You are on page 1of 54

MAKALAH

INSTITUSI DAN LEMBAGA TERKAIT PASAR


MODAL INDONESIA

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Henni Rahmawati (201612002)
2. Erfina Yunan Nafis (201612007)
3. Sukma Yunia (201612049)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia Setelah Diterbitkannya UU No. 21 Tahun

2011 ............................................................................................................ 3

2.2 Otoritas Jasa Keuangan ............................................................................... 3

2.3 Bursa Efek ................................................................................................... 8

2.4 Lembaga Kliring dan Penjaminan ............................................................... 11

2.5 Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) ........................................ 14

2.6 Perusahaan Efek .......................................................................................... 20

2.6.1 Penjamin Emisi Efek ........................................................................ 24

2.6.2 Perantara-Perdagangan Efek............................................................. 25

2.6.3 Manajer Investasi .............................................................................. 31

2.7 Lembaga Penunjang Pasar Modal ............................................................... 35

2.7.1 Biro Administrasi Efek ..................................................................... 35

2.7.2 Kustodian .......................................................................................... 36

2.7.3 Wali Amanat ..................................................................................... 37


2.7.4 Penasihat Investasi ............................................................................ 38

2.7.5 Pemeringkat Efek ............................................................................. 38

2.8 Profesi Penunjang Pasar Modal .................................................................. 39

2.8.1 Akuntan Publik ................................................................................. 40

2.8.2 Konsultan Hukum ............................................................................. 44

2.8.3 Penilai ............................................................................................... 45

2.8.4 Notaris .............................................................................................. 45

2.9 Emiten dan Perusahaan Publik .................................................................... 46

2.10 Penawaran Umum ...................................................................................... 46

2.11 Reksadana ................................................................................................... 46

2.12 Pemodal ....................................................................................................... 47

2.13 Instrumen Pasar Modal ............................................................................... 47

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 49

3.2 Saran ............................................................................................................ 50


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan karunia-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Institusi dan Lembaga Terkait Pasar Modal Indonesia”.

Makalah ini disusun dan diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pasar

Modal. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan

dukungan moral dan materiil sehingga penulis dapat menyusun makalah ini.

Penulis telah berusaha untuk menyajikan yang terbaik dalam makalah ini,

namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Kudus, Maret 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pasar Modal merupakan salah satu tolak ukur untuk melihat pertumbuhan

ekonomi di suatu Negara. Jika pasar modalnya bergairah maka kemungkinan

pertumbuhan ekonomi Negara tersebut baik. Karena dengan adanya pasar modal

maka perusahaan-perusahaan yang baru berkembang akan mendapatkan suntikan

modal yang memadai dengan jangka waktu yang relative lama sehingga dapat

berkembang dan berorasi dengan baik.

Banyaknya perusahaan baru yang bermunculan merupakan hal yang baik

karena dengan adanya perusahaan-perusahaan baru yang beroperasi maka

lapangan pekerjaan semakin banyak terbuka, tentu saja hal ini akan mengurangi

pengangguran. Pengangguran yang semula tidak memiliki penghasilan maka

dengan adanya lapangan pekerjaan baru ini akan memperbaiki taraf hidup mereka.

Perbaikan taraf hidup masyarakat akan menimbulkan efek yang baik pula untuk

industri, misalnya permintaan atas produk baru.

Perusahaan baru atau emiten yang go publik tersebut berlomba-lomba

untuk memenuhi permintaan konsumen. Contohnya pada sekitar tahun 2004

masih jarang masyarakat memiliki handphone karena harganya yang mahal dan

perawatannya yang juga mahal, hanya kalangan tertentu saja khususnya kalangan

menengah atas yang memiliki handphone. Handphone dahulu merupakan

kebutuhan tersier atau mewah namun kini semua kalangan memiliki handphone
karena adanya perbaikan taraf hidup masyarakat dan juga permintaan produk baru

yang semakin beragam sehingga emiten-emiten tersebut menyediakan berbagai

macam jenis handphone dengan pangsa pasar yang beragam pula.

Gairah pasar modal yang saat ini sedang bergejolak sangat penting dijaga

agar perputaran dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin baik. Pasar

Modal merupakan lembaga yang tidak dapat berdiri sendiri. Pasar modal

membutuhkan lembaga-lembaga lain yang dapat menunjang operasi pasar modal

agar tetap mendapatkan kepercayaan dari calon investor untuk menambahkan

dananya kepada emiten di Pasar Modal. Makalah ini akan menjelaskan lembaga-

lembaga serta bagian-bagian yang menunjang operasi Pasar Modal.

1.2 TUJUAN

Memberikan informasi mengenai peran Institusi dan Lembaga-lembaga

terkait Pasar Modal di Indonesia.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA SETELAH

DITERBITKANNYA UU NO. 21 TAHUN 2011

Struktur Pasar Modal Indonesia secara khusus diatur dalam Undang-

undang NO. 8/1995 tentang Pasar Modal Indonesia, selanjutnya diubah dengan

UU No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Berdasarkan Undang-

undang tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pengawasan atas

pelaksanaan pasar di Indonesia termasuk lembaga dan profesi yang terkait dengan

dengannya.

2.2 OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan

UU nomor 21 tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan

dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor

jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah

lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang

mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan,

dan penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK.

Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan satu bentuk

reformasi pengelolaan dan pengawasan di bidang industri keuangan. Sebagaimana

wewenang yang diberikan lewat Undang-undang, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


memiliki peran besar dalam mengawasi dan membina industri keuangan baik

bank maupun non bank secara profesional.

Dibentuknya Otoritas Jasa Keuangn (OJK) diharapkan keseluruhan

kegiatan di dalam sektor jasa keuangan dapat:

1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel

2. Mempu mewujudkan sistem Keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan

stabil

3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

Untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional serta memenuhi

harapan bangsa di industri keuangan, mengacu pada Undang-undang No. 21

Tahun 2011, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki tugas pengaturan dan

pengawasan terhadap:

1. kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;

2. kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan

3. kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga

pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.

Untuk melaksanakan tugas pengaturan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

mempunyai wewenang:

1. menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;

2. menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

3. menetapkan peraturan dan keputusan OJK;

4. menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;

5. menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;


6. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap

Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;

7. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada

Lembaga Jasa Keuangan;

8. menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,

memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan

9. menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang:

1. menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa

keuangan;

2. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala

Eksekutif;

3. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen,

dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau

penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan

perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

4. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak

tertentu;

5. melakukan penunjukan pengelola statuter;

6. menetapkan penggunaan pengelola statuter;

7. menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran

terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan

8. memberikan dan/atau mencabut: `


 izin usaha

 izin orang perseorangan

 efektifnya pernyataan pendaftaran

 surat tanda terdaftar

 persetujuan melakukan kegiatan usaha

 pengesahan

 persetujuan atau penetapan pembubaran

 penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam

 peraturan perundang-undangan di sektor jasa

 keuangan

Dewan Komisioner

Mengacu pada Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011, Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dipimpin oleh Dewan Komisioner. Dewan Komisioner adalah

pimpinan tertinggi OJK yang bersifat kolektif dan kolegial. Dewan Komisioner

beranggotakan 9 (sembilan) orang anggota yang ditetapkan dengan keputusan

Presiden. Susunan Dewan Komisioner terdiri atas:

1. seorang Ketua merangkap anggota;

2. seorang Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;

3. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;

4. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;

5. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga

Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;

6. seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota;


7. seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan Konsumen;

8. seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota

Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan

9. seorang anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan

pejabat setingkat eselon I Kementerian Keuangan.

Anggota Dewan Komisioner memiliki hak suara yang sama

Sesuai dengan undang-undang, anggota Dewan Komisioner dipilih oleh

Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan calon anggota yang diajukan oleh

presiden. Sementara, pemilihan dan penentuan calon anggota calon Dewan

Komisioner untuk diusulkan kepada presiden dan dilaksanakan oleh panitia

seleksi yang dibentuk dengan Keputusan Presiden.

Anggota Dewan Komisioner sebagai pihak yang memiliki dan

melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam perizinan, pengawasan,

pemeriksaan, edukasi serta perlindungan konsumen pada seluruh industri

keuangan, dilarang:

a. Memiliki benturan kepentingan di Lembaga Jasa Keuangan yang diawasi

oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

b. Menjadi pengurus dari organisasi pelaku atau profesi di Lembaga Jasa

Keuangan

c. Menduduki jabatan pada lembaga lain, kecuali dalam rangka pelaksanaan

fungsi, tugas, dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan dan/atau penugasan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

d. Mempunyai hubungan keluarga sampai derajat kedua dan semenda


Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang peraturan

dan pengawasan kegiatan keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana

Pensiun, Lembaga pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari

Materi keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke

Otoritas Jasa Keuangan. Sementara, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan

pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan beralih dari Bank

Indonesia (BI) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 31 Desember 2013.

