You are on page 1of 13

UTS ASIN KOM

1. Asumsi & prinsip dasar psikologi komunitas


a. Pengertian psikologi komunitas
- Dalton, Elias, & Wandersman: psikologi komunitas memusatkan
perhatian pada relasi yang dikembangkan individu dalam komunitas atau
masyarakat. Melalui kolaborasi riset dan tindakan aksi, psikolog
komunitas mencoba memahami dan meningkatkan kualitas hidup individu,
komunitas, dan masyarakat
- Zax & Specter: sebuah pendekatan untuk memecahkan masalah yang terkait
dengan perilaku manusia dengan menekankan pada upaya pengembangan
manusia dalam memanfaatkan sumber daya lingkungan, yang secara
potensial dapat memberikan kontribusi pada upaya pencegahan/pengurangan
masalah
- Duffy & Wong: psikologi komunitas berfokus pada isu-isu sosial, instusi
sosial, dan konteks sitasi lainnya yang mempengaruhi kelompok dan
organisasi (termasuk individu anggotanya). Tujuannya adalah mencapai
kesejahteraan komunitas dan individu melalui intervensi yang inovatif dan
variatif yang didesain berkolaborasi dengan anggota komunitas bersangkutan,
dan dengan disiplin ilmu baik di dalam maupun di luar psikologi
- Orford: psikologi komunitas terkait dengan upaya memahami dan
membantu meningkatkan kesejahteraan individu dalam suatu sistem sosial
dan dalam keseharian kehidupan alamiah mereka, berkaitan dengan individu-
individu dalam lingkungan dan konteks sosial mereka
b. Batasan pengertian psikologi komunitas
- Psikologi komunitas adalah pengetahuan yang berkaitan dengan masalah-
masalah yang ada di dalam masyarakat atau komunitas
- Masalah-masalah dalam masyarakat atau komunitas akan dipecahkan melalui
suatu intervensi sosial berencana dan inovatif dalam bentuk program-
program pelayanan & pengembangan masyarakat
- Penyususunan intervensi sosial tersebut didasarkan atas prinsip-prinsip
psikologi dan berkolaborasi dengan disiplin ilmu lainnya
- Tujuan akhirnya adalah membangun kesejahteraan dan kebahagiaan
individu (anggota masyarakat)
c. Fokus kajian psikologi komunitas
1) Penelitian mengenai interaksi yang berlangsung dalam sistem sosial tertentu
- Termasuk di dalamnya topik-topik tentang institusi sosial (masa lampau dan
masa kini), gerakan sosial, interaksi antara proses ekonomi, sosial, dan
politik, hambatan/kendala sosial, dan daya sosial yang memengaruhi
komunitas
2) Analisis sistem sosial
- Termasuk analisis sistem sosial dalam konteks perubahan
3) Desain intervensi sosial
- Program didesain untuk mencegah perilaku menyimpang atau
mengembangkan kompetensi dan keterampilan komunitas dalam menghadapi
masalah
d. Asumsi dasar psikologi komunitas (Levine, 1971)
- Masalah sosial psikologis muncul dalam situasi atau lingkungan tertentu.
Beberapa faktor dalam situasi lingkungan menyebabkan, memicu, dan
memperburuk masalah atau malah mempertahankannya
- Masalah sosial psikologis muncul karena beberaa elemen di lingkungan
sosial menghambat usaha penyelesaian yang efektif
- Pelayanan/bantuan yang diberikan harus bersifat strategis. Pusat
pelayanan masyarakat sebaiknya beda di tempat di mana masalah tersebut
muncul
- Tujuan pelayanan/bantuan harus mengindahkan nilai-nilai yang dianut
masyarakat setempat
- Bentuk pelayanan/bantuan yang digunaan sebaiknya diberikan dengan
memanfaatkan sumber daya yang berasal dari lingkungan setempat.
