan Interval untuk Proporsi, untuk
sampel kecil n≤30

X pˆ (1  pˆ ) X pˆ (1  pˆ )
 t / 2 *  p   t / 2 *
n n n n

X
pˆ 
n
Pendugaan Interval Untuk Beda
Dua Rata-Rata
1. Sampel besar, dengan 𝜎1 𝑑𝑎𝑛 𝜎2
diketahui
1  2 1  2
2 2 2 2
( X 1  X 2 )  Z / 2 *   1   2  ( X 1  X 2 )  Z / 2 * 
n1 n2 n1 n2
2. Sampel kecil, dengan 𝜎1 𝑑𝑎𝑛 𝜎2
tidak diketahui
___ ___ ___ ___
( X 1  X 2 )  t / 2 s( x1  x2 )  1   2  ( X 1  X 2 )  t / 2 s( x1  x2 )

(n1  1) s1  (n2  1) s2
2 2
1 1
s( x1  x2 )      
n1  n2  2  n1   n2 

 X1 ( X 1 ) 2
2

s1  
2

n 1 n(n  1)
 X2 ( X 2 ) 2
2

s2  
2

n 1 n(n  1)
Pendugaan Interval Untuk Beda
Dua Proporsi
X
( pˆ 1  pˆ 2 )  Z / 2 s( pˆ1  pˆ 2 )  ( p1  p2 )   Z / 2 s( pˆ1  pˆ 2 )
n
pˆ 1 (1  pˆ 1 ) pˆ 2 (1  pˆ 2 )
s( pˆ1  pˆ 2 )  
n1 n2

You might also like