2.3 BURSA EFEK

Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem

dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak

lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.

Berdasarkan Undang-undang Bapepam-LK No. 8/1995, Bursa Efek

merupakan perseroan terbatas yang didirikan dengan tujuan untuk

menyelenggarakan di bidang Pasar modal.

Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan

dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa

itu. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber

utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah. Biasanya terdapat

suatu lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini semakin

sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini

adalah jaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan

biaya transaksi. Karena pihak pihak yang bertransaksi tidak perlu saling tahu

lawan transaksinya, perdagangan dalam bursa hanya dapat dilakukan oleh seorang
anggota, sang pialang saham. Permintaan dan penawaran dalam pasar-pasar

saham didukung faktor-faktor yang, seperti halnya dalam setiap pasar bebas,

memengaruhi harga saham.

Sebuah bursa saham sering kali menjadi komponen terpenting dari

sebuah pasar saham. Tidak ada keharusan untuk menerbitkan saham melalui bursa

saham itu sendiri dan saham juga tidak mesti diperdagangkan di bursa tersebut:

hal semacam ini dinamakan "off exchange". Untuk saham yang sudah terdaftar

perdagangannya harus dilapor ke bursa ybs.

Sebagaimana Undang-undang Bapepam No. 8/1995, tujuan keberadaan

Bursa Efek, antara lain:

a. Menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien

b. Memberi fasilitas baik fisik maupun mekanisme terjadinya transaksi jual dan

beli oleh investor sekuritas Pasar Modal dengan perantara Wakil Perantara

Perdagangan Efek (WPPE)

Berkaitan dengan tujuan keberadaan Pasar Modal tersebut, sejalan dengan

peraturan perundangan yang berlaku yaitu Undang-undang No. 8/1995, tugas

Bursa Efek Indonesia antara lain:

a. Menyediakan sarana pendukung, serta mengawasi kegiatan anggota Bursa

Efek

b. Menyusun rancangan anggaran tahunan dan pengguna laba Bursa Efek, dan

melaporkannya kepada Bapepam-LK (sekarang OJK)

c. Menetapkan peraturan mengenai keanggotaan, Pencatatan, Perdagangan,

kesepadanan efek, kliring dan penyelenggaraan transaksi bursa, dan hal-hal

lain yang berkaitan dengan kegiatan bursa efek.


Segmentasi Pasar Bursa Efek

Segmen pasar di bursa efek ada tiga, yakni pasar reguler, pasar negosiasi,

dan pasar tunai. Penjelasan masing-masing pasar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pasar reguler

Yakni segmen pasar di bursa efek yang pembentukan harganya dilakukan

dengan cara tawar menawar secara lelang dan terus menerus (continue auction

market) berdasarkan kekuatan pasar. Perdagangan efek atau transaksi di pasar

reguler harus menggunakan satuan perdagangan (round lot) efek atau

kelipatannya atau ada batas minimal saham yang diperdagangkan, yakni 500

efek atau saham.

2. Pasar negosiasi

Yakni segmen pasar di bursa efek yang pembentukan harganya dilakukan

dengan cara negosiasi langsung (negotiated market) antara perusahaan pialang

atau AB jual dan perusahaan pialang atau AB bell. Perdagangan saham di pasar

ini tidak menggunakan satuan perdagangan (non-round lot).

3. Pasar tunai

Yakni segmen pasar di bursa efek yang pembentukan harganya sama dengan

pasar reguler, demikian juga proses transaksinya menggunakan satuan

perdagangan. Pasar tunai biasanya digunakan oleh perusahaan pialang yang

tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam penyelesaian transaksi di pasar

reguler dan negosiasi pada hari bursa yang ditetapkan. Pada pasar tunai

digunakan sistem pembayaran uang dan penyerahan uang seketika (cash and

carry). Bagi investor pemula, pada prinsipnya bisa bertransaksi di semua


segmen pasar. Namun, disarankan bagi investor pemula untuk masuk ke pasar

reguler.

2.4 LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN (LKP)

Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) adalah pihak yang

menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan transaksi bursa agar terlaksana

secara teratur, wajar, dan efisien. Untuk membantu segala proses administrasi

serta penyimpanan efek dalam hubungannya dengan perdagangan efek, maka

terdapat lembaga yang bertugas dan berfungsi melakukan kliring dan penjamin

efek dari transaksi efek. Lembaga tersebut adalah :

a. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)

b. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)

Fungsinya adalah:

- Melakukan kliring(proses penentuan hak dan kewajiban pelaku bursa atas

suatu transaksi) terhadap tiap transaksi.

- Melakukan penjaminan terhadap penyelesaian suatu transaksi bursa.

Dalam rangka menjamin penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek,

Lembaga Kliring dan pengjamin (LPK) memiliki tugas, antara lain:

1. Wajib menetapkan peraturan mengenai kegiatan kliring dan penjaminan

penyelesaian transaksi bursa, termasuk ketentuan mengenai biaya pemakaian

jasa

2. Menjamin penyerahan secara fisik baik saham maupun uang

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 8/1995 paragraf 1 Pasal

13 bahwa yang dapat menyelenggarakan Lembaga Klirimg dan Penjamin (LKP)


adalah perseroan yang memperoleh izin usaha dari Bapepam (sekarang OJK).

Tujuan didirikannya lembaga kliring dan penjamin (LKP) adalah:

1. Untuk menyediakan jasa kliring dan penjaminan transaksi bursa yang teratur,

wajar dan efisien.

2. Memberikan jasa lain berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam-

LK (sekarang OJK)

3. Rencana Anggaran dan pengguna laba wajib disusun sesuai dengan ketentuan

ditetapkan oleh dan dilaporkan kepada Bapepam-LK (sekarang OJK)

Saham Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dimiliki oleh Bursa Efek,

Perusahaan Efek, Biro Administrasi Efek, Bank Kustodian, atau pihak lain atas

persetujuan Bapepam-LK (sekarang OJK), yang mana mayoritas kepemilikan

sahamnya dimiliki oleh Bursa Efek.

Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan Nomor Kep-07/PM/1996 dinyatakan bahwa permohonan izin usaha

sebagai Lembaga Kliring dan penjaminan harus menyatakan dokumen:

 Akte pendirian perseroan

 Daftar pemegang saham berikut jumlah saham yang dimiliki

 Nomor Pokok Wajib Pajak

 Proyeksi keuangan 3 (tiga) tahun

 Rencana kegiatan 3 (tiga) tahun termasuk susunan organisasi, fasilitas,

komunikasi, dan program-program latihan di bawah direksi

 Daftar calon direktur dan komisaris sesuai pernyataan peraturan Nomor

III.B.3 serta pejabat satu tingkat dibawah direksi


 Bursa Efek yang akan mengendalikan dan/atau menggunakan jasa Lembaga

Kliring dan Penjamin

 Rancangan peraturan mengenai kegiatan kliring dan penjaminan dimiliki oleh

Bursa Efek

 Neraca pembukuan perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang

terdaftar di Bapepam-LK (sekarang OJK)

 Bukti penyetoran Modal yang memuat sekurang-kurangnya Rp.

15.000.000.000

Jika pemegang saham didalam terdapat pemegang saham Perusahaan Efek,

maka dalam daftar pemegang saham Lembaga Kliring dan Penjaminan tersebut

harus memuat pula keterangan:

1. Nama dan Tempat kedudukan Bursa Efek di mana Perusahaan Efek tersebut

menjadi anggota Bursa Efek

2. Persentase dari volume dan transaksi efek yang dilakukan oleh perusahaan

Efek tersebut dibandingkan dengan volume dan nilai total transaksi efek di

Bursa Efek sekurang-kurangnya selama 6 (bulan) terakhir.