Pelayanan/bantuan dapat pula diberikan dengan memperkenalkan sumber
daya potensial dan kelak dapat menjadi bagian dari lingkungan tersebut
e. Tujuan psikologi komunitas
- Mengembangkan sumber daya yang terdapat dalam suatu masyarakat
- Mendesain dan mengarahkan program pelayanan masyarakat sejalan
dengan proses perubahan sosial yang direncanakan agar mampu mengatur
dan mengendalikan kekuatan yang ada pada diri individu untuk mencapai
kesejahteraan bersama
- Merencanakan suatu perubahan sosial menuju kehidupan masyarakat
yang lebih baik
- Mengorganisasikan dan mengimplementasikan perubahan-perubahan yang
telah direncanakan
f. Prinsip dan filosofi pelayanan psikologi komunitas
- Mengutamakan pencegahan (prevention rather than treatement)
- Mendasarkan pada kekuatan dan kompetensi komunitas dalam
menyelesaikan masalah (emphasis on strengths and competencies)
- Menghargai keberagaman yang ada di komunitas atau masyarakat (respect
for diversity)
- Program intervensi melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dan
meningkatkan kemungkinan mereka lebih aktif mengatur dan mengelola
serta menentukan kehidupan mereka sendiri dengan membuka alternatif
pilihan dan kesempatan (empowerment & choice among
alternatives/accessibility)
- Berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain untuk memberikan pandangan
baru tentang suatu gejala sehingga dapat memperkaya bahkan
mengembangkan perspektif sebelumnya
- Memiliki sense of community, yaitu suatu penghayatan perasaan sebagai
bagian dari kesatuan kolektif, berupa mutual commitmen yang
menghubungkannya dengan komunitas tertentu
g. Model penelitian psikologi komunitas
- Penelitian korelasional
- Penelitian eksperimen
- Penelitian kuasi-eksperimen
- Penelitian etnografi
- Penelitian epidemologi
- Penelitian need-assessment
- Penelitian program evaluasi
2. Komunitas
a. Pengertian
- Ferdinand Tonnies (1957)
1) Gemeinschaft (paguyuban): masyarakat yang didasarkan pada tradisi dan
adat istiadat, di mana tiap anggota merasa memiliki kewajiban dan
berpartisipasi di dalamnya. Pokoknya reket gitu.
2) Gesellschaft (patembayan): masyarakat yang berupa sekumpulan orang
yang saling berhubungan satu sama lain berdasarkan kontrak yang
sudah disepakati bersama.
- Sarason (1974): suatu jaringan hubungan yang tersedia, saling
mendukung, dan di dalamnya individu dapat memenuhi kebutuhan mereka
- Dufft & Wong (2003), komunitas merujuk pada:
1) Tempat/daerah seperti pemukiman warga
2) Interaksi relasional atau ikatan sosial yang menghubungkan individu
dalam kebersamaan
3) Memiliki kekuatan kolektif
- K. Heller (1989)
1) Komunitas lokal (community as locality): komunitas yang berkembang
berdasarkan tempat tinggal anggotanya
2) Kelompok relasional (community as a relational group): komunitas yang
tidak terbatas pada wilayah tempat tinggal saja, melainkan terbentuk
karena ada hubungan antar pribadi, seperti kelompok pertemanan di
sekolah, karena memiliki hobi, minat, dan kepentingan yang sama
b. Sense of community (ikatan hubungan yang emosional)
- Sarason (1974): persepsi tentang adanya kesamaan atau kemiripan dengan
anggota lain; pengakuan atas interdependensi dengan angota lain dan
kesediaan anggota untuk menjaga perasaan saling ketergantungan tadi
dengan memberikan atau melakukan sesuatu yang diharapkan oleh orang
lain
- 4 elemen menurut Dalton:
1) Keanggotaan (membership): individu merasa menjadi bagian dalam
komunitasnya. Atribut keanggotaan meliputi:
a) Batasan yang membedakan anggota dan bukan anggota
b) Sistem simbol yang umum digunakan
c) Keamanan emosional
d) Menjadi bagian dan mengidentifikasi diri dengan komunitas
e) Investasi personal, komitmen jangka panjang untuk komunitas
2) Pengaruh (influence): komunitas mempunyai daya saling mempengaruhi
di antara anggotanya
3) Integrasi (integration) dan pemenuhan kebutuhan (fulfillment of needs):
individu meyakini bahwa kebutuhannya dapat terpenuhi oleh
sumberdaya dalam komunitas
4) Hubungan emosional (emotional connection): anggota komunitas
memiliki ikatan emosional tertentu, berkaitan dengan latar belakang
sejarah, waktu, tempat, dan pengalaman bersama
c. Teori terkait komunitas
- Kehidupan dalam setting natural
1) Teori behavioral setting dari Barker
2) Teori ekologi dari Kelly
3) Teori iklim sosial dari Moos
4) Perspektif aturan sosial dari Seidman
5) Teori-teori psikologi lingkungan
- Hubungan antar individu dalam sistem sosial
1) Teori sistem bersarang dari Bronfenbrenner
2) Teori perilaku interpersonal dari Strong & Hills
3) Teori-teori ekologis
- Ecological system of behavior Bronfenbrenner
1) Mikrosistem
2) Mesosistem
3) Eksosistem
4) Makrosistem
5) Eksosistem
- Four ecological principles Kelly
1) Interdependence: perubahan pada satu aspek akan menyebabkan
perubahan pada aspek lainnya
2) Cycling of resource
3) Adaptation
4) Succession: intervensi yang dilakukan perlu menghormati tradisi & adat
istiadat yang ada pada komunitas
- Behavioral setting Barker
- Social climate dimension Moos
1) Perubahan dan pemeliharaan sistem
 Kejelasan
 Kontrol
 Inovasi
2) Perkembangan personal
 Independensi
 Kompetisi
 Otonomi
3) Relationship
 Keterlibatan
 Kohesivitas
 Dukungan
- Perilaku interpersonal Strong & Hills
3. Mengatasi masalah dalam konteks sosial
a. Jenis respon terhadap perubahan
a) Respon individual: perilaku coping
 Definisi: respon individual dalam menghadapi dan mengatasi masalah
 Biasanya dimunculkan dalam bentuk mekanisme yang bertujuan untuk
mengurangi, menghilangkan, dan menghindari dampak negatif dari
masalah yang dihadapi
 Bentuk-bentuk:
1) Problem-focused coping: upaya mengatasi masalah yang
memfokuskan pada penyelesaian masalah secara langsung (active
coping)
2) Emotion-focused coping: upaya mengatasi masalah dengan
memperkuat emosi atau perasaan individu itu sendiri (co: meditasi,
berdoa, curhat)
 Sumber kekuatan coping (Dalton)
1) Dukungan sosial
 Definisi (Shumaker & Brownell): pertukaran sumber daya
antara dua orang, ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
penerima sumber daya tersebut
 Bentuk-bentuk
A. Dorongan atau pemberian semangat (encouragement)
B. Pemberian informasi, petunjuk, atau pengetahuan
(informational)
C. Dukungan nyata seperti uang atau barang-barang yang
dibutuhkan (tangible)
2) Kompetensi psikososial
 Sumber kekuatan coping
A. Kemampuan personal
 Self and emotional regulation: pengaturan emosi atau
perasaan yang ada dalam diri individu melalui cara-cara
yang mudah diterima
 Self and emotional awareness: kepekaan terhadap emosi
dan intuisi diri sendiri
 Problem solving: kemampuan seseorang dalam membuat
keputusan
B. Kemampuan sosial
 Empati
 Analisis sosial
 Kemampuan membina hubungan personal dan
interpersonal
 Kemampuan mengelola konflik
3) Agama & spiritualitas
 Dampak positif
A. Adanya “sesuatu” yang bisa dipercaya dan dijadikan tujuan
hidup
B. Adanya praktik-praktik religus-spiritual (berdoa & beribadah)
