You are on page 1of 25

ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN NORMAL APLIKASI NANDA,

NOC, NIC

A. DEFINISI
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi( janin dan uri ) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan
atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor
hormonal ,pengaruh prostaglandin,struktur uterus ,sirkulasi uterus,pengaruh saraf dan
nutrisi,perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan progesteron
C. ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN UMUR KEHAMILAN DAN BERAT JANIN
YANG DILAHIRKAN
 Abortus
 Terhentinya dan dikeluatkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan
 Umur hamil sebelum 28 minggu
 Berat janin kurang dari 1000 gram
 Persalinan prematuritas
 Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu
 Berat janin kurang dari 2.449 gram
 Persalinan Aterm
 Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
 Berat janin diatas 2500 gram
 Persalinan Serotinus
 Persalinan melampaui umur 42 minggu
 Pada janin terdapat tanda postmaturitas
 Persalinan Presipitatus
 Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
D. BENTUK PERSALINAN
1. Persalinan Spontan

Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan lahir.

2. Persalinan Bantuan

Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar, ekstraksi dengan forcep
atau dengan dilakukan sectio sesario.

3. Persalinan Anjuran

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah pemecahan ketuban.
E. PENYEBAB MULAINYA PERSALINAN

a. Perubahan Kadar Hormon

- Kadar progesterone menurun (relaksasi otot menghilang)


- Kadar estrogen dan prostaglandin meninggi
- Oksitosin pituitari dilepaskan (pada kebanyakan kehamilanproduksi hormon ini akan
disupresi)

b. Distensi Uterus, dapat menyebabkan hal berikut :

- Serabut otot yang tegang sampai batas kemampuannya akan bereaksi dengan mengadakan
kontraksi
- Produksi dan pelepasan prostaglandin
- Sirkulasi plasenta mungkin mengganggu sehingga menimbulkan perubahan hormonal

c. Tekanan Janin

- Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhannya didalam batas uterus ia akan
menyebabkan:
 Peningkatan tekanan dan ketegangan pada dinding uterus
 Stimulasi dinding uterus yang tegang tersebut sehingga timbul kontraksi.
F. TANDA-TANDA PERSALINAN
Sebelum persalinan mulai, saat mendekati akhir kehamilanklien mungkin lihat perubahan
tertentu atau ada tanda-tanda bahwa persalinan terjadi tidak lama lagi sekitar 2-4 minggu
sebelum persalinan. Kepal janin mulai menetap lebih jauh kedalam pelviks. Tekanan pada
diafragma berkurang seperti memperingan berat badan bayi dan memungkinkan ibu untuk
bernapas lebih mudah, akan lebih sering berkemih, dan akan lebih bertekan pada pelviks karena
bayi lebih rendah dalam pelviknya.
1. Persalinan Palsu
 Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala
bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
o Kontraksi Braxton hicks
o Ketegangan dinding perut
o Ketegangan ligamentum rotandum
o Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
 Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
o Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
o Dibagian bawah terasa sesak
o Terjadi kesulitan saat berjalan
o Sering miksi ( beser kencing )
 Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan sebagi keluhan karena
dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,progesterone,
dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga
oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih seringb sebagai his palsu.
Sifat his permulaan ( palsu )
o Rasa nyeri ringan di bagian bawah
o Datangnya tidak teratur
o Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
o Durasinya pendek
o Tidak bertambah bila beraktifitas
2. Persalinan Sejati
 Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
 Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
 Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
 Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
 Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah
 Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi perubahan pada
serviks yang menimbulkan :
 Pendataran dan pembukaan
 Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
 Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
 Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan . Sebagian
ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
G. TAHAP-TAHAP PERSALINAN
1. Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam
2 fase yaitu: fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks
membuka dari 3 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala II
Dimulai darti pembukaan lengkap (10 cm), sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung
selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30
menit.
4. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.

H. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


a. Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi
otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebalotot-otot rahim yang terjadi sementara waktu
disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga
kedua (otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk
mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter
ibu.
b. Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum dilahirkan untuk
dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resisten yang ditimbulkan oleh struktur
dasar panggul dan sekitarnya.
c. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling penting (karena
ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai dengan plasenta selaput dan cairan
ketuban atau amnion.
d. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi paling tidak sama
seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan
kehadiran anaknya terkena akibat yang merugikan.
I. LANGKAH- LANGKAH PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
1) Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm
peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi
median,mediolateral atau lateral
2) Episotomi dilakukan pada saat his dan ,mengejan untuk mengurangi sakit,tujuan episiotomi
adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi
3) Persiapan kelahiran kepala,tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan
baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi
4) Stelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari
lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput
kearah punggung
5) Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk
melahirtkan bahu depan,ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir
ketiak dikaitr untuk melahirkan sisa badan bayi
6) Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lender sehingga bayi
dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan
7) Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
 Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang dengan sempurna
 Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm sehingga
peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
 Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk ke
sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern
ikterus
8). Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
9). Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
 Kateterisasi kandung kemih
 Menjahit luka spontan atau luka episiotomi
J. KOMPLIKASI DALAM PERSALINAN
- Persalinan lama
- Perdarahan pasca persalinan
- Malpresentasi dan malposisi
- Distosia bahu
- Distensi uterus
- Persalinan dengan parut uterus
- Gawat janin
- Prolapsus tali pusat
- Demam dalam persalinan
- Demam pasca persalinan
K. PENATALAKSANAAN
1. Kala I
 Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi terjadi
tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
 Penanganan
o Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
o Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan
posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
o Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
o Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
o Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air
besar/.kecil.
o Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara : gunakan kipas
angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
o Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup minum
o Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
 Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan dan
setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
 Warna cairan amnion
 Dilatasi serviks
 Penurunan kepala ( yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar )
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin diagnosis in partu
belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4
jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka
maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya
adalah persalinan palsu.
Pada kala II lakukan pemriksaan dalam setiap jam
 Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan Kala I :
 Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
 Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
 Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I :
 Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
 Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan fase aktif
 Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
 Kamajuan pada kondisi janin
 Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih dari 180 denyut
permenit ) curigai adanya gawat janin
 Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna digolongkan
kedalam malposisi atau malpresentasi
 Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama tangani penyebab
tersebut.
 Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
 Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan.
Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V. dan berikan anlgesia secukupnya.
 Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
 Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang segera berikan
dektrose I.V.
2. Kala II
 Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

o Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar merasa
nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
o Menjaga kebersihan diri
o Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
o Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
o Mengatur posisi ibu
o Menjaga kandung kemih tetap kosong
o Memberikan cukup minum

ng nyaman
o Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambik nafas
o Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak
mengalami bradikardi ( < 120 )
 Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II:
 Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
 Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap kedua
 Tidak turunnya janin dijalan lahir
 Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
 Kelahiran kepala Bayi
 Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir
 Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
 Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
 Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
 Periksa tali pusat:
o Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali pusat melalui kepala bayi
o Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian digunting diantara
kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
 Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
 Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
 Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
 Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
 Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
 Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga
kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi
seluruhnya
 Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
 Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan bayi
 Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling sedikit 30x/m )
tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
 Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera mulai resusitasi
bayi
 Klem dan potong tali pusat
 Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dada siibu.
 Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan pastikan kepala bayi
terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh.
3.Kala III
 Manajemen Aktif Kala III
 Pemberian oksitosin dengan segera
 Pengendalian tarikan tali pusat
 Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
 Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan
plasenta :
 Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
 Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna
menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
 Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama kontraksi tangan
mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
 Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
 Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3 menit )
 Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-menerus dalam
tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
 PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
 Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali
pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan
jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum
jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
 Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus agar menimbulkan
kontraksi.
 Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15 menit
berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin
dosis pertama.
 Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau
perbaiki episotomi.
4. Kala IV
 Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu melahirkan bayi dari
perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
 Penanganan
 Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua.
Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot
uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
 Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam I dan
setiap 30 menit selama jam II
 Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman
yang disukainya.
 Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
 Biarkan ibu beristirahat
 Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
 Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
 Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena masih dalam
keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
 Ajari ibu atau keluarga tentang :
 Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
 Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Kala I :
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi,dilatasi/regangan,
tegangan emosional
2) Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan vagina
berulang
Kala II :
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi, dialatasi/peregangan
jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif
2. Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan persalinan, pola
kontraksi hipertonik,janin besar,pemakaian forcep.
3. Risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi/posisi,pencetusan kelahiran
disproporsi, sefalopelvik ( CPD ).
Kala III :
1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan secara
tidak disadari, atonia uteri, laserasi jalan lahir,tertahannya fragmen plasenta
2. Nyeri ( akut ) berhubungan trauma jaringan , respons fisiologis setelah melahirkan
3. Risiko perubahan proses keluarga berhubungan dengan terjadinya transisi, krisis situasI
Kala IV :
1. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan efek2 obat-obatan , trauma mekanis/ jaringan, edema
jaringan, kelemahan fisik dan psikologis, ansietas.
2. perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi/peningkatan perkembangan anggota
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul bari saifuddin,, 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,
penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
2. Sarwono, 1989, Ilmu Bedah kebidanan, Yayasan sarwono, Jakarta.
3. Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , jakarta
4. Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,
penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
5. Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana,
EGC, Jakarta
6. Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PERIODE INTRANATAL