Jika pemegang saham Lembaga Kliring dan Penjaminan termasuk yang

memegang adalah Bank Kustodian, maka dalam daftar pemegang saham Lembaga

Kliring dan Penjamin tersebut dimuat pula keterangan:

1. Uraian jasa yang diberikan oleh Bank Kustodian

2. Perkiraan Pangsa pasar jasa Kustodian yang dikuasai oleh Bank Kustodian

tersebut di Indonesia
Ketika Lembaga Kliring dan penjaminan menyampaikan syarat pendirian

yang mana di dalamnya termasuk laporan proyeksi kegiatan usaha selama 3 (tiga)

tahun, maka rencana kegiatan tersebut harus memuat:

a. Perkiraan Jumlah perusahaan efek yang menjadi pemakai jasa Lembaga

Kliring dan Penjaminan

b. Susunan organisasi dilengkapi dengan deskripsi tugas, wewenang dan

tanggung jawab unit organisasi/penjat setingkat di bawah direksi serta

peraturan kepegawaian Lembaga Kliring dan Penjaminan

c. Lokasi dan tata ruang serta fasilitas penunjang yang menjamin keamanan

pelaksanaan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi Bursa yang teratur

wajar, dan efisien

d. Penerapan sistem kliring dan penjaminan transaksi penyelesaian transaksi

bursa serta sistem penyebaran informasi kliring dan penjaminan transaksi

bursa yang akan digunakan

e. Pengadaan fasilitas komunikasi seperti jaringan telepon, teleks, faksimil, dan

komputer

f. Kelayakan pengadaan pegawai serta program pendidikan dan latihan yang

diperlukan

2.5 LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN (LPP)

Untuk menjamin penyimpanan dan penyelesaikan efek yang

ditransaksikan, maka dibentuk Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Di

Indonesia, untuk melaksanakan tugas dan fungsi penyimpangan dan penyelesaian

transaksi efek didirikan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).


LPP (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian) adalah lembaga yang

menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral (tempat penyimpanan terpusat) bagi

Bank Kustodian dan Perusahaan Efek, dan pihak lain.Bank Kustodian adalah bank

yang bertindak sebagai tempat penyimpanan dan penitipan uang, surat berharga,

maupun barang-barang berharga lainnya.

LPP memiliki tugas diantaranya :

 Wajib menetapkan peraturan mengenai jasa Kustodion Sentral dan jasa

penyelesaian transaksi efek, termasuk ketentuan mengenai biaya pemakaian

jasa

 Mengamankan pemindah tanganan efek

 Menyelesaikan settlemen

Adapun Tujuan Lembaga Penyimpanan dan penyelesaian adalah

menyediakan jasa kustodion sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar

dan efisien.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 8/1995 Paragraf 1 pasal

13 bahwa yang dapat menyelenggarakan Lembaga Penyimpanan dan

Penyelesaian (LPP) adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari

Bapepam-LK (sekarang OJK). Tujuan didirikannya lembaga penyimpanan dan

penyelesaian (LPP) adalah:

 Untuk menyediakan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi Bursa yang

teratur,wajar dan efisien.

 Menyediakan Jasa Kustodian Sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur,

wajar dan efisien


 Memberikan jasa lain berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh

Bapempam-LK (sekarang OJK)

 Rencana Anggaran dan penggunaan laba wajib disusun sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh dan dilaporkan kepada Bapempam-LK

(sekarang OJK)

Menurut Keputusan Ketua Bapempam-LK Nomer Kep. 12/PM 1996,

bahwa jika bermaksud mendirikan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

(LPP) maka harus melakukan pengajuan izin usaha dengan melampirkan syarat-

syarat, antara lain:

1. Akte Pendirian Perseroan

2. Daftar pemegang saham berikut jumlah saham yang dimiliki

3. Nomor Pokok Wajib Pajak

4. Proyeksi keuangan 3(tiga) tahun

5. Rencana Kegiatan 3 (tiga) tahun termasuk susunan organisasi, fasilitas,

komunikasi, dan program-program pelatihan di bawah direksi

6. Daftar calon direktur dan komisaris sesuai persyaratan peraturan Nomor

III.C.3 serta pejabat satu tingkat dibawah direksi

7. Bursa Efek yang akan mengendalikan dan atau menggunakan jasa lembaga

Kliring dan penjaminan

8. Bursa Efek yang akan mengendalikan dan atau menggunakan jasa Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian

9. Rancangan peraturan mengenai jasa Kustodion dan jasa penyelesaian

transaksi efek termasuk mengenai biaya pemakaian jasa yang ditetapkan oleh

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian


10. Neraca pembukuan perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang

terdaftar di Bapepam-LK (sekarang OJK)

11. Bukti penyetoran Modal yang memuat sekurang-kurangnya Rp

15.000.000.000

12. Rencana pengembangan kegiatan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

mengacu pada Kustodion Sentral Indonesia

Jika pemegang saham di dalamnya terdapat pemegang saham Perusahaan

Efek, maka dalam daftar pemegang saham Lembaga Penyelesaian dan

Penyimpanan tersebut harus memuat pula Keterangan :

 Nama dan Tempat kedudukan Bursa Efek di mana Perusahaan Efek tersebut

menjadi anggota Bursa Efek

 Persentase dari volume dan transaksi efek yang dilakukan oleh perusahaan

Efek tersebut dibandingkan dengan volume dan nilai total transaksi Efek di

Bursa Efek sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan terakhir.

Jika pemegang saham Lembaga Kliring dan Penjamin termasuk yang

memegang adalah Bank Kustodian, maka dalam daftar pemegang saham Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut dimuat pula Keterangan :

a. Uraian jasa yang diberikan oleh Bank Kustodian

b. Perkiraan pangsa pasar jasa Kustodian yang dikuasai oleh Bank Kustodian

tersebut di Indonesia.

Ketika Lembaga Kliring dan Penjaminan menyampaikan syarat pendirian

yang mana di dalamnya termasuk laporan proyeksi kegiatan usaha selama 3 (tiga)

tahun, maka rencana kegiatan tersebut harus memuat :


a. Perkiraan jumlah efek penyelesaian transaksinya dan/atau penyimpanannya

akan dilakukan LPP serta jumlah Perusahaan Efek yang menjadi pemakai jasa

LPP

b. Susunan organisasi dilengkapi dengan deskripsi tugas, wewenang dan

tanggung jawab sampai unit organisasi/pejabat setingkat di bawah direksi

serta peraturan kepegawaian LPP

c. Lokasi dan tata ruang serta fasilitas penunjang yang menjamin keamanan

pelaksanaan kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa

yang teratur, wajar dan efisien

d. Penerapan sistem penyelesaian dan penyimpanan transaksi bursa dan siste

pengawasan kliring penjaminan penyelesaian transaksi bursa serta sistem

penyebaran informasi Penyimpanan dan Penyelesaian transaksi bursa yang

akan digunakan

e. Pengadaan fasilitas komunikasi seperti jaringan telepon, teleks, faksimil, dan

komputer

f. Kelayakan pengadaan pegawai serta program pendidikan dan latihan yang

diperlukan

Menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep 69/PM/1996 dinyatakan

bahwa setiap LPP transaksi wajib mengadministrasikan, menyimpan dan

memelihara catatan, pembukuan, data keterangan tertulis yang berhubungan

dengan :

a. Status dan Kegiatan para pemegang rekening efek pada LPP

b. Catatan atas penyimpanan efek di LPP Transaksi Bursa

c. Penyelenggaraan penyimpanan dan penyelesaian transaksi bursa


d. Pengelolaan administrasi dan manajemen LPP sebagai perseroan

Untuk dapat melaksanakan trading ataupun mewakili trading sehingga

proses trading dapat berjalan sebagai mana aturan dan sistem yang diberlakukan

pada Bursa Efek, maka partisipan harus membuka rekening Efek jaminan dan

Lembaga Penjaminan dan Penyelesaian

Partisipan adalah Perusahaan Efek dan Bank Kustodian yang telah

membuka Rekening Efek pada LPP, yaitu perusahaan efek atau Bank Kustodian.

Di samping partisipan membuka Rekening Efek Jaminan di LPP, agar dapat

menyelesaikan transaksi efek maka juga harus membuka Rekening Efek jaminan

di Lembaga Kliring dan Penjamin

Partisipan yang mengadministrasikan Rekening Nasabah yang tercatat atas

efek yang disimpan pada LPP, maka memiliki kewajiban antara lain :

 Membuka Sub rekening atas nama Nasabahnya pada Lembaga Penyimpanan

dan Penyelesaian

 Mencatat Rekening Efek Nasabah dalam sub Rekening Nasabah

 Memastikan bahwa saldo rekening efek setiap Nasabah yang tercatat dalam

pembukuan partisipan selalu sama dengan saldo rekening Efek setiap

Nasabah yang tercatat dalam Sub Rekening Efek

 Memastikan identitas Nasabah yang tercatat dalam pembukuan partisipan

sama dengan identitas Nasabah dan Rekening Efek

Catatan penting yang harus diingat bahwa pembukuan Sub Rekening Efek

Nasabah wajib diikuti dengan pembuatan nomor rekening tunggal identitas

pemodal (single investor identification) untuk Nasabah oleh partisipan pada LPP

bagi nasabah yang belum memiliki identitas tersebut.


