You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

ANGGOTA KELOMPOK 5 :

1. ANJELA NOVEREN
2. DINI RAHMADANI
3. ELFIRA YUNITA
4. INTAN PERMATA SARI
5. RAUKA HILLIAH
6. SAFADILLA UMMIA YOLANDA

NAMA PEMBIMBING : Ns. Guslinda, M.Kep,Sp.Kep.J

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. , Tuhan seluruh alam atas rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dokumentasi yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Klien Pada
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah “. Makalah ini ditulis untuk menambah pengetahuan dan
wawasan pembaca.

Penulis berharap setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat memahami dan
mendapatkan pengetahuan yang baik. Sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.

Padang, 10 oktober 2017


BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No. 23 Tahun 1992, Pasal 1). Departemen
Kesehatan (DEPKES) memberikan perhatian besar untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa
Indonesia dengan visi dan misi Indonesia Sehat 2010. (http//www.pikiran rakyat.com)
Jumlah penduduk gangguan jiwa di Jawa Barat diperkirakan lebih dari 30% dari jumlah
penduduk dewasa. Jumlah tersebut bakal semakin bertambah dengan kesulitan ekonomi yang
disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Keadaan tersebut diperparah dengan
beberapa kejadian yang menimpa Indonesia seperti bencana alam, diantaranya tsunami di Aceh dan
Pangandaran, Lumpur panas sidoarjo, serta gempa di Yogyakarta. Selain itu adanya gejolak politik
lokal diberbagai daerah dan meningkatnya tingkat persaingan antar individu merupakan salah satu
pemicu terjadinya gangguan mental.
Penyebab gangguan jiwa yang diderita terjadi karena frustasi, napza (narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya), masalah keluarga, pekerjaan, organik dan ekonomi. Namun
jika dilihat dari persentase, penyebab tertinggi yaitu karena frustasi.
Stigma penderita gangguan jiwa sat ini masih tinggi, tetapi masih sedikit yang sadar untuk meminta
bantuan psikiater. Akibatnya banyak penderita gangguan jiwa yang sudah sembuh dan dipulangkan
ke rumahnya, balik lagi ke rumah sakit. Para pasien itu memilih untuk tinggal lagi di rumah sakit
karena mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di rumahnya. Keluarga mereka merasa malu
karena ada anggota keluarganya yang tidak waras. Akibatnya tidak sedikit yang memilih kabur.

B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan
secara langsung maupun tak langsung. (Scultz dan Videback, 1998).

B. Etiologi

Koping mekanisme individu tak efektif. Yaitu koping mekanisme seseorang terhadap
stressor yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah


1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis.
2. Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian yang
mengancam.
b. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran :
 Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalamkehidupan individu
atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
 Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
 Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan
sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran,
bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan
keperawatan.
3.Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:

a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi
harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan
pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama
D. Rentang Respon Konsep Diri

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi

Diri positif rendah identitas

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu
tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat,
1999).Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri
rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan
dari orang lain.

Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri
sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu,
mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
E. Tanda Dan Gejala

Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah

(Stuart dan Sundeen, 1995)

1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri


2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri
3. Rasa bersalah atau khawatir
4. Manifestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat.
5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial
7. Menarik diri dari realitas
8. Merusak diri
9. Merusak atau melukai orang lain
10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri

F. Pohon Masalah

Isolasi sosial : menarik diri (akibat)

Gangguan konsep diri : harga diri rendah (core problem)

Gangguan Citra Tubuh (penyebab)

(Keliat, 1998)

Proses Terjadinya Masalah

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan
Sudeen, 1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan
orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta
keinginannya.
Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri adalah cara
individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual.

Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut:


a. Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap
tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran,
fungsi, penampilan dan potensi yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan
persepsi dan pengalaman baru.
b. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berprilaku
berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal tertentu.
c. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik prilaku seseorang sesuai dengan identitas diri, harga diri yang
tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seorang yang
penting dan berharga.
d. Penampilan peran adalah serangkaian pola prilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhubungan dengan fungsi diberbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah
peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang di terima adalah peran yang
terpilih atau dipilih oleh individu.
e. Identitas personal adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu.
Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang
hidupnya, tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja. Gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan.
G. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan isolasi sosial : menarik diri, tidak dapat mengatasi masalah dengan baik

DO :

- Penggunaan mekanisme pertahanan tidak sesuai atau ketidakmampuan memenuhi peran


yang diharapkan.
- Tidak mampu memecahkan masalah
- Perubahan dalam partisipasi sosial
- Perilaku destruktif yang ditujukan pada diri sendiri maupun orang lain.
- Tinggi insiden kecelakaan
- Sering sakit
- Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan dasar
- Penyalahguanaan obat terlarang

DS :

 Pengungkapan klien tentang ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan.


 Klien melaporkan tentang kesulitan dengan stress kehidupan.
 Klien mengatakan merasa khawatir dan cemas.
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

DO :

 Klien tampak lebih suka sendiri


 Bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan
 Ingin mencederai diri mengakhiri kehidupan
 Produktifitas menurun
 Cemas dan takut

DS :

- Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa, mengkritik diri
sendiri.
- Klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
- Klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang
3. Gangguan Citra Tubuh

DO :

 Apatis
 Ekspresi sedih
 Afek tumpul
 Menyendiri/ menghindari orang lain
 Destruktif terhadap diri sendiri
 Komunikasi kurang/ tidak ada (banyak diam)
 Kontak mata kurang (menunduk)
 Menolak berhubungan dengan orang lain
 Posisi tidur seperti janin (menekur)
 Perawatan diri kurang

DS :

- Mudah tersinggung atau marahyang berlebihan


- Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.
- Keluhan fisik

H. intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan


konsep diri : harga diri rendah

A. Tujuan Umum

Klien dapat mencegah terjadinya isolasi sosial : menarik diri, dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan Khusus

1.Klien dapat membina berhubungan saling percaya dengan perawat.


Kriteria evaluasi :

- Ekspresi wajah bersahabat


- Menunjukkan rasa senang
- Ada kontak mata
- Mau berjabat tangan dan menyebut nama
- Mau menjawab salam
- Klien mau duduk berdampingan dengan perawat
- Mau mengutarakan masalah yang dihadapi

Intervensi :

(a) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
(b) Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal
(c) Perkenalkan diri dengan sopan
(d) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
(e) Jelaskan tujuan pertemuan
(f) Jujur dan menepati janji
(g) Tunjukkan sikap menerima klien apa adanya
(h) Beri perhatian kepada kllien dan perhatika kebutuhan dasar klien

2.Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

Kriteria Evaluasi :

 Daftar kemampuan yang dimiliki klien di RS, rumah, sekolah dan tempat kerja.
 Daftar positif keluarga klien
 Daftar positif lingkungan klien

Intervensi :

(a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, buat daftarnya.
(b) Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif
(c) Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif klien.
3.Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

Kriteria evaluasi :

 Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit


 Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah

Intervensi Keperawatan :

(a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih digunakan selama sakit
(b) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanaan di rumah sakit
(c) Berikan pujian

4.Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Kriteria Evaluasi :

 Klien memiliki kemampuan yang akan dilatih


 Klien mencoba
 Susun jadwal harian

Intervensi Keperawatan :

(a) Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah sakit.
(b) Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh.
(c) Beri pujian atas keberhasilan klien.
(d) Diskusikan jadwal kegiatan haria atas kegiatan yang telah dilatih. Catatan : ulangi untuk
kemampuan lain sampai semuanya selesai
(e) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan,
buat jadwal.
-Kegiatan mandiri
-Kegiatan dengan bantuan sebagian
-Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
(f) Tingkatkan kegiatan yang disukai sesuai dengan kondisi klien
(g) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
5.Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.