Nama Mahasiswa : Hindrayanti


Tempat Praktek : Ruang VK RSAB Harapan Kita Jakarta
Tanggal Praktek : 27 Maret s/d 01 April 2008
Tanggal Pengkajian : 31 Maret 2008

DATA UMUM

Nama : Ny. TW Nama Suami : Tn D


Umur : 30 Tahun Umur : 32 Tahun
Alamat : Jakarta Pekerjaan : Swasta
Pekerjaan : Swasta Pendidikan Terakhir : S1
Agama : Islam Tanggal Masuk RS : 31 Maret 2008
Suku Bangsa : Betawi NO. RM : 17-91-37

Status perkawinan : Kawin


Pendidikan terakhir : D3

DATA UMUM KESEHATAN

1. Tinggi/Berat badan : 165 cm/ 60 kg


2. Berat badan sebelum Hamil : -
3. Masalah kesehatan khusus : ( - )
4. Obat-obatan : ( - )
5. Alergi ( Makanan/obat-obatan/bahan tertentu : ( - )
6. Diet Khusus : ( - )
7. Menggunakan alat bantu : gigi tiruan / kaca mata/kontak lensa /alat dengar,lain-lain :
(- )
8. Frekuensi BAB 1 x / hari, Masalah : ( - )
9. Frekuensi BAK > 3x / hari, Masalah : ( - )
10. Kebiasaan waktu tidur : Tidur Malam 7 jam, Tidur siang 2-3 jam, masalah gangguan tidur : ( - )

DATA UMUM MATERNITAS

1. Kehamilan ini direncanakan : Ya


2. Status Obstetricus : G2 P1 A0 , Usia Kehamilan : 38-39 minggu
3. HPHT : 09 Juli 2007, Tafsiran Partrus : 16 April 2008
4. Jumlah anak di rumah :

No. Jenis Cara Tempat BB Komplikasi Keadaan Umur


kelamin Lahir Persalinan lahir Selama saat ini
Dan proses
penolong persalinan
1. Laki-laki Spontan Di RS 2700gr (-) Sehat 4 thn
2. Hamil ini.

5. Mengikuti kelas prenatal : Tidak dikaji


6. Jumlah kunjungan selama kehamilan ini : 7 kali
7. Masalah kehamilan yang lain :
a. Trimester I : mual ( +),muntah ( +), tekanan darah tinggi ( - ), oedema tungkai (-)
b. Trimester II : Mual ( + ) agak berkurang, masalah lain ( -)
c. Trimester III : -
8. Masalah Kehamilan Sekarang ;

Keluhan : merasa mules mulai jam 00.00, disertai flek kontraksi belum teratur, lendir darah
sudah keluar, air ketuban ( -).

9. Kontrasepsi yang pernah dipakai dan masalah yang pernah dialami selama penggunaan
alat kontrasepsi : tak terkaji
10. Makanan bayi sebelumnya ASI/PASI: Anak sebelumnya diberikan ASI sampai usia 2
tahun dan disertai PASI .

11. Pendidikan Kesehatan yang ingin Ibu dapatkan selama perawatan : -


12. Setelah bayi lahir siapa yang diharapkan membantu : Suami dan orang tua serta keluarga lainnya.
13. Masalah persalinan yang lalu : ( - )

RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG

1. Mulai persalinan ( kontraksi pervaginam )


Merasa mules-mules mulai jam 00.00 tanggal 31 Maret 2008, kontraksi belum teratur,lendir
darah sudah keluar, air ketuban ( -). Selanjutnya pagi harinya tanggal 31 Maret 2008 dari IGD
masuk di ruang VK jam 06.00 dengan keluhan kenceng-kenceng, lendir darah ( + ) , air ketuban
( - ), lokasi ketidaknyamanan pinggang menjalar ke perut dan terus meningkat, KU baik, TD
112/64 mmHg, N 112 X/mnt, RR 20 X/mnt, S 36,2 °C, pasien mengeluh nyeri, merintih dan
nampak kesakitan, tidak ada oedema, dilakukan palpasi : Janin tunggal, letak
memanjang,presentasi kepala, kepala masuk panggul , Tinggi fundus uteri : 3J6px, DJJ ( + ),
letak Pu-Ka.
2. Keadaan kontraksi ( frekuensi dalam 10 menit, lamanya , kekuatan) : His 3 kali dalam 10 menit
lamanya 40 – 70 mmHg,kontraksi teratur (jam 06.30 Wib).
3. Frekuensi dan kekuatan denyut jantung janin : 140 x/m, kekuatan : cukup kuat.
4. Pemeriksaan fisik:

 Tanda vital : TD = 112/64 mmHg, Nadi = 112 x/m, Suhu = 36,2 ‘ C , P = 20 x/m
 Kepala/ Leher : Oedema (-),conjungtiva anemis (-),sclera (-),penglihatan :dbn,kelenjar
tiroid (-)vena jugularis(-),bekas operasi (-)
 Dada ( Jantung ,paru-paru ) : Jantung : Tidak ada bising jantung , S1 dan S2 reguler.
 Paru-paru :Simetris ki/ka,wheezing (-),ronchi(-)
 Payudara :Lunak,Putting susu teraba kencang,ASI belum keluar.
 Abdomen : Terdapat striae gravidarum, Tinggi fundus uteri 3j6px.
 Kontraksi : His kuat, teratur, DJJ : ( + )
 Ekstremitas : Tanda Homan ( - ), varises (-),oedema (-)
 Refleks : + /+.

5. Pemeriksaan Dalam

Jam Dilakukan Oleh Hasil


Pemeriksaan
06.30 Bidan R KU : Tenang, Pembukaan 2 – 3 cm,portio
lunak, selaput ketuban ( + ), presentasi kepala ,
kepala masuk panggul, H1 – H2,lendir darah ( +
), Air ketuban ( - )
Kesimpulan : Second gravid, aterm dlm
persalinan kala I fase laten
10.30 Dokter His kuat, DJJ ( + ) , portio tipis , pembukaan
8cm, ketuban ( + ), presentasi kepala, H 2,
lender darah ( + ), air ketuban ( -)
Kesimpulan : Second gravid, hamil aterm,dlm
persalinan kala I fase aktif.

6. Ketuban Utuh, pecah ( - )


7. Laboratorium :

Tanggal dan jenis Hasil pemeriksaan Interpretasi


pemeriksaan normal
(- ) (-)
Tidak dilakukan
pemeriksaan

8. Therapi yang diberikan :

Tanggal Jenis therapi Rute therapi dosis Indikasi therapi


31 Maret 2008 Pospargin IM 1 amp kontraksi His
PP IM 1 juta Ui Mencegah infeksi

DATA PSIKOSOSIAL

1. Penghasilan keluarga tiap bulan : tidak dikaji.


2. Bagaimana perasaan anda terhadap kehamilan sekarang : Ibu mengatakan bahwa
kehamilan ini memang direncanakan, dan merasa bahagia akan kelahiran putra/i ini.
3. Bagaimana perasaan pasangan terhadap kehamilan sekarang : Tidak dikaji
4. Jelaskan respon sibling terhadap kehamilan sekarang : tidak dikaji.
LAPORAN PERSALINAN

1. Kala I :

Tanggal Jam Hasil Observasi


31Maret 2008 Jam.07.30 His ( + ), frekuensinya 3 menit, lamanya 40 detik,
kekuatan sedang, air ketuban ( - ),DJJ 147 X/mnt,
lokasi ketidaknyamanan pinggang menjalar ke perut
dan terus meningkat, pasien mengeluh nyeri ,
merintih dan tampak kesakitan, kepala turun di H1 –
H2, Vital Sign : TD : 110/80 mmHg, N : 100 x/m, R :
24 x/m, SB : 36,5 °C
Jam 09.00 KU : Tenang, His ( + ), 4 menit, lamanya 35 - 40
detik, kekuatan his : semakin Kuat, air ketuban ( - ),
Vital sign : TD : 110/80 mmHg, N : 88 x/m, R :
24x/m, SB : 36,4’C, DJJ : ( + ), 148 X/mnt, teratur.
Jam 10.30 His ( +) frekuensi 3- 4 menit, lamanya 30 – 100
mmHg, kekuatan His : cukup kuat, pembukaan 8 cm,
selaput ketuban ( +), DJJ ( + ), portio tipis ,
pembukaan 8cm, ketuban ( + ), presentasi kepala, H
2, lender darah ( + ), air ketuban ( -)
Jam 11.45 His ( +) frekuensi 3 - 4 menit, lamanya 40 -45
detik,kekuatan His : kuat, ibu tampak ingin
mengejan , pembukaan lengkap, selaput ketuban ( +),
pecah sendiri, DJJ ( + ), pimpin persalinan

Analisa data :
1. DO : pasien tampak meringis dan merintih saat kontraksi.
DS : pasien mengatakan nyeri pada saat kencang-kencang, rasa tak nyaman pada pinggang,
menjalar keperut dan terus meningkat.