yang memungkinkan individu melakukan upaya-upaya
pengelolaan emosi dan menenangkan diri
C. Adanya dukungan sosial dari sesama anggota kelompok
religius tersebut
b) Respon komunal: prevensi & promosi
 Menekankan pada:
1) Upaya pencegahan (prevensi) daripada praktik perawatan
(treatement)
2) Mengembangkan kompetensi sosial dan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan kekuatan positif yang dimiliki bersama (pendekatan
promosi)
 Pendekatan pencegahan terhadap gangguan (proponent of disorder
prevention) ditujukan untuk menghambat dan mengurangi faktor-
faktor risiko yang muncul dari adanya kelainan/gangguan tersebut
 Pendekatan peningkatan kesejahteraan & kompetensi sosial (promotion
of wellness & social competence) percaya bahwa banyak manusia yang
tidak berada alam kondisi psikologis bahagia dan sejahtera, sehingga
perlu kiranya menolong mereka bukan hanya sekadar mengeluarkan dari
penderitaan, tetapi juga membuat mereka merasa bahagia & sejahtera
 3 sistem prevensi (Gerard Caplan)
1) Prevensi primer: diberikan untuk semua populasi yang ditujukan
untuk mengurangi kemungkinan munculnya dampak
membahayakan dari lingkungan sebelum berkembang menjadi
masalah. (Co: pemberian vaksinasi)
2) Prevensi sekunder: diberikan kepada mereka yang sudah
memperlihatkan gejala awal munculnya gangguan atau penyakit
(misalnya: program pelatihan keterampilan sosial untuk anak-anak
yang suka menarik diri). Konsep ini dianggap sebagai konsep
“treatment” oleh Klein & Goldston.
3) Prevensi tersier: diberikan pada anggota masyarakat yang telah
mengalami difungsi/gangguan dengan tujuan untuk membatasi
perkembangan gangguan tersebut, misalnya dengan menurunkan
intensitas dan durasi gangguan serta mencegah timbulnya kembali
gejala atau komplikasi tambahan di masa yang akan datang. Konsep ini
dianggap sebagai konsep “rehabilitasi” oleh Klein & Goldston.
b. Formula prevensi individual
- Formula: (stress + physical vulnerability) / (coping skills + social support +
self-esteem)
- Cara:
1) Mengurangi stress atau mengelola stress lebih baik
2) Mengurangi dampak negatif akibat kerentanan kondisi fisik/biologis
3) Meningkatkan keterampilan sosial
4) Memperbanyak dukungan sosial
5) Meningkatkan self-esteem atau self-efficacy
c. Formula prevensi komunitas
- Formula: (stressor + risk factors in the environment) / (positive social
practice + social support + resources + opportunities for relatedness &
connectedness)
d. 5 kunci penting pendekatan prevensi & promosi
- Risiko (risk): proses penurunan kemampuan biologis, psikologis, dan sosial
yang berlangsung pada diri individu maupun lingkungan, untuk membangun
kesejahteraan dan fungsi adaptif dalam masyarakat
- Proteksi (protection): tanda dari individu dan lingkungan yang aktif, di
mana mencakup suatu proses peningkatan dan perkembangan kapasitas
biologis, psikologis, sosial, dan emosi seseorang dalam membangun
kesejahteraan dan beradaptasi dengan lingkungan
- Daya juang (resilience): usaha individu untuk bangkit kembali dan
memperbaiki situasi sulit yang dihadapinya
- Kekuatan (strength): aset, kualitas, dan potensi yang dimiliki individu untuk
tetap fokus pada kesejahteraan dirinya meskipun sedang menghadapi
situasi sulit. (Co: humor, optimisime)
- Peningkatan kualitas (thriving): transformasi prioritas, perasaan tentang diri
(sense of self), dan peran seseorang dalam kehidupan. Tahapan mengahadapi
stress (O’Leary): survival, recovery, thriving.