Kriteria Evaluasi :

- Klien melakukan kegiatan yang telah dilatih (mandiri, dengan bantuan atau tergantung)
- Klien mampu melakukan beberapa kegiatan mandiri

Intervensi Keperawatan :

(a) Beri kesempatan pada untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
(b) Beri pujian atas keberhasilan klien
(c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6.Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Kriteria Evaluasi :

 Keluarga dapat memberi dukungan dan pujian


 Keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien

Intervensi Keperawatan :

(a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah.
(b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
(c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
(d) Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah
(e) Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil

Diagnosa Keperawatan Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan gangguan
citra tubuh
a). Tujuan umum: klien dapat menunjukan peningkatan harga diri
b). Tujuan Khusus :
(1).Klien dapat meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya
Kriteria Evaluasi: klien dapat meningkatkan keterbukaan dan saling percaya dengan perawat
Tindakan keperawatan:
(a) Bina hubungan saling percaya
a. Salam Terapeutik
b. Komunikasi terbuka, jujur dan empati
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d. Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan terhadap perubahan
tersebut.

(2).Klien dapat mengidentifikasi perubahan citra tubuh

Kriteria Evaluasi : Klien menerima perubahan tubuh yang terjadi


Tindakan keperawatan:
(a) Diskusikan perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh
(b) Observasi ekspresi klien pada saat diskusi

(3). Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Kriteria Evaluasi : klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan keperawatan:
(a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki oleh klien dari luar perubahan yang
terjadi
(b) Beri pujian atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki klien

(4). Klien dapat menerima perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.
Kriteria Evaluasi : Menerima perubahan tubuh yang terjadi
Tindakan Keperawatan :
(a) Dorong klien untuk dan berperan serta dalam asuhan keperawatan secara bertahap
(b) Libatkan klien dalam kelompok dengan masalah gangguan citra tubuh
(c) Tingkatkan dukungan keluarga pada klien terutama pasangan

(5) Klien dapat menyusun rencana cara- cara masalah yang dihadapi.
Kriteria Evaluasi: klien dapat memilih beberapa cara mengatasi perubahan yang terjadi
Tindakan keperawatan:
(a) Diskusikan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan struktur
atau fungsi tubuh.
(b) Dorong klien memilih cara yang sesuai bagi klien.
(c) Bantu klien melakukan cara yang dipilih.

(6).Klien dapat melakukan tindakan pengambilan integritas tubuh


Kriteria Evaluasi: Klien adaptasi dengan cara yang dipilih dan digunakan
Tindakan keperawatan:
(a) Bantu klien mengurangi perubahan citra tubuh, misalnya protes untuk bagian tubuh yang
tertentu
(b) Rehabilitasi bertahap bagi klien.
a. Klien dapat meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi perubahan citra tubuh
c. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
d. Klien dapat menerima perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.
e. Klien dapat menyusun rencana cara- cara masalah yang dihadapi
f. Klien dapat melakukan tindakan pengambilan integritas tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
Masalah keperawatan yang muncul pada kasus ini adalah :
a. Gangguan konsep diri
b. Isolasi social
c. Gangguan citra tubuh

B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam memberikan praktikasuhan
keperawatannya, serta pengetahuannya pada pasien dengan Harga Diri Rendah, sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan dapat menjadi edukator bagi klien maupun
keluarganya.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa dengan adanya makalah ini dapat membantu dalam dalam
pembuatan asuhan keperawatan.
3. Bagi Dunia Keperawatan
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan kekurangannya sehingga dapat
menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan, serta dapat diaplikasikan untuk
mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, (1994), Pedoman Perawatan Psikiatri Intervensi Keperawatan


Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
RI.
Kelliat, Budi Anna, (1998), Proses Keperawatan Klien Gangguan Jiwa , Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Maramis, W.F, (1998), Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa, Surabaya, Airlangga Universitas
Press.
Rusdi Muslim, Dr, (2001), Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Tujuan Ringkas, PPDGJ III,
Jakarta.
Stuart, Gail Wiscart and Sundeen Sandra, (1998), Buku Saku Keperawatan Jiwa , (edisi 3),
EGC, Jakarta.
Towesend Mary, (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Buku Kedokteran EGC,
Jakarta

You might also like