DX Keperawatan : Nyeri akut b.d tekanan/regangan pada bagian presentasi

2. DO : pasien dilakukan pemeriksaan dalam (VT) stiap 4 jam.


DS : -

DX Keperawatan : resiko infeksi b.d pemeriksaan vagina berulang.

2. Kala II

Tanggal Jam Hasil Observasi


31Maret 2008 Jam.11.45 Ibu tampak ingin mengejan , anus membuka,
perineum menonjol, His ( + ), frekuensinya 2 – 3
menit, lamanya 45 -50 detik, kekuatan His ; Kuat, VT
: Pembukaan lengkap, kepala turun di H 3- H4 ,
presentasi kepala, urine ( - ) Ibu dipimpin untuk
mengejan.
Jam 11.50 Lahir bayi laki-laki, spontan, BBL : 2855 gr,PBL : 50
cm, LK/LD : 30/ 30 cm, A/S : 8 – 9 , Bayi Normal ,
tidak ada cacat bawaan.

Keadaan Umum Bayi baru Lahir :


Berat badan : 2855 gram
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar perut : 28 cm
APGAR SCORE ;
NO. Tgl/Jam Karakteristik yg dinilai 1 menit 5 menit
1. Tgl 31 Maret Denyut jantung 2 2
2008,jam 11.50
Pernafasan 2 2
Refleks 1 1
Tonus otot 2 2
Warna kulit 1 2
Total 1 menit : 8 menit, 5 menit : 9
Kesimpulan : AS Baik.

Analisa Data :
1. DO : Pasien tampak merintih dan menangis saat mengejan.
DS : -

DX Keperawatan : Nyeri b.d. Fisiologis: Proses persalinan

3. Kala III

Tanggal Jam Hasil Observasi

31 Maret Jam.10.30 Kontraksi uterus ( + ), baik, plasenta dilahirkan


2008 secara spontan lengkap, bentuk oval, insersi sentral,
perdarahan 100 cc,selaput ketuban utuh, Vital sign :
TD : 120/80 mmHg,N : 94 x/m.
Analisa Data :
1. DO : Pasien tamapak meringis
DS : Pasien mengatakan nyeri pada bagian pinggang dan perut dan vagina

DX Keperawatan : Nyeri b.d. Fisiologis: Involusi uterus, luka episiotomi.

2. DO : terdapat luka epis


DS : -

DX Keperawatan : Risiko infeksi b.d. Trauma jalan lahir (luka episiotomi).

4. Kala IV :

Tanggal Jam Hasil Observasi

16 mei 2003 Jam 13.35 Kontraksi uterus baik, TFU 2jari bawah pusat,
perdarahan pervaginam ±50 CC, luka epis baik. Vital
sign : TD : 120/80 mmHg,N : 84 x/m, R 24 x/m, SB
: 36,4 ‘C.

Analisa Data :
1. DO : Pasien tampak lemes
DS : pasien mengatakan badan terasa lemes

DX Keperawatan : Fatigue b.d. Proses persalinan.

KALA I

No Jam Dx. Kep Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


1 31- Nyeri b.d. Setelah 6 jam 1. Managemen nyeri 07.30 Jam 11.30
04- Fisiologis: his tindakan  Lakukan pengkajian nyeri  Mengkaji nyeri klien: Subyektif :
2008 dan penurunan keperawatan secara komprehensif yang PQRST.  Ibu mengatakan
07.00 kepala ke ibu mampu meliputi lokasi,
 Mengatur lingkungan nyeri semakin hebat
panggul. beradaptasi karakteristik, awitan, yang nyaman: dibandingkan
dengan durasi, frekuensi, kualitas, Menyarankan beberapa jam
nyerinya intensitas atau berat dan penunggu satu sebelumnya.
Kriteria: faktor presipitasi orang bergantian,  Ibu mengatakan
Ibu mampu
 Ekspresikan penerimaan membersihkan meskipun nyerinya
melakukan tentang nyeri tempat tidur ibu, terasa tapi akan
pursed lip
 Kurangi rasa takut dengan menjaga ibu tetap berusaha untuk
breathing. meluruskan setiap kering. bertahan.
Tidak misinformasi 10.00
mengejan 2. Manajemen lingkungan Mengajarkan ibu
sebelum  Implementasikan tindakan untuk melakukan
waktunya. untuk kenyamanan fisik nafas dalam ketika Obyektif
seperti menciptakan his timbul.
suasana yang nyaman,  Menganjurkan ibu Ekspresi meringis
meminimalkan stimulasi untuk merubahmenahan sakit.
lingkungan posisi tidur miring-
Tampak gelisah.