Dalam rangka pembukuan Sub Rekening Efek, LPP wajib:

a. Menyediakan sistem pengadministrasian Sub Rekening Efek yang memadai

dan aman

b. Mengadministrasikan secara terpisah setiap Sub Rekening Efek dan wajib

tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan rekening

efek

c. Menyampaikan laporan harian mengenai Sub Rekening Efek kepada setiap

Partisipan

Disamping itu, LPP harus melakukan pemeriksaan atau evluasi berkala

sekurang-kurangnya satu tahun sekali atas pemenuhan peraturan yan terkait

dengan penerapan pembukuan Sub Rekening Efek dan pembuatan nomor tungga

identifikasi pemodal (single Investor identification) untuk Nasabah oleh Partisipan

dan menyampaikan laporan hasil pemerkasaan atau evaluasi berkala Bapepam-LK

(sekarang OJK) jika terdapat dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh partisipan.

2.6 Perusahaan Efek

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 8/1995 bahwa yang

dapat melakukan kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek adalah Perseroan yang

telah memperoleh izin usaha dari Bapepam-LK. Perusahaan efek dapat melakukan

kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek, penjamin Emisi Efek, dan/atau

Menejer Investasi. Sebagaimana Peran yang strategis dalam kancah perekonomian

makro suatu negara, perusahaan efek memiliki fungsi :

1. Menjamin Emisi Efek

2. Perantara Perdagangan
3. Manajer Investasi

Sejalan dengan perannya yang signifikan dalam melakukan aktivitas berkaitan

dengan sekuritas Pasar Modal, perusahaan efek memiliki kewajiban dan tanggung

jawab antara lain :

 Perusahaan efek bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang berkaitan

dengan efek yang dilakukan oleh direktur, pegawai, dan pihak lain yang

bekerja untuk perusahaan tersebut.

 Setiap perusahaan efek wajib mempunyai sistem pengawasan atas kegiatan

para Wakil Perusahaan Efek dan setiap pegawainya untuk menjamin

dipatuhinya semua ketentuan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

Menurut Keputusan Ketua Bapepam-LK nomor: Kep-460/BL/2008

dinyatakan bahwa perusahaan perusahaan efek wajib menyampaikan laporan

berkala, yang berupa:

a. Laporan keuangan berkala, yaitu laporan keuangan tahunan dan laporan

keuangan tengah tahunan

b. Laporan kegiatan berkala, yaitu:

 Laporan kegiatan penjaminan tengah tahunan, bagi perusahaan efek yang

melakukan kegiatan usaha sebagai penjaminan emisi efek

 Laporan kegiatan bulanan, bagi perusahaan efek yang melakukan

kegiatan usaha sebagai perantara perdagangan efek, dan perusahaan efek

yang melakukan kegiatan usaha sebagai manajer investasi

c. Laporan akuntan dan modal kerja bersih disesuaikan tahunan, yaitu laporan

pemeriksan atas perhitungan modal kerja bersih disesuaikan dengan

mengambil sampel sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) hari kerja secara


acak selama satu tahun buku yang diperiksa dan memberikan pendapat

apakah modal kerja bersih disesuaikan telah didasarkan atas informasi yang

benar dan dihitung serta dilaporkan dengan cara yang benar.

Menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor. Kep-547/bl/2010 bahwa

orang-perseorangan yang melakukan kegiatan Perusahaan efek wajib memiliki

izin Wakil Perusahaan Efek, kecuali:

a. Orang-perseorangan yang bekerja pada Perusahaan Efek hanya terbatas pada

pekerjaan tata usaha atau administrasi

b. Orang perseorangan yang hanya melakukan kegiatan atas efek yang bersifat

utang yang jatuh temponya tidak lebih 1 (satu tahun, sertifikat deposito, polisi

asuransi, efek yang dierbitkan atau dijamin oleh pemerintah Indonesia atau

efek lain yang ditetapkan oleh Bapepam-LK)

c. Orang perseorangan yang terdaftar di Bapepam-LK (sekarang OJK) sebagai

Profesi Penunjang Pasar Modal dan bekerja untuk kepentingan Perusahaan

Efek untuk memenuhi peraturan perundang-undangan

d. Orang perseorangan bukan pegawai Perusahaan Efek yang menerbitkan

analisis atau melaporkan tentang efek tanpa menerima imbalan tertentu dan

tidak merupakan usaha tetap

e. Orang perseornagan bukan pegawai Perusahaan Efek yang memberi nasehat

tentang penjualan atau pembelian efek kepada paling banyak 15(lima belas)

orang dengan memperoleh imbalan atau kepada paling sedikit 16(enam belas)

orang tanpa memperoleh imbalan tertentu

f. Orang perseorangan bukan pegawai Perusahaan efek dan yang mengelola

Portofolio Efek tanpa memperoleh imbalan


g. Pegawai perusahaan asuransi atau dana pensiun yang mengelola Portofolio

Efek sebagai bagian dari usaha perusahaan

h. Para penulis yang menerbitkan analisis atau laporan tentang efek yang

diterbitkan dalam media massa keciali para penulis yang memberikan jasa

Penasehat Investasi

Menurut Keputusan Bapepam No Kep 547/BL/2010 bahwa agar dapat

memperoleh izin sebagai Wakil Perusahaan Efek, orang –perseorangan wajib:

a. Memiliki sertifikat yang diterbitkan oleh Panitia Standart Profesi, sertifikat

keahlian dari lembaga pendidikan khusus dibidang Pasar Modal yang telah

mendapatkan pengakuan dari Bapepam dan LK (sekarang OJK), atau telah

berpengalaman di bidang Pasar Modal, sesuai dengan bidang yang dimohon.

Pengakuan dimaksud adalah ditetapkan dengan keputusan Ketua Bapepam

dan LK (sekarang OJK), berdasarkan rekomendasi dari Komite Standar

Pengajaran

b. Cakap melakukan perbuatan hukum

c. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau dihukum karena terbukti

melakukan tindak pidana di bidang keuangan

d. Memiliki akhlak dan moral yang baik

e. Tidak pernah dinyatakan pailit yang dapat mengganggu kesanggupannya

untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara wajar dan jujur.


2.6.1 Penjamin Emisi Efek

Adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan

penawaran umum bagi kepentingan emiten, dengan atau tanpa kewajiban

untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.

Bersinggungan dengan posisi underwriter sebagai pihak yang

melaksanakan proses initial public offering (IPO), berdasarkan keputusan

Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-30/PM/1996 bahwa Penjamin Emisi

(Underwriter)memiliki tugas dan tanggung jawab, antara lain:

a. Menyelenggarakan & bertanggung jawab atas aktivitas dalam

penawaran umum sesuai dengan jadwal yang tercantum dalam

prospektus meliputi:

 Pemasaran efek

 Penjatahan efek

 Pengambilan uang pembayaran pesanan efek yang tidak

memperoleh penjatahan (refund)

b. Bertanggung jawab atas pembayaran hasil penawaran umum kepada

emiten sesuai dengan kontrak

c. Menyampaikan laporan yang dipersyaratkan kepada Bapepam-LK

(sekarang ke OJK)

Dalam menjalankan penjaminan saat emisi, Underwriter membentuk

sindikasi yang terdiri dari sejumlah Underwriter yaitu:

 Lead Underwriter (Penjamin Pelaksanaan Emisi)

 Underwriters (Penjamin Emisi)


Lead Underwriter merupakan penanggung jawab pelaksana penjamin

emisi, dimana Lead Underwriter ini bertanggung jawab penuh. Lead

Underwriter yang mencari Underwriters untuk dijadikan anggota

(kelompok) dan membagi tanggung jawab dalam penjaminan emisi.

Penjaminan emisi dilakukan dengan membuat kontrak antara lead

Underwriter dengan emiten. Kontrak penjaminan antara Lead Underwriter

dengan emiten menentukan jenis penjaminan, yang mana jenis kontrak

penjaminan terdiri atas:

a. Full Commitment (Kesanggupan Penuh)

Berarti underwriter bertanggung jawab atas efek yang tidak dijual.

