You are on page 1of 2

asuhan keperawatan kejang demam pada An.

M di ruang sekarjagad RSUD


Bendan kota Pekalongan
Oleh : TAUFIK, bu Emi nurlaela, bu Nuniek Nizmah Fajriyah

Kata Kunci :simbah

BAB IrnPENDAHULUANrnrnA. Latar belakangrn Kejang demam merupakan hal yang


menakutkan bagi keluarga dan orang tua, sering berpikir bahwa anaknya sedang sekarat. Oleh
karena itu banyak orang tua yang menghubungi nomor darurat dan tergopoh - gopoh membawa
anaknya ke Rumah Sakit terdekat. Empat persen anak usia pra sekolah pernah mengalami
kejang, selama ini yang paling sering ditemui adalah kejang demam (Meadow & Newell 2005,
h. 133)rn Kejang demam merupakan gangguan transien pada anak-anak yang terjadi bersamaan
dengan demam. Keadaan ini merupakan gangguan neurologi yang paling sering dijumpai pada
masa anak-anak dan menyerang sekitar 4% anak. Kebanyakan seranngan kejang demam terjadi
setelah usia enam bulan dan biasanya sebelum usia tiga tahun dengan frekuensi peningkatan
frekuensi serangan pada anak – anak yang berusia 18 bulan. Kejang demam jarang terjadi
setelah usia lima tahun. Anak laki – laki lebih sering menderita kejang demam dengan
insidensi sekitar dua kali lipat lebih sering dibanding anak perempuan, dan terdapat
kemungkinan kerentanan dalam keluarga yang menunjukkan kemungkinan adanya faktor
presdiposisi genetik. Sebagian besar kejang demam adalah generalisata dan berlangsung kurang
dari dua menit (Wong 2008, h. 556 ).rn Hasil penelitian terhadap 431 pasien dengan demam
sederhana tidak terdapat kelainan pada IQ, tetapi pada pasien kejang demam yang sebelumnya
telah terdapat gangguan perkembangan atau kelainan neurologi akan didapat IQ yang lebih
rendah dibandingkan dengan saudaranya. Jika kejang diikuti dengan kejang tanpa demam,
retardasi mental akan terjadi lima kali lebih besar (Ngastiyah 2005, h. 167).rn Akhir – akhir
ini, kejang demam dikelasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu kejang demam yang
berlangsung kurang dari 15 menit dan kejang demam kompleks yang berlangsung lebih dari 15
menit (lebih dari satu kali kejang dalam 24 jam). Kejadian kejang demam diperkirakan 2 –
4% di Amerika Srikat, Amerika Selatan, dan eropa barat. Di Asia dilaporkan lebih tinggi kira
– kira 20% kasus merupakan kejang demam timbul pada tahun kedua kehidupan (17 – 23)
bulan (Mansjoer 2000, h.434).rn Kejang demam dilaporkan di Indonesia mencapai 2 – 4%
dari tahun 2005 – 2006.Sedangkan propinsi Jawa Tengah mencapai 2 – 3% dari tahun 2005
– 2006. Di rumah sakit Roemani Semarang untuk kasus kejang demam mencapai 2% pada
tahun 2004 – 2006, kejadian ini lebih sering pada laki –laki (Diklat RS Roemani Semarang)
& (Unimus).rn Berdasarkan data kasus penyakit pada tahun 2010 – 2011 yang diambil di
RSUD Bendan menunjukkan ada beberapa penyakit yang angka kejadiannya tinggi. Dari
beberapa penyakit tersebut penulis mengelompokkan menjadi lima besar kelompok penyakit
yang angka kejadiannya tinggi. Urutan dari lima penyakit itu adalah diare, demam dengan sebab
tidak diketahui, thypoid, demam rnrnrnberdarah dengue dan kejang demam. Masing – masing
jumlah dari penyakit tersebut adalah diare 615, demam dengan sebab tidak diketahui 601,
thypoid 450, demam berdarah dengue 341 dan kejang demam 235. Penulis juga
memprosentasekan jumlah angka kematian dari jumlah angka kejadian penyakit yang ada
adalah sebagai berikut: diare 1,17%, demam dengan sebab tidak diketahui 2,27 %, thypoid 0,66
%, demam berdarah dengue 0,58 % dan kejang demam 8,88 %. rn Dilihat dari angka kejadian
penyakit kejang demam merupakan angka kejadian terendah dari kelima penyakit. Akan tetapi,
dilihat dari prosentase angka kematian pasien yang dirawat di RSUD Bendan, kejang demam
merupakan prtosentase tertinggi. Dan dilihat dari kategori umur pasien yang mengalami kejang
demam mulai umur 0 – 4 tahun, tetapi kejadian kejang demam tertinggi adalah umur 1 – 4
tahun. Pasien dengan usia balita membutuhkan perawatan dan penanganan yang lebih karena
masih lemahnya daya tahan tubuh serta belum bisa berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu,
penulis mengangankat kejang demam sebagai judul karya tulis ilmiah ini dan mendorong untuk
melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan kejang demam di Ruang sekar Jagat RSUD
Bendan pada tanggal 13 – 15 Febuari 2012.rnrnB. TUJUANrn1. Tujuan UmumrnTujuan
umum dari karya tulis ini adalah untuk menerapkan asuhan keperawatan kejang demam.rn2.
Tujuan KhususrnTujuan khusus dari karya tulis ini adalah :rna. Menerapkan ilmu tentang
pengumpulan data baik melalui anamnesa dan pemeriksaan yang dibutuhkan untuk menilai
keadaan klien secara menyeluruh.rnb. Menginterprestasikan data dengan tepat untuk
mengidentifikasi masalah atau diagnosa keperawatan.rnc. Mengidentifikasi masalah atau
diagnosa keperawatan potensial atau yang mungkin timbul untuk mengantisipasi
penanganannya. rnd. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.rne. Memberikan asuhan
keperawatan dengan memperhatikan efisiensi dan keamanan tindakan.rnf. Mengevaluasi
keefektifan asuhan yang telah diberikan.rnrnC. MANFAATrnAdapun manfaat penulisan karya
tulis ilmiah ini adalah :rn1. Bagi Mahasiswa rna. Untuk meningkatkan dan menambah
pengetahuan tentang asuhan keperawatan kejang demam.rnb. Untuk menambah keterampilan
mahasiswa dalam menerapkan manejemen keperawatan kejang demam.rn2. Bagi Institusi
PendidikanrnSebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa Diploma III
keperawatan khususnya yang berkaitan dengan kejang demam.rn
Properti Nilai Properti
Organisasi STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email stikespkj@yahoo.co.id
Alamat Jl. Raya Ambokembang No. 8 Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 785179
Fax (0285) 785555
Tahun 2012
Kota Pekalongan
Daerah Jawa Tengah
Negara Indonesia
Lampiran  asuhan keperawatan kejang demam pada An. M di ruang
sekarjagad RSUD Bendan kota Pekalongan

You might also like