 Ibu bersalin biasanya miring. Mampu melakukan
merasa panas dan banyak  Menganjurkan ibu nafas dalam ketika
keringat atasi dengan cara: untuk tidak
timbul his.
gunakan kipas angina/AC, mengejan sebelum  Tidak mengejan
Kipas biasa dan dianjurkan. sebelum
menganjurkan ibu mandi pembukaan
sebelumnya lengkap.
3. Edukasi :  Sering mengubah
prosedur/perawatan posisi tidur.
 Demonstrasikan pereda  Tanda vital: TD:
nyeri non invasif/ non 110/80 mmHg, N:
farmakologis : massage, 98 x/mnt, R: 24
distraksi/imajinasi, x/mnt, S: 36,2 oC.
relaksasi, pengaturan
posisi yang nyaman Assesment
 Jika ibu tsb tampak Rasa nyeri semakin
kesakitan kuat dan sering, ibu
dukungan/asuhan yang mampu beradaptasi
dapat diberikan; lakukan dengan kondisinya.
perubahan posisi,
sarankan ia untuk berjalan,
dll. Planing
 Anjurkan ibu untuk tidak
mengejan sebelum  Berikan support ibu
pembukaan lengkap untuk tidak
 Anjurkan ke keluarga intuk mengejan sebelum
mendampingi dan waktunya.
melakukan massage pada  Dampingi ibu sampai
punggung atau paha ibu pembukaan
lengkap.
 Evaluasi nyeri his.
2 07.30 Resiko infeksi Setelah 1. Kontrol infeksi 07.30 11.00
b.d. tindakan3Terapkan
jam pencegahan universal  Mengukur tanda
pemeriksaan ibu  Berikan hygiene yang baik. vital. Subjektif
dalam menunjukkan 2. Proteksi infeksi  Mencuci tangan
berulang. menunjukkan  Monitor tanda dan gejala sebelum dan  Ibu mengatakan
kontrol infeksi lokal/sistemik sesudah melakukan mengerti adanya
terhadap  Cuci tangan sebelum dan tindakan resiko infeksi
infeksi. sesudah melakukan Menganjurkan agar karena ketuban
Kriteria: tindakan. orang terdekat saja sudah pecah.
Ibu bebas dari  Gunakan sarung tangan yang menunggui
tanda dan steril dalam tindakan 11.00 Objektif
gejala infeksi. pemeriksaan dalam.  Mengukur tanda
Ibu mampu  Pertahankan kesterilan vital.  Tanda vital: TD:
menjelaskan selama melakukan Mencuci tangan 110/80 mmHg, N:
tanda dan tindakan sebelum dan 98 x/mnt, R: 24
gejala infeksi. 3. Monitor tanda vital sesudah melakukan x/mnt, S: 36,4 oC.
 Pantau suhu tubuh dan tindakan.  Tidak terdapat
denyut nadi tiap 8 jam  Menggunakan tanda-tanda infeksi.
4. Managemen lingkungan sarung tangan steril
 Jaga kebersihan tempat saat melakukan Assessment
tidur, lingkungan pemeriksaan dalam. Tidak ada tanda-
5. Pendidikan kesehatan tanda infeksi
 Berikan penjelasan tentang
mengapa klien Planning
menghadapi risiko infeksi,  Pertahankan
tanda dan gejala infeksi kesterilan saat
6. Administrasi medikasi melakukan
 Berikan antibiotik sesuai tindakan.
program  Pantau tanda-tanda
infeksi.
 Anjurkan ibu dan
keluarga untuk
menjaga kebersihan
diri dan lingkungan
sekitarnya.