Disini jika terjadi efek yang tidak terjual, maka underwriter akan

membeli sisa efek yang tidak tejual tersebut

b. Best effort (Kesanggupan terbaik)

Kesanggupan terbaik berarti underwriter tidak bertanggung jawab atas

sisa efek yang tidak terjual, tetapi underwriter akan berusaha yang

sebaik-baiknya untuk menjual saham emiten.

2.6.2 Perantara Perdagangan Efek

Perantara perdagangan efek adalah seseorang yang dapat dipercaya

untuk menyampaikan harga jual dan beli saham/ obligasi yang disediakan

oleh bursa efek.

Pasal 1 angka 18 Undang-Undang Pasar Modal memberikan deenisi

sebgai berikut: “Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan

kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau kepentingan
pihak lain.” Perantara Efek berperan penting dan dominan agar pasra modal

berfungsi. Oleh karenanya PPE, sebagai salah satu pihak yang terkait dalam

melaksanakan tugasnya.

Adapun tugas dan tanggung jawab Perantara Perdagangan Efek antara

lain:

 Melaksanakan amanat jual-beli dari nasabah

 Menyelenggarakan administrasi transaksi efek

 Menyediakan data dan informasi bagi kepentingan nasabah

 Memberikan rekomendasi kepada nasabah untuk membeli atau menjual

efek berdasarkan keadaan keuangan dan maksud tujuan investasi dari

nasabah

 Mengenal Nasabah

 Menyampaikan laporan yand dipersyaratkan kepada Bapepam-LK

(sekarang OJK)

Wakil perisahaan efek yang mewakili kepentingan nasabah dan

praktik di Pasar Modal Indonesia, meliputi:

 Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE)

 Wakil Manajer Investasi (WMI)

 Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE)

 Wakil Agen Penjualan Efek Reksadana (WAPERD)

Perusahaan perantara perdagangan efek adalah perusahaan efek yang

melaksanakan semua order baik beli maupun jual dari nasabahnya dengan

mendapatkan biaya jasa perantara efek (brokerage fee) (robert Ang, 1997).
Brokerage fee ditetapkan oleh Bapepam-LK sebesar maksimal 1% dari nilai

transaksi, sedangkan minuman tidak ditentukan.

Undang-undang tentang Pasar Modal dinyatakan bahwa yang dapat

melakukan kegiatan sebagai Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara

Perdagangan Efek, Wakil Manajer Investasi dan Bapepam-LK dan bekerja

di Perusahaan Efek yang memperoleh izin dari Bapepam-LK.

Persyaratan dalam mengajukan permohonan izin ke Bapepam-LK,

antara lain:

 Lulus Ujian yang diselenggarakan oleh panitia Sertifikasi Profesi (PAP)

sesuai dengan bidang yang dimohonkan atau telah berpengalaman di

bidang Pasar Modal

 Cakap melakukan perbuatan hukum

 Tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau dihukum karena

terbukti melakukan tindak pidana di bidang keuangan

 Memiliki akhlak yang baik

 Tidak pernah dinyatakan pailit yang dapat mengganggu

kesanggupannya untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara wajar

 Melengkapi persyaratan administrasi/dokumen permohonan izin

Menurut Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep29/PM/1996

bahwa perilaku perusahaan efek yang melakukan kegiatan perantara

perdagangan efek, harus :

 Perusahaan efek wajib mendahulukan kepentingan nasabahnya sebelum

melakukan transaksi untuk kepentingannya sendiri


 Perusahaan efek dalam hal memberikan rekomendasi kepada nasabah

untuk membeli atau menjual efek wajib memperhatikan keadaan

keuangan dan maksud serta tujuan investasi dari nasabahnya

 Dalam hal Perusahaan Efek mempunyai kepentingan dalam efek yang

direkomendasikan keapada nasabahnya, Perusahaan efek wajib

memberitahukan adanya hal dimaksud kepada nasabahnya sebelum

nasabah tersebut membeli atau menjual efek yang direkomendasikan

 Perusahaann efek wajib terlebih dahulu memberitahukan kepada

nasabahnya bahwa transaksi dengan nasabah tersebut dilakukan untuk

kepentingan sendiri atau untuk kepentingan pihak terafiliasinya

 Perusahaan efek dilarang menggunakan efek dan/atau uang yang

diterima dari nasabah sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman

untuk kepentingan Perusahaan Efek tersebut tanpa persetujuan tertulis

dari nasabah yang bersangkutan

 Wakil Perantara Perdagangan Efek dilarang:

1. Transaksi untuk kepentingan Perusahaan efek dimana ia bekerja

yang tidak tercatat dalam pembukuan Perusahaan Efek tersebut

2. Transaksi atas nama nasabah tanpa atau tidak sesuai dengan

perintah nasabahnya

 Wakil Perantara Perdagangan Efek wajib memberikan keterangan

mengenai efek yang diketahuinya kepada nasabah apabila diminta oleh

nasabah yang bersangkutan

 Perusahaan dilarang memberikan:


1) Rekomendasi kepada nasabah untuk membeli, menjual atau

mempertukarkan efek tanpa memperhatikan tujuan investasi,

keadaan keuangan nasaba.

2) Jaminan atas kerugian yang diderita nasabah dalam suatu transaksi

efek

 Wakil Perusahaan efek dilarang, baik secara langsung maupun tidak

langsung menerima bagian laba dari nasabah atas suatu transaksi efek’

 Perusahaan Efek wajib membumbuhi jam, hari, dan tanggal atas semua

pesanan nasabah pada formilir pemesanan

 Perusahaan efek wajib memberikan informasi kepada nasabah sebelum

berakhirnya hari bursa setelah dilakukan transaksi

 Perusahaan efek wajib menerbitkan tanda terima setelah menerima efek

atau uang dari nasabah.

Menurut Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-548/PM/2010

tentang pengendalian Internal Perusahaan Efek yang melakuakan kegiatan

usaha sebagai Perantara Perdagangan Efek nomor 2 dinyatakan bahwa

Perantara Perdagangan Efek wajib mempunyai dan melaksanakan

6(enam)fungsi, sebagai berikut

1) Fungsi Pemasaran

2) Fungsi Manajemen Resiko

3) Fungsi pembukuan

4) Fungsi Kustodian

5) Fungsitekhnologi informasi

6) Fungsi Kepatuhan
Jika perantara perdangan efek memiliki fungsi riset, maka fungsi

tersebut wajib dipisahkan dengan fungsi-fungsi tersebut di atas. Pemisahan

fungsi tersebut harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut;

1. Pegawai yang melaksanakan masing-masing fungsi dilarang merangkap

untuk melaksanakan fungsi lainya

2. Dalam hal kegiatan usaha perantara perdaganagn efek masih tergabung

dengan kegiatan usaha perjaminan Emisi Efek dan/atau Menejer

Investasi dalam perusahan Efek yang sama ,maka;

a) prosedur opersional standar fungsi-fungsi dalam menjalankan

kegiatan sebagai penjamin Emisi Efek dan/atau manajer investasi

dimaksud wajib terpisah dari prosedur operasional standar fungsi-

fungsi perantara perdagangan Efek

b) pelaksana masing-masing fungsi manajemen risiko,fungsi

pembukuan,fungsi teknologi informasi,fungsi kepatuhan,dan/atau

fungsirise pelaksana masing-masing fungsi manajemen

risiko,fungsi pembukuan,fungsi teknologi informasi,fungsi

kepatuhan,dan/atau fungsi riset yang terdapat dalam kegiatan

perantara perdagan efek,penjamin emisi efek dan/atau manajer

investasi dapat dilaksanakan satu unit kerja yang melaksanakn

fungsi tersebut.
2.6.3 Manajer Investasi

Manajer investasi merupakan perusahaan efek yang melakukan usaha

sebagai pengumpul dan serta mengolala dana untuk investasi sesuai dengan

perjanjian dengan investor (pemodal) Djiptono Darmadji dan Hendy

Fakhruddin, 2011).

Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola

portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investaisi

kolektif untuk sekelompok nasabah,kecuali perusahaan asuaransi,dana

pensiun,dan bank yanag melakukan sendiri kegiatan usahanya ber-dasarkan

peratuaran perundang-undangan yang berlaku (Robert Ang,1997).