4. Teknik pemetaan & analisis masalah


a. Penyusunan dan analisis indikator
- Indikator: tanda dalam mencapai tujuan yang diinginkan
- Bentuk-bentuk indikator
1) Indikator ketesediaan, co: indikator peran warga lokal sebagai SDM
perusahaan; setiap ada minimal 1 orang lokal di setiap bagian sudah
mewakili ketersediaan peran warga lokal
2) Indikator relevansi, co: indikator penggunaan teknologi pada sekolah di
pelosok; apabila ada sekolah yang sudah menggunakan komputer pada
kegiatan belajar mengajar maka dinilai memenuhi indikator relevansi
3) Indikator aksesibilitas
4) Indikator sarana
5) Indikator cakupan
6) Indikator kualitas
7) Indikator keberhasilan
8) Indikator efisiensi
9) Indikator dampak
b. Pemecahan masalah dengan pohon masalah
- Prinsip:
1. Cari dan petakan sebab-sebab masalah di lapangan dan efek yang
timbul dari masalah tersebut
2. Pahami bagaimana perbedaan sudut pandang pihak-pihak yang terkait
dalam masalah tersebut, baik dampak masalah maupun efek yang
dirasakan
c. Identifikasi masalah, sebab, dan konsekuensi
- Langkah-langkah
1) Kumpulkan data hasil FGD, wawancara, informan kunci, dll
2) Buat pohon masalah (batang: gambaran masalah; akar: penyebab;
cabang: konsekuensi)
3) Sampaikan pohon masalah kepada forum, review, benahi hingga
disepakati
4) Kembali ke kelompok kecil untuk mengumpulkan aspirasi untuk action
plan
d. Identifikasi sumber daya individu dan rumah tangga
- Langkah-langkah
1) Kumpulkan warga komunitas dengan lingkup terkecil
2) Bagikan potongan kertas
3) Isikan di kertas tersebut segala kemampuan yang dimiliki partisipan:
pengetahuan sejarah, kemampuan berdagang, seni, teknik-teknik kerja
yang diketahui & dikuasai, kemampuan kepemimpinan, organisasi,
teman/jaringan yang dimiliki beserta kemampuan mereka
4) Isikan pula dengan: identifikasi segala masalah di rumah, komunitas,
desa, keadaan sanitasi, kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dsb
5) Minta pada kelompok yang merasa punya masalah khusus dalam
pemikirannya, fokuskan pada pemecahan masalahnya
6) Balik kertas dan tuliskan satu kemampuan personal yang paling unggul
dan akan dipakai untuk memecahkan masalah yang mana
7) Kumpulkan semuanya, tempel di papan
8) Catat siapa yang aktif dan kurang aktif
9) Diskusikan pada forum besar, masih ada kah sumber daya yang belum
terpaparkan
10) Petakan sumber daya yang dominan dimiliki komunitas tersebut
11) Catat apakah ada kelompok yang sangat dinamis atau menunjukkan
kepemimpinan yang kuat
e. Analisis aktivitas, sumber daya, keuntungan
- Langkah-langkah
1) Tentukan kategori dari rumah yang akan diwawancara
2) Kunjungan pertama: analisis aktivitas
 Bertujuan mencari pola aktivitas mencari nafkah, sistem
penggajian, siapa saja yang tidak bekerja, tergabung dalam sistem
tertentu atau tidak, dsb
3) Kunjungan kedua: analisis sumber daya
 Setiap laki-laki dan perempuan bekerja di rumah tersebut diminta
untuk menuliskan sumber daya yang mereka gunakan dan cara
pengelolannya
 Gambarkan kontribusi rumah tangga mereka terhadap rumah
tangga lainnya dalam komunitas mereka
 Bantu membuat peta jaringan ketergantungan antar rumah tangga
dalam komunitas tersebut
4) Kunjungan ketiga: analisis keuntungan