KALA II

No Jam Dx. Kep Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


1 31- Nyeri b.d. Setelah 15 1. Managemen nyeri 1145 11.50
03-08 Fisiologis: menit tindakan  Kurangi rasa takut dengan  Membantu ibu
Jam Proses keperawatan meluruskan setiap mensupport tungkai. Subjektif
11.45 persalinan. ibu mampu misinformasi  Membantu memimpin
beradaptasi  Berikan bantal pada bawah meneran.  Ibu mengatakan
dengan punggung dan Bantu support  Menganjurksn ibu sakit ketika
nyerinya kedua tungkai ibu. untuk merilekskan meneran.
Kriteria:  Bantu memimpin pola nafas otot dasar pelvis
Ibu mampu ibu.  Memberikan Objektif
mengatur pola  Anjurkan ibu utk merilekskan dukungan pada ibu Ibu tampak
nafas ketika otot dasar pelvis. dengan memberikan meringis
meneran. 2. Manajemen lingkungan semangat. menahan sakit.
Ibu mampu
 Implementasikan tindakan  Melibatkan suami Pola nafas ibu
meneran untuk kenyamanan fisik dalam proses teratur.
dengan tepat seperti menciptakan kelahiran (menemani Ibu mampu
dan benar. suasana yang nyaman, ibu). Menganjurkan meneran
Tidak terjadi meminimalkan stimulasi ibu mengatur dengan tepat.
ruptur di lingkungan nafasnya: selalu
perineum. 3. Edukasi : mengambil nafas Assesment
prosedur/perawatan dalam untuk mengisi Ibu mampu
 Demonstrasikan pereda nyeri awal dan akhir beradaptasi
non invasif/ non farmakologis kontraksi dan dengan
: massage, keluarkan perlahan- nyerinya.
distraksi/imajinasi, relaksasi, lahan, mengejan
pengaturan posisi yang panjang dan kuat, Planing
nyaman. ketika diminta Monitor nyeri
 Anjurkan ibu mengatur pola menahan tidak ibu.
nafas :sebelum meneran mengejan dulu Anjurkan ibu
tarik dua kali nafas dlm lalu menganjurkan ibu untuk ettap
baru meneran, ulangi lagi untuk berusaha rileks mengatur pola
sampai berakhirnya kepala bagian nafas dan minta
kontraksi dan berhenti belakang bersandar. suami terus
meneran memberikan
 Anjurkan pada ibu untuk dukungan.
konsentrasi saat meneran  Berikan
4. Edukasi : proses penyakit informasi
 Berikan penjelasan tentang mengenai
penyebab timbulnya nyeri keadaan
bayinya.

KALA III

No Jam Dx Kep Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


1 11.55 Nyeri b.d. Setelah tindakan
1. Managemen nyeri 11.55 12.00
Fisiologis: 15 menit ibu  Monitor pelepasan Melakukan monitor Subjektif
Involusi mampu plasenta. pelepasan plasenta.  Ibu mengatakan
uterus, luka beradaptasi  Lakukan pemijatan Memberitahu ibu jenis perutnya terasa melilit
episiotomi. dengan pada fundus uteri. kelamin dan keadaan dan mules juga terasa
nyerinya.  Lakukan bayinya. nyeri pada jalan
Kriteria: perawatan/memperba Melakukan masase lahirnya.
Tampak tenang. iki perineum. fundus uteri.
Menyatakan  Anjurkan ibu untuk Melakukan observasi Objektif
dapat menahan menggunakan tehnik perineum.  Tanda vital: TD: 120/84
nyeri. nafas dalam untuk Memimpin ibu mmHg, N: 94 x/m, R:
mengurangi rasa melakukan nafas 24 x/mnt, S: 36,4 oC.
nyeri dalam.  TFU 2 jari di bawah
 Anjurkan Menganjurkan keluarga pusat.
suami/keluarga untuk untuk menemani ibu.  Ekspresi menahan
menemani ibu.  Menganjurkan suami nyeri.
2. Manajemen untuk melakukan Dilakukan kateterisasi
lingkungan masase pada putting urine keluar
 Implementasikan ibu.  Kontraksi uterus (+),
tindakan untuk Mengatur suhu ruangan kuat.
kenyamanan fisik (menghidupkan kipas Plasenta lahir spontan
seperti menciptakan angin) dan membatasi lengkap, Perdarahan
suasana yang penunggu ibu. 50 cc.
nyaman,  Mengukur tanda-tanda
meminimalkan vital. Assesment
stimulasi lingkungan  Nyeri masih aktual.
3. Edukasi :
prosedur/perawatan Planning
 Demonstrasikan  Monitor tanda vital.
pereda nyeri non  Lakukan pengkajian
invasif/ non nyeri.
farmakologis :  Anjurkan penggunaan
massage, nafas dalam dan
distraksi/imajinasi, distraksi (diajak bicara).
relaksasi, pengaturan
posisi yang nyaman
 Anjurkan pada ibu
untuk konsentrasi
saat meneran
 Beri dukungan pada
ibu untuk beradaptasi
dengan bayi.