Adapun tugas dan tanggung jawab manajer investasi,antara lain;

1. Mengelola dana nasabah

2. Menyelenggarakan dana atminitrasi portofolio nasabah

3. Menyediakan data & informasi bagi kepentingan nasabah

4. Melaksanakan keputusan inestasi sesuai dengan kepentingan nasbah

5. Memberikan rekomendasi kepada nasabah untuk membeli/menjual

efek berdasarkan keadaan keuangan & maksud tujuan investasi dari

nasabah

6. Mengenal nasabah

7. Menghitung nilai wajar pasar dsri efek dalam portofolio reksadana &

menyampaikanya kepada bank kustodian setiap hari kerja (jika

menelole reksadana)
Menurut peraturan bapepam No V G.3 tentang pedoman percatatan

dalam rangka pengambilan keputusan oleh manajer investasi,manajer

investasi wajib memiliki alasan yang institusi dan lembaga terkait pasar

modal indonesia

Rasional dalam membuat ketusan investasi, dan keputusan investasi

tersebut harus sesuai dengan portofolio yang di kelolanya. Keputusan di

anggap rasional dalam investasi oleh manajer investasi,jika keputusan yng

di maksud sesuai dengan (Robert Ang, 1997);

1. metode investasi atau kombinasi berbagai metode investasi yang di

muat dalam buku atau berbagai artikel yang terbitkan mengenai

analisis efek dan pengelolaan portofolio

2. metode yang di ciptakan oleh manajer investasi yang di uaraikan dalam

dokum pribadi,atau

3. metode investasi atau kombinasi dari berbagai metode investasi yang

lazim digunakan oleh profesi manajer investasi atau yang diajarkan

dalam kursus-kursus resmi mengenai analisis efek dan pengelolaan

portofolio

Agar keputusan manajer investsi memenuhi kriteria kejujuran

(integritas) sebagaimana azas dalam profesi dalam pasar modal,maka semua

ketupusan dan tindakan manajer investasi harus memenuhi kepentingan

nasabah .tindakan manajer investasi dikatakan memenuhi kepentingan

nasabah,jika (Robert Ang,1997);


1. manajer telah menayakan nasabah mengenai keadaan keuangan secara

umum dan membuat catatan mengenai hal tersebut yang harus di

tandatangani oleh nasabah yang bersangkutan

2. keputusan investasi atau pelaksanaanya sesuai kebijaksaan investasi

tertulis yang telah di pahami dan di setujui oleh nasabah dan

kebijaksaan tersebut telah mengungkapkan sepenuhnya sejelas-jelasnya

mengenai sifat,metode serta pedoman percatatan dalam rangka

pengabilan oleh manajer investasi yang tersirat dalam peraturan

bapepam –LK No.G.3

Peraturan Bapepam No V.G..1. tentang perilaku yang dilarang bagi

Manajer Investasi, antara lain (tjiptono Darmadji dan Hendy Fakhruddin,

2011):

1. Memberi saran kepada nasabah dalam bentuk jasa pengelolaan investasi

atau jasa konsultasi pembelian, penjualan atau pertukaran dari efek

tanpa dasar pertimbangan rasional, yang ternyata tidak sesuai dengan

informasi lengkap yang memberikan nasabah mengenai tujuan

investasi, keadaan keuangan dan kebutuhan nasabah serta informasi lai

uang diketahui atau diperlukan Manajer Investasi

2. Memesan untuk membeli atau menjual efek untuk rekening nasabah

tanpa wewenang tertulis dari nasabah yang bersangkutan

3. Memesan untuk membeli atau menjual efek untuk rekening nasabah

atas intruksi pihak ketiga tanpa terlebih dahulu memperoleh wewenang

tertulis dari nasabah kepada pihak ketiga tersebut


4. Melakukan kebijakan sendiri dalam melaksanakan amanat beli atau jual

efek untuk nasabah tanpa terlebuh dahulu memperoleh wewenang

tertulis dari nasabah tersebut

5. Mendorong terlaksananya perdagangan atas rekening nasabah secara

berlebihan dalam jumlah atau frekuensi di pandang dari sudut sumber

keuangan, tujuan investasi dan sifat dari rekening nasabah tersebut

6. Memberi gambaran yang salah kepada nasabah ataupun calon nasabah

mengenai kualifikasi dari manajer Investasi atau memberi gambaran

yang salah mengenai sifat dari jasa yang diberikan, atau mengabaikan

untuk menyampaikan fakta material yang diperlukan agar diberikan,

atau mengabaikan untuk menyampaikan fakta material yang diperlukan

agar pernyataan yang dibuat sehubungan dengan kualifikasi Manajer

Investasi, sifat jasaa dan fakta meterial tersebut tidak menyesatkan

7. Memberikan laporan atau saran kepada nasabah yang tidak disiapkan

olehnya tanpa menyebutkan pihak yang menyiapkan atau saran tersebut

8. Meminta imbalan sangat tinggi dibandingkan dengan imbalan yang

diminta oleh Manajer Investasi lain, yang memberikan jasa yang sama

tanpa memberitahukan kepada nasabah bahwa terdapat pilihan pemberi

jasa yang lain

9. Mengabaikan untuk mengungkapkan secara tertulis kepada nasabah

sebelum nasehat diberikan mengenai benturan kepentingan dari

Manajer Investasi yang dapat mengurangi objektivitas dari nasehat

tersebut
10. Menjanjikan suatu hasil tertentu yang akan diperoleh nasabah atas jasa

pengelolaan yang diberikan atau menjanjikan suatu hasil tertentu yang

akan diperoleh nasabah apabila mengikuti nasehat yang diberikan

11. Mengungkapkan identitas, hal yang berkaitan dengan investasi nasabah

kepada pihak ketig kecuali diharuskan peraturan perundang-undangan

yang berlaku

12. Mengadakan, mengubah, memperpanjang, memperpendek, atau

memperbaharui kontrak pengelolaan investasi tanpa persetujuan tertulis

dari nasabah

2.7 LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL

Lembaga Penunjang Pasar Modal adalah lembaga/institusi yang berfungsi

di dalam kegiatan pasar Modal melalui partisipasi yang bersifat di belakang layar

(Herman Darmawi, 206). Setiap lembaga penunjang Pasar Modal harus

mendapatkan izin dari Bapepam-LK. Adapun lembaga Penunjang pasar meliputi :

2.7.1 Biro Administrasi Efek

Biro Administrasi Efek adalah Pihak yang berdasarkan kontrak

dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilik efek dan pembagian hak

yang berkaitan dengan efek. Yang dapat menyelenggarakan kegiatan

sebagai Biro Administrasi Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh

izin usaha dari Bapepam-LK. Adapun tugas dan tanggungjawab Biro

Administrasi Efek, antara lain:


 Setiap Biro Administrasi Efek wajib mengadministrasikan, menyimpan

dan memelihara catatan, pe,bukuan, data dan keterangan tertulis yang

berhubungan dengan emitan yang efeknya diadministrasikan oleh Biro

Administrasi Efek, Jasa Administrasi yang diberikan dan Manajemen

Biro Administrasi Efek

 Biro Administrasi Efek wajib menjaga sebaik-baiknya setiap efek

maupun catatan pembukuan dalam pengelolaannya dan wajib membuat

salinan dari catatan yang disimpan di tempat yang terpisah dana aman

2.7.2 Kustodian

Kustodian adalah lembaga/Institusi yang memberikan jasa penitipan

efek dan harta lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima

deviden, bunga dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili

pemegang rekening yang menjadi nasabahnya (Tandelilin Eduardus, 2001)

Kustodion memiliki kewajiban dan tanggung jawab, antara lain:

 Menyimpan efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban

lain sesuai dengan kontrak antara kustodion dan pemegang rekening

dimaksud

 Efek yang dititipkan wajib dibukukan dan dicatat secara tersendiri

 Kustodian hanya dapat mengeluarkan efek atau dana yang tercatat pada

rekening efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening atau pihak

yang diberi wewenang untuk bertindak atas namanya

 Kustodian wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang rekening

atas setiap kerugian yang timbul akibat kesalahannya


2.7.3 Wali Amanat

Wali Amanat (trustee) adalah pihak yang mewakili kepentingan

pemegang efek yang bersifat utang. Untuk menjalankan peran dan fungsi

perwalimanatan, Wali Amanat dan Emiten wajib membuat kontrak

perwalian-amanatan, sehingga Wali Amanat dapat mewakili kepentingan

pemegang efek bersifat utang (Robert Ang, 1997). Apabila Wali Amanat

lalai melakukan tugasnya sehingga menimbulkan kerugian kepada para

pemegang efek yang bersifat utang, maka para pemegang efek dapat

menuntut ganti rugi pada Wali Amanat tersebut. Wali Amanat memiliki

tugas pokok dan tanggung jawab antara lain:

 Mewakili kepentingan para pemegang efek bersifat utang baik di dalam

maupun di luar pengadilan sesuai dengan Kontrak Perwaliamanatan dan

Peraturan perundang-undangan yang berlaku

 Mengikatkan diri untuk melaksanakan tugas pokok dan tanggung

jawab, yang berlaku efektif sejak saat efek bersifat utang telah

dialokasikan kepada pemodal

 Melaksanakan tugas sebagai Wali Amanat berdasarkan Kontrak

Perwaliamanatan dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan Kontrak

Perwaliamanatan

 Memberikan semua keterangan atau informasi sehubungan dengan

pelaksanaan tugas-tugas perwaliamanatan kepada Bapepam-LK.