 Dari hasil kunjungan kedua, buat kartu yang bertuliskan nama
produk, hasil produksi komunitas, dan jasa-jasa yang diberikan
anggota tersebut
 Tanyakan secara acak, siapa pengguna produk tersebut, bagaimana
sistem penggunaannya
 Ulangi pada kartu yang lain
 Rangkum hasil diskusi
f. Analisis pembagian kerja
- Langkah-langkah
1) Tanyakan kepada perempuan dan laki-laki tentang kegiatan sehari-hari
dari bangun sampai tidur
2) Tanyakan berapa jam sehari, dengan siapa melakukan hal tersebut
3) Kegiatan apa yang dirasa berat, langkah apa yang dilakukan jika hal
tersebut dirasa berat, apakah ada nilai atau harga dari kegiatan tersebut,
pekerjaan apa saja yang diharapkan bisa dibantu oleh anggota keluarga
lain, apa yang akan dilakukan jika tidak sedang menegejakan kegiatan
tersebut
4) Output: matriks pola kegiatan dan prioritas kegiatan
g. Analisis aktivitas berdasarkan gender
- Langkah-langkah
1) Berdasarkan matriks prioritas dan kebutuhan rumah tangga, tanyakan
kepada perempuan dan laki-laki mengani pembagian tugas dan peranan
dalam rumah. Adakan mekanisme substitusi dan komplementer, siapa
pengambil keputusan untuk peran yang mana.
2) Buat pemetaan atas data tersebut, kembalikan ke mereka, minta
merefleksikan hasil tersebut jika ada yang ditambahkan atau dikurangi
3) Output: kesimpulan peta pembagian peran dan pengambilan
keputusan

5. Survei sosial untuk membuat profil komunitas


a. Profil komunitas
- Definisi: ringkasan kondisi dasar dan tren di komunitas dan area penelitian
- Bertujuan untuk menetapkan konteks untuk menilai dampak potensial dan
untuk proyek pengambilan keputusan
- Mengembangkan profil komunitas meliputi mengidentifikasi isu dan sikap
komunitas, mencari fitur-fitur penting di area penelitian, dan mengukur
kondisi sosial dan ekonomi
- Informasi dapat dikumpulkan melalui:
a) Sumber primer: interview, survey lapangan
b) Sumber sekunder: artikel koran
- PROSES ada di ppt
b. Survey
- Definisi: koleksi sistematis dan analisis data mengenai sikap, kondisi hidup,
opini, dll dari suatu populasi biasanya didapatkan dari sampel representative
- Sifat data
1) Unit analisis: biasanya individu, tapi bisa juga rumah tangga, negara, dll
2) Membandingkan unit analisis
3) Data kuantitatif: biasanya respon diterjemahkan jadi angka
4) Data survey are created rather than simply collected
- Kelebihan data survey
1) Cocok untuk penelitian skala besar
2) Dapat digeneralisasikan
3) Relatif mudah untuk dianalisis
4) Cocok untuk investigasi statistik yang rumit
5) Mudah direplikasi
6) Transparan
7) Dapat meyakinkan non-experts
- Kelemahan data survey
1) Cenderung menampilkan keluasan daripada kedalaman
2) Lebih baik dalam menjawab “apa?” daripada “mengapa?”
3) Tidak mendalami arti atau makna dari respon
4) Decontextualizes: respon dapat beragam dalam kondisi yang berbeda
5) Kurang fleksibel apabila terdapat masalah atau pertanyaan baru
- Desain survey
1) Cross-sectional: satu waktu, satu responden
2) Longitudinal/panel: satu responden, beberapa titik waktu
3) Repeated cross-section: satu waktu, beberapa responden
- Operationalization untuk menjawab pertanyaan riset
1) Konsep
2) Indikator
3) Pertanyaan
4) Fieldwork
5) Analisis
6) Penemuan

You might also like