2 11.55 Risiko Kontrol infeksi 7. Infection control 11.55 12.00


infeksi b.d. selama  Terapkan pencegahan  Melakukan toileting luka
Trauma perawatan 3 universal. sebelum menjahit. Subjektif
jalan lahir hari. Kriteria:  Berikan hygiene yang  Melakukan observasi
(luka Tidak terdapat baik. luka episiotomi.  -
episiotomi). tanda-tanda  Jahit luka dengan  Menjahit luka dengan
infeksi. teknik aseptic teknik aseptik. Objektif
 Jaga kesterilan alat  Menjaga kesterilan alat. Luka episiotomi
yang digunakan.  Memakai sarung tangan sepanjang 3 cm.
 Gunakan streril.  Dilakukan jahitan
sarungtangan steril  Mengukur tanda vital. dengan cat gut dan
dalam melakukan  Menjaga kebersihan zide sebanyak 4.
rindakan. luka dan tempat tidur  Tanda vital: TD: 120/84
8. Infection ibu. mmHg, N: 90 x/mnt, R:
protection 22 x/mnt, S: Afebris.
 Monitor tanda dan  Tidak terdapat tanda-
gejala infeksi tanda infeksi.
lokal/sistemik  Luka tampak basah.
 Amati faktor-faktor
yang menaikkan Assessment
infeksi/memperlambat  Tidak terjadi infeksi.
penyembuhan luka :
infeksi luka, nutrisi Planning
dan hidrasi tidak  Gunakan teknik aseptic
adekuat, penurunan dalam perawatan luka.
suplai darah.  Berikan antibiotik sesuai
9. Vital sign order.
monitoring  Anjurkan ibu untuk
 Monitor tanda vital. menjaga hygiene.
10. Incision site care
 Rawat luka post
episiotomi dengan
cara steril.
 Pantau kondisi luka,
waspadai tanda-tanda
infeksi
11. Health Education
 Berikan penjelasan
tentang mengapa
klien menghadapi
risiko infeksi, tanda
dan gejala infeksi
12. Administrasi
medikasi
 Berikan antibiotik
sesuai program

KALA IV

No Jam Dx Kep Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


1 12.30 Fatigue b.d. Ibu mampu1. Konservasi energi 12.30 13.45
Proses melakukan  Monitor tingkat Mengukur tanda vital. Subjektif
persalinan. konservasi kelemahan ibu.  Memonitor tingkat Ibu mengatakan masih
energi stelah
 Monitor tanda-tanda kelemahan. merasa lungkrah,
tindakan 6 jam. vital ibu.  Membersihkan ibu dan rasanya ingin tidur.
Kriteria:  Berikan periode mengembalikan ke
Ibu menyatakan istirahat yang cukup. ruang istirahat. Objektif
lelah berkurang. Fasilitasi ibu untuk Menganjurkan ibu Tampak lemah.
Ibu mampu istirahat. untuk mencona Tanda vital: TD: 120/80
mengatur pola  Berikan istirahat. mmHg, N: 90 x/mnt, R:
istirahat- makanan/nutrisi pada Menganjurkan ibu 22 x/mnt, S: 36,7 oC.
aktivitas. ibu. untuk makan dan Mau makan dan
 Berikan tambahan minum. minum.
minuman peroral 13.35  Tampak tenang, tidur
pada ibu  Menjaga ketenangan bersama bayinya.
 Berikan suplai oksigen ruangan.
yang cukup bagi ibu.  Menganjurkan kepada Asessment
 Ciptakan lingkungan ibu untuk tidak banyak Tujuan belum tercapai.
yang tenang. bergerak dulu.
 Batasi aktivitas ibu. Planing
 Libatkan keluarga  Lanjutkan intervensi.
untuk memberikan  Fasilitasi ibu untuk
support. beristirahat: Jaga
ketenangan ruangan,
kebiasaan sebelum
istirahat.

You might also like