2.7.4 Penasihat Investasi

Penasehat Investasi adalah pihak yang memberikan nasihat kepada

pihak lain mengenai penjualan atau mengenai pembelian efek dengan

memperoleh imbalan jasa (Robert Ang, 1997). Penasehat investasi dapat

dilakukan oleh orang perseorangan dan perusahaan (Keputusan Ketua

Bapepam Nomor Kep-26/PM/1996). Sesuai dengan UU Pasar Modal, yang

dapat melakukan kegiatan sebagai Penasehat Investasi adalah Pihak yang

telah memperoleh izin usaha dari Bapepam-LK .

2.7.5 Pemeringkat Efek

Pemeringkat efek mempunyai fungsi utama untuk memberikan opini

atas suatu efek yang bersifat utang (Husnan, Suad, 2000). Opini yang

diberikan melalui berbagai analisa fundamental dan segala informasi yang

berhubungan dengan perusahaan yang menerbitkan efek yang bersangkutan

(Robert Ang, 1997). Pemeringkat ini dilakukan untuk memberikan

informasi kepada investor guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam

mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya.

Manfaat rating agencies (Pemeringkat) dapat di tinjau sisi emiten dan

sisi investor. Bagi emiten, pemeringkat memberi manfaat antara lain:

 Mengetahui posisi perusahaan

 Menentukan Struktur hutang

 Menurunkan biaya perolehan

 Menggantikan adanya jaminan

 Sebagai alat promosi


Sedangkan bagi investor, rating (peringkat) dapat memberikan

manfaat, antara lain:

 Memperoleh informasi atas resiko investasi

 Penghematan biaya ketika melakukan analisis sendiri dengan

mendapatkan informasi secara langsung

 Sebagai referensi untuk menentukan tingkat kembalian (rete of return)

suatu investasi

 Memberikan perspektif pilihan investasi yang lebih beragam sesuai

dengan resiko

 Meningkatkan likuiditas portofolio investasi

2.8 PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

Menurut Undang-undang No 8 Tahun 1995 Tentan Pasar Modal dan

peraturan pelaksanaan bahwa sebagai salah satu pelaku pasar modal, Profesi

Penunjang Pasar Modal wajib taat pada kode etik dan standart profesi yang

ditetapkan oleh asosiasi profesi masing-masing sepanjang tidak bertentangan

dengan Undang-undang dan atau peraturan pelaksanaannya. Dalam melakukan

kegiatan usaha di bidang Pasar Modal, Profesi penunjang Pasar Modal wajib

memberikan pendapat atau penilaian yang independen.

Tanggung jawab profesi Penunjang Pasar Modal adalah membantu emiten

dalam proses go-publik dan memenuhi persyaratan mengenai keterbukaan yang

sifatnya terus-menerus. Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Profesi

Penunjang Pasar Modal perlu memiliki pengetahuan yang memadai mengenai

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan


pelaksanaannya serta ikut bertanggung jawab terhadap kepatuhan atau ketaatan

emiten yang merupakan nasabahnya dalam memenuhi ketentuan Pasar Modal

yang berlaku, dan secara aktif memberikan nasehat kepada nasabahnya untuk

memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada.

Berkaitan penggunaan sifak profesional oleh profesi Penunjang Pasar

Modal, maka hendaknya menggunakan keahliannya dalam membantu

mempersiapkan emiten dalam merumuskan prospektus dan laporan tahunan, tidak

hanya mengungkapkan semua informasi material tetapi juga mengungkapkan

secara jelas, sehingga dimengerti oleh masyarakat. Penekanan mengenai

keterbukaan harus diberikan pada hal-hal yang sangat relevan dan menjadi

perhatian para analis efek dan pemodal.

2.8.1 Akuntan Publik

Perkembangan Pasar Modal, yang berati banyak perusahaan yang

memanfaatkannya lewat go publik dalam rangka mencari sumber dana

perusahaan untuk pengembangan usaha, sehingga diversifikasi modal

menjadi luas maka membutuhkan laporan keuangan yang valid dan wajar

bebas salah saji material.

Para pemegang saham berkepentingan memperolah informasi yang

valid dan relevan tersebut. Dari sini, peran Akuntan Publik sebagai pihak

eksternal yang akan menilai kewajaran informasi yang disampaikan atau

diterbitkan perusahaan menjadi sangat penting.

Akuntan yang dapat memberikan pemeriksaan laporan keuangan dan

jasa non-atestasi lain pada perusahaan publik (go publik di Pasar Modal)
adalah Akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan dan

terdaftar di Bapepam-LK (sekarang Otoritas Jasa Keuangan).

Peran profesi Akuntan dalam Pasar Modal adalah membantu

perkembangan Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Pemeriksaan

Akuntan Publik, mendorong kepatuhan Akuntan dalam menerapkan standar

tersebut. Bentuk peran tersebut seperti pengembangan Standar Akuntansi

Keuangan yang berkaitan dengan instrumen-instrumen Pasar Modal, seperti

efek derivatif, standar pemeriksaan industri efek, dan lain sebagainya.

Dengan demikian diharapkan akuntan akan selalu dapat mengikuti

perkembangan industri keuangan yang tumbuh dengan pesat dan semakin

kompleks.

Dalam proses emisi olehh emiten, Akuntan Publik bertanggungjawab

untuk membantu penyusunan prospektus, laporan tahunan, yang mencakup

laporan keuangan yang diaudit yang disajikan secara jelas, mudah

dimengerti, dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh

Bapepam-LK (sekarang Otoritas Jasa Keuangan). Akuntan juga dapat

membantu emiten dalam mematuhi persyaratan mengenai keterbuakaan,

dengan mengungkapkan informasi dan fakta material yang relavan kepada

masyarakat.

Dalam rangka membantu emisi serta menjaga profesional dalam

pemberian jasa terhadap klien yang bersinggungan Pasar Modal, Akuntan

Publik berkewajiban dan bertanggungjawab:

 Wajib memiliki keahlian di bidang Pasar Modal, dan persyaratan

keahlian profesi Akuntan


 Sanggup melakukan pemeriksaan sesuai dengan Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) dan Kode Etik Profesi, serta senantiasa

bersikap independen.

Akuntan yang bermaksud terdaftar di Bapepam-LK (sekarang OJK)

dan dapat melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal harus memenuhi

persyaratan sebagaimana diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK No.

Kep-41/BL/2008, antara lain:

1. Mempunyai izin sebagai Akuntan Publik dari Menteri Keuangan

2. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau dihukum karena

terbukti melakukan tindak pidana di bidang keuangan

3. Memiliki akhlak dan moral yang baik

4. Wajib menaati kode etik yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI) sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan di bidang Pasar Modal

5. Wajib menaati standar profesi yang ditetapkan oleh Institut Akuntan

Publik Indonesia (IAPI) sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan di bidang Pasar Modal

6. Wajib menerapkan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan praktek akuntansi yang lazim

berlaku di Pasar Modal

7. Wajib bersikap independen, objektif, dan profesional dalam melakukan

kegiatan di Pasar Modal

8. Telah menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)


9. Tidak bekerja rangkap dalam jabatan apapun pada Kantor Akuntan lain

dan/atau pada Pihak yang memperoleh izin, persetujuan, dan

pendaftaran dari Bapepam dan LK (sekarang OJK), serta pihak yang

mengajukan Pernyataan Pendaftaran atau yang Pernyataan

Pendaftarannya telah menjad efektif, kecuali:

a) Komisaris Bursa Efek

b) Dosen pada perguruan tinggi yang tidak menduduki jabatan

sebagai pimpinan, pengurus, atau jabatan yang setara di perguruan

tinggi.

10. Wajib memiliki keahlian di bidang Pasar Modal

11. Wajib mengikuti pendidikan profesi lanjutan di bidang akuntansi Pasar

Modal

12. Berkedudukan sebagai rekan pada Kantor Akuntan Publik yang

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) Memiliki izin usaha dari Menteri Keuangan

b) Menerapkan paling tidak 2 jenjang pengendalian dalam melakukan

pemeriksaan

c) Memiliki dan menaati pedoman pengendalian mutu yang

merupakan standar yang berlaku pada Kantor Akuntan Publik yang

bersangkutan.

d) Telah menjadi anggota Forum Akuntan Pasar Modal – Institut

Akuntan Publik Indonesia (FAPM-IAPI)


e) Sanggup menjalani interview yang dilakukan oleh OJK terhadap

pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan dan pengendalian mutu pada

Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan

f) Bagi kantor Akuntan Publik yang hanya memiliki satu orang rekan

yang terdaftar di OJK, untuk dapat melaksanakan kegiatan di Pasar

Modal wajib membuat surat perjanjian kerja sama dengan Kantor

Akuntan Publik lain tentang pengalihan tanggung jawab apabila

Akuntan yang bersangkutan berhalangan untuk melaksanakan

tugasnya, dengan ketentuan bahwa Kantor Akuntan Publik lain

tersebut mempunyai rekan yang sudah terdaftar di OJK.

2.8.2 Konsultan Hukum

Perusahaan go publik yang modalnya terdiversifikasi secara luas di

masyarakat sering muncul persoalan-persoalan hukum. Persoalan hukum

tersebut bersinggungan dengan jaminan keamanan investasi para investor,

aset, hutang, modal, sistem, dan produk baru Pasar Modal. Untuk itu,

membutuhkan konsultan hukum yang memberikan advice dan pertimbangan

tentang berbagai hal terkait dengan kepastian hukum. Konsultan hukum

dalah ahli hukum yang memberikan pendapat hukum kepada pihak lain dan

terdaftar di OJK.

Aspek hukum yang perlu dikembangkan antara lain mengenai standar

kontrak antara Perantara Pedagang Efek dan nasabahnya, dan kontrak

pelayanan jasa kustodian. Kewajiban dan tanggungjawab konsultan hukum,

antara lain:
1. Wajib memiliki keahlian di bidang Pasar Modal, dan persyaratan

keahlian dapat dipenuhi melalui program latihan yang diakui OJK

2. Sanggup melakukan pemeriksaan sesuai dengan Standar Pemeriksaan

Hukum dan Standar Pendapat Hukum, Kode Etik Profesi, serta

senantiasa bersikap independen

2.8.3 Penilai

Jasa penilai mempunyai peran penting dalam penentuan nilai wajar

atas suatu aktiva, baik ketika emisi, akuisi dan keterjadian lain. Jasa penilai

adalah pihak yang memberikan penilaian atas aset perusahaan dan terdaftar

di Otoritas Jasa Keuangan.

Kewajiban dan tanggung jawab penilai antara lain: sanggup

melakukan pemeriksaan sesuar dengan Standar Penilaian Indonesia dan

Kode Etik Profesi serta senantiasa bersikap independen.

2.8.4 Notaris

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik

dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Notaris memiliki kewajiban dan

tanggung jawab, antara lain:

a. Membuat Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham

b. Membuat Akta Perubahan Anggaran Dasar

c. Menyiapkan perjanjian-perjanjian

d. Melakukan tugas sesuai dengan Kode Etik Profesi dan bersikap

independen.
2.9 EMITEN DAN PERUSAHAAN PUBLIK

Emiten adalah pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu kegiatan

penawaran efek yang dilakukan untuk menjual efek kepada masyarakat

berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang dan peraturan

pelaksanaannya (mencatatkan sahamnya di Bursa Efek). Emiten melakukan emisi

dengan maksud untuk mencari sumber dana guna pembiayaan pengembangan

usaha. Pasar Modal memberikan peluang dan ruang diversifikasi emiten dalam

mencari sumber dana dengan resiko rendah.

Menurut UU No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan bahwa

Perusahaan Publik adalah perusahaan perseroan yang sahamnya telah dimiliki

sekurang-kurangnya oleh 300 pemegang saham dan memiliki modal disetor

sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) yang ditetapkan

dengan Peraturan Pemerintah.

2.10 PENAWARAN UMUM

Penawaran Umum merupakan tahapan perusahaan menjual saham untuk

publik. Penawaran Umum adalah suatu kegiatan penawaran efek yang dilakukan

emiten untuk menjual efek kepada investor / masyarakat berdasarkan tata cara

yang diatur dalam UU dan peraturan pelaksanaannya.

2.11 REKSADANA

Undang-Undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995 mendefisikan Reksadana

sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalm portofolio efek oleh Manajer


Investasi. Reksadana yang berbentuk perseroan dapat bersifat terbuka atau

tertutup. Reksadana yang berbentuk kontrak investasi kolektif hanya dapat

dikelola oleh Manajer Investasi berdasarkan kontrak.

2.12 PEMODAL

Pihak yang melakukan investasi melalui Pasar Modal, baik perseorangan

maupun institusi. Investor instutusi terdiri dari perusahaan yang bergerak di

bidang jasa keuangan maupun jasa lainnya seperti asuransi, dana pensiun,

koperasi, dan badan hukum lainnya. Baik pemodal perseorangan maupun institusi

tersebut dapat berasal dari warga negara Indonesia (WNI) atan badan hukum

Indonesia maupun warga negara asing (WNA) dan badan hukum asing.

2.13 INSTRUMEN PASAR MODAL

1. Saham

Surat berharga yang menunjukkan kepemilikan Investor.

2. Obligasi

Surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi tersebut

memperoleh pinjaman dana dari pembeli obligasi dan memiliki kewajiban

untuk membayar kupon bunga secara berkala atas obligasi tersebut serta

kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada

pihak pembeli obligasi.


3. Reksadana

Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer

Investasi.

4. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)

Efek yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru

dengan harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

5. Waran

Efek yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru

dengan harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Struktur Pasar Modal Indonesia diatur dalam UU NO. 8/1995 tentang

Pasar Modal Indonesia, selanjutnya diubah dengan UU No. 21 Tahun 2011

Tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK adalah lembaga negara yang

berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi

terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Bursa Efek adalah

pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sarana untuk mempertemukan

penawaran jual dan beli efek pihak lain. Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah

pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan transaksi. Untuk

menjamin penyimpanan dan penyelesaikan efek yang ditransaksikan, maka

dibentuk Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Perusahaan efek dapat

melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek, penjamin Emisi

Efek, atau Menejer Investasi. Lembaga Penunjang Pasar Modal adalah lembaga

yang berfungsi di dalam kegiatan pasar modal melalui partisipasi yang bersifat di

belakang layar. Dalam melakukan kegiatan usaha di bidang Pasar Modal, Profesi

penunjang Pasar Modal wajib memberikan pendapat atau penilaian yang

independen. Emiten adalah pihak yang melakukan Penawaran Umum. Perusahaan

Publik adalah perusahaan perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-

kurangnya oleh 300 pemegang saham. Penawaran Umum merupakan tahapan

perusahaan menjual saham untuk publik. Reksadana sebagai wadah yang


dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk

selanjutnya diinvestasikan dalm portofolio efek oleh Manajer Investasi. Pihak

yang melakukan investasi melalui Pasar Modal, baik perseorangan maupun

institusi. Instrumen Pasar Modal meliputi saham, obligasi, reksadana, HMETD,

dan waran.

3.2 SARAN

Dalam makalah ini kami menyajikan dan menjelaskan materi yang berisi

tentang Institusi dan Lembaga Terkait Pasar Modal Indonesia yang di dapat dari

beberapa referensi. Saran kami sebagai penulis, pasar modal ini sangat bagus bila

diterapkan atau dijalankan didalam kehidupan sehari-hari. Telah dijelaskan

informasi mengenai institusi dan lembaga pasar modal yang dapat kita jadikan

pengetahuan dasar untuk berkegiatan di pasar modal. Tidak hanya pemerintah dan

kalangan atas saja yang dapat melakukan ini, sebagai masyarakat biasa juga dapat

melakukan ini karena pada saat ini sudah banyak perusahaan yang menjual saham

di pasar terbuka. Jadi aktif dipasar modal juga dapat memperlancar kegiatan

perekonomian di Indonesia.

You might also like